dalam bangun pagi atau aktivitas di pagi hari. Berikut kutipan wawancara tidak terstruktur dengan ketiga subjek:
Jordy:
“Ya kalau untuk hambatan kalau misalnya ke kampus atau ada mata kuliah yang di pagi hari karena saya tidur
mungkin terlalu sering larut malam, jadi tekadang saya sering terlambat untuk datang ke kampus atau bahkan
bisa saja saya malah tidak masuk kampus atau titip absen ke teman.
” JD-1-b
Albi:
“Kalau itu, jika kuliah pagi saya itu kadang-kadang bangun kesiangan dan akhirnya terlambat masuk kuliah
.” AB-1-b
Daniel :
“Eee sebenernya banyak ya mas ya, tapi kalo misalnya yang paling intinya karenakan saya juga masih
mahasiswa, jadinya satu masalah banget yang, ya bagi saya itu masalah berat banget itu contohnya itu ya kalo
kuliah pagi itu mas, itu sumpah ya males banget mas, jadinya saya mulai tidur aja tu ya namanyakan ya jujur ya
mas ya saya tu sering dugem, ya jadinya ketika saya pulang aja udah jam empat 04.00 nyampe kos, terus
tidur aja sekitar jam enam 06.00 ya buat kuliah misalnya jam delapan 08.00 pagi itu tu udah nggak bisa bangun
mas, posisinya juga nggak sadar atau gimanakan, jadinya baru bangun jam duabelas 12.00 jam satu 13.00 gitu
mas dan kadang-kadang bangunnya sore gitu lho mas. Ya masalah utamanya cuman satu mas, ya nggak bisa kuliah
pagi ya jadinya absen mulu gitu lho mas, gitu doang sih mas kalau masalah intinya.
” DN-1-b Berdasarkan pernyataan dari ketiga subjek di atas bahwa mereka
memiliki masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur. “Terlalu sering mengurangi tidur atau waktu tidur yang tidak stabil dan tidak ada
jadwal rutin yang ditentukan untuk tidur ” Rafknowlodge, 2004.
2. Temperatur
Dalam satu kali rotasi bumi berputar pada porosnya selama 24 jam, tubuh manusia mengalami fluktuasi berupa temperatur, kemampuan untuk
bangun, aktivitas lambung, denyut jantung, tekanan darah dan kadar hormon, dikenal sebagai irama sirkadian. Selama tubuh manusia sedang
mengalami fluktuasi pada temperatur, suhu tubuh tersebut mempengaruhi kinerja aktivitas yang sedang dilakukan manusia.‘Umumnya semua fungsi
tubuh meningkat pada waktu pagi hari, mulai melemah pada siang hari dan menurun pada malam hari untuk pemulihan pembaruan. Fenomena ini
disebut dengan irama sirkadian ” Monk Folkard, 1997. Secara teori
telah dijelaskan oleh pakar bahwa tubuh mempunyai regulasi dalam 24jam, apabila tubuh tidak berjalan sesuai dengan regulasi normal maka akan
mempengaruhi kinerja pada fungsi fisiologis tubuh, misalnya pada aspek temperatur suhu tubuh.
Berdasarkan hasil wawancara kepada ketiga subjek bahwa dampak dari regulasi tubuh yang tidak normal dapat mengakibatkan melemahnya
fungsi kinerja pada tubuh. Berikut kutipan wawancara tidak terstruktur kepada masing-masing subjek:
Jordy :
“Ya terganggu sih mas, ya sebagai contohnya seperti kalau dalam kegiatan belajar mengajar di kampus itu terkadang
sering hilang fokus, yang kedua juga e... secara tidak langsung kita misalnya ngobrol atau misalnya ngerjain tugas
di kampus itu juga kadangan tu tergganggu karena ngantuk atau gimana jadinya bisa jadi tugas atau dalam kegiatan
belajar mengajar itu jadinya tidak kondusif gitu lho mas, jadi ya hilang fokus, terus e... bisa dibilang itu tugas-tugas
kadangan ya terbengkalai atau semacamnya.” JD-2-a
Albi :
“Ooo saya rasa itu terganggu mas, saya akui akhir-akhir ini saya itu kurang fokus dalam menerima mata perkuliahan
mas.” AL-2-a
Daniel :
“Ditanya kaya gitu ya mas ya, jujur ya e... kalo saya sih mas jujur tu nggak terganggu, maksudnya tu ya kalau misalnya
pas kuliah baru terganggu gitu lho mas masalahnya kan udah nggak tidur gitukan atau nggak saya cuman dateng ke
kampus tu cuman buat absen doang, apa tidur pas di pelajaran kampus gitukan, ya itu pasti terganggu banget
mas, tapi kalau misalnya buat malemnya saya hidup lagi gitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lho mas buat main sama temen atau apa, jadinya ya ketika emang kalau misalnya pas siangnya bangun tidur aja udah
jam segitu, jam-jam satuan 13.00 atau gimana jam-jam duabelasan 12.00 ya terganggu banget mas terganggu
banget, sumpah terganggu banget, tapi ketika udah ditambah tidur lagi nantinya atau gimana ya ketika malem saya hidup
lagi gitu lho mas, jadi kaya seolah-olah kaya kalonglah gitu lho mas, gitu aja sih mas.” DN-2-a
Leproult dkk 1998 mengatakan bahwa “kekurangan tidur yang
kronis dapat mengakibatkan hormon stres kortisol, yang dapat merusak atau menganggu sel-sel otak yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan
ingatan. Selain itu, sel-sel otak yang baru dapat gagal berkembang atau dapat juga tumbuh secara abnormal
”. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya konsekuensi dari pola tidur yang tidak normal pada mahasiswa
tertentu dapat mengakibatkan tergganggunya pada tahap perkembangan kognitif.
3. Aktivitas Sosial