Penempatan Anggota HMI di Struktur-struktur Organisasi Mahasiswa.

4.2. Penempatan Anggota HMI di Struktur-struktur Organisasi Mahasiswa.

Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU dalam membangun gerakan di kampus, juga harus memperhatikan struktur-struktur organisasi mahasiswa di kampus. Perhatian akan ditujukan kepada organisasi intra secara khusus yang dapat dilihat dari usaha-usaha yang dilakukan komisariat dalam hal menjalin hubungan bersama dengan organisasi intra tersebut. Hal tersebut dikarenakan organisasi ini mempunyai kedudukan yang strategis di kampus. Kedudukan yang strategis dari organisasi intra dapat dilihat dari wewenang yang dimiliki dari organisasi. Wewenang yang dimiliki organisasi intra seperti mempunyai hubungan langsung dengan kampus. Hubungan komisariat dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, jika anggota-angota dari komisariat mempunyai kedudukan yang strategis di organisasi tersebut. Posisi yang sangat strategis adalah posisi-posisi pimpinan organisasi. Oleh karena itu, komisariat akan berusaha untuk menempatkan beberapa anggota komisariat di dalam struktur organisasi intra. Usaha untuk menempatkan anggotanya merupakan usaha komisariat dalam mengontrol perjalanan organisasi intra. Penempatan anggota tersebut biasanya pada posisi- posisi pimpinan di organisasi intra. Pimpinan organisasi intra yang dimaksud seperti gubernur fakultas, ketua-ketua himpunan mahasiswa departemen, dan presiden mahasiswa sekalipun. Usaha untuk mendapatkan posisi pimpinan di organisasi selalu diutamakan, namun jika gagal pengusahaan pengontrolan melalui sub-sub posisi lain. Oleh karena itu, merebut pimpinan dari organisasi intra akan membantu komisariat dalam menjalankan perannya di kampus. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pengontrolan terhadap organisasi intra merupakan agenda komisariat untuk membangun gerakan, sesuai dengan pandangan ideal dari komisariat. Pandangan ideal yang dimaksud yaitu organisasi intra merupakan perwakilan mahasiswa, maka organisasi intra harus dapat mewakilkan aspirasi mahasiswa dan kebijakan-kebijakan dari organisasi intra harus dapat berpihak terhadap mahasiswa. Oleh sebab itu, organisasi intra dapat menjadi alat perjuangan komisariat dalam hal membangun gerakan mahasiswa. Menjadikan organisasi intra sebagai alat perjuangan akan sangat membantu aktifitas gerakan komisariat. Hal ini dikarenakan basis dari organisasi intra meliputi setiap mahasiswa yang terdapat di kampus, dan organisasi ini memiliki kewenangan untuk berhubungan langsung dengan pihak kampus. Komisariat sangat yakin bahwa hanya anggota-anggotanya yang mampu mengawal organisasi intra supaya berjalan sesuai dengan fungsi organisasi mahasiswa. Pandangan tersebut karena adanya anggapan bahwa anggota komisariat sudah teruji, dalam artian sudah melewati proses yang panjang di dunia organisasi mahasiswa. Beberapa manfaat langsung yang didapat komisariat dalam penempatan anggota-anggotanya yaitu terbukanya ruang akses informasi kampus, dapat meluaskan mobilisasi massa, dapat mempengaruhi kebijakan kampus melalui lobi yang dilakukan organisasi intra, dan organisai intra dapat mengadakan kegiatan-kegiatan mahasiswa yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terdapat di komisariat. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ferdiansyah Putra, salah satu Gubernur FISIP USU yang berasal dari penempatan angggota komisariat bahwa: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA „‟Kami sebagai kader yang ditempatkan berjalan sesuai dengan kontrol dari pengurusan komisariat. Peran dan fungsi anggota- anggota seperti saya adalah mengejawantahkan nilai-nilai yang terdapat di komisariat. Jika dalam menjalankan fungsi kami yang ditempatkan berjalan tidak sesuai dengan apa yang dikendaki komisariat, maka komisariat melalui kepengurusan dapat memanggil kami dan melakukan evaluasi. Kami dapat dipanggil secara keanggotaan HMI. Menurut saya itu layak karena tujuannya adalah demi kebaikan‟‟. Wawancara Tanggal 14 Februari 2012 Aktifitas yang demikian merupakan aktifitas politik komisariat di kampus. Hal ini bersesuaian dengan usaha komisariat untuk mempengaruhi berjalannya organisasi intra. Pengaruh tersebut ditunjukkan sesuai dengan pandangan ideal yang terdapat di komisariat. Sebagaimana yang dinyatakan MG. Smith 1986:34-35 bahwa: „‟kehidupan politik merupakan sebuah aspek dalam kehidupan sosial. Sebuah sistem politik hanyalah sebuah tindakan politik. Tindakan sosial itu adalah tindakan politik manakala ia hendak mempengaruhi keputusan-keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, yakni kebijakan umum itu. Isi dari keputusan tersebut berbeda dengan konteks kulturalnya, serta unit-unit sosial dimana ia diungkapkan , tetapi prosesnya sendiri mencapai puncaknya di dalam kerangka kompetisi antara individu dengan individu, dan kelompok dengan kelompok. Semua unit sosial yang berurusan dengan kompetisi atas dasar fakta ini memiliki karakter politiknya ‟‟. .

4.3 . Membangun Wacana Pada Tingkatan Mahasiswa di Kampus.