12
matematika merupakan aktivitas manusia yang harus dikaitkan dengan realitas. Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang berhubungan dengan masalah-masalah sehari-
hari. Penggunaan
kata “realistik”
tersebut tidak
sekedar menunjukkan adanya hubungan dengan dunia nyata, tetapi lebih memfokuskan ke Pendidikan Matematika Realistik yang menempatkan
penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa.
Susanto, 2013: 205 2.1.3.2
Karakteristik PMRI
Treffers dalam Wijaya, 2012: 21-23 merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, diantaranya:
1. Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal atau permulaan pembelajaran matematika. Konteks yang dimaksud tidak harus
berupa masalah yang berhubungan dengan dunia nyata, akan tetapi bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama
hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Penggunaan konteks bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif untuk
melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Manfaat lain penggunaan konteks di awal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa dalam belajar matematika.
2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif
Dalam Pendidikan Matematika Realistik, model yang digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan model
13
berfungsi sebagai jembatan bridge dari pengetahuan dan matematika
tingkat konkret menuju pengetahuan matematika tingkat formal. 3.
Pemanfaatan hasil kontruksi siswa
Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang
bervariasi. Hasil kerja dan kontruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. Karakteristik ketiga dari
Pendidikan Matematika Realistik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus
mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.
4. Interaktivitas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses
belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Pemanfaatan interaksi
dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangkan
kemampuan kognitif dan afektif siswa secara stimultan. 5.
Keterkaitan
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-
konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. Pendidikan Matematika Realistik menempatkan
keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Melalui ini keterkaitan ini,
14
satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan dan
membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan. 2.1.3.3
Prinsip-prinsip pendekatan PMRI
Suryanto 2010:42 menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan RME terdapat tiga prinsip utama,
yaitu:
1. Guided Re-invention Penemuan kembali secara terbimbing