Ritme sirkadian pada mahasiswa dengan pola tidur tidak normal.

(1)

ABSTRAK

RITME SIRKADIAN PADA MAHASISWA DENGAN POLA TIDUR TIDAK NORMAL

STUDI KASUS Viktor Bayu Wisnu Brata Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keseharian dan aktivitas mahasiswa yang memiliki pola tidur yang tidak normal. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana sebab dan akibat mahasiswa yang memiliki pola tidur tidak normal khususnya di kota Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan studi kasus. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam yang didukung oleh observasi. Analisis data yang dilakukan dibantu oleh proses reduksi data dan pengkodean. Untuk mengukur validitas penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi dimana peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait dengan subjek.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ritme sirkadian setiap manusia mempunyai regulasi yang majemuk. Penelitian ini menjawab bahwa mahasiswa tertentu di kota Yogyakarta yang memiliki ritme sirkadian dengan pola tidur yang tidak normal menyebabkan mahasiswa yang bersangkutan mengalami kendala dalam proses akademiknya. Berbagai penyebab dari perubahan regulasi jam tidur dari para subjek penelitian yang terkait yaitu, karena sibuk rapat di organisasi kampus. Bahkan, mahasiswa yang melek sepanjang malam untuk sekedar nongkrong dengan teman atau bermain game. Sebenarnya kebiasaan begadang berpotensi buruk bagi tubuh manusia. Begadang bisa membuat seseorang merasa lemas di keesokan harinya dan tidak siap menjalani aktivitas khususnya pada pagi hari. Begadang juga dapat menyebabkan menurunkan fungsi otak dalam menyerap materi perkuliahan. Artinya, jika aktivitas tersebut dipelihara dan diterapkan pada kehidupan mahasiswa maka akan timbul berbagai kerugian pada diri sendiri dan orang lain.


(2)

ABSTRACT

CIRCADIAN RHYTHM AT UNIVERSITY STUDENTS WITH ABNORMAL SLEEP PATTERN

A CASE STUDY Viktor Bayu Wisnu Brata Sanata Dharma University

2016

This research was aimed to discover the daily life and daily activities of university students who had abnormal sleep pattern. This research discussed the causes and results of university students who had abnormal sleep pattern especially in Yogyakarta.

This research was a case study. This research was a qualitative descriptive research. Qualitative descriptive research was a research using a case study method or approach. This research focused intensively on certain subjects that were studied as a case. The methods used in this research were interviews supported by deep observations. The data were analyzed using data reduction and encoding process. To measure the validity of this research, the researcher used triangulation technique in which the researcher conducted interviews with related parties and subjects.

The results if this research showed that the circadian rhythm of each person had a complex regulation. This research answered that certain university students in Yogyakarta who had circadian rhythm with abnormal sleep pattern caused the students faced difficulties in their academic process. The change of sleeping time regulation of the research subjects was because of meetings attended at campus organizations. Students stayed up all night long to spend time with friends or play games. The habit of staying up late had a bad effect to human body. Staying up late could make people feel boneless the next morning and not ready to do activities in the morning. Staying up late also caused the deficiency of the functions of the brain in grasping the class materials. In other words, if students kept doing it, they would create disadvantages for themselves and others.


(3)

i

RITME SIRKADIAN PADA MAHASISWA DENGAN POLA TIDUR TIDAK NORMAL

(Studi Kasus)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Viktor Bayu Wisnu Brata NIM: 101114056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

ii SKRIPSI

RITME SIRKADIAN PADA MAHASISWA DENGAN POLA TIDUR TIDAK NORMAL

Oleh:

Viktor Bayu Wisnu Brata NIM: 101114056

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,


(5)

iii SKRIPSI

RITME SIRKADIAN PADA MAHASISWA DENGAN POLA TIDUR TIDAK NORMAL

(Studi Kasus)

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Viktor Bayu Wisnu Brata NIM: 101114056

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Pada tanggal 13 Juli 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap TandaTangan

Ketua : Dr. Gendon Barus, M.Si ...

Sekretaris : Juster Donal Sinaga, M.Pd ...

Anggota : Dr. Gendon Barus, M.Si …... Anggota : Drs. R. Budi Sarwono, M.A ...

Anggota : Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si ...

Yogyakarta, 15 Juli 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dekan,


(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Mari kita belajar untuk beriman bahwa dibalik semua penderitaan dan kegagalan yang kita hadapi, Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang baik bagi hidup kita dan DIA akan memberikannya pada waktu yang tepat menurut-NYA”

“Setiap masalah menyimpan sisi positif yang belum

terungkapkan” ( Yeremia 29 : 11)

“Mudah untuk percaya kepada TUHAN jika kita melihat apa yang tampak dengan mata jasmani dan memperoleh berkat-berkat materi, tetapi hidup oleh iman yaitu tetap percaya bahwa TUHAN mampu menggenapi rencana – rencana-NYA dalam hidup kita di luar batas ruang dan waktu. Tenang di tengah tekanan dan yakin saat dikelilingi

oleh ketidakpastian bahkan ketika putus harapan.”

Skripsi ini kupersembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juli 2016

Penulis,


(8)

vi

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Viktor Bayu Wisnu Brata

NIM : 101114056

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

RITME SIRKADIAN PADA MAHASISWA DENGAN POLA TIDUR TIDAK NORMAL

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 15 Juli 2016

Yang menyatakan


(9)

vii ABSTRAK

RITME SIRKADIAN PADA MAHASISWA DENGAN POLA TIDUR TIDAK NORMAL

STUDI KASUS Viktor Bayu Wisnu Brata Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keseharian dan aktivitas mahasiswa yang memiliki pola tidur yang tidak normal. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana sebab dan akibat mahasiswa yang memiliki pola tidur tidak normal khususnya di kota Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan studi kasus. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam yang didukung oleh observasi. Analisis data yang dilakukan dibantu oleh proses reduksi data dan pengkodean. Untuk mengukur validitas penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi dimana peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait dengan subjek.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ritme sirkadian setiap manusia mempunyai regulasi yang majemuk. Penelitian ini menjawab bahwa mahasiswa tertentu di kota Yogyakarta yang memiliki ritme sirkadian dengan pola tidur yang tidak normal menyebabkan mahasiswa yang bersangkutan mengalami kendala dalam proses akademiknya. Berbagai penyebab dari perubahan regulasi jam tidur dari para subjek penelitian yang terkait yaitu, karena sibuk rapat di organisasi kampus. Bahkan, mahasiswa yang melek sepanjang malam untuk sekedar nongkrong dengan teman atau bermain game. Sebenarnya kebiasaan begadang berpotensi buruk bagi tubuh manusia. Begadang bisa membuat seseorang merasa lemas di keesokan harinya dan tidak siap menjalani aktivitas khususnya pada pagi hari. Begadang juga dapat menyebabkan menurunkan fungsi otak dalam menyerap materi perkuliahan. Artinya, jika aktivitas tersebut dipelihara dan diterapkan pada kehidupan mahasiswa maka akan timbul berbagai kerugian pada diri sendiri dan orang lain.


(10)

viii ABSTRACT

CIRCADIAN RHYTHM AT UNIVERSITY STUDENTS WITH ABNORMAL SLEEP PATTERN

A CASE STUDY Viktor Bayu Wisnu Brata Sanata Dharma University

2016

This research was aimed to discover the daily life and daily activities of university students who had abnormal sleep pattern. This research discussed the causes and results of university students who had abnormal sleep pattern especially in Yogyakarta.

This research was a case study. This research was a qualitative descriptive research. Qualitative descriptive research was a research using a case study method or approach. This research focused intensively on certain subjects that were studied as a case. The methods used in this research were interviews supported by deep observations. The data were analyzed using data reduction and encoding process. To measure the validity of this research, the researcher used triangulation technique in which the researcher conducted interviews with related parties and subjects.

The results if this research showed that the circadian rhythm of each person had a complex regulation. This research answered that certain university students in Yogyakarta who had circadian rhythm with abnormal sleep pattern caused the students faced difficulties in their academic process. The change of sleeping time regulation of the research subjects was because of meetings attended at campus organizations. Students stayed up all night long to spend time with friends or play games. The habit of staying up late had a bad effect to human body. Staying up late could make people feel boneless the next morning and not ready to do activities in the morning. Staying up late also caused the deficiency of the functions of the brain in grasping the class materials. In other words, if students kept doing it, they would create disadvantages for themselves and others.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang bertahta di kerajaan Surga yang mulia atas cinta kasih serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “RITME SIRKADIAN PADA

MAHASISWA DENGAN POLA TIDUR TIDAK NORMAL”.

Adapun penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai upaya untuk memperdalam wawasan berfikir.

Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. R. Budi Sarwono, M.A selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.

4. Orangtua penulis yakni Bapak Suharto dan Ibu Yulia Sri Wuryanti, serta kakak adik dan keluarga besar yang selalu mengirimkan doa serta memberikan bantuan moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi.

5. Saudara Jordy, Albi, dan Daniel yang telah sudi ikut berpartisipasi sebagai objek penelitian skripsi.

6. Saudara Erik, Rendi, Aji, Anjas, Iskandar, dan Bram yang telah sudi membantu penulis untuk memberikan informasi dan bantuan dalam proses penelitian skripsi.


(12)

x

7. Adik-adik BAPELSOS MUDA-MUDI WILOSO Purworejo yang mau meluangkan waktu untuk mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

8. Teman-teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan yang penulis dapatkan selama penyusunan skripsi. 9. Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam

proses penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa hasil karya penulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 15 Juli 2016 Penulis


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

G. Batasan Istilah ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Tidur ... 7

1. Definisi Tidur ... 7


(14)

xii

3. Ukuran-Ukuran Psikofisiologis dan Tahap-Tahap Tidur ... 11

4. Empat Tahap EEG Tidur ... 12

5. Sebab-Sebab Orang Susah Tidur ... 13

6. Konsekuensi Mental dari Tidak Tidur ... 14

B. Ritme Sirkadian ... 14

1. Definisi Ritme Sirkadian ... 14

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ritme Sirkadian ... 16

C. Hakikat Mahasiswa ... 16

1. Definisi Mahasiswa ... 16

2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20

B. Waktu Penelitian ... 20

C. Subjek Penelitian ... 20

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

1. Wawancara ... 21

2. Observasi ... 23

E. Agenda Pertemuan Dengan Subjek dan Informan ... 23

F. Analisis Data ... 27

1. Pengumpulan Data ... 28

2. Reduksi Data ... 28

3. Sajian Data ... 29

G. Validitas Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Subjek I ... 30

1. Sejarah Kehidupan Subjek I ... 30

2. Analisis Data Subjek I ... 30

a. Latar belakang kehidupan keluarga ... 30

b. Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosial kultural ... 31


(15)

xiii

d. Perkembangan kognitif ... 32

e. Perkembangan sosial dan status sosial sekarang ini ... 32

f. Ciri-ciri kepribadian ... 33

B. Subjek II ... 34

1. Sejarah Kehidupan Subjek II ... 34

2. Analisis Data Subjek II ... 34

a. Latar belakang kehidupan keluarga ... 34

b. Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosial kultural ... 35

c. Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan ... 35

d. Perkembangan kognitif ... 35

e. Perkembangan sosial dan status sosial sekarang ini ... 36

f. Ciri-ciri kepribadian ... 37

C. Subjek III ... 38

1. Sejarah Kehidupan Subjek III... 38

2. Analisis Data Subjek III ... 38

a. Latar belakang kehidupan keluarga ... 38

b. Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosial kultural ... 39

c. Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan ... 39

d. Perkembangan kognitif ... 40

e. Perkembangan sosial dan status sosial sekarang ini ... 40

f. Ciri-ciri kepribadian ... 42

D. Ritme Sirkadian Subjek I, Subjek II, dan Subjek III... 42

1. Cahaya (Siang Malam) ... 42

2. Temperatur... 43

3. Aktivitas Sosial ... 45

4. Rutinitas ... 46


(16)

xiv BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 58 B. Saran ... 59


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Panduan wawancara ... 22

Tabel 2. Agenda pertemuan peneliti dengan subjek I dan informan ... 23

Tabel 3. Agenda pertemuan peneliti dengan subjek II dan informan ... 25


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar persetujuan menjadi informan


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidur memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan dan kualitas hidup manusia. Kualitas tidur mengacu pada indeks subjektif dari bagaimana tidur yang dialami seseorang. Seseorang memiliki siklus siang malam 24 jam yang disebut ritme sirkadian. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas tidur seseorang bila ritme sirkadian seseorang lebih stabil dan konsisten menyebabkan kualitas tidur lebih baik. Siklus sirkadian adalah proses berputar dari terang ke gelap dan kembali lagi setiap 24 jam, dan kebanyakan spesies yang hidup di permukaan bumi telah beradaptasi dengan perubahan reguler dalam lingkungannya. Dalam proses kehidupannya, manusia memanfaatkan cahaya di siang hari untuk mengurus berbagai kebutuhan biologisnya, dan setelah itu mereka banyak tidur di malam hari. Proses sirkadian pada mahasiswa yang sedang menempuh kuliah sangatlah unik, namun peneliti lebih tertarik untuk meneliti ritme sirkadian pada mahasiswa yang pola tidurnya tidak normal.

Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi calon-calon intelektual. Bisa juga definisi mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu atau belajar di perguruan tinggi, baik itu di universitas, institut ataupun akademi. Mereka adalah orang-orang yang terdaftar sebagai murid di suatu perguruan tinggi dapat disebut dengan mahasiswa. Secara lebih singkatnya mahasiswa yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi, universitas, institut ataupun akademi.

Tidak tidur hingga larut malam atau begadang merupakan suatu aktivitas yang tidak jarang dilakukan oleh beberapa orang. Kebiasaan ini


(20)

banyak dilakukan karena satu dan banyak hal, terutama dalam kehidupan mahasiswa. Mahasiswa tidak terlepas dari kebiasaan buruk mereka mengenai pola tidur yang tidak teratur. Kebiasaan tidur yang buruk ini rupanya sudah melekat pada beberapa mahasiswa khususnya mahasiswa yang tinggal di kota Yogyakarta. Banyaknya tempat hiburan dan tempat nongkrong yang tersebar di kota Yogyakarta sangat memanjakan mahasiswa yang tidak mampu mengontrol pola kehidupan. Pola kehidupan yang penulis maksud adalah rutinitas yang dilakukan oleh mahasiswa pada umumnya. Misalnya seperti berangkat ke kampus tepat waktu, mampu mengatur pola kehidupan yang ideal untuk beraktifitas atau bisa dikatakan bangun pada pagi hari pada pukul 05.00 pagi dan tidur malam hari tepat waktu maksimal pukul 22.00 malam. Dalam segi kesehatan pola tidur yang baik adalah 6-8 jam perhari, itu adalah batas minimal untuk orang dewasa. Melihat dari banyaknya mahasiswa yang tidur kurang dari 6 jam perhari dapat mempengaruhi beberapa fungsi dalam tubuhnya.

Di era globalisasi saat ini seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin mumpuni, mahasiswa disuguhkan dengan berbagai sarana dan prasarana, ponsel pintar atau smartphone salah satunya, smartphone menjadikan mahasiswa ketergantungan terhadap fitur dan aplikasi yang ada, misalnya mahasiswa ketergantungan dengan aplikasi jejaring sosial pada aplikasi smartphone tersebut. Pada kalangan mahasiswa terutama laki-laki, tidak sedikit juga mereka menghabiskan banyak waktu dengan bermain game atau dapat disebut juga dengan gamer. Bermain game pada era saat ini sangat banyak macamnya, mulai game yang berada pada smartphone yang mereka genggam maupun game yang berada pada laptop maupun komputer yang mereka miliki. Salah kaprah dalam pemanfaatan teknologi inilah yang dapat memicu mahasiswa menjadi kurangnya tanggung jawab pada studi yang sedang mereka pikul sebagai seorang mahasiswa.

Berbagai dampak dari ketidakmampuan dalam mengontrol pola tidur yang sesuai dapat menyebabkan mahasiswa terkendala pada proses studinya,


(21)

baik itu pekerjaan/tugas kuliah yang tidak terselesaikan tepat pada waktunya ataupun absensi yang jarang hadir dalam perkuliahan bahkan banyak juga ditemui mahasiswa yang tidak bisa bangun pagi akibat begadang hingga larut malam sehingga menimbulkan kekacauan pada nilai akademiknya.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti ritme sirkadian pada mahasiswa yang tidurnya tidak normal, terkhusus pada mahasiswa yang mengalami perubahan rutinitas atau tidak mampu mengatur pola tidur yang normal. Untuk itu, dalam penelitian ini akan dideskripsikan bagaimana ritme sirkadian pada mahasiswa yang tidak mampu mengatur pola tidur yang normal.

B. Identifikasi Masalah

1. Mahasiswa yang belum tidur pada pukul 22.00 atau begadang hingga larut malam.

2. Begitu banyak akibat begadang berdasarkan identifikasi di lapangan bahwa mahasiswa tertentu sering tidak masuk kampus terutama pada mata kuliah pagi hari ataupun terlambat.

3. Dampak dan akibat dari begadang adalah aktivitas mahasiswa menjadi kurang produktif dan membentuk pola tidur yang salah.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah-masalah yang teridentifikasi di atas khusunya siklus ritme sirkadian pada mahasiswa yang tidak sesuai regulasi ritme sirkadian normal.

D. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan dijawab adalah sebagai berikut:

1. Seperti apakah gambaran siklus ritme sirkadian pada mahasiswa yang pola tidurnya tidak normal?


(22)

2. Aktivitas apa yang dilakukan ketika tidak berada pada siklus ritme sirkadian yang normal?

3. Bagaimana sebab dan akibat mahasiswa yang memiliki pola tidur tidak normal khususnya di kota Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana siklus ritme sirkadian pada mahasiswa yang tidurnya tidak normal.

2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana sebab dan akibat mahasiswa yang memiliki pola tidur tidak normal.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Dosen dan Mahasiswa

Bermanfaat sebagai informasi bagaimana siklus ritme sirkadian pada mahasiswa yang tidak sesuai regulasi ritme sirkadian normal pada kehidupannya.

b. Orang awam

Mengetahui bagaimana siklus ritme sirkadian pada mahasiswa yang tidak sesuai regulasi ritme sirkadian normal pada kehidupannya.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberikan sumber informasi dan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan di bidang BK, khususnya tentang bagaimana siklus ritme sirkadian pada mahasiswa yang tidak sesuai regulasi ritme sirkadian normal pada kehidupannya.


(23)

G. Batasan Istilah 1. Tidur

Tidur merupakan keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

2. Ritme Sirkadian

Ritme Sirkadian merupakan siklus perubahan dari terang ke gelap dan kembali lagi setiap 24 jam yang telah diadaptasi oleh mahluk di permukaan bumi. Tubuh manusia akan berfungsi secara maksimal pada siang hari dan akan menurun pada malam hari karena dipengaruhi oleh gelap terang (siang-malam).

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas.

4. Siklus Tidur Normal

Pada umumnya durasi tidur setiap manusia dewasa adalah 6-8 jam perhari. Pada pagi hari manusia terbangun untuk beraktivitas karena faktor cahaya atau sinar matahari yang secara alamiah memanggil untuk memulai beraktivitas. Di lain sisi jika cahaya sinar matahari tersebut mulai redup dan menghilang atau lebih dikenal malam hari, maka aktiviatas manusia akan mulai menurun dan bersiap untuk istirahat/tidur. Hal tersebut menjadi rangkaian yang teratur dalam kehidupan setiap manusia yang memiliki siklus tidur yang normal.


(24)

Dalam kehidupan manusia yang majemuk, manusia memiliki aktivitas yang beragam. Beberapa orang yang mengalami pergeseran ataupun mengalami hutang tidur/kurang tidur berdampak pada berubahnya regulasi wakti tidur. Hal tersebut juga menuntut manusia yang memiliki jam tidur tidak normal untuk beradaptasi pada waktu memulai aktivitasnya.


(25)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Konsep Tidur 1. Definisi Tidur

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepas kelelahan baik jasmani maupun mental. Tidur juga dapat diartikan suatu kondisi istirahat alami yang dialami oleh manusia dan hewan yang sangat penting untuk kesehatan. Secara alami dan otomatis jika tubuh lelah maka kita akan merasa ngantuk sehingga memaksa tubuh kita untuk beristirahat secara fisik dan mental. Dengan waktu tidur yang cukup maka kita akan merasa segar bugar ketika bangun pagi dan siap melakukan berbagai aktivitas sepanjang hari dari pagi hingga malam. Normalnya manusia tidur pada saat malam hari hingga pagi hari, namun tidak jarang ada orang yang bisa tidur dari siang sampai malam hari karena tuntutan pekerjaan atau karena sudah terbiasa.

2. Gangguan Tidur

Gangguan tidur primer merupakan gangguan tidur seseorang yang tidak berkaitan dengan gangguan klinis lainnya. Gangguan-gangguan tersebut meliputi insomnia, hipersomnia, narcolepsi, sleep apnea, dan parasomnia. Gangguan tidur sekunder adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh gangguan klinik lainnya seperti disfungsi tiroid, depresi, atau alkoholisme (Kozier, 1995).


(26)

Insomnia adalah gangguan tidur yang lebih umum terjadi, merupakan suatu ketidakmampuan untuk memperoleh jumlah atau kualitas tidur yang kuat. Orang yang menderita insomnia tidak merasakan kesegaran ketika bangun pagi. Terdapat 3 tipe insomnia, yaitu kesulitan untuk memulai tidur (initial insomnia), kesulitan untuk tetap tidur karena sering terjaga (intermittent atau maintenance insomnia), dan bangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur kembali (terminal insomnia/premature awakening). Insomnia dapat diakibatkan dari rasa tak nyaman (discomfort) fisik tetapi lebih sering merupakan akibat overstimulasi mental sehingga terjadi kecemasan. Orang kadang-kadang menjadi cemas karena mereka memikirkan kenapa tidak dapat tidur. Orang yang terbiasa minum obat dan minum banyak alkohol lebih mudah mengalami insomnia.Penanganan untuk insomnia seringkali perlu mengembangkan pola perilaku baru yang menginduksi tidur. Kegunaan obat tidur masih diragukan karena obat tidak dapat menghilangkan penyebab masalah, dan penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan ketergantungan obat (drugs dependencies).

b. Hipersomnia

Hipersomnia berlawanan dengan insomnia, yaitu tidur yang berlebihan, khususnya di siang hari. Orang hipersomnia seringkali tidur sampai pagi hari dan dapat tidur lagi selama siang hari. Hipersomnia disebabkan oleh kondisi medik seperti akibat kerusakan sistem saraf pusat dan gangguan ginjal, hati atau gangguan metabolik tertentu seperti diabetik acidosis dan hipertiroidisme. Dalam beberapa hal orang menggunakan insomnia sebagai mekanisme koping untuk menghindar dari tanggung jawab di siang hari.

c. Narkolepsi

Narkolepsi-berasal dari bahasa Greek, ‘narco‘ yang berarti ‘numbness

mati rasa, dan ‘lepsis‘ yang berarti ‘sizure‘ serangan, adalah suatu

serangan tidur yang mendadak yang terjadi selama siang hari, oleh


(27)

Penyebabnya tidak diketahui, ada anggapan yang meyakini karena adanya kerusakan genetikpada sistem saraf pusat yang menyebabkan tidur REM tidak dapat dikontrol. Pada serangan narkolepsi, tidur dimulai dengan fase REM. Narkolepsi seringkali dikontrol oleh suatu stimulant sistem saraf pusat, seperti pemoline atau deanol.

d. Henti Nafas Saat Tidur (Sleep Apnea)

Sleep apnea adalah masa henti bernafas selama tidur. Gangguan ini perlu dikaji oleh seorang yang ahli tentang tidur, tetapi sering terjadi pada orang yang tidur mendengkur dengan keras, sering terjaga/bangun di malam hari, tidur di siang hari yang berlebihan, insomnia, nyeri kepala pada pagi hari, kemunduran intelektual, iritabel atau perubahan kepribadian lainnya dan perubahan fisiologis seperti hipertensi dan aritmia jantung (Weaver & Willman, 1986, dalam Kozier, 1995). Sleep apnea lebih sering dialami laki-laki lebih dari 50 tahun dan wanita postmenopaus. Periode apnea, dapat berlangsung dari 10 detik sampai dengan 2 menit. Biasanya sleep apnea terjadi selama tidur REM atau NREM. Frekuensi kejadianya berkisar antara 50-600 kali dalam satu malam. Peristiwa apnea ini menghabiskan energi seseorang dan menyebabkan tidur siang hari yang berlebihan.

Terdapat tiga tipe yang umum dari henti nafas saat tidur (sleep apnea) adalah sebagai berikut:

1) Apnea Obstruksi (Obstructive Apnea)

Tipe ini terjadi ketika struktur paring atau rongga mulut menutupi aliran udara. Orang akan terus mencoba untuk bernafas dengan bergeraknya dada dan otot abdomen. Pergerakan diafragma menjadi kuat dan kekuatan tersebut semakin meningkat sampai obstruksi dapat dihilangkan. Pembesaran tonsil, deviasi septum hidung, dan polip hidung merupakan predisposisi terjadinya abstruktive apnea.


(28)

2) Apnea Sentral (Central Apnea)

Tipe ini terjadi karena adanya defect pada pusat respirasi di otak. Semua kegiatan bernafas, seperti pergerakan dada dan mengalirnya udara berhenti. Klien yang mengalami injuri pada batang otak dan distropi muscular seringkali mengalami central sleep apnea. Sampai saat ini tidak tersedia pengobatannya.

3) Apnea Campuran (Mixed Apnea)

Tipe terakhir ini merupakan kombinasi atau gabungan dari central apnea dan obstruktive apnea. Suatu peristiwa sleep apnea dimulai dengan mendengkur, sesudah itu berhenti bernafas, diikuti oleh mendengus-dengus sebagai tanda memulai kembali bernafas. Menuju akhir setiap episode apnea, terjadi peningkatan kadar karbondioksida dalam darah yang menyebabkan klien terbangun. Pengobatan harus diarahkan pada penyebab apnea, misalnya jika disebabkan oleh pembesaran tonsil maka dapat diangkat. Penggunaan alat pada hidung yaitu continous positive airway pressure (CPAP) pada malam hari seringkali efektif. Sleep apnea dapat mempengaruhi penampilan kerja maupun sekolah. Selain itu sleep apnea yang lama dapat menyebabkan peningkatan tajam pada tekanan darah dan dapat juga menyebabkan aritmia jantung, hipertensi pulmoner dan kemudian kegagalan jantung kiri.

e. Parasomnia

Parasomnia menunjukan suatu kelompok perilaku terjaga yang berkaitan dengan tidur. Terdapat 5 macam parasomnia, yaitu:

1) Somnambulism

Tipe ini disebut juga tidur jalan (sleepwalking) terjadi selama tahap 1 dan 4 tidur NREM. Somnambulism bersifat episodik dan biasanya terjadi 1-2 jam setelah jatuh tidur. Orang yang tidur berjalan cenderung tidak memperhatikan (misalnya : jatuh dari tangga) dan seringkali memerlukan perlindungan dari cidera.


(29)

Berbicara selama tidur terjadi selama tidur NREM sebelum tidur REM. Pada tipe ini jarang terdapat masalah pada yang mengalami kecuali terhadap yang lainnya.

3) Nocturnal Enuresis

Ngompol (bedwetting) selama tidur biasanya terjadi pada anak-anak diatas 3 tahun. Lebih sering pada anak laki-laki dari pada wanita. Seringkali terjadi 1-2 jam setelah jatuh tidur, ketika mencapai tidur tahap 1 sampai dengan tahap 4 tidur NREM.

4) Ereksi Tidur Malam (Nocturnal Erection)

Ereksi dimalam hari dan mimpi basah terjadi selama tidur REM. Kondisi ini umumnya dimulai selama masa remaja dan tidak menyebabkan gangguan tidur yang bermakna.

5) Bruxism

Biasanya terjadi selama tahap 2 NREM, terjadi gesekan diantara gigi, dapat menyebabkan ujung gigi menjadi patah dan lepasnya gigi.

3. Ukuran-Ukuran Psikofisiologis dan Tahap-Tahap Tidur

Tiga standar ukuran psikofisiologis tidur, ada perubahan-perubahan besar pada EEG manusia sepanjang waktu tidur malamnya (Loomis, Harvey, & Hobary, 1936).Meskipun gelombang-gelombang EEG yang menyertai tidur pada umumnyabervoltase tinggi dan lamban, ada periode-periode di sepanjang malam yang didominasi oleh gelombang-gelombang cepat bervoltase rendah yang mirip dengan yang tampak pada subjek-subjek yang tidak tidur.

1. Pada 1953, Aserinsku & Kleitman menemukan bahwa rapid eye movement (REM) atau gerakan mata yang cepat terjadi di bawah pelupuk mata yang tertutup pada subjek-subjek yang tidur selama periode-periode aktivitas EEG yang cepat dan bervoltase rendah ini.

2. Pada 1962, Berger dan Oswald menemukan bahwa juga ada hilangnya aktivitas elektromiografik pada otot-otot leher selama periode-periode tidur yang sama.


(30)

3. Electroencephalogram (EEG), electrooculogram (EOG), dan electromyogram (EMG) leher menjadi tiga dasar psikofisiologis baku untuk mendefinisikan tahap-tahap tidur (Rechtchaffen & Kales, 1968).

4. Empat Tahap EEG Tidur

Tahap I: gelombang alfa – pasang surut gelombang-gelombang EEG 8 sampai 12 Hz, mulai menyela gelombang-gelombang tinggi-frekuensi rendah voltase yang menandai active wakefullnes (keadaan bangun aktif). EEG tidur tahap I adalah sinyal tinggi frekuensi rendah-voltase yang mirip tetapi lebih lamban dibanding yang tampak pada keadaan bangun aktif.

Tahap II: EEG tahap II memiliki amplitudo yang sedikit lebih tinggi dan frekuensi yang lebih rendah dibanding EEG tahap I. Selain itu, tahap ini disela oleh dua bentuk gelombang yang khas: K complexes adalah sebuah gelombang negatif besar (defleksi ke atas) yang tiba-tiba diikuti oleh sebuah gelombang positif besar (defleksi ke bawah). Setiap sleep spindle adalah pasang-surut gelombang 12 sampai 14Hz selama 1 sampai 2 detik.

Tahap III:EEG tidur tahap III didefinisikan oleh keberadaan gelombang-gelombang delta, gelombang EEG paling besar dan paling lamban dengan frekuensi sebesar 1 sampai 12Hz yang muncul sekali-kali.

Tahap IV: EEG tidur tahap IV didefinisikan oleh gelombang-gelombang delta. Begitu subjek mencapai tidur EEG tahap IV, mereka bertahan di tahap itu selama waktu tertentu, dan kemudian mundur kembali melalui tahap-tahap tidur sampai ke tahap-tahap I.

Setiap siklus cenderung berlangsung selama 90 menit dan bahwa, ketika malam semakin larut, semakin banyak waktu yang dihabiskan di emergent stage I sleep, dan semakin kurang waktu yang dihabiskan di tahap-tahap lain, khususunya tahap IV. Tidur yang dikaitkan dengan


(31)

emergent stage I EEG biasanya disebut REM sleep (tidur sleep), yang dinamai berdasarkan gerakan-gerakan mata cepat yang terkait dengannya, sementara semua tahap tidur lainnya disebut NREM sleep (non-REM sleep). Tahap III & IV keduanya disebut slow-wave sleep (SWS) atau tidur gelombang lamban, yang dinamai berdasarkan gelombang-gelombang delta yang merupakan ciri kedua tahap ini.

5. Sebab-Sebab Orang Susah Tidur

Menurut (Rafknowlodge, 2004) kesulitan tidur ringan biasanya dipicu oleh: a. Stres

Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang ada pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.

b. Suasana Ramai/Berisik

Lingkungan yang tidak mendukung untuk tidur malam, seperti terlalu berisik dapat menyebabkan kesulitan tidur karena dapat mengganggu ketenangan untuk beristirahat atau tidur

c. Perbedaan Suhu Udara

Perbedaan suhu udara atau temperatur udara merupakan pergantian kondisi yang dapat dirasakan/keadaan panas atau dinginnya udara.

d. Perubahan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar juga mempengaruhi kesulitan tidur, karena jika lingkungan kurang kondusif maka akan terjadi kesulitan tidur. Lingkungan yang kurang begitu kondusif disebabkan oleh beberapa faktor seperti terlalu banyak cahaya, tempat tidur yang tidak mendukung.

e. Masalah Jadwal Tidur dan Bangun yang Tidak Teratur

Terlalu sering mengurangi tidur atau waktu tidur yang tidak stabil dan tidak ada jadwal rutin yang ditentukan untuk tidur.


(32)

Efek samping pengobatan adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan, yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan.

6. Konsekuensi Mental dari Tidak Tidur

Leproult dkk (1998) mengatakan bahwa kekurangan tidur yang kronis dapat mengakibatkan hormon stres kortisol, yang dapat merusak atau mengganggu sel-sel otak yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan ingatan. Selain itu, sel-sel otak yang baru dapat gagal berkembang atau dapat juga tumbuh secara abnormal.Bagi mahasiswa atau semua orang yang sedang menjalani program studi maka kurang tidur bisa menyebabkan kurangnya kemampuan kognitif. Hal ini disebabkan karena kurang tidur akan membuat otak kurang konsentrasi, tidak bisa memiliki ingatan yang baik, tidak bisa menggunakan nalar dengan baik dan sulit untuk menemukan solusi masalah. Bagi orang yang sedang menjalani studi maka akibatnya bisa sangat komplek seperti penundaan kelulusan dan penurunan prestasi.

B.Ritme Sirkadian

1. Definisi Ritme Sirkadian

Istilah circadian atau sirkadian pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Franz Halberg, seorang berkebangsaan Jerman pada tahun 1959 untuk menjelaskan terjadinya perubahan fungsi-fungsi tubuh pada diri manusia. Istilah ini berasal dari bahasa latin, “circa” yang berarti ‘sekitar’ dan “dies” yang berarti ‘satu hari’, jadi yang disebut circadian perubahan fungsi-fungsi tubuh tersebut mengikuti satu ritme tertentu, maka konsep circadian ini lebih dikenal dengan sebutan ritme sirkadian (circadian rhytm).

Ritme sirkadian sebagai sebagai proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam. Fungsi-fungsi tubuh yang dimaksud antara lain suhu badan, tingkat metabolisme, kesiagaan, detak jantung, tekanan darah, pola tidur-bangun kemampuan mental, dan komposisi kimia tertentu pada tubuh.


(33)

Fungsi-fungsi tubuh tersebut akan meningkat atau sangat aktif pada siang hari tetapi akan menurun atau tidak aktif pada malam hari atau sebaliknya. Masa selama siang hari disebut sebagai fase ergotropic dimana kinerja manusia berada pada puncaknya, sedangkan masa malam hari disebut fase trophotropic dimana terjadi proses istirahat dan pemulihan tenaga (Tayyari & Smith, 1997).

Selama 24 jam tubuh manusia memiliki jadwal yang akan menjadi irama dan terus saja berulang. Jam biologis pada manusia normal akan memiliki patokan seperti gambar di bawah ini:

Dalam 24 jam tubuh akan mengalami fluktuasi berupa temperatur, kemampuan untuk bangun, aktivitas lambung, denyut jantung, tekanan darah dan kadar hormon, dikenal sebagai irama sirkadian. Fungsi fisiologis tubuh seperti denyut jantung, oksigen yang dikonsumsi, suhu tubuh, tekanan darah, dan produksi adrenalin, sekresi urin, kapasitas fisik dan mental secara nyata iramanya berbeda pada waktu yang sama. Umumnya semua fungsi tubuh meningkat pada waktu pagi hari, mulai melemah pada siang hari dan menurun pada malam hari untuk pemulihan pembaruan. Fenomena ini disebut dengan irama sirkadian (Monk & Folkard, 1997).


(34)

Siklus sirkadian adalah proses berputar dari terang ke gelap dan kembali lagi setiap 24 jam, dan kebanyakan spesies yang hidup di permukaan bumi telah beradaptasi dengan perubahan reguler dalam lingkungannya (Foster & Kritzman, 2004). Irama biologis dari tubuh untuk tidur secara berkelanjutan akan bersinkronasi dengan fungsi tubuh yang lain. Contohnya, perubahan pada suhu tubuh akan berhubungan dengan pola tidur. Pada keadaan normal, suhu tubuh mencapai posisi puncaknya pada sore hari, menurun secara berangsur, dan kemudian menurun secara tajam setelah seseorang tidur (Potter & Perry, 2010: 175).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ritme Sirkadian

Faktor-faktor seperti cahaya, temperatur, aktivitas sosial, dan rutinitas kerja mempengaruhi irama sirkadian dan siklus tidur-bangun sehari-hari. Pada tubuh setiap orang mempunyai jam biologis yang menyinkronisasikan siklus tidurnya. Hal ini menjelaskan mengapa beberapa orang tertidur pada pukul 8 malam, sedangkan yang lain tidur pada tengah malam atau ketika hendak subuh. Orang lain juga lebih aktif di waktu yang berbeda pada satu hari. (Potter & Perry, 2010).

C.Hakikat Mahasiswa 1. Definisi Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012). Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id). Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat


(35)

dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seseorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini subyek yang digunakan ialah seorang mahasiswa yang berusia 23 tahun dan tercatat sebagai mahasiswa aktif.

2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau atau remaja akhir (usia 18 sampai 21 tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan (Gunarsa, 2001) yaitu:

a. Menerima keadaan fisiknya, perubahan fisiologis dan organis yang sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaannya.

b. Memperoleh kebebasan emosional, masa remaja akhir sedang pada masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya.


(36)

c. Mampu bergaul, dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada.

d. Menemukan model untuk identifikasi, dalam proses ke arah kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik-baiknya.

e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri, pengertian dan penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai.

f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma, nilai pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya, baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang berlaku di lingkungannya.

g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan, dunia remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan dan ia mampu mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan berikutnya yakni masa dewasa muda.

Apabila telah selesai masa remaja ini, masa selanjutnya ialah jenjang kedewasaan. Sebagai fase perkembangan, seseorang yang telah memiliki corak dan bentuk kepribadian tersendiri. Menurut Langeveld


(37)

(dalam Ahmadi & Sholeh, 1991: 90) ciri-ciri kedewasaan seseorang antara lain:

1) Dapat berdiri sendiri dalam kehidupannya. Ia tidak selalu minta pertolongan orang lain dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas-tugas hidup.

2) Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya terutama moral. 3) Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat dimana ia

berada.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa adalah pada penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas di kampus, mulai memiliki intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya, memiliki kebebasan emosional untuk memiliki pergaulan dan menentukan kepribadiannya. Mahasiswa juga ingin meningkatkan prestasi di kampus, memiliki tanggung jawab dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana ia berada.


(38)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Hadari Nawawi (2003) berpendapat bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber.

“Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bilamana hanya dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum memperoleh gambaran umum tentang studi kasus tersebut. Sebaliknya studi kasus akan kehilangan artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk memperoleh gambaran umum namun tanpa menemukan sesuatu atau beberapa aspek khusus yang perlu dipelajari secara intensif dan mendalam. Studi kasus yang baik harus dilakukan secara langsung dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang diselidiki. Walaupun demikian, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi juga dapat diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang akan diteliti (Hadari Nawawi, 2003).”

B.Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2016 hingga Mei 2016. Waktu yang diperlukan untuk penelitian dapat berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah tiga orang mahasiswa yang sudah menginjak semester akhir. Alasan peneliti memilih subjek tersebut karena menurut peneliti, subjek tersebut mengalami ritme sirkadian yang pola tidurnya tidak normal dengan mahasiswa pada umumnya. Informasi tersebut


(39)

peneliti dapatkan dari teman-teman para subjek dan tetangga kos subjek. Ritme sirkadian normal mahasiswa pada umumnya merupakan manusia yang mampu produktif pada pagi hari dan menggunakan malam hari sebagai persiapan menyambut aktifitas dikeesokan hari.

D.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, terperinci, dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan harus tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (indepht interview).

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti secara lisan. Peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok yang akan dibicarakan, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasikan tindak lanjut wawancara yang telah diperoleh, Sugiyono (2010: 322). Selain itu peneliti menyiapkan alat rekam suara berupa tape recorder atau handphone untuk merekam hasil wawancara dengan subjek. Hasil wawancara sendiri akan dirubah dalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan panduan wawancara terstruktur. Panduan wawancara terstruktur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(40)

Tabel 1. Panduan wawancara

NO ASPEK DAFTAR PERTANYAAN

1. Cahaya

(Siang Malam)

a. Bagaimana cara anda mengelola ritme sirkadian anda dalam kegiatan sehari-hari? b. Apa saja hambatan yang anda temui terkait

dengan pola tidur anda yang tidak normal? c. Apa yang anda lakukan ketika anda tidak

berhasil memanfaatkan ritme sirkadian dengan maksimal?

d. Apakah anda bersemangat dalam menjalani aktivitas jika ritme sirkadian yang anda jalani tidak normal?

2. Temperatur a. Apakah anda tidak merasa terganggu jika suhu tubuh (panas) anda tidak normal terkait dengan ritme sirkadian anda yang sering begadang?

3. Aktivitas Sosial a. Apakah anda adalah orang yang tergolong aktif dalam kegiatan di kampus atau di lingkungan tempat anda tinggal?

b. Apakah dalam menjalani kegiatan anda di lingkungan tidak terganggu jika ritme sirkadian anda lain daripada umumnya? c. Bagaimana cara anda mengelolanya? 4. Rutinitas a. Apakah anda mempunyai kegiatan diluar

kewajiban anda sebagai mahasiswa?

b. Mengapa ritme sirkadian anda tidak normal atau berbeda dengan mahasiswa pada umumnya?

c. Ceritakan bagaimana anda sampai menjadi demikian (ritme sirkadian tidak normal)?


(41)

2. Observasi

Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah obervasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan peneliti untuk mengamati perilaku dan proses kerja subjek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif moderat dengan terlibat dalam kegiatan sehari-hari subjek. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh subjek dalam beberapa kegiatan. Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan tajam. Dalam setiap observasi ini peneliti menyiapkan catatan lapangan untuk mencatat setiap perilaku dan proses kerja subjek sebagai sumber data. Catatan lapangan juga sering digunakan peneliti ketika dalam proses menjalankan teknik wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur.

E.Agenda Pertemuan Dengan Subjek dan Informan

Tabel 2. Agenda pertemuan peneliti dengan subjek I dan informan

SUBJEK I

No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

1. Rabu, 20 April 2016

Observasi a. Observasi subjek Jordy di kos dan di kampus.

2. Kamis, 21 April 2016

Wawancara dan Menggali Informasi

a. Kegiatan subjek di kampus pada siang hari. b. Pandangan subjek

mengenai ritme sirkadian dalam kehidupan sehari-hari.

c. Riwayat kehidupan subjek, lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosio


(42)

kultural, dan

pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan.

3. Jumat, 22 April 2016

Wawancara Terstruktur

a. Aspek-aspek ritme sirkadian berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti.

4. Senin, 25 April 2016

Menggali Informasi a. Informasi mengenai data diri dan latar belakang keluarga dan riwayat kehidupan subjek. 5. Selasa, 26 April

2016

Wawancara Tidak Terstruktur

a. Informasi dari informan kampus dan informan kos

6. Rabu, 27 April 2016

Sharing a. Pengalaman peneliti dengan subjek terkait ritme sirkadian yang menyimpang/tidak normal.

b. Memberikan sedikit masukan positif kepada subjek.


(43)

Tabel 3. Agenda pertemuan peneliti dengan subjek II dan informan

SUBJEK II

No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

1. Kamis, 28 April 2016

Observasi a. Observasi subjek Albi di kos dan di kampus.

2. Senin, 2 Mei 2016

Wawancara dan Menggali Informasi

a. Kegiatan subjek di kampus pada siang hari. b. Pandangan subjek

mengenai ritme sirkadian dalam kehidupan sehari-hari.

c. Riwayat kehidupan subjek, lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosio kultural, dan

pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan.

3. Selasa, 3 Mei 2016

Wawancara Terstruktur

a. Aspek-aspek ritme sirkadian berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti.

4. Rabu, 4 Mei 2016

Menggali Informasi a. Informasi mengenai data diri dan latar belakang keluarga dan riwayat kehidupan subjek. 5. Kamis, 5 Mei

2016

Wawancara Tidak Terstruktur

a. Informasi dari informan kampus dan informan


(44)

Tabel 4. Agenda pertemuan peneliti dengan subjek III dan informan kos.

6. Minggu, 8 Mei 2016

Sharing a. Pengalaman peneliti dengan subjek terkait ritme sirkadian yang menyimpang/tidak normal.

b. Memberikan sedikit masukan positif kepada subjek.

SUBJEK III

No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

1. Senin, 9Mei 2016

Observasi a. Observasi subjek Daniel di kos dan di kampus.

2. Selasa, 10 Mei 2016

Wawancara dan Menggali Informasi

a. Kegiatan subjek di kampus pada siang hari. b. Pandangan subjek

mengenai ritme sirkadian dalam kehidupan sehari-hari.

c. Riwayat kehidupan subjek, lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosio kultural, dan

pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan.


(45)

F. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan catatan lapangan yang didapatkan melalui observasi secara langsung, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain. Proses analisis data sendiri dimulai dari pembuatan verbatim melalui rekaman wawancara, reduksi data, dan analisisnya. Verbatim adalah percakapan wawancara dengan cara menuliskan setiap kata per kata jawaban ataupun ungkapan dan pertanyaan yang sudah diajukan kepada subjek. Sebelum menganalisis, peneliti 3. Rabu, 11 Mei

2016

Wawancara Terstruktur

a. Aspek-aspek ritme sirkadian berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti.

4. Kamis, 12 Mei 2016

Menggali Informasi a. Informasi mengenai data diri dan latar belakang keluarga dan riwayat kehidupan subjek. 5. Sabtu, 14 Mei

2016

Wawancara Tidak Terstruktur

a. Informasi dari informan kampus dan informan kos.

6. Minggu, 15 Mei 2016

Sharing a. Pengalaman peneliti dengan subjek terkait ritme sirkadian yang menyimpang/tidak normal.

b. Memberikan sedikit masukan positif kepada subjek.


(46)

melakukan proses reduksi data. Selanjutnya peneliti membuat analisis berdasarkan data yang sudah ada, dan menyajikannya dalam bentuk teks deksriptif. Berikut penjelasan dari tiap-tiap tahap:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari beberapa sumber antara lain buku-buku yang relevan, informasi dan keterangan berupa pendapat, tanggapan, serta pandangan yang diperoleh dari informan. Sedangkan pengumpul data dilakukan dengan teknik wawancara. Data dikumpulkan oleh peneliti merupakan data-data yang dapat menunjang penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang bersifat pokok, memfokuskan pada hal yang penting, mencari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, peneliti lebih mudah untuk mencari data yang diperlukan. Pada saat reduksi data, peneliti menentukan beberapa informan yang paling sesuai dengan apa yang diperlukan oleh peneliti, sehingga data yang diperoleh menjadi lebih akurat.

3. Sajian Data

Sajian data dilakukan dengan merangkai data atau informasi yang telah direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar/skema, maupun tabel yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam penelitian, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu pada analisis/tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Pada awal pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti melakukan pencatatan dan membuat pernyataan untuk membuat kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam.


(47)

G.Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selain itu, perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Dalam wawancara untuk mengumpulkan informasi, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas penelitian. “Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa ada dua jenis triangulasi yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama”. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Data diperoleh dari beberapa pihak yang terkait dengan subjek.

“Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif” (Patton dalam Moleong, 2009). Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Pada penelitian ini, triangulasi sumber berupa wawancara dengan pihak yang terkait yang dilaksanakan di rumash kos subjek dan di kampus tempat subjek melaksanakan studi. Informan adalah teman dekat subjek. Dengan begitu akan terlihat kebenarannya apakah subjek secara terbuka mengungkapkan aktivitas kesehariannya terkait dengan ritme sirkadian yang dimiliki masing-masing subjek.


(48)

30 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Subjek I

1. Sejarah Kehidupan Subjek I

Seperti remaja pada umumnya setelah lulus SMA, Jordy melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Palembang. Proses Jordy dalam menjalani studi di Palembang sempat mengalami kendala dan pada akhirnya ia kembali ke daerah asalnya untuk meyakinkan kedua orangtuanya untuk kembali mengenyam di perguruan tinggi, namun kali ini Jordy menempuh studi di perguruan tinggi di Jogja. Dalam perjalanan subjek menempuh studi di Jogja sampai saat ini tidak menemui suatu kendala seperti sebelumnya. Yogyakarta banyak menyuguhkan berbagai keperluan bagi masyarakatnya, misalnya seperti orang yang mencari ilmu pendidikan, di Jogja pun digelar untuk orang yang ingin benar-benar mencari ilmu pendidikan di lain sisi bilamana seseorang ingin mencari hiburan, di Jogja pula juga menyuguhkan berbagai macam sarana hiburan. Pada kasus ini, Subjek terlalu larut dalam suatu hiburan hingga ia sering begadang pada malam hari. Aktivitas yang dilakukan yaitu menghabiskan waktunya yang seharusnya untuk istirahat malam tetapi digunakan untuk bermain game hingga larut pagi. Kebiasaan begadang tersebut sudah melekat di dalam diri subjek sejak ia tinggal di Palembang hingga sekarang ia tinggal di Jogja.

2. Analisis Data Subjek I

a. Latar belakang kehidupan keluarga

Latar belakang keluarga Jordy merupakan keluarga yang tergolong harmonis. Selain menggambarkan sebagai keluarga harmonis, terlihat jelas bahwa kedua orangtua Jordy mengutamakan pendidikan bagi anak-anakya, terbukti dengan kutipan wawancara tidak terstruktur di bawah ini:


(49)

Jordy : “Kalau latar belakang saya di rumah, saya itu adalah anak pertama dari dua bersaudara dan orangtua saya itu bapak tamatan SMA dan untuk ibu itu tamatan D3 Akutansi, jadi misalnya kalau saya di rumah itu orangtua saya selalu menekankan untuk sesama anggota keluarga untuk terjalin suatu komunikasi yang jelas, jadi ibaratnya kalau antara aku sama adekku maupun sama orangtua harus terjalin komunikasi yang jelas dan yang kedua orangtua selalu menekankan pentingnya pendidikan, jadi kalau pendidikan itu karena dia cuman tamatan SMA jadi dia nggak pengen anaknya juga sebatas tamatan SMA, jadi dia lebih memikirkan anaknya gimana untuk sekolah lebih lanjut dan supaya anak-anaknya mereka bisa ibaratnya bisa bersaing di

dunia mendatang.”

b. Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosial kultural

Jordy lahir di Atambua saat ayahnya sedang dinas di kota tersebut dan sempat tinggal selama 3 tahun. Seiring berjalannya waktu ayah Jordy berpindah dinas ke Bali dan sampai sekarang keluarganya menetap di Bali. Masyarakat dan lingkungan Jordy di Bali umumnya adalah suku asli Bali dan tergolong dalam lingkungan ekonomi menengah ke atas. Bisa dikatakan lingkungan masyarakatnya adalah orang mampu, karena mayoritas dari mereka bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi di luar pulau Bali dan mayoritas kuliah di pulau Jawa.

c. Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan

Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan Jordy tergolong dalam kondisi yang baik dan belum pernah mengalami penyakit tertentu yang kronis. Kondisi fisik Jordy yang baik dan normal adalah bukti bahwa ia pernah menjadi atlit saat ia menempuh kuliah di Palembang. Disamping itu, Jordy setiap minggunya rutin bermain futsal bersama teman-teman di kampus. Hingga saat peneliti bertemu dengan Jordy ia terlihat segar dan kesehatannya tetap terjaga.


(50)

d. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif Jordy tergolong baik. Meskipun dalam mengawali pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sewaktu ia di Palembang sempat gagal.Saat ini Jordy sudah mengambil Judul Tugas Akhir ‘TA’. Jordy memang mempunyai pengalaman gagal dalam kuliah, namun hal itu tidak membuat ia patah semangat dalam mengenyam ilmu bekal bagi masa depannya.

e. Perkembangan sosial dan status sosial sekarang ini

Masyarakat yang tinggal disekitar Jordy adalah mahasiswa yang mempunyai kesibukan yang beragam. Pada saat peneliti datang ke kos Jordy, terlihat bahwa banyak teman-teman atau tetangga kosnya yang saling tegur sapa dan terlihat sangat mengenal dekat dengan Jordy. Hal tersebut membuktikan bahwa Jordy merupakan pribadi yang menarik bagi lingkungan sekitarnya. Berikut kutipan ungkapan langsung dari teman kos subjek pada wawancara tidak terstruktur di bawah ini:

Aji :“Kalau kesehariannya ya suka ngumpul, maksudnya kalau bersosialisasinya gampang, karena juga kenal deket sudah hampir tiga tahun jadi udah dekat, cuman ini aja ya e... kalau misalkan ngumpul tu... ini aja waktunya aja kadangkan mas Jordy itu waktunya kebanyakan dari malam dia baru bersosialisasi jadinya kadang, ini aja sih waktunya aja ya kadang kalau ngumpul sama mas Jordy itu malam, mungkin juga karena mas Jordy itu tidurnya baru bangun juga udah siang hari gitu, tapi kalau ngumpul sih baik-baik aja kok, orangnya juga enak, e.. kalau diajak ngobrol baik, santai juga orangnya, cuma itu aja sih mas kalau dia udah ketemu di kamar itu lama banget, kalau saya nggak sama temen-temen saya yang sebelah lagi itu nggak suruh keluar itu nggak bakalan keluar.”

Di bawah ini merupakan wawancara tidak terstruktur dengan teman kampus subjek yang menunjukan bahwa Jordy kurang kondusif dalam mengikuti mata perkuliahan di pagi hari. Berikut kutipan wawancaranya:


(51)

Iskandar : Ya kalau menurut saya pribadi Jordy ini baik ya, ya senang bergaul, kalau dengan saya sendiri ya saya cukup dekat dengan Jordy, saya sering apa ya, ya kalau jeda saya itu sering ke kantin ngopi makan ya sering juga sih dibayari dia, ya tahu sendiri kan mas kalau anak kos-kosan/anak rantau kadang-kadang

uangnya sering mepet, ya gitulah.”

Peneliti : Lalu begini mas Iskandar terkait aktivitas di kampus terkhusunya itu untuk kuliah mas, dalam kuliah pagi itu gimana mas? Beliau itu dalam mengikuti mata perkuliahan selama berlangsung pada kuliah pagi

hari itu bisa diberikan penjelasan mas?”

Iskandar : “Kalau kuliah pagi Jordy ini ya sering terlambat sih mas, ya kadang titip absen juga tapi kalau masuk ya paling duduk di belakang. Ya ngantuk, kadang tidur kadang maen game ya seperti itulah mas.”

Peneliti : “Berarti kalau dia berangkat bisa dipastikan ngantuk -ngantukan gitu mas? Atau gimana?

Iskandar : “Ya seperti itu mas,”

Peneliti : “Lalu begini mas Iskandar, mas Jordy ini apakah tergolong mahasiswa yang aktif di dalam bidang keorganisasian yang ada di kampus anda mas?”

Iskandar :”Kalau dulu sih aktif ya mas ya, ya saya dulu juga sering bareng dia ikut organisasi, tapi kalau sekarang saya kurang tahu mas tentang masalah organisasi, soalnya kalau ketemu dia ngobrolnya masalah game, masalah bola, ya kapan maen futsal, soalnya kami juga

sering maen futsal bareng.”

Dari pernyataan kedua informan di atas dapat disimpulkan bahwa Jordy memiliki pribadi yang menarik di lingkungan kos maupun di lingkungan kampus.

f. Ciri-ciri kepribadian

Jordy adalah pribadi yang optimistis serta jujur. Optimistis tersebut dapat dibuktikan dari perjalanannya kuliah yang sempat gagal lalu mau bangkit dengan penuh rasa percaya diri. Kejujurannya yang mau mengungkapkan semua riwayat kehidupannya dari sejak ia sempat


(52)

gagal hingga sekarang ia hampir menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.

B.Subjek II

1. Sejarah Kehidupan Subjek II

Subjek kedua kali ini adalah lulusan dari SMK di Lampung. Setelah lulus dari SMK subjek mendapat arahan dari orangtuanya untuk melanjutkan kursus sebagai montir, akan tetapi subjek menolaknya karena tidak sesuai dengan minat dirinya. Karena tekadnya yang kuat untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, akhirnya subjek mendapat brosur dari salah satu Universitas di Jogja. Kedua orangtua selanjutnya merestui keinginan subjek untuk kuliah dan tinggal di Jogja.Pada kasus kedua kali ini, subjek tergolong dalam mahasiswa yang pola tidurnya tidak normal lantaran aktivitas dan kegiatan di kampus yang terlalu padat hingga menuntut subjek untuk istirahat tidak teratur.

2. Analisis Data Subjek II

a. Latar belakang kehidupan keluarga

Keluarga Albi adalah keluarga yang memberikan kebebasan bagi anak-anaknya dalam mengambil keputusan. Berikut kutipan ungkapan langsung dari Albi pada wawancara tidak terstruktur ini:

Peneliti :“Bisa diceritakan mas latar

belakangkeluarga mas Albi itu bagaimana

mas?”

Albi (Subjek kedua):”Begini mas, saya anak terakhir dari empat bersaudara, sedangkan kedua orangtua saya hanya tamatan SD. Maka dari itu saya memiliki cita-cita untuk menjunjung tinggi derajat keluarga saya, dengan cara saya kuliah di Jogja untuk memperoleh gelar sarjana nantinya. Pastinya itu didukung dari keluarga terkhusus dari

kedua orangtua.”

Semangat yang digambarkan oleh sosok Albi adalah pribadi yang memiliki tekad yang kuat, hal tersebut dapat dibuktikan dari


(53)

ungkapan di atas bahwa ia ingin menjunjung tinggi derajat keluarganya. Latar belakang keluarga yang bukan tergolong dari keluarga yang berpendidikan tinggi, namun Albi ingin membuat suatu perubahan bagi keluarganya. Ia berani tampil beda dengan teman-teman di lingkungan tempat asalnya untuk merantau ke Jogja guna menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Faktor pendukung dari kedua orangtuanya yang mampu mewujudkan pilihan yang Albi pilih adalah bentuk apresiasi moril dari keluarga meskipun keluarganya tidak tergolong dari keluarga yang berpendidikan tinggi.

b. Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosial kultural

Lingkungan tempat tinggal subjek saat di Lampung mayoritas tergolong dalam masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pada umumnya setelah selesai menempuh studi di SMA/Sederajat masyarakat lebih memilih untuk melanjutkan bertani daripada melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tempat asal subjek merupakan daerah yang penduduknya dari pendatang atau transmigran. Hal tersebut dikuatkan dengan kedua orangtua subjek yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah yang melakukan transmigrasi ke Lampung.

c. Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan

Riwayat subjek dari sejak lahir hingga dewasa sekarang, subjek tidak pernah mengalami gangguan penyakit yang kronis. Subjek adalah pribadi yang gemar berolah raga. Aktivitas yang subjek lakukan di lingkungan kampus juga menuntut subjek untuk mengikuti kegiatan UKM beladiri yang bersifat wajib bagi mahasiswa baru dan hingga sekarang masih ditekuni oleh subjek.

d. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif subjek cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dari track record subjek yang belum pernah tinggal kelas semenjak sekolah, dan hingga saat ini subjek kuliah tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengikuti mata kuliah. Subjek tergolong


(1)

memanfaatkan ritme sirkadian dengan maksimal? Subjek III Wah, jawabnya gimana ya mas ya, ya namanya

anak kuliahan ya mas kalau udah nggak bangun ya udah mas, nggak kuliah mas. Kalau misalnya ada temen yang baik mau ngabsenin ya ngabsenin, tapi kalau nggak ada ya pasrah aja lah mas, jadinya ya, jadinya ya paling absen sih mas, ya masalahnya cuma satu gara-gara nggak bisa kuliah pagi terus absen gitukan ya saya lakuin paling ya pasrah mas dan nggak bisa dilakuin gimana ya kenyataan paling kalo ada temen yang baik nitip absen atau apa terus kalau saya bisa maksa-maksain buat nggak molor gitukan mas, sampai kuliah molornya gitu mas, itu aja sih mas ngak ada yang lain.

DN-1-c

Peneliti Molornya itu maksudnya tidur gitu mas?

Subjek III Ya pas pelajaran mas, jadinya ya kan namanya anak kuliah juga bosen mas ngedengerin dosen yang ngomong gitu doang ya ketika dosen ngomong saya sempet-sempetin buat tidur sih mas, soalnya masih ngantuk banget baru pulang aja jam empat (04.00) atau jam lima (05.00) gitu mas.

DN-1-c

Peneliti Baik mas terimakasih mas Daniel kita bertahap ke pertanyaan berikutnya, apakah anda bersemangat dalam menjalani aktivitas jika ritme sirkadian yang anda jalani tidak normal?

CAHAYA

Subjek III Kalau ditanya aktivitas ya mas jujur ya enggak mas, sebagian besar sih temen-temen saya sih bilang saya itu udah kayak kalong gitu lho mas, jadinya hidupnya ya semangatnya cuman pas malem, jadinya kalau ketika bangun pagi gitu ya mas, ya bangunnya udah siang atau ketika bangun udah nggak karuan gitu lho mas, ya nggak ada semangatlah sama sekali hidupnya kaya gitu lho, tapi ketika emang udah malem saya itu kalau udah diajak temen-temen buat main atau apa semangatnya udah minta ampun, tapikan


(2)

kewajiban saya sebenernya itu buat kuliah, ya kalau buat kuliah sih saya jujur nggak semangat mas.

Peneliti Baik terimakasih mas Daniel, lalu pertanyaan berikutnya, apakah anda tidak merasa terganggu jika suhu tubuh anda tidak normal terkait dengan ritme sirkadian anda yang sering begadang?

TEMPERATUR (Suhu Tubuh)

Subjek III Ditanya kaya gitu ya mas ya, jujur ya e... kalo saya sih mas jujur tu nggak tergganggu, maksudnya tu ya kalau misalnya pas kuliah baru tergganggu gitu lho mas masalahnya kan udah nggak tidur gitukan atau nggak saya cuman dateng ke kampus tu cuman buat absen doang, apa tidur pas di pelajaran kampus gitukan, ya itu pasti tergganggu banget mas, tapi kalau misalnya buat malemnya saya hidup lagi gitu lho mas buat main sama temen atau apa, jadinya ya ketika emang kalau misalnya pas siangnya bangun tidur aja udah jam segitu, jam-jam satuan (13.00) atau gimana jam-jam-jam-jam duabelasan (12.00) ya tergganggu banget mas tergganggu banget, sumpah tergganggu banget, tapi ketika udah ditambah tidur lagi nantinya atau gimana ya ketika malem saya hidup lagi gitu lho mas, jadi kaya seolah-olah kaya kalonglah gitu lho mas, gitu aja sih mas.

DN-2-a

Peneliti Baik terimakasih mas Daniel, apakah anda adalah orang yang tergolong aktif dalam kegiatan di kampus atau di lingkungan tempat tinggal anda?

AKTIVITAS SOSIAL Subjek III Kalau di kampus di tempat tinggal itu saya

kurangmas, tapi kalo di tempat tinggal itu saya juga kurang, tapi kalo di kampus saya lumayan aktif sih mas kayak misalnya ngikuti kegiatan kaya misalnya acara penerimaan mahasiswa baru ataupun kaya ada apa event-event gitu mas, biasanyakan dari Fakultas kadang ada ngadain acara apa gitukan, jadinya saya sering dipilih sama temen-temen dipilih jadi panitia misalnya jadi


(3)

perkap atau gimana gitu mas, gitu aja sih mas, saya lebih aktif di kampus dibandingin lingkungan.

Peneliti Baik mas Daniel, apakah dalam menjalani kegiatan anda di lingkungan tidak terganggu jika ritme sirkadian anda lain daripada umumnya?

AKTIVITAS SOSIAL Subjek III Kalau terganggu itu pasti terganggu mas,

terganggu banget, tapikan masalahnya juga ya temen-temen juga rapat gitukan atau ada pertemuan di kampus gitukan biasanya sore hari jadinya juga saya bisa hampir, ya hampir bisalah buat ngatur-ngatur kayak gitu, tapi ya tetep masih terganggu sih mas, masalahnya aja posisinya mas juga ngalaminkan kalau misalnya mas nggak tidurkan rasanya ketika kita misalnya tidurnya udah telat atau apa udah bangun siang kayak gitu, ya pasti males kayak gitu mas, lemes gitukan. Ya mangkanya saya aktif gitu lho, maksudya saya aktif di kampus, tapi yaudah saya mah, kasarannya udah diajak temen aktif ya aktif, tapi ya ngrasa ya sedikit-sedikit bodo amat sih mas tentang hal-hal yang kayak gitu, ya ikut-ikutin aja lah lho mas yang penting acaranya sukses gitu doang, ya tapi terganggu kalau ditanya terganggu ya sangat terganggu sih mas, tapi ya mau gimana udah kebiasaan gitu lho mas.

DN-3-b

Peneliti Baik terimakasih, lalu pertanyaan berikutnya mas, apakah anda mempunyai kegiatan diluar kewajiban anda sebagai mahasiswa mas?

RUTINITAS

Subjek III Kalau ditanya gitu sih mas, ya banyak banget mas. Jadi ya kalau di luar kewajibankan saya sebagai besar jujur main doang sih mas, jadinya kayak misalnya dugem itu maksudnya kegiatan utamalah mas, saya juga ya sudah bergaul sama anak-anak yang udah seperti itukan udah masuk ke dalam dunia malam dugem contohnya, jadinya saya hidupnya malem gitu mas buat hidup, yang


(4)

bangun pagi aja udah susah banget jadinya kegiatan saya kalau di luar kampus di luar kewajiban saya buat kuliah ya paling dugem, terus nongkrong sama anak-anak, gitu aja sih mas kalau saya pikir gitu lho, gitu aja sih.

Peneliti Baik terimakasih, mengapa ritme sirkadian anda tidak normal atau berbeda dengan mahasiswa pada umumnya?

RUTINITAS

Subjek III Ya mungkin apa ya mas ya, pergaulan sih mas gitu lho mas. Pergaulan jadinya ya karena saya emang udah dari SMA udah masuk maksudnya ya dari SMA juga ya namanya mas juga tahukan kita, saya SMA di Jakarta gitu lho mas jadinya saya sudah ya udah kenal namanya dugem itu sejak dari SMA terus ketika saya sudah kuliah itu temen-temen saya juga pada sukanya dugem dan juga kebetulan lingkungan Jogja itu emang dengan anak muda yang emang pada suka ya namanya anak muda juga suka have fun atau gimana gitukan mas, jadinya ya saya ikut ke arah sana gitu mas setiap malem dugem atau gimana, ya saya juga ngikutin kebiasaan saya gitu lho mas dan malahan juga jadinya kaya pola hidup saya sih mas maksudnya pola hidup saya ya saya lebih suka dugem gitu lho mas, e.. terus apa lagi ya mas e.. ya saya jadinya kayak gitu ya cuman gitu doang sih mas, intinya ya jadi kebiasaan dari SMA terus sampai kuliah ya gara-gara terus pergaulan sama temen-temen ya jadinya saya juga suka dugem gitu aja sih mas.

DN-4-b

Peneliti Ini pertanyaan terakhir mas, ceritakan bagaimana anda sampai menjadi demikian, yang dimaksud demikian itu ritme sirkadian anda menjadi tidak normal bagaimana mas? bisa diceritakan secara detailnya itu gimana mas?

RUTINITAS

Subjek III Jadinyakan gini mas, kalau dulukan pas SMA kan cuma sesekali doang, karena pertama itu pasti


(5)

pergaulan mas, pergaulan kitakan jadikan dulu waktu SMA tu saya masih normal gitu lho mas, paling cuma sesekali doang buat tidurnya yang sampe pagi atau gimana buat begadang itu cuma sesekali doang, tapi ketika kuliah saya kan udah ngekos tu mas, ngekos jauh dari orangtua secara otomatiskan orangtua gak bisa ngontrol saya, ya jadinya suka-suka saya gitu lho mas, jadinya saya mulai sampai kenal temen-temen dari sini juga dari Jogja juga. Ketika saya kenal dugem atau apa ya... gini aja mas ya saya contohin ya, e.. saya aja itu start aja jam dua belas (24.00) malem tu kesehariannya, jadinya saya dugem itu diajakin temen-temen jam dua belas (24.00) ataupun jam sebelas (23.00) diajakin pergi buat nongkrong pertamanya gitu, alesannya sih nongkrong buat ngobrol-ngobrol atau apa, tapi tiba-tiba nyampe ke tempat dugem gitu mas, sampe ke tempat dugem dan masnya mungkin tahu sendirikan tempat dugem itu udah selesainya udah jam tiga (03.00) atau jam (04.00) dan kita itu udah nyampe ke kos aja jam lima (05.00) kadang sesudah dugem makan dulu atau gimana, nongkrong dulu lagi nyampe kos aja udah jam lima (05.00) jam enam (06.00) terus mau kuliah lagi udah males mas, pastikan kalau namanya udah capekkan molor gitukan tidur, yaudah nggak karuan, ya itu sih mas cuma ya sampai di situ doang sih kalau misalnya emang kalau misalnya e.. saya jadiya kaya gitu ya, ya mungkin intinya cuma gara-gara kebiasaan sih mas, gara-gara emang pergaulan saya yang ke arah sana dan juga saya juga sampainya bisa kaya gitu juga sudah jadi kebiasaan saya buat dugem, buat tidur pagi gitu lho mas, jadinya intinya cuma simpel sih mas saya itu paling males buat kuliah pagi gitu lho mas, gara-gara emang udah ya kebiasaan tidur malem dan juga bangun e.. bukan tidur malem sih tidur pagi malahan, tidurnya udah jam lima (05.00) jam enam (06.00) buat kuliah jam delapan (08.00) nggak bisa bangun lagi mas,


(6)

cuma ya cuma bisa melek aja paling udah jam sebelas (11.00) atau jam dua belas (12.00) ya cuman itu doang sih mas.

Peneliti Kalau boleh tau mas, saya telisik lebih dalam, mas Daniel ini bisa dikatakan setiap hari mas kegiatan mas Daniel ini yang nocturnal bisa dikatakan mas Daniel itu aktivitasnya di malam hari, bisa dikatakan kebanyakan di malam hari ya mas, apakah itu berjalan setiap hari mas? Bisa diceritakan mas?

Subjek III Jadi gini ya mas, e... kalau pertama gitukan nggak mungkinkan namanya kita dugem setiap hari gitu mas, lagipulakan uangnya juga nggak cukup gitu lho mas, e.. paling itu e.. paling ini sebagian besar itu rata-rata itu saya tu dugem tu bisa satu minggu tu bisa tiga kali atau empat kali. Nah sisanya itu saya nongkrong gitu lho mas, nah itu dia salahnya jadi karena udah kebiasaan nggak bisa tidur pada jam... biasanyakan orang tidur jam sembilan atau jam sepuluh itu mas, udah pada tidur kayak anak SMA lah.. nah, kerena besok paginya mau sekolah jadinya ya... tapi karena udah kebiasaan saya buat tidur itu pagi gara-gara dugem ataupun gara-gara nongkrong, jadinya saya tetap tidur pagi mas, mau saya nggak dugem atau cuman nongkrong saya tetap tidur pagi gitu lho mas karena teman-teman saya juga ngajarin saya untuk... ya bukan ngajarin sih maksudnya saya ngikut temen-temen saya juga buat tidur pagi gitu lho mas, ya nggak tahu kenapa gitu lho mas cuma asik doang ketika bisa ngobrol sama temen-temen, untuk tidur pagi gitu, gitu aja sih mas.

DN-4-c

Peneliti Baik mas Daniel terimakasih banyak atas wawancaranya untuk hari ini mas.