BAB IV STRATEGI DAN AKSI HMI KOMISARIAT FISIP USU
4.1. Penanaman Nilai HMI Komisariat FISIP USU Bagi Anggota.
Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU merupakan organisasi gerakan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tindakan komisariat. Untuk menjalani
aktifitas gerakan yang ingin dicapai komisariat, maka penting bagi komisariat untuk menyebarluaskan secara khusus nilai-nilai komisariat yang berkaitan
dengan prinsip organisasi. Menurut Koentjaraninggrat 1974, nilai merupakan konsepsi-konsepsi yang ada dalam pikiran masyarakat dan organisasi mengenai
hal-hal yang berarti dalam hidup. Dalam hal ini, nilai yang akan disebarkan komisariat adalah konsepsi-konsepsi yang ideal bagi komisariat. Konsep-konsep
hidup yang ideal bagi komisariat adalah hidup yang berarti bagi kehidupan dan sekitarnya dengan prinsip kebenaran menjadi tolak ukur. Selanjutnya
Koentjaraningrat 1974-32 juga mengatakan: „‟Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang
hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam
hidup. Karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem-sistem
tata kelakuan manusia lain yang tingkatannya lebih konkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga
berpedoman kepada sistem nilai budaya itu‟‟ Setelah nilai tersebarkan, nilai tersebut akan menjadi aturan kepada setiap
anggota saat bertindak. Cara-cara anggota dalam menyikapi hidup, akan mencerminkan watak dari komisariat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penyebarluasan nilai ditujukan kepada anggota-anggota komisariat dan kepada para calon-calon anggota. Tujuan dari penyebarluasan nilai adalah sebagai
dasar pengetahuan untuk anggota berperilaku. Nilai komisariat dianggap penting untuk disebarluaskan, karena nilai tersebut nantinya akan menjadi prinsip anggota
bergerak. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Amin Moeltazam Lubis yang juga merupakan Ketua Umum HMI Komisariat FISIP USU saat ini bahwa:
„‟Nilai-nilai yang terdapat di HMI Komisariat FISIP USU, merupakan konsepsi-konsepsi ideal mengenai kehidupan. Nilai ini,
penting untuk disebarluaskan kepada para calon anggota dan anggota komisariat. Hal tersebut karena, nilai yang dimaksud dapat
menjadi penentu dalam perilaku setiap anggota komisariat dalam bertindak. Nilai-nilai yang disebarluaskan di komisariat secara
umum seperti nilai-nilai kekeluargaan, nilai tanggung jawab, nilai kerakyatan yang didalamnya mencakup nilai anti kemapanan, nilai
perjuangan dan serta nilai peduli terhadap kebenaran
‟‟. Wawancara Tanggal 10 Februari 2012
Oleh karena pengurus komisariat adalah sebagai elemen yang paling bertanggung jawab penuh secara organisatoris, maka persoalan penyebarluasan nilai
merupakan tanggung jawab pengurus. Penyebarluasan nilai terhadap para calon anggota dan anggota merupakan
agenda awal pengurus komisariat. Oleh karena itu, setiap kepengurusan saling berkoordinasi antara setiap bidang di kepengurusan untuk dapat bergerak dengan
efektif untuk mencapai tujuan dari organisasi baik tujuan jangka panjang, maupun tujuan jangka pendek. Sesuai dengan pernyataan Robbins 2001:4, tujuan
organisasi akan tercapai jika satuan unit sosial terdiri dari 2 atau lebih yang terdapat di organisasi dapat dikoordinasikan dengan sadar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nilai-nilai yang terdapat di HMI Komisariat FISIP USU akan dikenalkan pada setiap mahasiswa baru. Nilai yang akan dikenalkan adalah nilai-nilai
kekeluargaan, nilai tanggung jawab, nilai-nilai kerakyatan seperti; nilai-nilai anti kemapanan, nilai pro terhadap rakyat, nilai keberanian, nilai anti penindasan.
Secara khusus, mahasiswa baru yang muslim akan menjadi sorotan bagi pengurus komisariat. Saat mahasiswa baru mulai aktif kuliah di kampus, pada waktu itulah
pengurus komisariat akan melakukan interaksi. Proses interaksi yang dilakukan pengurus adalah dengan cara mendekati
setiap mahasiswa baru yang ditemui. Pertemuan dimulai dari penawaran untuk saling berkenalan dan sampai menjadi teman akrab untuk saling berbagi. Ruang-
ruang pertemuan dimulai dari lingkungan kampus, sampai di luar lingkungan kampus. Pertemuan di luar lingkungan kampus ini dapat terjadi dengan cara
pengurus mengajak mahasiswa yang dimaksud untuk berjumpa di luar, atau pengurus mencoba menyinggahi tempat tinggal mahasiswa tersebut.
Kedekatan pengurus dengan mahasiswa, melalui interaksi yang dilakukan secara berkelangsungan akan mempengaruhi pola pikir dan pola berperilaku
mahasiswa yang bersangkutan. Sesuai dengan yang dikatakan oleh H Bonner dalam Santoso, 1999:15 bahwa dalam interaksi sosial, kelakuan individu yang
satu akan mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya
. Interaksi yang dimaksud adalah hubungan antara dua atau
lebih individu manusia. Perubahan yang diinginkan pengurus dari mahasiswa yang didekati adalah
perubahan cara berpikir dan perubahan dalam berperilaku. Perubahan cara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berpikir yang dimaksud yakni mahasiswa yang awalnya di kampus hanya bertujuan untuk mendapatkan nilai dari dosen, menamatkan kuliah, dan meraih
kerja yang layak berubah menjadi mahasiswa yang memiliki tanggung jawab sosial. Perubahan juga dapat dilihat dari mahasiswa yang awalnya hanya
beranggapan proses belajar hanya di ruang-ruang kuliah, berubah menjadi sebaliknya dengan menganggap di mana saja dapat belajar. Perubahan-perubahan
pola pikir tersebut telah mempengaruhi perilaku mahasiswa yang berinteraksi secara berkelanjutan dengan pengurus. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Kurt Lewin dalam Santoso, 1999:5 bahwa tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok-kelompok dimana individu tersebut menjadi
anggotanya. Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan individu.
Jika perubahan pada mahasiswa yang didekati sesuai dengan yang diinginkan pengurus komisariat, maka hal tersebut sangat mendukung gerakan
yang ingin dicapai komisariat. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Amin
Moetazam Lubis yang juga merupakan Ketua Umum HMI pada periode 2011- 2012:
„‟Jika nilai-nilai yang terdapat di komisariat dapat terkondisikan dengan baik sesuai dengan keinginan komisariat, maka nilai-nilai
itu akan aktif dalam berlangsungnya aktifitas komisariat sebagai organisasi gerakan mahasiswa. Reaksi-reaksi dari komisariat akan
terimplementasikan dalam kehidupan sosial, saat komisariat merespon situasi. Maka sangat penting bagi pengurus komisariat
untuk menstranfer nilai-nilai yang terdapat di komisariat. maju atau mundurnya gerakan komisariat dapat dilihat dari nilai yang
berge
rak didalam komisariat tersebut‟‟. Wawancara Tanggal 10 Februari 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki nilai-nilai yang dianggap ideal, maka komisariat akan bergerak merespon pada setiap situasi yang bertentangan
dengan nilai-nilai komisariat. Sebagaimana dikatakan Harapan Basril 2000:3- 4 bahwa:
„‟Gerakan mahasiswa merupakan seperangkat kegiatan mahasiswa yang bergerak menentang dan mempersoalkan realitas objektif
yang dianggap bertentangan dengan realitas subyektif mereka. Acapkali gerakan mahasiswa dimulai dari tuntutan-tuntutan
menentang kebijakan pendidikan, terutama otoritas perguruan tinggi, kemudian bergerak menuju kebijakan nasional, kemudian
kekuasaan pemerintah yang sedang berlangsung
‟‟
Foto 06. Amin Moeltazam, Ketua Umum HMI Komisariat FISIP USU Periode
2011-2012, Saat Berorasi Dalam Satu Aksi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2. Penempatan Anggota HMI di Struktur-struktur Organisasi Mahasiswa.