Definisi Mahasiswa Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Siklus sirkadian adalah proses berputar dari terang ke gelap dan kembali lagi setiap 24 jam, dan kebanyakan spesies yang hidup di permukaan bumi telah beradaptasi dengan perubahan reguler dalam lingkungannya Foster Kritzman, 2004. Irama biologis dari tubuh untuk tidur secara berkelanjutan akan bersinkronasi dengan fungsi tubuh yang lain. Contohnya, perubahan pada suhu tubuh akan berhubungan dengan pola tidur. Pada keadaan normal, suhu tubuh mencapai posisi puncaknya pada sore hari, menurun secara berangsur, dan kemudian menurun secara tajam setelah seseorang tidur Potter Perry, 2010: 175.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ritme Sirkadian

Faktor-faktor seperti cahaya, temperatur, aktivitas sosial, dan rutinitas kerja mempengaruhi irama sirkadian dan siklus tidur-bangun sehari-hari. Pada tubuh setiap orang mempunyai jam biologis yang menyinkronisasikan siklus tidurnya. Hal ini menjelaskan mengapa beberapa orang tertidur pada pukul 8 malam, sedangkan yang lain tidur pada tengah malam atau ketika hendak subuh. Orang lain juga lebih aktif di waktu yang berbeda pada satu hari. Potter Perry, 2010.

C. Hakikat Mahasiswa

1. Definisi Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas Hartaji, 2012. Dalam Kamus Bahasa Indonesia KBI, mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id. Menurut Siswoyo 2007 mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup Yusuf, 2012: 27. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seseorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini subyek yang digunakan ialah seorang mahasiswa yang berusia 23 tahun dan tercatat sebagai mahasiswa aktif.

2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau atau remaja akhir usia 18 sampai 21 tahun dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan Gunarsa, 2001 yaitu: a. Menerima keadaan fisiknya, perubahan fisiologis dan organis yang sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaannya. b. Memperoleh kebebasan emosional, masa remaja akhir sedang pada masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya orangtua. Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya. c. Mampu bergaul, dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada. d. Menemukan model untuk identifikasi, dalam proses ke arah kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik- baiknya. e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri, pengertian dan penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai. f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma, nilai pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya, baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum positif yang berlaku di lingkungannya. g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan, dunia remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan dan ia mampu mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan berikutnya yakni masa dewasa muda. Apabila telah selesai masa remaja ini, masa selanjutnya ialah jenjang kedewasaan. Sebagai fase perkembangan, seseorang yang telah memiliki corak dan bentuk kepribadian tersendiri. Menurut Langeveld PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam Ahmadi Sholeh, 1991: 90 ciri-ciri kedewasaan seseorang antara lain: 1 Dapat berdiri sendiri dalam kehidupannya. Ia tidak selalu minta pertolongan orang lain dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas-tugas hidup. 2 Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya terutama moral. 3 Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat dimana ia berada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa adalah pada penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas di kampus, mulai memiliki intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya, memiliki kebebasan emosional untuk memiliki pergaulan dan menentukan kepribadiannya. Mahasiswa juga ingin meningkatkan prestasi di kampus, memiliki tanggung jawab dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana ia berada. 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Hadari Nawawi 2003 berpendapat bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber. “Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bilamana hanya dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum memperoleh gambaran umum tentang studi kasus tersebut. Sebaliknya studi kasus akan kehilangan artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk memperoleh gambaran umum namun tanpa menemukan sesuatu atau beberapa aspek khusus yang perlu dipelajari secara intensif dan mendalam. Studi kasus yang baik harus dilakukan secara langsung dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang diselidiki. Walaupun demikian, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi juga dapat diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang akan diteliti Hadari Nawawi, 2003.”

B. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2016 hingga Mei 2016. Waktu yang diperlukan untuk penelitian dapat berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa yang sudah menginjak semester akhir. Alasan peneliti memilih subjek tersebut karena menurut peneliti, subjek tersebut mengalami ritme sirkadian yang pola tidurnya tidak normal dengan mahasiswa pada umumnya. Informasi tersebut