7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Tidur
1. Definisi Tidur
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik
atau dengan rangsang lainnya Guyton Hall, 1997. Menurut Potter Perry 2005 tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian
dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur merupakan salah satu cara untuk melepas kelelahan baik
jasmani maupun mental. Tidur juga dapat diartikan suatu kondisi istirahat alami yang dialami oleh manusia dan hewan yang sangat penting untuk
kesehatan. Secara alami dan otomatis jika tubuh lelah maka kita akan merasa ngantuk sehingga memaksa tubuh kita untuk beristirahat secara fisik
dan mental. Dengan waktu tidur yang cukup maka kita akan merasa segar bugar ketika bangun pagi dan siap melakukan berbagai aktivitas sepanjang
hari dari pagi hingga malam. Normalnya manusia tidur pada saat malam hari hingga pagi hari, namun tidak jarang ada orang yang bisa tidur dari siang
sampai malam hari karena tuntutan pekerjaan atau karena sudah terbiasa.
2. Gangguan Tidur
Gangguan tidur primer merupakan gangguan tidur seseorang yang tidak berkaitan dengan gangguan klinis lainnya. Gangguan-gangguan
tersebut meliputi insomnia, hipersomnia, narcolepsi, sleep apnea, dan parasomnia. Gangguan tidur sekunder adalah gangguan tidur yang
disebabkan oleh gangguan klinik lainnya seperti disfungsi tiroid, depresi, atau alkoholisme Kozier, 1995.
a. Insomnia
Insomnia adalah gangguan tidur yang lebih umum terjadi, merupakan suatu ketidakmampuan untuk memperoleh jumlah atau kualitas tidur
yang kuat. Orang yang menderita insomnia tidak merasakan kesegaran ketika bangun pagi. Terdapat 3 tipe insomnia, yaitu kesulitan untuk
memulai tidur initial insomnia, kesulitan untuk tetap tidur karena sering terjaga intermittent atau maintenance insomnia, dan bangun terlalu pagi
dan tidak bisa tidur kembali terminal insomniapremature awakening. Insomnia dapat diakibatkan dari rasa tak nyaman discomfort fisik tetapi
lebih sering merupakan akibat overstimulasi mental sehingga terjadi kecemasan. Orang kadang-kadang menjadi cemas karena mereka
memikirkan kenapa tidak dapat tidur. Orang yang terbiasa minum obat dan
minum banyak
alkohol lebih
mudah mengalami
insomnia.Penanganan untuk insomnia seringkali perlu mengembangkan pola perilaku baru yang menginduksi tidur. Kegunaan obat tidur masih
diragukan karena obat tidak dapat menghilangkan penyebab masalah, dan penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
ketergantungan obat drugs dependencies. b.
Hipersomnia Hipersomnia berlawanan dengan insomnia, yaitu tidur yang berlebihan,
khususnya di siang hari. Orang hipersomnia seringkali tidur sampai pagi hari dan dapat tidur lagi selama siang hari. Hipersomnia disebabkan oleh
kondisi medik seperti akibat kerusakan sistem saraf pusat dan gangguan ginjal, hati atau gangguan metabolik tertentu seperti diabetik acidosis dan
hipertiroidisme. Dalam beberapa hal orang menggunakan insomnia sebagai mekanisme koping untuk menghindar dari tanggung jawab di
siang hari. c.
Narkolepsi Narkolepsi-
berasal dari bahasa Greek, ‘narco‘ yang berarti ‘numbness‘ mati rasa, dan ‘lepsis‘ yang berarti ‘sizure‘ serangan, adalah suatu
serangan tidur yang mendadak yang terjadi selama siang hari, oleh karena itu narkolepsi disebut juga serangan tidur “sleep attack”.
Penyebabnya tidak diketahui, ada anggapan yang meyakini karena adanya kerusakan genetikpada sistem saraf pusat yang menyebabkan
tidur REM tidak dapat dikontrol. Pada serangan narkolepsi, tidur dimulai dengan fase REM. Narkolepsi seringkali dikontrol oleh suatu stimulant
sistem saraf pusat, seperti pemoline atau deanol. d.
Henti Nafas Saat Tidur Sleep Apnea Sleep apnea adalah masa henti bernafas selama tidur. Gangguan ini perlu
dikaji oleh seorang yang ahli tentang tidur, tetapi sering terjadi pada orang yang tidur mendengkur dengan keras, sering terjagabangun di
malam hari, tidur di siang hari yang berlebihan, insomnia, nyeri kepala pada pagi hari, kemunduran intelektual, iritabel atau perubahan
kepribadian lainnya dan perubahan fisiologis seperti hipertensi dan aritmia jantung Weaver Willman, 1986, dalam Kozier, 1995. Sleep
apnea lebih sering dialami laki-laki lebih dari 50 tahun dan wanita postmenopaus. Periode apnea, dapat berlangsung dari 10 detik sampai
dengan 2 menit. Biasanya sleep apnea terjadi selama tidur REM atau NREM. Frekuensi kejadianya berkisar antara 50-600 kali dalam satu
malam. Peristiwa apnea ini menghabiskan energi seseorang dan menyebabkan tidur siang hari yang berlebihan.
Terdapat tiga tipe yang umum dari henti nafas saat tidur sleep apnea adalah sebagai berikut:
1 Apnea Obstruksi Obstructive Apnea
Tipe ini terjadi ketika struktur paring atau rongga mulut menutupi aliran udara. Orang akan terus mencoba untuk bernafas dengan
bergeraknya dada dan otot abdomen. Pergerakan diafragma menjadi kuat dan kekuatan tersebut semakin meningkat sampai obstruksi dapat
dihilangkan. Pembesaran tonsil, deviasi septum hidung, dan polip hidung merupakan predisposisi terjadinya abstruktive apnea.
2 Apnea Sentral Central Apnea
Tipe ini terjadi karena adanya defect pada pusat respirasi di otak. Semua kegiatan bernafas, seperti pergerakan dada dan mengalirnya
udara berhenti. Klien yang mengalami injuri pada batang otak dan distropi muscular seringkali mengalami central sleep apnea. Sampai
saat ini tidak tersedia pengobatannya. 3
Apnea Campuran Mixed Apnea Tipe terakhir ini merupakan kombinasi atau gabungan dari central
apnea dan obstruktive apnea. Suatu peristiwa sleep apnea dimulai dengan mendengkur, sesudah itu berhenti bernafas, diikuti oleh
mendengus-dengus sebagai tanda memulai kembali bernafas. Menuju akhir setiap episode apnea, terjadi peningkatan kadar karbondioksida
dalam darah yang menyebabkan klien terbangun. Pengobatan harus diarahkan pada penyebab apnea, misalnya jika disebabkan oleh
pembesaran tonsil maka dapat diangkat. Penggunaan alat pada hidung yaitu continous positive airway pressure CPAP pada malam hari
seringkali efektif. Sleep apnea dapat mempengaruhi penampilan kerja maupun sekolah. Selain itu sleep apnea yang lama dapat menyebabkan
peningkatan tajam pada tekanan darah dan dapat juga menyebabkan aritmia jantung, hipertensi pulmoner dan kemudian kegagalan jantung
kiri. e.
Parasomnia Parasomnia menunjukan suatu kelompok perilaku terjaga yang berkaitan
dengan tidur. Terdapat 5 macam parasomnia, yaitu: 1
Somnambulism Tipe ini disebut juga tidur jalan sleepwalking terjadi selama tahap 1
dan 4 tidur NREM. Somnambulism bersifat episodik dan biasanya terjadi 1-2 jam setelah jatuh tidur. Orang yang tidur berjalan
cenderung tidak memperhatikan misalnya : jatuh dari tangga dan seringkali memerlukan perlindungan dari cidera.
2 Mengingau Sleep Talking
Berbicara selama tidur terjadi selama tidur NREM sebelum tidur REM. Pada tipe ini jarang terdapat masalah pada yang mengalami
kecuali terhadap yang lainnya. 3
Nocturnal Enuresis Ngompol bedwetting selama tidur biasanya terjadi pada anak-anak
diatas 3 tahun. Lebih sering pada anak laki-laki dari pada wanita. Seringkali terjadi 1-2 jam setelah jatuh tidur, ketika mencapai tidur
tahap 1 sampai dengan tahap 4 tidur NREM. 4
Ereksi Tidur Malam Nocturnal Erection Ereksi dimalam hari dan mimpi basah terjadi selama tidur REM.
Kondisi ini umumnya dimulai selama masa remaja dan tidak menyebabkan gangguan tidur yang bermakna.
5 Bruxism
Biasanya terjadi selama tahap 2 NREM, terjadi gesekan diantara gigi, dapat menyebabkan ujung gigi menjadi patah dan lepasnya gigi.
3. Ukuran-Ukuran Psikofisiologis dan Tahap-Tahap Tidur