20
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika di sekolah dasar sering mengalami kendala terutama pada Kelas V mengenai materi menghitung luas trapesium
dan layang-layang. Menurut wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti penyebabnya adalah kurangnya keikutsertaan siswa dalam pembelajaran
karena kurang terkait dengan keseharian siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi dan keaktifan belajar diperlukan pendekatan
pembelajaran yang dapat mendekatkan dengan kehidupan keseharian siswa. Siswa SD dengan rentang usia 6-12 tahun berada pada tahap
operasional konkret. Siswa belum mampu mempelajari matematika secara abstrak. Siswa membutuhkan pendekatan belajar yang dapat membantu
dalam memahami permasalahan pada matematika. Pendekatan tersebut baiknya dapat menyajikan berbagai permasalahan nyata yang dialami oleh
siswa dalam
kehidupan sehari
hari, sehingga
siswa dapat
membayangkannya.
Pengajaran secara nyata dengan menggunakan pendekatan PMRI untuk mengembangkan ide dan konsep matematika. Dunia nyata adalah
segala sesuatu di luar matematika, seperti mata pelajaran lain selain matematika atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita. Melalui
pendekatan PMRI diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2.
21
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini yaitu: 2.4.1
Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar Matematika siswa kelas
V SDN Plaosan 2 dalam menghitung luas trapesium dan layang layang melalui penerapan pendekatan PMRI yakni dengan menggunakan
karakteristik pendekatan PMRI antara lain, a penggunaan konteks b penggunaan model c pemanfaatan hasil konstruksi siswa d interaktivitas
dan e keterkaitan 2.4.2
Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika dalam menghitung luas trapesium dan layang-layang pada kelas
kelas V SDN Plaosan 2. 2.4.3
Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan Prestasi belajar
matematika dalam menghitung luas trapesium dan layang-layang pada kelas
kelas V SDN Plaosan 2.
22
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III memuat tentang jenis penelitian dan metodologi penelitian. Metode penelitian berisi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
pengumpulan data, validitas, reliabilitas, analisis data, jadwal penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti di
dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi pada sebuah kelas secara bersama Arikunto, 2009: 3.
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kenmis dan MC Taggart. Model penelitian Kenmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berapa perangkat-
perangkat dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang keempatnya merupakan
satu siklus Kunandar, 2008: 71-75. Setelah satu siklus dilaksanakan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya
dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 di bawah ini :