Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2.

(1)

Abstrak

Novianto, Vani. 2016. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SDN Plaosan 2. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada ulangan harian materi pengukuran waktu, panjang, dan berat mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat siswa melalui penerapan pendekatan PMRI, 3) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMRI.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Plaosan 2 yang berjumlah 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi penelitian dalam 2 siklus.

Peningkatan minat siswa dapat dilihat pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang termasuk dalam katagori minimal berminat 42,11% dengan rata-rata nilai minat siswa 46,74 dalam katagori kurang berminat meningkat pada siklus I yaitu 78,95% dengan rata-rata nilai minat siswa 71,53 dalam katagori berminat dan pada siklus II mencapai 89,47% dengan rata-rata nilai minat siswa 90,13 dalam katagori sangat berminat. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,06% dengan nilai rata-rata 62,94 meningkat pada siklus I menjadi 57,89% dengan nilai rata-rata 69,42, dan pada siklus II meningkat menjadi 94,74% dengan nilai rata-rata 78,63. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 tahun ajaran 2015/2016.


(2)

Abstract

Novianto, Vani. 2016. The improvement of students’ interest and learning achievement using PMRI Approximation in Mathematics Subject for second grade student of SDN Plaosan 2. PGSD. Thesis. Elementary School Education Study Program. Teacher and Education Faculty. Sanata Dharma University.

The research background is the lack of students’ interest and learning achievement in second grade student of Plaosan 2 State Elementary School in daily test of measurement time, length, and wide Mathematics subject. The aims of this research are: 1) to explain the accomplishment of PMRI approximation in order to increase students’ interest and learning achievement, 2) to increase and to know the increasing students’ interest by the implementation of PMRI approximation, 3) to increase and to know the increasing of students’ learning achievement by the implementation of PMRI approximation.

The participants of this research were 19 students of second grade student in Plaosan 2 State Elementary School. This research employed Classroom Action Research. There are four main activities in this research, there are planning, accomplishment, observation, and reflection. In accomplishment stage, the researcher divided the research in 2 cycles.

The increasing of students’ interest can be seen in first percentage conditionof the students included in minimal categorized 42,11% with value’s average 46,74 in not interesting category. In first cycle, the students’ interest increase become 78,95% with value’s average 71,53 in interesting category and in second cycle reach 89,47% with value’s average 90,13 in very interesting category. The percentage of students who can pass the examination in first condition were 47,06% with value’s average 62,94 can increase in first cycle become 57,89% with value average 69,42. In second cycle increase become 94,74% with value’s average 78,63. The researcher conclude that the use of PMRI approximation in learning process can increase students’ interest and learning achievement use measurement length tool that used in second grade students of Plaosan 2 State Elementary School 2015/2016 year.


(3)

i PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS II SDN PLAOSAN 2

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Vani Novianto NIM: 121134184

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Allah SWT yang senantiasa membimbing, melindungi dan mendampingiku dalam setiap kegiatanku.

Kedua orang tuaku:

Bapak Supani dan Ibu Juminah yang selalu memberi dukungan, semangat dan mendoakanku.

Kakakku tersayang Vani Wirawan yang telah menyemangati dan mendoakanku. Sahabat-sahabatku

Terimakasih atas semangat, dukungan dan bantuan kalian. Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma


(7)

v MOTTO

“Hendaklah kau menjadi orang yang rendah hati tanpa harus menjadi hina, rendah, dan lemah.

Dan hendaklah kamu menuntut posisi yang lebih rendah dari martabatmu agar kau dapat mencapai martabatmu yang sesungguhnya”


(8)

vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Vani Novianto

NIM : 121134184

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS II SDN PLAOSAN 2”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 Februari 2016

Yang Menyatakan,


(9)

vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Februari 2016

Penulis,


(10)

viii Abstrak

Novianto, Vani. 2016. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SDN Plaosan 2. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada ulangan harian materi pengukuran waktu, panjang, dan berat mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat siswa melalui penerapan pendekatan PMRI, 3) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMRI.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Plaosan 2 yang berjumlah 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi penelitian dalam 2 siklus.

Peningkatan minat siswa dapat dilihat pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang termasuk dalam katagori minimal berminat 42,11% dengan rata-rata nilai minat siswa 46,74 dalam katagori kurang berminat meningkat pada siklus I yaitu 78,95% dengan rata-rata nilai minat siswa 71,53 dalam katagori berminat dan pada siklus II mencapai 89,47% dengan rata-rata nilai minat siswa 90,13 dalam katagori sangat berminat. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,06% dengan nilai rata-rata 62,94 meningkat pada siklus I menjadi 57,89% dengan nilai rata-rata 69,42, dan pada siklus II meningkat menjadi 94,74% dengan nilai rata-rata 78,63. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 tahun ajaran 2015/2016.


(11)

ix Abstract

Novianto, Vani. 2016. The improvement of students’ interest and learning achievement using PMRI Approximation in Mathematics Subject for second grade student of SDN Plaosan 2. PGSD. Thesis. Elementary School Education Study Program. Teacher and Education Faculty. Sanata Dharma University.

The research background is the lack of students’ interest and learning achievement in second grade student of Plaosan 2 State Elementary School in daily test of measurement time, length, and wide Mathematics subject. The aims of this research are: 1) to explain the accomplishment of PMRI approximation in order to increase students’ interest and learning achievement, 2) to increase and to know the increasing students’ interest by the implementation of PMRI approximation, 3) to increase and to know the increasing of students’ learning achievement by the implementation of PMRI approximation.

The participants of this research were 19 students of second grade student in Plaosan 2 State Elementary School. This research employed Classroom Action Research. There are four main activities in this research, there are planning, accomplishment, observation, and reflection. In accomplishment stage, the researcher divided the research in 2 cycles.

The increasing of students’ interest can be seen in first percentage conditionof the students included in minimal categorized 42,11% with value’s average 46,74 in not interesting category. In first cycle, the students’ interest increase become 78,95% with value’s average 71,53 in interesting category and in second cycle reach 89,47% with value’s average 90,13 in very interesting category. The percentage of students who can pass the examination in first condition were 47,06% with value’s average 62,94 can increase in first cycle become 57,89% with value average 69,42. In second cycle increase become 94,74% with value’s average 78,63. The researcher conclude that the use of PMRI approximation in learning process can increase students’ interest and learning achievement use measurement length tool that used in second grade students of Plaosan 2 State Elementary School 2015/2016 year.


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas II SDN Plaosan 2” Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuannya.


(13)

xi

7. Ibu Sudarini, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Plaosan 2 yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu Diah Ismayati, S.Pd., selaku guru kelas 2 SDN Plaosan 2 yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian dan kerjasamanya.

9. Teman-teman PPL yang telah membantu dalam melaksanakan dalam melaksanakan penelitian.

10.Siswa-siswi SDN Plaosan 2 yang telah menyambut dengan baik dan dapat bekerja sama.

11.Orang tuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cinta kasih, dan menunjang segala kebutuhan.

12.Kakakku yang tersayang yang telah memberikan semangat dan bantuannya. 13.Sahabat-sahabatku: Yosafat, Dika, Deni, Ade, Didit, Christo, Debora,

Defirra, Eni, Epri, Mira, dan semua teman-teman kelas D angkatan 2012 terima kasih atas dorongan, semangat dan bantuannya.

14.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, dan penyusunannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan tulisan ini.

Yogyakarta, 29 Februari 2016 Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

... Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Batasan Masalah... 6

1.3Rumusan Masalah ... 7

1.4Batasan Pengertian ... 7

1.5Tujuan Penelitian ... 8

1.6Pemecahan Masalah ... 9

1.7Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1Kajian Teori ... 10

2.1.1 Minat Belajar ... 10

2.1.1.1Pengertian Minat Belajar ... 10

2.1.1.2Indikator Mengukur Minat Belajar ... 11

2.1.1.3Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar... 14

2.1.2 Prestasi Belajar ... 15


(15)

xiii

2.1.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

2.1.3 Pengertian Matematika... 17

2.1.4 Pengukuran Panjang ... 18

2.1.4.1 Pengukuran Panjang Satuan Tidak Baku ... 18

2.1.4.2 Pengukuran Panjang Satuan Baku ... 20

2.1.5 Pendidkan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 20

2.1.5.1 Pengertian PMRI ... 20

2.1.5.2 Prinsip-prinsip PMRI... 21

2.1.5.3 Karakteristik PMRI ... 23

2.1.5.4 Kelebihan PMRI ... 24

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 24

2.2 Penelitian yang Relevan ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III Metode Penelitian ... 30

3.1Jenis Penelitian ... 30

3.1.1 Perencanaan... 31

3.1.2 Pelaksanaan ... 32

3.1.3 Pengamatan ... 32

3.1.4 Refleksi ... 32

3.2Setting Penelitian ... 33

3.2.1 Tempat Penelitian... 33

3.2.2 Subjek Penelitian ... 33

3.2.3 Objek Penelitian ... 33

3.2.4 Waktu Penelitian dan Tahun Ajaran ... 33

3.3Persiapan ... 33

3.4Desain Penelitian ... 35

3.4.1 Siklus I ... 35

3.4.2 Siklus II ... 39

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5.1 Tes ... 43


(16)

xiv

3.5.2.1 Wawancara ... 43

3.5.2.2 Kuisioner ... 44

3.5.2.3 Dokumentasi ... 45

3.6Instrumen Penelitian... 46

3.6.1 Tes ... 46

3.6.1.1 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 46

3.6.1.2 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 47

3.6.2 Non Tes ... 48

3.6.2.1 Lembar Kuisioner... 48

3.6.2.2 Pedoman Wawancara ... 50

3.6.3 Tabel Instrumen Pengumpulan Data ... 51

3.7Validitas, reabilitas, dan IK Soal... 51

3.7.1 Validitas ... 51

3.7.1.1 Validitas Isi ... 52

1. Validasi Silabus ... 53

2. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 54

3. Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 55

4. Validasi Materi Ajar ... 56

5. Validasi Soal Evaluasi... 57

6. Validasi Kuisioner ... 58

3.6.1.2 Validitas Konstruk ... 59

3.7.2 Reliabilitas ... 62

3.7.3 Indeks Kesukaran Soal ... 64

3.8Teknik Analisis Data ... 67

3.8.1 Analisis Minat Siswa ... 67

3.8.2 Analisis Prestasi siswa ... 69

3.9 Indikator Keberhasilan ... 70

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 73

4.1Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 73

4.1.1 Siklus I ... 73

4.1.2 Siklus II ... 75


(17)

xv

4.2.1 Minat Siswa ... 77

4.2.2 Prestasi Belajar Siswa ... 84

4.3Pembahasan ... 90

4.3.1 Minat dan Prestasi Belajar ... 91

4.3.2 Penerapan Pendekatan PMRI ... 92

4.3.2.1 Pelaksanaan Siklus I ... 92

4.3.2.2 Pelaksanaan Siklus II ... 99

BAB V ... 107

5.1Kesimpulan ... 107

5.2Keterbatasan ... 110

5.3Saran ... 111

Daftar Pustaka ... 112


(18)

xvi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 47

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 48

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner ... 49

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ... 50

Tabel 3.5 Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data ... 51

Tabel 3.6 Hasil Validasi Silabus ... 53

Tabel 3.7 Hasil Validasi RPP ... 54

Tabel 3.8 Hasil Validasi LKS ... 55

Tabel 3.9 Hasil Validasi Materi Ajar ... 56

Tabel 3.10 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 57

Tabel 3.11 Hasil validasi Kuisioner ... 58

Tabel 3.12 Hasi validasi SPSS Soal Evaluasi Siklus I ... 60

Tabel 3.13 Hasil validasi SPSS Soal Evaluasi Siklus II ... 61

Tabel 3.14 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 63

Tabel 3.15 Reliabilitas Soal Siklus I ... 63

Tabel 3.16 Reliabilitas Soal Siklus II ... 64

Tabel 3.17 Klasifikasi indeks kesukaran ... 65

Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 65

Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II ... 66

Tabel 3.20 Kriteria Penilaian PAP II ... 68

Tabel 3.21 Kriteria Penilaian Minat Siswa ... 68

Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar Siswa ... 71

Tabel 3.23 Jadwal Penelitian... 71

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Kondisi Awal ... 78

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus I ... 79

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus II ... 80

Tabel 4.4 Hasil pengukuran minat siswa siklus I dan siklus II ... 81

Tabel 4.5 Nilai Kondisi Awal Prestasi Belajar ... 84


(19)

xvii

Tabel 4.7 Rata-rata dan Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 86

Tabel 4.8 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 87

Tabel 4.9 Rata-rata dan Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 88


(20)

xviii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Mengukur menggunakan satuan tidak baku ... 19

Gambar 2.2 Mengukur menggunakan satuan baku ... 20

Gambar 2.3 Literature Map penelitian-penelitian Relevan ... 27

Gambar 3.1 Model penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 31

Gambar 4.1 Grafik persentase peningkatan jumlah siswa tergolong kriteria minimal berminat pada siklus I dan siklus II ... 82

Gambar 4.2 Grafik peningkatan rata-rata nilai minat siswa siklus I dan siklus II ... 83

Gambar 4.3 Grafik persentase peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM siklus I dan siklus II ... 89

Gambar 4.4 Grafik peningkatan nilai rata-rata siswa siklus I dan siklus II ... 90

Gambar 4.5 Interaksi siswa dengan guru saat pembelajaran ... 93

Gambar 4.6 Penggunaan model ... 97

Gambar 4.7 Pemanfaatan hasil konstruksi siswa ... 102


(21)

xix DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Ijin

Lampiran Surat Ijin Penelitian ... 117

Lampiran Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 118

Lampiran 2 Silabus Lampiran Silabus ... 120

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran RPP Siklus 1 pertemuan 1 ... 126

Lampiran RPP Siklus 1 pertemuan 2 ... 135

Lampiran RPP Siklus 2 pertemuan 1 ... 144

Lampiran RPP Siklus 2 pertemuan 2 ... 154

Lampiran 4 Lembar Kuisioner Lampiran Lembar Kuisioner Siap Disebar ... 166

Lampiran 5 Daftar Kondisi Awal Prestasi Belajar Lampiran Nilai Ulangan Harian Materi Pengukuran ... 169

Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Penelitian Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator I ... 171

Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator II ... 177

Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator III ... 183

Lampiran Validasi Kuisioner ... 189

Lampiran 7 Validitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Lampiran Nilai r Product Moment ... 197

Lampiran Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 198

Lampiran Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 199

Lampiran 8 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Lampiran Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 201

Lampiran Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 201

Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Lembar Kerja Siswa Lampiran LKS Siklus I Pertemuan I ... 203


(22)

xx

Lampiran LKS Siklus II Pertemuan I... 205 Lampiran LKS Siklus II Pertemuan II ... 206 Lampiran 10 Contoh Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Lampiran Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus I ... 208 Lampiran Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus II ... 211 Lampiran 11 Contoh Hasil Kuisioner Minat Awal, Siklus I,, dan Siklus II

Lampiran Hasil Kuisioner Minat Awal ... 214 Lampiran Hasil Kuisioner Minat Siklus I ... 216 Lampiran Hasil Kuisioner Minat Siklus II ... 218 Lampiran 12 Data Minat Kondisi Awal

Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Kondisi Awal Siswa ... 221 Lampiran Observasi Minat Kondisi Awal ... 222 Lampiran 13 Data Hasil Kuisioner Minat Siklus I dan Siklus II

Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Siklus I ... 224 Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Siklus II ... 225 Lampiran 14 Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 227 Lampiran 15 Hasil Wawancara Kondisi Awal

Lampiran Tabel Hasil Wawancara ... 229 Lampiran 16 Foto-foto Pelaksanaan Penelitian


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana, dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina siswa menjadi manusia yang dewasa dan berbudaya. Upaya ini berorientasi pada asas pendidikan yang mengembangkan seluruh aspek potensi siswa, diantaranya aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Susanto, 2013: 85).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting di sekolah dasar. Matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari (Susanto, 2013: 185). Matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Salah satunya pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar merupakan modal atau dasar bagi siswa untuk melanjutkan pengetahuan ke tingkat berikutnya. Mata pelajaran matematika mengajarkan kita untuk dapat mengenal angka dan mengoperasikannya. Disamping itu, mata pelajaran matematika berkaitan dengan dunia sekitar kita. Kita mampu mengukur benda yang ada di sekitar kita dengan matematika.

Menurut Cockroft (dalam Abdulrahman, 2009: 253) matematika perlu diajarkan kepada siswa karena mempunyai peran; 1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2) semua bidang studi memerlukan keterampilan


(24)

matematika yang sesuai; 3) merupakan sarana komunikasi kuat, singkat, dan jelas; 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan; 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Berdasarkan hal tersebut maka matematika perlu diajarkan kepada setiap siswa sejak dini.

Guru dan siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan dengan efektif. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif (Susanto, 2013: 187-188). Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Susanto, 2013: 186). Pembelajaran matematika tidak hanya cukup dengan membaca, tetapi kita harus menyediakan tenaga yang lebih untuk memahami definisi, rumus, berlatih soal, berlatih kemampuan analisis, dan sebagainya (Nurhidayati, 2013: 42). Sanjaya (2006: 1) juga mengungkapkan bahwa siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas perlu diarahkan pada kemampuan memahami informasi yang diperolehnya lalu dihubungkan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Siswa dapat menggunakan pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk belajar. Salah satu cara untuk menumbuhkan minat dan prestasi belajar matematika disini adalah dengan menghadapkan siswa pada realitas dunia nyata sebagai titik awal dalam


(25)

pembelajaran. Pembelajaran realistik yaitu penggunaan lingkungan dunia nyata yang ada di lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika. Banyak siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu hal yang mempengaruhi semangat siswa adalah minat siswa pada penyajian materi yang disampaikan.

Hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas II SDN Plaosan 2, Mlati, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 5 Juni 2015 mengatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dikarenakan oleh siswa yang sering bermalas-malasan, ribut sendiri ketika guru sedang menerangkan dan siswa kurang berminat terhadap pelajaran yang diberikan guru. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan juga lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa di dukung metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga pembelajaran tampak monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Siswa tidak dihadapkan pada realitas yang memuat masalah matematika atau hitungan dalam pembelajaran matematika. Guru enggan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga maupun metode yang lebih menyenangkan atau membantu siswa menemukan proses belajarnya.

Menurut guru kelas II SDN Plaosan 2 salah satu materi pada pembelajaran Matematika kelas II SDN Plaosan 2 adalah pengukuran. Pengukuran dalam hal ini mengukur menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku. Pemahaman siswa pada materi pengukuran menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku pada siswa kelas II masih kurang, di lain sisi pelajaran matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari khususnya pada materi


(26)

mengukur menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku. Hasil observasi dokumen yang dilakukan oleh peneliti di SDN Plaosan 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 5 Juni 2015 yaitu hasil rata-rata nilai ulangan harian SDN Plaosan 2 kelas I I tahun 2013/2014 sebagai kondisi awal adalah 62,94. Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 8 siswa dari 17 siswa (47,06%), sedang KKM nilai matematika yang ditetapkan adalah 65.

Hasil observasi kelas yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 Juli 2015, peneliti menemukan rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika yang sedang berlangsung di kelas. Dari 19 orang siswa di kelas II SDN Plaosan 2 yang diamati, terdapat 6 orang anak atau sebanyak 31,59% anak yang mau atau berani bertanya kepada guru. Siswa yang berani mengangkat tangan ada 9 orang anak atau sekitar 47,37% siswa. Adapun siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru hanya 9 orang anak atau bila hitung dalam persen sekitar 47,37% siswa. Hanya 21,1% atau 4 orang siswa yang berani menuliskan jawaban mereka pada papan tulis di depan kelas. Siswa yang tidak memperhatikan ini mencapai 15 siswa, atau sekitar 78,95% dari keseluruhan jumlah siswa. Ini menunjukkan sangat rendahnya minat yang ada pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 Tahun Ajaran 2015/2016.

Selain melakukan wawancara, pengambilan data dokumen hasil belajar siswa, dan observasi kelas, peneliti juga melakukan penyebaran kuisioner pada tanggal 3 Agustus 2015 untuk memperkuat data kondisi awal siswa. Berdasarkan kuisioner yang telah disebar, diperoleh data rata-rata semua siswa yang berdasarkan ciri-ciri minat siswa yang dijadikan sebagai indikator yang mempengaruhi minat siswa. Indikator pertama yang menunjukkan perasaan


(27)

senang siswa berada pada rata-rata 1,53 dari skala angka 1 sampai 5, hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang senang pada pembelajaran matematika. Indikator yang kedua yaitu siswa terfokus dalam proses pembelajaran berada pada rata-rata 1,48, hal ini menunjukkan siswa tidak terfokus dalam proses pembelajaran matematika. Indikator yang ketiga yaitu siswa tertarik pada materi pembelajaran berada pada rata-rata 1,74, hal ini menunjukkan siswa tidak tertarik pada materi pembelajaran matematika. Indikator yang terakhir adalah siswa yang menunjukkan keikutsertaan dalam pembelajaran, rata-ratanya adalah 1,68, hal ini menunjukkan siswa kurang aktif pada keikutsertaannya dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan data keempat indikator minat tersebut, dapat disimpulakan bahwa siswa tidak berminat terhadap pembelajaran matematika. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic Mathematic Education (RME) yang disesuaikan dengan kondisi budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari (Suryanto, 2010: 37). Menurut Supinah (2008: 14) RME adalah landasan filosofi PMRI. RME merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda. Teori ini berangkat dari pendapat Fruedenthal bahwa matematika merupakan aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan realitas. Menurut Wijaya (2012: 20) Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan mata pelajaran matematika yang selalu menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti memilih menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk mengatasi rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika. Pendekatan ini dipilih karena pendektan PMRI adalah


(28)

suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika. Konsep PMRI sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika dan mengembangkan daya nalar (Daryanto dan Tasrial, 2012: 151). Pendekatan PMRI belum pernah diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas II SDN Plaosan 2. Untuk pembelajaran selanjutnya peneliti akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI, karena dengan pembelajaran yang lebih bervariasi dapat meningkatkan peran serta siswa dan minat siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu peneliti akan melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2”.

1.2 Batasan Masalah

Penerapan pendekatan PMRI dibatasi pada standar kompetensi menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah kompetensi dasar menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm,m) yang sering digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Pendekatan ini menggunakan media alat ukur yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendekatan PMRI digunakan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2.


(29)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2?

1.3.2 Apakah penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat pada siswa kelas II SDN Plaosan 2?

1.3.3 Apakah penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2?

1.4 Batasan Pengertian

Agar terhindar dari penafsiran-penafsiran yang keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut.

1.4.1 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan atau kemampuan untuk menguasai pelajaran yang diterima oleh seseorang. Dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif.

1.4.2 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI )

PMRI merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang menyajikan masalah secara kontekstual/realistik, melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah dengan caranya sendiri, atau dalam kelompok. P M R I menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik


(30)

1.4.3 Minat

Minat merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang memiliki ketertarikan pada suatu hal yang ditunjukan pada dirinya. Minat dapat dipengaruhi atau dirangsang oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar diri seseorang tersebut.

1.4.4 Alat Ukur

Alat ukur merupakan media yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan oleh guru dan siswa untuk membantu pemahaman dan penguasaan materi siswa terkait dengan materi pembelajaran alat ukur panjang tidak baku dan baku yang sering digunakan. Alat ukur panjang tidak baku seperti jengkal, depa, hasta, dan langkah, sedangkan alat ukur panjang baku seperti penggaris dan meteran.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1.5.1 Menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2.

1.5.2 Meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 melalui penerapan pendekatan PMRI.

1.5.3 Meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 melalui penerapan pendekatan PMRI.


(31)

1.6 Pemecahan Masalah

Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada kompetensi dasar menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm,m) yang sering digunakan akan diatasi dengan menggunakan Pendekatan PMRI.

1.7 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik untuk : 1.7.1 Bagi Siswa

a. Siswa memiliki pengalaman baru dalam kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Siswa dapat mengembangkan potensi mereka dengan terlibat aktif dalam pembelajaran.

1.7.2 Bagi Guru

Dapat memperoleh inspirasi melakukan PTK dengan pendekatan PMRI. Pendekatan PMRI juga dapat digunakan guru agar dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

1.7.3 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

1.7.4 Bagi Peneliti

a. Merupakan pengalaman yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran

b. Menambah wawasan baru bagi peneliti tentang pendekatan PMRI


(32)

10 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori

2.1.1 Minat Belajar

2.1.1.1Pengertian Minat Belajar

Menurut Sukardi (dalam Susanto, 2013: 57) menjelaskan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu kegemaran, kesukaan atau kesenangan pada sesuatu hal yang dijumpai. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas yang berasal dari hubungan antara diri sendiri dengan dengan sesuatu diluar diri tanpa ada yang memerintah ( Slameto, 2010: 180). Minat adalah dorongan dalam diri seseorang yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya (Susanto, 2013: 58). Minat berpengaruh terhadap kegiatan seseorang yang akan dilakukan, sebaliknya tanpa minat seseorang tidak akan melakukan sesuatu.

Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari perpaduan gerak dan campuran dari perasaan, kecemasan, dan kecenderungan lainnya yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Sukardi, 1987: 25). Minat belajar membentuk sikap akademik yang sangat pribadi pada siswa.


(33)

Dari pengertian keempat tokoh tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa minat belajar adalah perpaduan gerak dan campuran perasaan dalam suatu ketertarikan atau kesukaan pada suatu objek atau aktivitas yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau aktivitas menarik yang bersifat menetap pada diri seseorang.

2.1.1.2Indikator Mengukur Minat Belajar

Menurut Hurlock (dalam Susanto, 2013: 62) mengungkapkan beberapa ciri-ciri minat yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Pada dasarnya minat dapat berubah-berubah selama masih terjadi perubahan fisik dan perubahan mental. Oleh karena itu maka perkembangan fisik dan mental pada setiap siswa akan tumbuh secara bersamaan dengan minatnya.

2. Minat tergantung pada kesiapan belajar.

Ada atau tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran tergantung pada kesiapan belajar. Fisik dan mental siswa berpengaruh pada kesiapan belajar siswa. Jadi perlu persiapan fisik dan mental yang baik sebelum mengikuti pembelajaran.

3. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Lingkungan dan minat memiliki pengaruh yang besar pada kesempatan siswa untuk belajar. Dengan bertambah luasnya interaksi sosial yang mereka lakukan, maka akan tertarik pada minat orang lain


(34)

yang baru di kenal. Jadi bisa disampaikan bahwa minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas

Kurang baiknya fisik dan mental akan membatasi minat anak. Anak yang mempunyai fisik yang normal memiliki perbedaan minat dengan anak yang memiliki cacat fisik.

5. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Minat akan tergantung pada lingkup budaya yang mereka tekuni dengan baik. Budaya lingkungan sekitar merupakan pengaruh yang paling besar terhadap kepribadian yang berimbas pada minat siswa. 6. Minat berbobot emosional

Emosi yang tidak menyenangkan akan menghambat atau melemahkan minat siswa. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan tidak akan memimbulkan siswa emosi.

7. Minat itu egosentrism

Minat akan menuntun seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Minat memiliki sifat sangat pribadi.

Dari tujuh ciri-ciri minat menurut tokoh Hurlock tersebut, peneliti dan validator ahli bersepakat membuat menjadi empat indikator yang mewakili tujuh ciri-ciri minat belajar tersebut, berikut empat ciri-ciri minat adalah sebagai berikut:

1. Timbul perasaan senang dalam pembelajaran

Setiap orang yang berminat akan menumbuhkan perasaan senangya terlebih dahulu. Ketika siswa senang akan hal yang dilakukan


(35)

ataupun diterimanya, maka minat belajar siswa tersebut akan tumbuh dan akan memunculkan hal-hal baru yang dapat dihasilkan dari perasaan senangnya tersebut.

2. Sangat terfokus dalam proses pembelajaran.

Orang yang dikatakan berminat akan menjadi terfokus pada satu hal, bukan hanya pada pelajaran. Orang yang berminat akan memberikan perhatian yang penuh kepada apa yang diamatinya, seolah orang tersebut ingin mengetahui tentang keseluruhan yang ada pada hal yang diamatinya tersebut.

3. Tertarik pada materi pembelajaran.

Ketika orang telah berminat pada suatu hal, orang tersebut akan memberikan seluruh perhatiannya pada hal yang diamatinya, meskipun hal yang diamatinya tersebut adalah hal yang sulit, termasuk pada materi pembelajaran yang sulit. Seorang individu akan menunjukkan minatnya pada hal yang sulit ketika individu menemukan hal yang menarik yang diperolehnya.

4. Keikutsertaan dalam pembelajaran.

Minat mendorong seorang individu akan menjadi aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Mulai dari aktif dalam bertanya, menjawab, melakukan aktivitas gerak. Keaktifan ini berunjuk pada rasa ingin tahu akan hal apa yang dipelajarinya selama mengikuti proses pembelajaran.

Dari ciri-ciri tersebut dapat dibuat indikator untuk mengukur minat yaitu:


(36)

1. Timbul perasaan senang

2. Terfokus dalam proses pembelajaran. 3. Tertarik pada materi pembelajaran 4. Keikutsertaan dalam pembelajaran.

2.1.1.3Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Abdul (2006: 45) minat belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :

a. Objek belajar.

Obyek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 mata pelajaran matematika Kompetensi Dasar Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan menggunakan pendekatan PMRI.

b. Metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Pendekatan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan PMRI.

c. Sikap dan perilaku guru.

Perilaku guru dalam pembelajaran sangat berpengaruh pada minat siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas.

d. Media pembelajaran.

Media pembelajarn pada penelitian ini menggunakan beberapa alat ukur. Alat ukur merupakan media yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan oleh guru dan siswa untuk


(37)

membantu pemahaman dan penguasaan materi siswa terkait dengan materi pembelajaran alat ukur panjang tidak baku dan baku yang sering digunakan. Alat ukur panjang tidak baku seperti jengkal, depa, hasta, dan langkah, sedangkan alat ukur panjang baku seperti penggaris dan meteran.

e. Lingkungan belajar.

Seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Siswa dapat menggunakan pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk belajar. Penggunaan lingkungan dunia nyata yang ada di lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang lebih baik

f. Suara guru

Suara guru atau peneliti saat pembelajaran di dalam kelas berlangsung harus lantang dan jelas karena suara guru berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.

2.1.2 Prestasi Belajar

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap sesorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat berkelanjutan dalam sejarah manusia, karena


(38)

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 1988: 3).

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang telah dicapai siswa merupakan hasil dari interaksi antara faktor dalam diri (faktor internal) dan faktor luar diri (faktor eksternal) Ahmadi dan Supriyono (1991: 130-131).

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. Kedua adalah faktor psikologis seperti prestasi, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial, budaya, dan lingkungan. Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, kelompok, dan masyarakat. Faktor budaya meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Faktor lingkungan meliputi keadaan rumah, fasilitas rumah dan fasilitas belajar, iklim dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat tokoh tersebut, maka peneliti menemukan beberapa faktor dalam penelitian ini yang kiranya dianggap berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Faktor tersebut yaitu minat, motivasi, keluarga, dan lingkungan sekitar.


(39)

2.1.3 Pengertian Matematika

Matematika adalah bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan terstruktur antar konsep yang berkaitan, Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 184). Matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari (Susanto, 2013: 185). Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/ konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki melalui penalaran yang bersifat deduktif (Triharso, 2013: 46).

Berikut beberapa prinsip penerapan pembelajaran matematika di usia sekolah menurut Triharso (2013: 47), yaitu :

1. Matematika diajarkan secara bertahap dalam bentuk permainan, diawali dengan menghitung benda-benda atau hasil pengalaman peristiwa konkret yang dialami siswa melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar.

2. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara bertahap menurut tingkat kesulitannya, misal dari konkret ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari tingkat sederhana ke yang lebih kompleks.

3. Bahasa yang digunakan dalam pengenalan konsep berhitung sebaiknya menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa.

4. Proses evaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.

Menurut ketiga tokoh tersebut, matematika merupakan salah satu ilmu pasti yang diajarkan secara bertahap menggunakan bahasa simbolis yang terdapat


(40)

aktivitas berhitung dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4 Pengukuran Panjang

2.1.4.1 Pengukuran Panjang Menggunakan Satuan Tidak Baku

Pengukuran panjang menggunakan satuan tidak baku (Purnomosidi, 2008: 49-51) yaitu:

1. Konsep Panjang

Ukuran panjang suatu obyek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk menyusun secara berjajar dan berkesinambungan dari ujung obyek ke ujung berikutnya. Pengalaman belajar siswa tentang pengukuran panjang dimulai untuk mengukur panjang dengan menggunakan satuan tidak baku. Satuan tidak baku yang digunakan harus sesuai dengan benda yang diukur panjangnya. Contoh satuan tidak baku jengkal digunakan untuk mengukur tepi suatu meja, klip digunakan untuk mengukur panjang suatu pensil.

2. Pada kegiatan pengukuran panjang ini penekanan yang harus

diperhatikan adalah:

a. Benda yang diukur

b. Satuan ukuran tidak baku yang tepat digunakan untuk mengukur panjang benda.

c. Cara mengukur


(41)

3. Pada awal kegiatan untuk penanaman konsep, yang perlu diperhatikan

adalah:

a. Tersedianya satuan ukuran yang digunakan sesuai dengan panjang

obyek.

b. Hasil pengukuran ditunjukkan dengan banyaknya satuan ukuran

yang berjejer pada obyek yang diukur.

c. Pensil yang sama panjang diukur dengan 2 satuan panjang tidak

baku yang tidak sama panjang.

d. Pada tahap berikutnya satuan yang digunakan untuk mengukur

cukup 1 saja, yaitu dengan cara memberi tanda setiap kali habis mengukur.

Gambar 2.1 Mengukur menggunakan satuan tidak baku

4.Pada akhir kegiatan siswa memperoleh pemahaman sebagai berikut. a. Suatu benda diukur dengan menggunakan satuan ukuran yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda. Oleh karena itu apabila kita menghendaki hasil pengukuran yang sama untuk suatu obyek, maka satuan yang digunakan harus sama panjang. Hal ini akan menuju pada penggunaan satuan baku.

b. Banyaknya satuan ukuran yang digunakan cukup 1 saja. Untuk setiap kali melakukan pengukuran, kemudian obyek yang diukur diberi tanda.


(42)

2.1.4.2Pengukuran Panjang Menggunakan Satuan Baku

Pengukuran panjang menggunakan satuan baku (Purnomosidi,

2008: 52-54) yaitu:

1. Penekanan yang harus diperhatikan adalah: Benda yang diukur a. Satuan ukuran baku berupa penggaris dan meteran plastik

b. Cara mengukur

c. Hasil dari pengukuran

d. Pembacaan/pengucapan satuan ukuran yang digunakan misalnya cm (sentimeter), m (meter)

Gambar 2.2 Mengukur menggunakan satuan baku

2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) 2.1.5.1 Pengertian PMRI

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic Mathematic Education (RME) yang disesuaikan dengan kondisi budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari (Suryanto, 2010: 37). Menurut Supinah (2008: 14) RME adalah landasan filosofi PMRI. RME merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda. Teori ini berangkat dari pendapat Fruedenthal bahwa matematika merupakan aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan realitas.


(43)

Menurut Supinah (2008: 14) pembelajaran matematika tidak dapat dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi pelajaran. Menurut Wijaya (2012: 20) Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan mata pelajaran Matematika yang yang selalu menggunakan permasalahan sehari-hari. Menurut Soedjadi (2001: 2) pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik pada dasarnya adalah penggunaan lingkungan alam nyata yang ada di sekitar untuk dipahami siswa guna memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika, sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik. Soedjadi juga menjelaskan bahwa realita atau kenyataan adalah hal-hal nyata yang bersifat konkret yang dapat diamati dan dapat dipahami oleh siswa dengan cara membayangkannya.

Dari pengertian keempat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa PMRI adalah pendekatan pada pembelajaran matematika yang mendorong siswa untuk menerapkan hubungan antara materi dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. PMRI mengutamakan keaktifan siswa untuk menemukan materi yang berhubungan dengan permasalahan kehidupan nyata.

2.1.5.2 Prinsip-prinsip PMRI

Menurut Suryanto (2010: 41-43) prinsip PMRI adalah sebagai berikut:

a. Prinsip penemuan kembali secara terbimbing dan prinsip matematika progresif. Prinsip penemuan kembali secara terbimbing yaitu prinsip yang


(44)

menekankan pada “penemuan kembali” secara terbimbing. Penemuan kembali permasalahan yang realistik, yang mengandung topik-topik materi matematika dan memberi kesempatan pada siswa untuk membangun dan menemukan ide-ide gagasan pada konteks matematika. Prinsip matematika progresif adalah prinsip yang menekankan “matematisasi” diartikan sebagai upaya yang mengarahkan pada pemikiran matematis. Dikatakan progresif karena terdiri atas dua langkah yang berurutan, yaitu (i) matematisasi horizontal (berawal dari masalah realistik yang diberikan dan berakhir pada matematika formal), (ii) matematika vertikal (dari matematika formal ke matematika formal yang lebih luas).

b. Prinsip fenomologi didaktis, prinsip ini menekankan pada fenomena pembelajaran yang bersifat mendidik dan menekankan pentingnya masalah kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematika kepada siswa. Masalah kontekstual dipilih dengan mempertimbangkan aspek kecocokan aplikasi yang harus diantisipasi dalam pembelajaran dan kecocokan dengan proses reinvention, yang berarti bahwa konsep, aturan, dan cara model matematis tidak disediakan atau diberitahukan oleh guru, tetapi siswa yang berusaha sendiri untuk menemukan permasalahan kontekstual yang diberikan oleh guru.

c. Prinsip membangun sendiri model, yaitu prinsip yang menunjukkan fungsi “jembatan” yang berupa model. Prinsip ini berpangkal pada masalah kontekstual lalu menuju ke matematika formal, serta ada kebebasan pada siswa, maka tidak mustahil siswa mengembangkan model sendiri.


(45)

2.1.5.3 Karakteristik PMRI

Menurut Suryanto (2010: 44) terdapat 5 karakteristik pendekatan matematika realistik yaitu:

1. Menggunakan Konteks

Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru.

2. Menggunakan Model

Istilah model berkaitan dengan masalah situasi dan model matematika yang dikembangkan sendiri oleh siswa, mengaktualisasikan masalah kebentuk visual sebagai sarana untuk memudahkan pengajaran.

3. Menggunakan Kontribusi Siswa

Kontribusi yang besar diharapkan pada proses belajar mengajar datang dari siswa artinya semua pikiran (kontruksi dan produksi) dihasilkan oleh siswa itu sendiri.

4. Menggunakan Format Interaktif

Mengoptimalkan proses pembelajaran melalui interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan sarana dan prasarana merupakan hal terpenting dalam pembelajaran matematika realistik.

5. Memanfaatkan Keterkaitan

Struktur dan konsep matematika saling berkaitan maka dari itu keterkaitan antar topik (unit pelajaran) tersebut harus dieksplorasi agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.


(46)

2.1.5.4 Kelebihan PMRI

Menurut Traffers (dalam Susanto, 2013: 207) kelebihan pembelajaran matematika realistik antara lain:

1. Siswa diperkenalkan untuk masuk ke dalam matematika secara alamiah dan termotivasi.

2. Pembelajaran mengangkat masalah-masalah yang kontekstual bagi siswa (fakta).

3. Siswa mengalami langsung pengalaman belajar.

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru adalah hendaknya memahami karakretistik siswa yang akan diajarnya. Anak yang berada di sekolah dasar memiliki potensi yang perlu didorong sehingga dapat berkembang dengan optimal, maka dari itu guru perlu mengetahui tugas-tugas perkembangan (Susanto, 2013: 70). Menurut Havighurst (dalam Susanto, 2013: 72) masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah, yaitu usia 6-12 tahun memiliki tugas-tugas perkembangan sebagai berikut :

1. Belajar keterampilan fisik untuk olahraga sehari-hari.

2. Membentuk sikap tetap sehat terhadap dirinya sebagai anak yang sedang pada masa pertumbuhan.

3. Belajar berinteraksi dengan teman sebaya.

4. Belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita. 5. Mengembangkan konsep yang diperlukan bagi kehidupan sehari-hari. 6. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan skala nilai-nilai.


(47)

7. Mencapai kebebasan pribadi. 8. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok belajar ataupun

bermaian.

2.2 Penelitian yang Relevan

Baskoro (2013) meneliti Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika tentang Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V SD N Glagahombo I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa di kelas VA SDN Glagahombo I pada materi penjumlahan pecahan. Hal ini ditunjukkan pada hasil evaluasi siklus I 45% dari 20 dan meningkat pada siklus II yaitu 85% dari 20 siswa sudah menguasai materi penjumlahan pecahan.

Kurnianto (2012) meneliti Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika dengan Menggunakan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V Semester Genap SD Kanisius Minggir Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat balajar siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun ajaran 2011/2012 hal ini ditunjukkan dengan kondisi awal minat belajar sebanyak 11 siswa atau 42,31%, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 13 siswa atau 50% dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 15 siswa atau sebesar 57,69%. Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2011/2012 dengan rata-rata kondisi awal sebesar 46,27, rata-rata siklus I sebesar 73,56 dan pada rata-rata siklus II sebesar 74,52.


(48)

Kumalasari (2014) meneliti Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas V SDN Adisucipto I Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan meningkat dalam proses belajar matematika di kelas V dengan menerapkan karakteristik PMRI yang di dalamnya sudah dimodifikasi dengan adanya kearifan lokal berupa kedisiplinan. Kemudian hal lain yang digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa adalah dengan menetapkan peraturan kelas diawal sebelum pembelajran dimulai. Prestasi belajar siswa kelas V SDN Adisucipto pada mata pelajaran Matematika menggunkan PMRI dapat meningkat. Peningkatan ini terjadi oleh karena peneliti menyusun pembelajaran dengan menerapkan karakteristik-karakteristik PMRI. Pada RPP peneliti memulai dengan karakteristik PMRI yang pertama yaitu “Penggunaan Konteks”. Penggunaan konteks disini dilakukan dengan memberikan sebuah masalah realistik yang dekat dengan kehidupan siswa. Masalah realistik yang diberikan kepada siswa di disusun oleh peneliti agar terdapat keterkaitan dengan materi yang lain terutama materi yang telah dipelajari oleh siswa.

Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena menggunakan variabel dan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel minat dan prestasi belajar pada materi mengukur menggunakan alat ukur tidak baku dan baku, dimana minat belajar siswa didorong menggunakan pendekatan PMRI yang berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.


(49)

Gambar 2.3 Literature Map penelitian-penelitian Relevan

Gambar 2.3 menunjukkan skema penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Merujuk pada penelitian relevan yang terdahulu milik Baskoro (2013), Kurnianto (2012), dan Kumalasari (2014) peneliti melakukan penelitian dengan judul:

“Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2”

2.3 Kerangka Berpikir

Setiap anak memiliki bakat dan minat yang tidak sama, baik secara intelektual maupun perilaku. Maka dari itu, penyelenggaraan pendidikan harus

Baskoro (2013) “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika tentang

Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V SD N Glagahombo I”.

Kurnianto (2012) “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika

dengan Menggunakan Pendekatan PMRI

Siswa Kelas V Semester Genap SD

Kanisius Minggir Tahun Pelajaran 2011/2012”. Kumalasari (2014) “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas V SDN Adisucipto I Mata

Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI”.

Penelitian yang dilakukan:

“Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2”


(50)

diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang berdasarkan pada minat, kebutuhan anak, dan kemampuan sang anak. Seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Siswa dapat menggunakan pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk belajar.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong siswa untuk terus belajar. Melihat hal tersebut maka peran guru di dalam kelas adalah untuk menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa. Tumbuhnya minat dalam diri siswa terhadap mata pelajaran Matematika khususnya materi menggunakan alat ukur satuan tidak baku dan baku dapat meningkatkan prestasi belajar. Salah satu cara untuk menumbuhkan minat dan prestasi belajar matematika disini adalah dengan menggunakan dunia nyata sebagai titik awal. Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik yaitu penggunaan lingkungan dunia nyata yang ada di lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang lebih baik.

Pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa karena pembelajaran dengan pendekatan PMRI ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk pengembangan ide dan konsep matematika dengan menggunakan masalah berdasarkan dunia nyata dengan tahap pengalaman dan pengetahuaannya. Dari uraian diatas dapat diduga bahwa


(51)

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar matematika dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan PMRI untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2. Materi pembelajaran pada penelitian ini yaitu mengukur menggunakan alat ukur tidak baku dan baku.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:

2.4.1 Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 dengan menggunaan 5 karakteristik PMRI yaitu Penggunaan konteks, Penggunaan model, Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, Interaktivitas, dan Keterkaitan.

2.4.2 Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat siswa pada Mata Pelajaran Matematika kelas II SDN Plaosan 2.

2.4.3 Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika kelas II SDN Plaosan 2.


(52)

30 Bab III

Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar peserta didik, Prendergast (dalam Arifin, 2011: 96). Penelitian Tindakan Kelas merupakan cara guru untuk mengorganisasikan pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain, Lewin (dalam Arifin, 2011: 96). Peneliti Tindakan kelas adalah suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman situasi atau praktik pendidikan (Arifin, 2011: 98). Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif (Mereview apa yang telah dilakukan), yang dilakukan oleh guru berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain dalam pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pendidikan.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan M. Taggart. Model penelitian ini terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam satu sistem siklus yang saling terkait antara satu langkah dengan langkah berikutnya (Sukardi, 2003: 214). Pada model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart terdapat pembagian siklus di setiap pemberian di kelas. Jika rancangan kegiatan pada siklus I belum berhasil, maka penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya


(53)

dengan pertimbangan perbaikan atau peningkatan tindakan dari siklus sebelumnya.

Gambar 3.1 Model penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Sumber: Arikunto, 2010: 17)

Gambar 3.1 menjelaskan PTK yang diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluai proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai dicapai kualitas pembelajaran yang diinginkan (Wiriaatmadja: 2007: 66-67). Sukardi (2003: 212-214) menjelaskan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:

3.1.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada kondisi tertentu tidak dapat


(54)

diprediksi dan mempunyai resiko. Perencanaan yang dikembangkan harus sesuai dan mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi.

3.1.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu pada apa yang direncanakan pada perencanaan. Pelaksanaan tindakan yang paling tepat yaitu mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setelah ditetapkan bentuk pelaksanaan tindakan, maka langkah berikutnya adalah mengimplementasikan tindakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat.

3.1.3 Pengamatan

Pengamatan pada penelitian tindakan mempunyai fungsi dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

3.1.4 Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul didalam kelas. Berdasarkan masalah yang muncul pada refleksi hasil perlakuan tindakan pada siklus pertama, maka akan ditentukan peneliti apakah tindakan yang dilakukan sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi, peneliti dapat menentukan keputusan untuk menentukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena target sudah tercapai.


(55)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Plaosan 2. SD ini terletak di dusun Plaosan, desa Sinduadi, kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolahyang terletak di desa dan bangunan sekolah berada dekat dengan pemukiman warga.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Plaosan 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

3.2.3 Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 mata pelajaran matematika Kompetensi Dasar Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan menggunakan pendekatan PMRI.

3.2.4 Waktu Penelitian dan Tahun Ajaran

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15-29 September 2015 Tahun Ajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 3 minggu.

3.3 Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala SDN Plaosan 2.

Permintaan izin kepada Kepala Sekolah agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar dan mendapat persetujuan pihak sekolah.


(56)

b. Wawancara.

Wawancara di sini dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal minat belajar dan prestasi siswa kelas II SDN Plaosan 2.

c. Identifikasi masalah.

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjut. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa minat siswa dalam belajar matematika masih rendah dan nilai ulangan harian matematika kelas I I semester I masih rendah.

d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya.

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari kompetensi dasar sehingga diperoleh indikator. Kompetensi dasarnya yaitu Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan.

e. Menyusun Silabus

Silabus disusun dengan mengambil salah satu kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum kelas II semester I yang akan diteliti.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat tiap pertemuan dalam tiap siklus. g. Menyiapkan media pembelajaran

Media yang akan digunakan untuk pelaksanaan pendekatan PMRI yaitu media pembelajaran yang akan digunakan untuk pelaksanaan


(57)

pembejaran dan perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian.

3.4 Desaian Penelitian

Pada pelaksanaannya penelitian ini dibagi dalam siklus-siklus. Setelah dilakukan observasi awal, berikut ini tindakan-tindakan penelitian yang dirangkum dalam siklus-siklus:

3.4.1 Siklus I

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah melakukan pembelajaran sesuai pelaksanaan tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama:

1. Kegiatan Awal

a. Siswa dan guru berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa

b. Guru menanyakan kabar siswa c. Guru melakukan presensi

d. Guru memberikan kontrak belajar e. Guru menyampaikan tujuan pelajaran 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menanyakan pengetahuan siswa mengenai perbedaan ukuran panjang dan tinggi.


(58)

b. Guru memperlihatkan dua buah benda dengan panjang dan tinggi yang berbeda.

c. Siswa memperhatikan dan mengamati benda tersebut.

d. Guru memberikan pertanyaan yang mengarah pada materimembandingkan panjang dua benda dengan menuliskan istilah panjang dan tinggi dari, lebih pendek dari, sama panjang dengan.

e. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan

Elaborasi

f. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok

g. Guru memberi pengarahan pada siswa untuk mendiskusikan secara kelompok mengenai benda sekitar dengan membandingkan panjang dan tinggi dua benda dengan menuliskan istilah panjang dari, lebih pendek dari, lebih tinggi dari, sama panjang dengan dan menuliskannya dalam lembar kerja siswa.

h. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada teman-temannya di depan kelas.

Konfirmasi

i. Guru dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan

j. Guru dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa.


(59)

k. Siswa diberi kesempatan bertanya 3. Kegiatan Penutup

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

b. Siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.

c. Siswa dan guru secara bersama-sama menetukan aksi yang akan dilakukan siswa setelah pembelajaran ini.

d. Guru memberikan tugas kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari di rumah.

e. Salah satu siswa memimpin doa penutup. f. Guru dan siswa memberikan salam. Pertemuan kedua:

1. Kegiatan Awal

a. Guru menanyakan kabar siswa b. Guru melakukan presensi

c. Guru memberikan kontrak belajar

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

e. Guru menanyakan pengetahuan siswa mengenai apa yang diajarkan dari pertemuan sebelumnya tentang pengukuran panjang menggunakan satuan tidak baku.


(60)

f. Guru menjelaskan materi tentang mengukur panjang benda dengan menggunakan ukuran tidak baku atau jengkal, depa, dan langkah.

g. Guru memberikan pertanyaan yang mengarah pada materi yang telah dijelaskan.

h. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan.

Elaborasi

i. Guru memberi pengarahan pada siswa untuk mendiskusikan secara kelompok mengukur panjang benda dengan menggunakan ukuran tidak baku atau jengkal, depa, langkah dan menuliskannya dalam lembar kerja siswa.

j. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada teman-temannya di depan kelas.

Konfirmasi

k. Guru dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan.

l. Siswa diberi kesempatan bertanya 3. Kegiatan Penutup

m. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

n. Salah satu siswa memimpin doa penutup. c. Pengamatan


(61)

2. Analisis dari hasil yang diperoleh siswa d. Refleksi

1. Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus.

2. Merancang dan memodifikasi siklus berikutnya

3.4.2 Siklus II

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah melakukan pembelajaran sesuai pelaksanaan tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Ketiga

1. Kegiatan Awal

a. Siswa dan guru berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa

b. Guru menanyakan kabar siswa c. Guru melakukan presensi

d. Guru memberikan kontrak belajar e. Guru menyampaikan tujuan pelajaran 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

f. Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang mengukur suatu panjang benda dengan satuan baku.

g. Guru menjelaskan materi tentang mengukur panjang benda dengan menggunakan ukuran baku (mistar)


(62)

h. Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan.

i. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan untuk menggali pemahaman siswa.

j. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan Elaborasi

k. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok

l. Guru memberi pengarahan pada siswa untuk mendiskusikan secara kelompok mengukur panjang benda dengan menggunakan ukuran baku (mistar) lalu menulis dalam lembar kerja siswa. m. Guru mengarahkan siswa untuk kembali berada dalam posisi

individu.

n. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada teman-temannya di depan kelas.

Konfirmasi

o. Guru dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan.

p. Siswa diberi kesempatan bertanya 3. Kegiatan Penutup

q. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.


(63)

Pertemuan Keempat:

1. Kegiatan Awal

a. Siswa dan guru berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa.

b. Guru menanyakan kabar siswa. c. Guru melakukan presensi

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

d. Guru menanyakan pengetahuan awal siswa pada pertemuan sebelumnya tentang mengukur suatu panjang benda dengan satuan baku.

e. Guru menjelaskan materi tentang mengukur panjang benda dengan menggunakan ukuran baku (meteran).

f. Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan.

g. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan untuk menggali pemahaman siswa

h. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan Elaborasi

i. Guru memberi pengarahan pada siswa untuk mendiskusikan secara kelompok mengukur panjang benda dengan menggunakan ukuran baku (meteran) dan menuliskannya dalam lembar kerja siswa. j. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada


(64)

Konfirmasi

k. Guru dan siswa melakukan penguatan pada materi yang telah diberikan.

3. Kegiatan Penutup

l. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

m.Salah satu siswa memimpin doa penutup. c. Pengamatan

Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati kegiatan siswa dan mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan di setiap pertemuan. Hal yang dilakukan peneliti seperti mengamati interaksi siswa dalam kegiatan belajar dan juga memfoto menggunakan kamera dibantu oleh rekan peneliti lainnya, mencatat temuan-temuan yang ada di dalam pembelajaran, dan menganalisis dari hasil yang diperoleh siswa.

d. Refleksi

Pada kegiatan refleksi ini peneliti melakukan analisis dan penyimpulan hasil kuisioner dan hasil pembelajaran. Refleksi digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Refleksi mengacu pada hasil evaluasi siklus I dan siklus II. Peneliti lalu membuat kesimpulan tentang minat dan prestasi belajar siswa.


(1)

TABEL HASIL WAWANCARA

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias?

Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dikelas sangatlah rendah. Siswa cenderung ramai sendiri dan tidak

memperhatikan guru mengajar 2 Apakah siswa tidak

mengeluh ketika diberi tugas?

Siswa cenderung mengeluh saat akan diberi tugas. Baanyak siswa yang mengeluh dibandingkan siswa yang tidak mengeluh 3 Apakah siswa datang

tepat waktu sebelum pelajaran dimulai?

Sebagian besar siswa datang tepat waktu, namun ada juga beberapa siswa yang datang terlambat 4 Apakah siswa

menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai?

Sebelum pelajran dimulai siswa menyiapkan buku pelajran namun dengan perintah dari guru 5 Apakah siswa duduk

dengan tenang dan siap untuk belajar?

Ada beberapa siswa yang kurang tenang

mengikuti pembelajaran dalam kelas dan sering menggangu teman-temannya

6 Bagaimana keaktifan siswa ketika bertanya di dalam kelas?

Saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung pasif dan tidak mau bertanya

7 Apakah siswa aktif menjawab pertanyaan?

Ada beberapa siswa yang aktif bertanya saat pembelajaran berlangsung.

8 Bagaimana fokus siswa ketika menyimak penjelasan guru?

Siswa kurang fokus saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran 9 Apakah siswa tidak

melamun di dalam kelas?

Pada pagi hari siswa cenderung masi segar, namun pada siang hari siswa cenderung sudah lelah dan suka melamun.

10 Apakah siswa tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika balajar?

Iya, kebanyak siswa mengobrol dengan

temannya, jika tidak mereka juga mengganggu teman lain yang sedang memperhatikan guru saat pembelajaran


(2)

229

11 Bagaimanakah siswa ketika membaca buku pelajaran?

Minat siswa untuk membaca buku-buku materi pembelajaran cenderung rendah

12 Apakah siswa aktif menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru?

Siswa kurang aktif untuk bertanya mengenai materi-materi yang diajarkan.

13 Apakah siswa membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru?

Siswa mau mencatat materi yang disampaikan jika guru menyuruhnya untuk mencatat 14 Bagaimanakah ketika

siswa mengerjakan tugas dari guru?

Ada beberapa siswa yang tidak atau mengumpul tugas tidak tepat waktu.

15 Apakah siswa membawa buku atau sumber ketika belajar?

Ya, mereka membawa sumber belajara sesuai mata pelajaran yang diajarkan pada hari itu. 16 Bagaimanakah siswa

dalam menyampaikan pendapat dalam diskusi?

Dalam setiap diskusi kelompok hanya satu atau dua siswa per kelompok yang mau

menyampaikan pendapatnya. 17 Apakah siswa mau

membantu teman lain yang mengalami kesulitan belajar?

Siswa mau membantu teman lain hanya yang cocok dengan dia.

18 Bagaimanakah siswa bekerjasama dengan kelompok?

Kerjasama siswa dalam kelompok sangat kurang, hanya satu atau dua siswa yang mengerjakan tugas kelompok

19 Bagaimanakah ketika siswa maju kedepan mengerjakan tugas?

Siswa mau maju kedepan mengerjakan soal tugas dari guru dengan sedikit dipaksa oleh guru, jika tidak dipaksa siswa tidak mau dan cenderung malu.

20 Bagaimana siswa dalam mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan spontan dari guru?

Dalam satu kelas hanya ada sekitar dua siswa yang mau menjawab pertanyaan guru dengan spontan, siswa lainnya cenderung pemalu dan pasif.


(3)

Lampiran 16

Foto-foto

Pelaksanaan

Penelitian


(4)

231

Foto-foto Pelaksanaan Penelitian


(5)

(6)

233

Riwayat Hidup

Vani Novianto merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Supani dan Ibu Juminah. Lahir di Sri Busono pada tanggal 23 November 1994. Alamat di Sri Busono, Way Seputih, Lampung Tengah, Lampung. Pendidikan awal dimulai di SD N 3 Sri Busono, Way Seputih, Lampung Tengah pada tahun 2000-2006. Kemudian penulis melanjutkan ke SMP N 2 Way Seputih pada tahun 2006-2009. Setelah menyelesaikan pendidikan SMP penulis melanjutkan ke SMA N Seputih Banyak mengambil jurusan IPA pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikanya di Universitas Sanata Dharma. Selama mengikutu perkuliahan di Universitas Dharma penulis mengikuti berbagai kegiatan kampus, seminar, dan kepanitiaan. Penulis mengikuti seminar Kursus Mahir Dasar (KMD) sesuai dengan jurusan. Seminar yang diikuti penulis diantaranya seminar Diseminasi Hasil Magang Dosen : Pendidikan Luar Biasa, Curiculum Cambridge. Kuliah umum dengan tema Mental Health in

Children: Theory and Research”,“Family Problems and children’s motivation to learn”. Penulis juga berperan aktif dalam kepanitiaan maupun mengikuti lomba dalam acara kampus. Kegiatan kepanitiaan yang diikuti penulis dalam acara yang diselenggarakan kampus diantaranya menjadi sie. usaha dana pada kegiatan Malam Kreativitas 2014. Lomba yang diikuti penulis yaitu mendapatkan juara pertama stand up comedy, story writting PGSD se-jawa, musikalisasi puisi dalam acara Malam Kreativitas 2013 yang diselenggarakan oleh prodi PGSD Universitas Sanata Dharma.