Setting Penelitian Indikator Keberhasilan

24

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 3.2.1 Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Plaosan 2 dengan jumlah siswa 20 siswa yang terdiri dari 9 Siswa perempuan dan 11 Siswa laki-laki. 3.2.2 Objek penelitian Objek penelitian ini adalah Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI pada SDN Plaosan 2. 3.2.3 Tempat penelitian Lokasi penelitian adalah SDN Plaosan 2. SD beralamat di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 3.2.4 Waktu penelitian Penelitian akan dilakukan oleh peneliti pada bulan September.

3.3 Desain Penelitian

3.3.1 Persiapan

Perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian adalah : a Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat PGSD untuk melakukan observasi b Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SDN Plaosan 2 untuk mengadakan penelitian c Melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika d Melakukan wawancara dengan guru kelas V SDN Plaosan 25 2 e Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah. 3.3.2 Rencana setiap siklus. Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut :

3.3.2.1 Siklus 1

1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum memberikan tindakan kepada siswa pada siklus 1 pertemuan 1 adalah : 1 Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran yang meliputi pembuatan silabus dan RPP tentang bangun datar trapesium 2 Pembuatan media pembelajaran 3 Menyusun lembar kerja siswa LKS 4 Menyusun lembar observasi keaktifan 5 Menyusun lembar penilaian prestasi siswa. Pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran akan difokuskan pada materi mengenal jenis, sifat dan bagian trapesium. 2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan dalam 2 pertemuan dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP 2 x 35 menit sebagai berikut: Pertemuan 1 Siklus I a. Kegiatan awal 1 Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk memulai pelajaran 26 kemudian berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa. 2 Melakukan apersepsi kemudian presensi kehadiran siswa. 3 Guru memberikan kontrak belajar dan menyampaikan tujuan pelajaran. 4 Bertanya tentang media yang di bawa. b. Kegiatan inti Eksplorasi 1 Guru bertanya jawab tentang bangun datar sederhana trapesium dengan menggunakan media yang sudah di bawa. 2 Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak. Elaborasi 1 Siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat dan bagian bagian dalam bangun datar trapesium dengan menggunakan media yang di berikan guru. 2 Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil dari diskusi mengenai sifat dan bagian dari trapesium. Konfirmasi 1 Siswa bersama guru membahas hal yang sudah dikerjakan bersama sama tadi. 2 Siswa diberi kesempatan bertanya hal hal yang belum jelas atau pendapatnya. 27 c. Kegiatan Penutup 1 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil belajar tentang bangun datar trapesium dan kemudian mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru. 2 Siswa melakukan refleksi dan memberikan tugas rumah untuk siswa dan kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya. 3 Doa penutup dan salam. Pertemuan 2 Siklus I Kegiatan awal 1 Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk memulai pelajaran kemudian memulai pelajaran dengan berdoa bersama 2 Apersepsi dan melakukan presensi kehadiran 3 Guru memberikan kontrak belajar dan menyampaikan tujuan pelajaran Kegiatan Inti Eksplorasi 1 Membagi siswa dalam beberapa kelompok 2 Siswa secara kelompok bekerjasama mengidentifikasi benda - benda di lingkungan sekitar yang berbentuk trapesium. 3 Siswa dibagi dalam kelompok masing-masing kelompok 5 orang Elaborasi 1 Siswa secara berkelompok membuat dan memotong bangun-bangun trapesium yang kongruen dengan teliti, kemudian membentuknya menjadi bangun jajargenjang atau bangun datar yang lain dan 28 menemukan luasnya dan diharapkan berpikir kreatif. 2 Dengan cara yang sama, siswa secara berkelompok bekerjasama memotong sebuah trapesium menjadi bangun yang berbentuk segitiga dan segi empat kemudian menyusunnya kembali sehingga membentuk bangun segi empat atau persegi panjang kemudian dihitung luasnya 3 Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil kerja di depan kelas secara bergantian dan guru memberikan reward untuk siswa yang sudah aktif 4 Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru Konfirmasi 1 Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan dengan dibimbing oleh guru sehingga siswa dapat menyimpulkan dan me nyampaikan tanggapan tentang pembelajaran hari ini Kegiatan Akhir 1 Siswa melakukan refleksi dan menyampaikan pembelajaran berikutnya 2 Doa penutup dan salam a. Observasi Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1. Peneliti mengobservasi tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Peneliti memantau pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Peneliti juga mengamati hal yang kurang pada siklus 1 ini 29 dan apakah pembelajaran sudah sesuai dengan RPP. b. Refleksi Peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mem berikan penilaian dan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan dengan melihat kriteria keberhasilan akan digunakan peneliti sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya. 2. Siklus 2 a. Perencanaan Pada siklus 2 peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Pada siklus 2 ini peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus pertama. Pada siklus 2 ini penyampaian dalam proses pembelajaran sama hanya terdapat perbedaan pada materi yang akan disampaikan yaitu lebih ke bangun datar layang layang Mengkaji ulang RPP yang dibuat pada siklus 1 dengan memperhatikan refleksi yang ada pada siklus 1. Memperbaiki RPP berdasarkan refleksi peneliti pada siklus 1 dan akan melaksanakan tindakan untuk siklus 2. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dalam siklus 2 dilaksanakan dalam 2 pertemuan di mana pada setiap pertemuan berdurasi 2 JP 2 x35 menit Pertemuan 1 Siklus II 30 Kegiatan awal 1 Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dan memulai dengan doa untuk memulai pelajaran 2 Melakukan apersepsi dan presensi kehadiran siswa kemudian membuat kontrak belajar untuk awal pembelajaran 3 Guru menyampaikan tujuan pelajaran pada hari ini 4 Bertanya tentang media yang di bawa Kegiatan inti Eksplorasi 1 Guru bertanya jawab tentang bangun datar sederhana layang-layang dengan menggunakan media yang sudah di bawa 2 Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak. Elaborasi 1 Guru memberikan sebuah media layang-layang di setiap kelompok 2 Siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat dan bagian bagian dalam bangun datar layang-layang 3 Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil dari diskusi mengenai sifat dan bagian dari layang-layang 4 Siswa diminta untuk mencari luas layang-layang Konfirmasi 1 Siswa bersama guru membahas hal yang sudah dikerjakan bersama sama tadi 2 Siswa diberi kesempatan bertanya hal hal yang belum jelas atau 31 pendapatnya Kegiatan akhir 1 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil belajar tentang bangun datar layang layang kemudian siswa mengerjakan soal LKS yang diberikan oleh guru dan melakukan refleksi pembelajaran pada hari ini 2 Guru memberikan tugas rumah untuk siswa dan guru menyampaikan pembelajaran selanjutnya 3 Doa penutup dan salam Pertemuan 2 siklus II Kegiatan awal 1 Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dan berdoa bersama untuk memulai pelajaran 2 Apersepsi dan melakukan presensi kehadiran siswa serta memberikan kontrak belajar untuk mengawali pembelajaran 3 Guru menyampaikan tujuan pelajaran 4 Membagi siswa dalam beberapa kelompok Kegiatan inti Eksplorasi 1 Siswa dalam kelompok mengidentifikasi bangun di sekitar kelas yang berbentuk layang-layang, guru membimbing siswa menemukan informasi 2 Siswa secara kelompok bekerjasama mengidentifikasi benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk layang-layang 32 Elaborasi 1 Siswa secara berkelompok dengan teliti memotong bangun layang - layang menjadi bangun yang berbentuk segitiga dan segi empat kemudian menyusunnya kembali sehingga membentuk bangun segi empat atau persegi panjang kemudian dihitung luasnya 2 Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil kerja di depan kelas secara bergantian 3 Secara berkelompok siswa merancang mainan layang-layang dengan tekun. 4 Guru memberikan penghargaan kepada individu maupun kelompok yang hasil kerjanya bagus agar siswa percaya diri. 5 Siswa mengerjakan LKS Konfirmasi 1 Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan 2 Membimbing siswa menyumbang ide untuk bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta siswa mencatat hasil rangkuman secara individu 3 Siswa menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan pembelajaran hari ini Kegiatan Penutup 1 Melakukan refleksi 2 Pemberian tugas rumah untuk siswa 3 Guru menyampaikan pembelajaran berikutnya 4 Doa penutup dan salam 33 c. Observasi Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP dan apakah hasil dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam proses pembelajaran apakah ada peningkatan atau tidak. d. Refleksi Peneliti mengevaluasi hasil pelaksanaan yang dilakukan dari siklus 1 dan siklus II, menganalisis hasil evaluasi dan lembar observasi keaktifan pada tiap siklus apakah sudah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti atau belum.

3.4 Teknik Pengumpulan data

Penelitian menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, dan dokumentasi.

3.4.1 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati dan diteliti Sanjaya,2011:86 Peneliti melakukan observasi dengan terjun langsung ke lapangan yaitu kelas untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung di bantu dengan 2 observer dari kelompok study. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti menggunakan observasi langsung. Melalui observasi inilah, peneliti dapat menemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas dan sebagai cara untuk memantau bagaimana 34 keberhasilan setiap siklus yang dilaksanakan.

3.4.2 Wawancara

Menurut Kunandar 2008: 157 wawancara merupakan pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang mempunyai permasalahan dalam penelitian tindakan kelas. Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab antara pewawancara dan responden untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan Peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru kelas V di SDN Plaosan 2. Terdapat 3 jenis wawancara 1 berstruktur 2 tidak berstruktur 3 Gabungan berstruktur dan tidak berstruktur. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara tak berstruktur. Wawancara di lakukan untuk memperoleh data keaktifan belajar dan prestasi belajar yang lebih rinci dalam kegiatan pembelajaran matematika.

3.4.3 Dokumentasi

Berbagai dokumen yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas Kunandar 2011: 185. Berbagai data dokumen yang digunakan adalah dokumen-dokumen nilai siswa. Dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar

3.4.4 Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkemba ngan salah satu atau beberapa aspek psikologis dalam dirinya Kunandar, 35 2008: 186 sedangkan menurut Sanjaya 2009: 99 tes adalah pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes berupa soal pilihan ganda. Soal tes pilihan ganda akan diberikan pada saat selesai pertemuan kedua setiap siklusnya. Soal yang diberikan kepada siswa sebelumnya sudah melalui tahap uji empiris.

3.5 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Lembar observasi

Jenis observasi yang dipakai peneliti adalah observasi langsung dan observasi non partisipatif. Menurut Sanjaya 2009: 92 mengatakan bahwa Observasi non partisipatif adalah observasi yang tidak melibatkan observer dalam kegiatan yang sedang diobservasi. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamatan. Sudjana 2009: 85. Dengan menggunakan jenis observasi langsung dan nonpartisipatif ini pengamatan dilakukan secara langsung oleh pengamat sedangkan guru sebagai pengajar. Peneliti di bantu dengan dua observer melakukan observasi terhadap kegiatan siswa terutama kegiatan yang menunjukkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi yang digunakan dalam pengamatan keaktifan 36 Tabel 3.1 Kisi kisi keaktifan siswa Berdasarkan tabel 3.1 di atas terdapat 3 indikator yang akan diamati oleh peneliti dalam lembar pengamatan. 1 Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran 2 siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan 3siswa bertanggung jawab terhadap tugas. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor berupa checklist untuk rubrik Indikator Deskripsi Skor 1 2 3 Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran Interaksi antar siswa satu dengan yang lain Siswa malu berinteraksi Siswa hanya mendengarkan lawan bicara Siswa mampu berkomunikasi antar siswa satu dengan yang lain Memperhatika n penjelasan dari guru Siswa tidak memperhatika n penjelasan guru Siswa memperhatikan penjelasan guru hanya di awal atau akhir pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru dari awal hingga akhir pelajaran Membaca sumber belajar Siswa tidak membaca sumber belajar Siswa membaca sumber belajar sambil bermain atau berbicara Siswa membaca sumber belajar yang diberikan guru Mencatat informasi penting Siswa tidak mencatat penjelasan guru Siswa mencatat penjelasan guru tidak menggunakan bahasanya sendirimenyalin Siswa mencatat penjelasan guru dengan menggunakan bahasanya sendiri Siswa berani dalam mengungkapk an pendapat dan pertanyaan Mengungkapk an pendapat Siswa tidak berani mengungkapk an pendapat Siswa mengungkapkan pendapat jika disuruh Siswa berani mengungkapkan pendapat Siswa bertanya Siswa tidak berani bertanya Siswa bertanya saat disuruh oleh guru Siswa berani bertanya hal yang belum jelas. Siswa bertanggung jawab terhadap tugas Turut serta dalam mengerjakan tugas kelompok Siswa bermain saat mengerjakan tugas kelompok Siswa tidak ikut serta mengerjakan tugas kelompok namun masih berada dalam kelompok Siswa aktif mengerjakan tugas kelompok Mengungkapk an pendapat dalam kelompok Siswa tidak mengungkapk an pendapatnya dalam kelompok Siswa memberikan tanggapan yang tidak berhubungan dengan bahan diskusi kelompok Siswa mengungkapkan pendapatnya dalam kelompok Memberi tanggapan pendapat teman dalam kelompok Siswa menghiraukan pendapat teman Siswa hanya mendengarkan dan tidak memberikan tanggapan Siswa memberi tanggapan pendapat teman dalam kelompok 37 penilaiannya seperti pada tabel 3.1 di atas jika pada indikator 1 siswa malu berinteraksi maka mendapat nilai 1, jika siswa hanya mendengarkan lawan bicara maka mendapatkan poin 2 dan jika siswa mampu berkomunikasi antar siswa satu dengan yang lain maka mendapatkan poin 3. Setelah Peneliti melakukan observasi dan mendapatkan data keaktifan belajar siswa di dalam kelas, kemudian data keaktifan nanti akan ditentukan masuk pada kriteria minimal cukup aktif dengan menggunakan kriteria PAP tipe II sebagai berikut Masidjo, 1995: 157 Tabel 3.2 Kriteria PAP tipe II

3.5.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melengkapi hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti sehingga mendapat informasi yang lebih lengkap mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara Indikator Keaktifan Pertanyaan Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran 1. Siswa mencatat atau menulis informasi 2. Siswa berdiskusi dengan siswa lain 3. Siswa memperhatikan di saat ada yang menjelaskan 4. Siswa membaca sumber belajar Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan 1. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat pembelajaran 2. Siswa berani mengungkapkan pendapat ikut berkontribusi pada saat ditanya Siswa bertanggung jawab terhadap tugas 1. Siswa berkontribusi dalam kelompok Selain pengamatan, peneliti juga menggunakan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas V SDN Plaosan 2 untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran matematika di kelas V No Persentase Rentang skor Keterangan I 1 I 2 I 3 Keseluruhan 1 81 - 100 19,44 – 24 9,72 – 12 14,58 – 18 43,74 – 54 Sangat Aktif 2 66 - 80 15,84 – 19,43 7,92 – 9,71 11,88 – 14,57 35,64 – 43,73 Aktif 3 56 - 65 13,44 – 15,83 6,72 – 7,91 10,08 – 11,87 30,24 – 35,63 Cukup Aktif 4 46 - 55 11,04 – 13,43 5,52 – 6,71 8,28 – 10,07 24,84 – 30,23 Kurang Aktif 5 Di bawah 46 11,03 5,51 8,27 24,83 Sangat Kurang 38 SDN Plaosan 2. Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun pedoman wawancara terlebih dahulu seperti pada tabel 3.3 tersebut.

3.5.3 Tes

Peneliti menggunakan tes berupa soal evaluasi bentuk p ilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Berikut adalah kisi kisi soal evaluasi yang digunakan setiap siklus. Peneliti menggunakan 40 soal pada siklus 1 dan 30 pada siklus 2. Berikut adalah kisi kisi soal evaluasi: Tabel 3.4 Kisi kisi soal evaluasi siklus 1 sebelum divalidasi Soal tes siklus 1 sebelum divalidasi terdapat 40 soal pilihan ganda. Soal tersebut sudah tersebar pada indikator yang sudah dibuat peneliti yaitu terdapat 5 indikator yang berbeda untuk kompetensi dasar 3.1 menghitung luas bangun datar sederhana trapesium. Indikator 1 terdapat 6 soal, indikator 2 terdapat 3 soal, indikator 3 terdapat 3 soal, indikator 4 terdapat 13 soal,indikator 5 terdapat 16 soal. Sebelum melakukan penelitian Peneliti menguji soal yang sudah di buat tersebut, kemudian peneliti Satuan Pendidikan : SDN Plaosan 2 Mata Pelajaran : Matematika Semester : Satu 1 SK : 3. Menghitung luas bangun datar dan menggunakannya dalam pemecahan masalah KD : 3.1 menghitung luas bangun datar sederhana trapesium No Indikator No Soal Jumlah Soal 1 Menyebutkan jenis jenis trapesium 1,2,3,4,6,7 6 2 Menyebutkan bagian-bagian trapesium 5,8,9 3 3 Menyebutkan sifat-sifat trapesium 5,11,12 3 4 Menemukan Rumus Luas trapesium 13,15,16,19,21,24,26,27,28,29,31 ,33 13 5 Menghitung Luas trapesium 14,17,18,20,22,23,25,30,32,34,35 ,36,37,38,39,40 16 Jumlah Soal 40 40 39 mengolahnya menggunakan progam SPSS 20 dan mendapatkan beberapa soal yang valid. Berikut adalah kisi kisi soal yang sudah di validasi: Tabel 3.5 Kisi kisi soal evaluasi siklus 1 yang sudah divalidasi Satuan Pendidikan : SDN Plaosan 2 Mata Pelajaran : Matematika Semester : 1 Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah Kompetensi dasar : 3.1 Menghitung luas bangun datar sederhana No Indikator No soal Jumlah Soal 1 Menyebutkan jenis jenis trapesium 1,2,3,4 4 2 Menyebutkan bagian bagian trapesium 11, 1 3 Menyebutkan sifat sifat trapesium 12 1 4 Menemukan luas trapesium 21,25 2 5 Menghitung luas trapesium 15,18,23,26,27,28,29,3 0,31,32,33,34,36,37,38, 39 16 Jumlah Soal yang dipakai 20 Tabel 3.5 menunjukkan bahwa terdapat 40 soal pilihan ganda yang diujikan oleh peneliti. Soal yang valid dan digunakan oleh peneliti berjuml ah 20. Pada indikator 1 terdapat 4 soal, Indikator 2 terdapat 1 soal, Indika tor 3 terdapat 1 soal, Indikator 4 terdapat 2 soal dan Indikator 5 terdapat 16 soal. Setiap Indikator terdapat soal yang valid sehingga soal soal yang vali d tersebut dapat digunakan oleh peneliti untuk soal evaluasi akhir siklus I. Tabel 3.6 Kisi kisi soal evaluasi siklus 2 sebelum divalidasi Satuan Pendidikan : SDN Plaosan 2 Mata Pelajaran : Matematika Semester : Satu 1 SK : 3. Menghitung luas bangun datar dan menggunakannya dalam pemecahan masalah KD : 3.2 menghitung luas bangun datar sederhana layang layang No Komponen Indikator Soal Nomor Jumlah 1 Menjelaskan pengertian layang layang 1, 3,6 3 2 Menyebutkan bagian-bagian layang 7,8,9,10 4 3 Menyebutkan sifat-sifat layang 2,4,5, 3 4 Menemukan Rumus Luas layang 11,16,24,25,28 5 5 Menghitung Luas layang layang 12-15,17 – 23,26,27,29,30 15 Jumlah 30 30 40 Soal siklus 2 sebelum divalidasi terdapat 30 soal pilihan ganda. Soal tersebut sudah tersebar pada indikator yang sudah dibuat peneliti yaitu terdapat 5 indikator yang berbeda untuk kompetensi dasar 3.1 Menghitung luas bangun datar sederhana layang layang. Indikator 1 terdapat 4 soal, indikator 2 terdapat 4 soal, Indikator 3 terdapat 4 soal, indikator 4 terdapat 5 soal dan indikator 5 terdapat 15 soal. Setelah itu peneliti menguji soal te rsebut dan kemudian mengolahnya menggunakan progam SPSS 20, sehing ga mendapatkan beberapa soal yang valid. Berikut adalah kisi kisi soal sikl us II yang sudah di validasi: Tabel 3.7 Kisi kisi soal evaluasi siklus 2 setelah divalidasi Satuan Pendidikan : SDN Plaosan 2 Mata Pelajaran : Matematika Semester : Satu 1 SK : 3. Menghitung luas bangun datar dan menggunakannya dalam pemecahan masalah KD : 3.2 menghitung luas bangun datar sederhana layang layang No Komponen Indikator Soal Nomor Jumlah 1 Menjelaskan pengertian layang layang 1, 3,6 3 2 Menyebutkan bagian-bagian layang 8 1 3 Menyebutkan sifat-sifat layang 2,4 2 4 Menemukan Rumus Luas layang 16,24,,28 3 5 Menghitung Luas layang layang 12,15,17,18,19, 21,22,23,26,27, 29 11 Jumlah 20 20 Tabel 3.7 menunjukkan bahwa terdapat 30 soal pilihan ganda yang diujikan oleh peneliti. Soal yang valid dan digunakan oleh peneliti berjuml ah 20. Pada Indikator 1 terdapat 3 soal, Indikator 2 terdapat 1 soal, Indika tor 3 terdapat 2 soal, Indikator 4 terdapat 3 soal dan Indikator 5 terdapat 11 soal. Setiap Indikator terdapat soal yang valid sehingga soal soal yang valid tersebut dapat digunakan oleh peneliti untuk soal evaluasi akhir siklus II. 41 Penelitian ini memiliki dua variabel berdasarkan judul penelitian, yakni keaktifan dan prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dilakukan selama kegiatan pembelajaran melalui observasi sedangkan untuk mendapatkan data prestasi belajar dilakukan denagn tes tertulis pada tiap akhir siklus dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini: Tabel 3.8 : Instrumen pengumpulan data No. Pengubah Indikator Jenis penilaian Instrumen Teknik peng umpulan data 1 Keaktifan siswa  Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran  Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan bertanya  Siswa bertanggung jawab terhadap tugas Nontes Lembar observasi keaktifan siswa Observasi Wawancara 2 Prestasi belajar Soal evaluasi yang berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal Tes Tes tertulis pilihan ganda Dokumentasi berupa hasil tes evaluasi Berdasarkan tabel 3.8 peneliti melakukan penelitian terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk melihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam proses belajar mengajar. Sedangkan soal tes pilihan ganda di gunakan untuk melihat prestasi belajar siswa dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2.

3.6 Teknik Pengujian Instrumen

Penelitian ini menguji instrumen dengan menghitung validitas dan reliabilitas dari tiap-tiap instrumen baik dari variabel keaktifan dan prestasi belajar siswa. 3.6.1 Validitas Salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh tes hasil belajar baik yang baku maupun yang dibuat sendiri oleh guru adalah validitas, yaitu sejauh 42 mana tes benar-benar mengukur pengetahuan atau sifat yang tepat seperti yang di maksud oleh tujuan tes itu menurut Friedenberg dalam Supratiknya, 2012: 29. Ada tiga jenis validitas yaitu validitas isi yang memeriksa sejauh mana tes mengukur ranah isi pengetahuan atau keterampilan di bidang tertentu yang tepat sebagaimana dimaksud, validitas konstruk yang memeriksa sejauh mana tes mengukur suatu konstruk tertentu baik berupa kemampuan yang lebih didominasi oleh fungsi kognitif seperti inteligensi maupun fungsi afektif seperti sifat, dan validitas kriteria yang memeriksa sejauh mana tes mampu memprediksikan variabel-variabel tertentu sebagaimana diharapkan berdasarkan penalaran teoretis tertentu. Penelitian ini menggunakan dua jenis validitas yaitu: 1 Validitas konstruk : Validitas konstruk ini menggunakan program SPSS versi 20. Item soal dikatakan valid jika memenuhi kriteria yaitu r hitung r tabel. Setelah itu secara empiris diujikan ke lapangan. 2 Validitas isi : Validitas isi digunakan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan Masidjo,1995: 243-244. Perhitungan validitas isi disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan ahli experts judgment. Setelah instrumen dibuat berdasarkan dengan teori yang ada, kemudian akan dikonsultasikan dengan ahli. Dalam hal ini yang berperan sebagai ahli adalah dosen dan guru kelas.

3.6.1.1 Validitas keaktifan

Validitas lembar observasi divalidasi oleh dosen ahli yang memiliki latar belakang pendidikan psikolog anak dan berprofesi sebagai dosen di Universitas Sanata Dharma. Hasil perhitungan validitas lembar observasi adalah sebagai berikut : 43 Tabel 3.9 : Hasil Validitas Lembar Observasi Keaktifan No Komponen Penilaian Validator 1 Kelengkapan lembar observasi 5 2 Kesesuaian antara indikator dengan deskripsi 5 3 Kalimat tidak bermakna ganda 5 4 Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminka n keutuhan perkembangan keaktifan 5 5 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku 5 Rata rata 5 Hasil validitas lembar observasi keaktifan oleh validator disajikan dalam tabel 3.10. Dari setiap komponen lembar observasi dihitung rata-ratanya. Kelayaka n komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh validator. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dari data di atas bahwa rata-rata yang diperoleh yang diberikan oleh setiap validator sudah melebihi nilai target yang sudah ditentukan sebagai tolak ukur. Sehingga setelah peneliti selesai menguji ke validator maka peneliti menggunakan lembar observasi tersebut untuk mengamati keaktifan pada saat penelitian berlangsung.

3.6.1.2 Validitas isi perangkat pembelajaran

Validitas perangkat pembelajaran dicari dengan expert judgment yaitu divalidasi kepada dua orang ahli yaitu dengan validator I Dosen ahli Matematika, Validator II Kepala Sekolah, dan Validator III Guru kelas. Dalam melakukan valid asi menggunakan skala penilaian Rating Scale yaitu pemberian nilai pilihan lebih dari 2. Penilaian dilakukan lebih dari satu orang agar lebih akurat Suwandi, 2010: 74. Rentang skor validasi adalah 1 – 5 dengan kriteria 1 = kurang sekali, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik dan 5 = baik sekali. Rata-rata hasil validasi yang 44 kurang dari skor 3 memperlihatkan bahwa komponen tersebut perlu direvisi, sedangkan komponen yang memiliki rata-rata skor lebih dari 3 tidak direvisi. Jika validator memberikan komentar secara positif pada komponen yang memiliki skor kurang dari 3, maka komponen tersebut tetap direvisi. Jika komponen memiliki skor yang lebih dari 3 namun mendapatkan komentar yang negatif, maka kompone n tersebut tetap direvisi juga. Peneliti menggunakan angka 3 sebagai passing skore karena skor 3 merupakan median atau titik tengah dari skala 1 – 5. Hasil perhitung an validasi perangkat pembelajaran adalah sebagi berikut : 1. Validitas Silabus Validitas yang pertama yaitu silabus. Komponen dalam penilaian silabus meliputi : 1 Kelengkapan komponen silabus, 2 Kesesuaian SK, KD, dan Indikator, 3 Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran, 4 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku, 5 Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumus kan. Hasil validasi silabus yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas V SDN Plaosan 2. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut. Tabel 3.10 Hasil Validasi Silabus No. Komponen yang Dinilai Skor ahli Rata rata Validator 1 Validator 2 Validator 3 1 Kelengkapan komponen silabus 5 2 2 3 2 Kesesuaian SK, KD, dan Indikator 4 4 4 4 3 Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran 4 4 4 4 4 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku 4 4 4 4 5 Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan 4 4 2 3,3 Rata Rata 4,2 3,6 3,2 45 Hasil validasi perangkat pembelajaran silabus dapat dilihat pada tabel 3.10. Setiap komponen di validasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 3 makan perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Pada validasi ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator adalah untuk validator 1 mendapatkan 4,2 validator 2 mendapatkan 3,6 sedangkan validator 3 mendapatkan 3,2. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. 2. Validitas RPP Validitas kedua yaitu RPP. Komponen dalam penilaian RPP meliputi: 1 Kejelasan rumusan, 2 Kelengkapan cakupan rumusan indikator, 3 Kesesuaian dengan kompetensi dasar, 4 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai, 5 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, 6 Keruntutan dan sistematika materi, 7 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu, 8 Kesesuaian sumber belajar metode pembelajaran dengan standar kompetensi tujuan yang ingin dicapai, 9 Kesesuaian sumber belajarmetode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 10 Kesesuaian sumber belajarmetode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 11 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi tujuan pembelajaran, 12 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 13 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan 46 karakteristik peserta didik, 14 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai, 15 Kejelasan prosedur penilaian awal, proses akhir, tindak lanjut, 16 Kelengkapan instrumen soal, rubrik, kunci jawaban, 17 Ketepatan ejaan, 18 Ketepatan pilihan kata, 19 Kebakuan struktur kalimat, 20 Bentuk huruf dan angka baku. Hasil validasi RPP yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas V SDN Plaosan 2. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.11. di bawah ini : Tabel 3.11 Hasil validasi RPP Komponen yang Dinilai Skor Ahli Rata rata Validator 1 Vaidator 2 Validator 3 1 4 4 2 3.3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 6 4 4 4 4 7 5 5 2 4 8 4 5 4 4.3 9 4 4 5 4.3 10 4 4 2 3.3 11 5 4 4 4.3 12 4 5 4 4.3 13 4 4 5 4.3 14 4 4 4 4 15 2 4 4 3.3 16 2 4 4 3.3 17 2 4 4 3.3 18 4 5 5 4.6 19 2 4 4 3.3 20 4 4 4 4 Rata rata 3.7 4.2 3.85 Hasil validasi perangkat pembelajaran RPP dapat dilihat pada tabel 3.11. Setiap komponen yang divalidasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk 47 dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Pada validitas ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator adalah untuk validator 1 mendapatkan 3,7, validator 2 mendapatkan 4,2, sedangkan validator 3 mendapatkan 3,85. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. Namun ada masukan dari validator untuk memperbaiki dalam membuat soal pada lembar evaluasi agar anak tidak bingung dengan pertanyaan. 3. Validitas Materi Validitas ketiga yaitu Materi. Komponen dalam penilaian materi meliputi: 1 Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai, 2 Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik, 3 Materi ajar cakupannya luas dan memadai, 4 Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik, 5 Kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar, 6 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Hasil validasi Bahan Ajar yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas V SDN Plaosan 2. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.12. berikut ini. 48 Tabel 3.12 Hasil Validasi Materi No. Komponen yang Dinilai Skor Ahli Rata rata Validator 1 Validator 2 Validator 3 1 Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai 4 4 4 4 2 Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik 4 4 4 4 3 Materi ajar cakupannya luas dan memadai 4 5 4 4,3 4 Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik 2 4 5 3,6 5 Kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar 5 5 4 4,6 6 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku 5 4 4 4,3 Rata rata 4 4,3 4,1 Hasil validasi Materi dapat dilihat pada tabel 3.12. Setiap komponen yang divalidasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Pada validitas ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator adalah untuk validator 1 mendapatkan 4, validator 2 mendapatkan 4,3, sedangkan validator 3 mendapatkan 4,1. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. Namun ada masukan dari validator untuk memperbaiki dalam membuat soal pada lembar evaluasi agar anak tidak bingung dengan pertanyaan. 49 4. Validitas LKS Validitas keempat yaitu LKS. Komponen penilaian LKS meliputi: 1 Kelengkapan unsur LKS, 2 Kesesuaian indikatortujuan pembelajaran dengan LKS, 3 Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa , 4 LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar, 5 LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar, 6 Tampilan LKS menarik dan indah, 7 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Hasil validasi LKS yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas V SDN Plaosan 2. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Hasil validasi LKS Komponen yang Dinilai Skor Ahli Rata rata Validator 1 Validator 2 Validator 3 Kelengkapan unsur LKS 4 5 4 4,3 Kesesuaian indikatortujuan pembelajaran dengan LKS 4 5 5 4,6 Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa 4 5 5 4,6 LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar 4 5 4 4,3 LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar 2 4 5 3,6 Tampilan LKS menarik dan indah 4 4 4 4 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku 5 4 4 4,3 Rata rata 3,8 4,5 4,4 Hasil validasi LKS dapat dilihat pada tabel 3.13. Setiap komponen yang di validasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. 50 Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Pada validitas ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator adalah untuk validator 1 mendapatkan 3,8, validator 2 mendapatkan 4,4, sedangkan validator 3 mendapatkan 4,4. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. 5. Validitas Soal Evaluasi Validitas kelima yaitu soal evaluasi. Komponen penilaian soal evaluasi meliputi: 1 Kesesuaian indikator dengan butir soal, 2 Kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan, 3 Bahasa jelas, baku, dan sederhana, 4 Keluasan cakupan soal, 5 Pilihan jawaban tidak mengandung ambiguitas, 6 Urutan alternatif jawaban logis, 7 Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya, 8 Pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban. Hasil validasi Soal Evaluasi yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas V SDN Plaosan 2. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.14. di bawah ini 51 Tabel 3.14 Validasi soal evaluasi No Komponen yang Dinilai Skor Ahli Rata rata Validator 1 Validator 2 Validator 3 1 Kesesuaian indikator dengan butir soal 5 4 4 4.3 2 Kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan 4 4 4 4 3 Bahasa jelas, baku, dan sederhana 2 4 4 3.3 4 Keluasan cakupan soal 4 2 4 3.3 5 Pilihan jawaban tidak mengandung ambiguitas 2 4 4 3.3 6 Urutan alternatif jawaban logis 4 4 4 4 7 Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya 4 4 4 4 8 Pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban 5 4 4 4.3 Rata rata 3.75 3.75 3.75 Hasil validasi soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.14. Setiap komponen yang divalidasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak . Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Pada validitas ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator 1,2 da 3 adalah 3,75. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.

3.6.1.3 Validitas konstruk soal evaluasi

Untuk instrumen berupa tes diujikan dengan validasi empiris kontruks. Instrumen dan tes diujikan kepada siswa dengan kelas yang sama dan kondisi yang sama dengan siswa yang akan diteliti. Peneliti melakukan uji coba soal terlebih dahulu untuk mengetahui validasi atau untuk mengukur kelayaka soal 52 tersebut apakah layak untuk diujikan atau tidak. Peneliti menggunakan bantuan SP SS 20 untuk memvalidasi soal. Peneliti memilih SPSS 20 dengan alasan mempermudah perhitungan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti sehingga dengan menggunakan SPSS 20 hasil perhitungan per item soal dapat cepat dikerjakan. Setelah mendapatkan data validasi dilanjutkan menghitung reliabilitas, penghitungan juga menggunakan bantuan SPSS 20. Berikut adalah hasil rangkuman perhitungan validasi dan reliabilitas soal untuk soal evaluasi siklus 1. Setelah diujikan di lapangan kemudian validitas suatu tes dapat dihitung dengan teknik korelasi Point biserial dengan rumus sebagai berikut. Sugiyono, 20 14: 255 R Pbis = � −� � √ Gambar 3.2 Rumus Korelasi Point Biserial Keterangan R Pbis = Koefisien korelasi Point Biserial Mp = Mean Skor dari subjek yang menjawab benar Mt = Mean skor total St = Simpangan baku P = Proposisi subjek menjawab benar item tersebut Q = Satu dikurangi P Pada penelitian ini jumlah respondennya adalah 36 maka r tabel yang digunakan adalah r tabel dengan N = 36, pada tarafsignifikasi 5 yaitu sebesar 0,329. Setelah menemukan r tabel dan r hitung maka dibandingkan antara r tabel dan r hitung. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat dikatakan data tersebut valid akan tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel berarti 53 data tersebut tidak valid. Peneliti menggunakan taraf signifikasi 5 berarti peneliti mengambil resiko kesalahan 5 dan tingkat kepercayaan atau benar 95. Atau dengan kata lain kita percaya bahwa 95 dari keputusan hipotesa yang salah adalah benar. Untuk lebih jelasnya penghitungan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20 dapat di lihat pada tabel 3.15 berikut ini. Tabel 3.15 Hasil validasi soal siklus 1 No r hitung r tabel Keterangan 1 336 0,329 Valid 2 339 0,329 Valid 3 497 0,329 Valid 4 350 0,329 Valid 5 128 0,329 Tidak Valid 6 254 0,329 Tidak Valid 7 071 0,329 Tidak Valid 8 305 0,329 Tidak Valid 9 287 0,329 Tidak Valid 10 215 0,329 Tidak Valid 11 394 0,329 Valid 12 523 0,329 Valid 13 011 0,329 Tidak Valid 14 232 0,329 Tidak Valid 15 541 0,329 Valid 16 309 0,329 Tidak Valid 17 306 0,329 Tidak Valid 18 529 0,329 Valid 19 243 0,329 Tidak Valid 20 88 0,329 Tidak Valid 21 434 0,329 Valid 22 251 0,329 Tidak Valid 23 448 0,329 Valid 24 277 0,329 Tidak Valid 25 445 0,329 Valid 26 445 0,329 Valid 27 478 0,329 Valid 28 469 0,329 Valid 29 727 0,329 Valid 30 356 0,329 Valid 31 413 0,329 Valid 32 490 0,329 Valid 33 385 0,329 Valid 34 608 0,329 Valid 35 305 0,329 Tidak Valid 36 448 0,329 Valid 37 410 0,329 Valid 38 412 0,329 Valid 39 442 0,329 Valid 40 266 0,329 Tidak Valid 54 Tabel 3.15 menunjukkan data hasil perhitungan validitas soal evaluasi untuk siklus 1. Peneliti menggunakan program SPSS 20 untuk menghitungnya. Pada SPSS terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak tanda tersebut dinamakan simbol asterik . Dengan simbol asterik satu menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan jika simbol asterik soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf signifikansi 0,01. Dari perhitungan dengan bantuan SPSS20. Peneliti mendapatkan soal valid berjumlah 24 soal. Namun peneliti hanya membutuhkan 20 soal untuk diujikan. Sehingga peneliti menghilangkan 4 soal yang valid karena 20 soal tersebut sudah mewakili setiap indikator yang sudah ada. Sedangkan untuk hasil validasi SPSS 20 pada siklus II di bawah ini. Tabel 3.16 Hasil validasi siklus 2 No r hitung r tabel Keterangan 1 482 0,329 Valid 2 447 0,329 Valid 3 398 0,329 Valid 4 571 0,329 Valid 5 174 0,329 Tidak Valid 6 347 0,329 Valid 7 135 0,329 Tidak Valid 8 509 0,329 Valid 9 204 0,329 Tidak Valid 10 047 0,329 Tidak Valid 11 238 0,329 Tidak Valid 12 599 0,329 Valid 13 253 0,329 Tidak Valid 14 124 0,329 Tidak Valid 15 375 0,329 Valid 16 334 0,329 Valid 17 649 0,329 Valid 18 532 0,329 Valid 19 608 0,329 Valid 20 309 0,329 Tidak Valid 21 587 0,329 Valid 22 480 0,329 Valid 23 615 0,329 Valid 24 411 0,329 Valid 25 183 0,329 Tidak Valid 26 505 0,329 Valid 27 343 0,329 Valid 55 28 330 0,329 Valid 29 437 0,329 Valid 30 228 0,329 Tidak Valid Tabel 3.16 menunjukkan data hasil perhitungan validitas soal evaluasi untuk siklus 2. Peneliti menggunakan program S PSS 20 untuk menghitungnya. Pada SPSS terdapat tanda y ang menandakan soal tersebut valid atau tidak tanda ter sebut dinamakan simbol asterik . Dengan simbol asterik satu menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan jika simbol asterik soal terseb ut juga valid namun jika dilihat dengan taraf signifikan si 0,01. Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 20. P eneliti mendapatkan soal valid berjumlah 20 soal. Peneliti hanya me mbutuhkan 20 soal untuk diujikan. Sehingga soal peneliti su dah cukup karena 20 soal tersebut sudah mewakili setiap indikator y ang sudah ada. Soal soal yang valid kemudian di kelompokkan dan d ibuat kisi kisinya sebagai berikut :

3.6.2 Reliabilitas

Realibilitas menyatakan bahwa reliabilitas merupakan taraf di mana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil Masidjo 1995: 209. Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk memudahkan perhitungan dalam mencari reliabilitas 56 rtt= instrumen penelitian, maka peneliti menggunakan program SPSS 20 dalam penelitiannya. Gambar 3.3 rumus Alpha Cronbach Sumber: Purwanto 2009:175 Keterangan : r tt = koefisien reliabilitas n = jumlah item Σ S i 2 = jumlah kuadrat S dari masing-masing item S i 2 = kuadrat S dari masing-masing item Kualifikasi reliabilitas suatu soal dilihat dari interval koefisien reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel 3.17 berikut: Tabel 3.17 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Sumber: Masidjo, 1995: 209 Reliabilitas soal dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha. Soal - soal yang telah di uji empiris dan dihitung validitas akan dilihat soal-soal yang valid. Setelah itu dapat dihitung reliabilitasnya dari soal siklus 1 dan siklus 2. Penghitungan reliabilitas menggunakan program komputer SPSS 20. Berikut adalah hasil reliabilitas dari siklus 1 dan siklus II. Tabel 3.18 Hasil reliabilitas siklus 1 Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of items .865 24 Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah 57 Pada tabel 3.18 menunjukkan reliabilitas untuk 24 soal yang dari siklus 1 adalah 0,865. Jika hasil pengolahan tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas, angka 0,865 menunjukkan bahwa reliabilitas ke 24 soal tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Tabel 3.19 Hasil reliabilitas siklus 2 Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of items .839 20 Pada tabel 3.19 menunjukkan reliabilitas untuk 20 soal yang valid dari siklus 1 adalah 0,839. Jika hasil pengolahan tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas, angka 0,839 menunjukkan bahwa reliabilitas ke 20 soal tersebut termasuk dalam kategori tinggi. 3.6.3 Indeks kesukaran Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilits juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah, sedang, dan sukar proporsinya seimbang Sudjana, 2014: 135 . Rumus yang digunakan untuk menghitung kesukaran soal menurut Sudjana 2014: 137. Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran Keterangan : I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal I = � � 58 yang dimaksudkan. Semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan semakin sulit, sedangkan semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat dikategorikan semakin mudah. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana 2014, 137 sebagai berikut : Tabel 3.20 Klasifikasi indeks kesukaran Berdasarkan tabel tersebut kriteria indeks kesukaran ada tiga. Ketiga kriteria tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Soal yang dihitung indeks kesukarannya adalah soal yang belum di validasi sehingga soal yang di uji indeks kesukarannya masih berjumlah 40 soal. Berikut adalah hasil indeks kesukaran dari soal siklus 1 sebelum di validasi pada tabel 3.21 berikut ini : Tabel 3.21 Indeks kesukaran siklus 1 No B N I Tingkat kesukaran 1 32 36 0.88 Mudah 2 29 36 0.80 Mudah 3 28 36 0.77 Mudah 4 30 36 0.83 Mudah 5 20 36 0.55 Sedang 6 32 36 0.88 Mudah 7 16 36 0.44 Sedang 8 17 36 0.47 Sedang 9 23 36 0.63 Sedang 10 3 36 0.08 Sukar 11 23 36 0.63 Sedang 12 12 36 0.33 Sedang 13 10 36 0.27 Sukar 14 18 36 0.5 Sedang 15 27 36 0.75 Mudah 16 18 36 0.5 Sedang 17 26 36 0.72 Mudah 18 29 36 0.80 Mudah 19 21 36 0.58 Sedang 20 20 36 0.55 Sedang 21 20 36 0.55 Sedang Indeks Kesukaran Kategori – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah 59 22 21 36 0.58 Sedang 23 23 36 0.63 Sedang 24 22 36 0.61 Sedang 25 11 36 0.30 Sedang 26 11 36 0.30 Sedang 27 21 36 0.58 Sedang 28 20 36 0.55 Sedang 29 22 36 0.61 Sedang 30 21 36 0.58 Sedang 31 16 36 0.44 Sedang 32 15 36 0.41 Sedang 33 10 36 0.27 Sukar 34 19 36 0.52 Sedang 35 11 36 0.30 Sedang 36 23 36 0.63 Sedang 37 14 36 0.38 Sedang 38 8 36 0.22 Sukar 39 10 36 0.27 Sukar 40 18 36 0.5 Sedang Hasil perhitungan dari data indeks kesukaran dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu soal mudah, sedang dan soal sukar. Dari data tersebut dikatakan bahwa soal mudah terdapat 9 soal, sedangkan soal sedang terdapat 27 soal dan soal sukar terdapat 4 soal Tabel 3.22 Indeks kesukaran siklus 2 No B N I Tingkat kesukaran 1 26 36 0.72 Sedang 2 26 36 0.72 Sedang 3 28 36 0.77 Sedang 4 30 36 0.83 Mudah 5 22 36 0.61 Sedang 6 19 36 0.52 Sedang 7 12 36 0.33 Sedang 8 28 36 0.77 Sedang 9 25 36 0.69 Sedang 10 12 36 0.33 Sedang 11 31 36 0.86 Mudah 12 16 36 0.44 Sedang 13 15 36 0.41 Sedang 14 12 36 0.33 Sedang 15 27 36 0.75 Sedang 16 17 36 0.47 Sedang 17 22 36 0.61 Sedang 18 24 36 0.66 Sedang 19 15 36 0.41 Sedang 20 18 36 0.5 Sedang 21 18 36 0.5 Sedang 22 22 36 0.61 Sedang 23 21 36 0.58 Sedang 60 24 24 36 0.66 Sedang 25 23 36 0.63 Sedang 26 18 36 0.5 Sedang 27 22 36 0.61 Sedang 28 18 36 0.5 Sedang 29 21 36 0.58 Sedang 30 14 36 0.38 Sedang Hasil perhitungan dari data indeks kesukaran dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu soal mudah, sedang dan soal sukar. Dari data tersebut dikatakan bahwa soal mudah terdapat 2 soal, sedangkan soal sedang terdapat 28 dan soal sukar terdapat 0 soal.

3.7 Teknik Analisis Data

Data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa kata-kata atau kalimat, sehingga mampu memberikan suatu gambaran pada keadaan seperti hasil wawancara dengan guru kelas serta komentar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dan soal-soal evaluasi yang diujikan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif agar dapat memberikan suatu gambaran terhadap keberhasilan tindakan penelitian. Teknik statistik deskriptif pada penelitian ini adalah mencari persentase keaktifan setiap indikator, persentase keseluruhan skor keaktifan, rata-rata nilai evaluasi, dan persentase jumlah siswa yang telah mencapai KKM.

3.7.1 Analisis Keaktifan

Data keaktifan siswa diperoleh peneliti berdasarkan hasil observasi menggunakan lembar observasi keaktifan. Observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum tindakan digunakan untuk menentukan kondisi awal keaktifan yang dimiliki oleh siswa. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan siswa ketika berlangsungnya tindakan untuk 61 menentukan data keaktifan. Data keaktifan sebelum dan ketika tindakan pada lembar observasi keaktifan dibandingkan untuk melihat adanya peningkatan atau tidak data keaktifan yang dimiliki oleh siswa. Langkah - langkah menghitung keaktifan siswa adalah sebagai berikut.

3.7.1.1 Skor yang diberikan pada siswa 1 - 3. Skor 1 jika siswa tidak nampak

melakukan aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah 1x, skor 3 jika siswa nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah lebih dari 1x.

3.7.1.2 Menghitung jumlah skor keaktifan siswa untuk setiap item

3.7.1.3 Jumlah rata rata skor keaktifan di dalam kelas

Gambar 3.5 Rumus rata rata skor keaktifan

3.7.1.4 Nilai keaktifan

Gambar 3.6 Rumus nilai keaktifan Setelah menghitung semua rumus di atas setelah itu peneliti menetapkan kriteria tingkat keaktifan dan menghitung jumlah siswa yang minimal cukup aktif di dalam kelas kemudian mencari persentasenya sebagi berikut Gambar 3.7 Rumus menghitung persentase siswa minimal cukup aktif Setelah itu masukan nilai persentase tiap indikator tersebut ke dalam kriteria PAP tipe II � �ℎ � � � �ℎ � � � � � � � � �ℎ � � � � �ℎ ℎ � 62

3.7.1.5 Membandingkan tingkat keaktifan siswa berdasarkan pada kondisi awal

sebelum tindakan dengan data ketika siklus I dan II untuk mengetahui penerapan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas.

3.7.2 Analisis Prestasi Belajar

Data awal mengenai prestasi belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dokumen yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan tindakan, sedangkan data akhir diperoleh berdasarkan hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Langkah-langkah untuk pengolahan data prestasi belajar siswa pada aspek kognitif diuraikan oleh peneliti sebagai berikut.

3.7.2.1 Penilaian akhir siklus

Peneliti menggunakan tes dengan bentuk pilihan ganda untuk mengukur hasil evaluasi siswa. Berikut adalah langkah langkah penskorannya: Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0 Gambar 3.9 Rumus menghitung nilai siswa

3.7.2.2 Peneliti menghitung nilai rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang

mencapai KKM dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Menghitung jumlah skor rata-rata kelas dengan menggunakan rumus = Gambar 3.10 Rumus menghitung nilai rata rata kelas Menghitung nilai setiap siswa: � � Skor rata rata kelas : � �ℎ � ℎ � �ℎ � 63 Menghitung persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dengan menggunakan rumus = Gambar 3.11 Rumus menghitung persentase siswa yang mencapai KKM

3.7.2.3 Membandingkan tingkat prestasi belajar siswa untuk mengetahui penerapan

pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi luas bangun datar sederhana. Perbandingan dilakukan dengan membandingkan antara data prestasi belajar kondisi awal siswa yang diperoleh dengan kondisi prestasi belajar siswa tiap akhir siklus yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi setiap akhir siklus.

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan target kondisi pada tiap akhir siklus. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keberhasilan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Meliputi nilai rata rata siswa, persentase siswa yang mencapai KKM, persentase siswa minimal cukup aktif. Pada Indikator keberhasilan keaktifan di bagi menjadi 3 indikator keaktifan yaitu 1 Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran 2 Siswa berani dalam emngungkapkan pendapat dan pertanyaan 3 Siswabertanggung jawab terhadap tugas. Sedangkan untuk Prestasi adalah siswa yang mencapai nilai KKM kelas yaitu 65 yang sudah di setujui oleh peneliti dan guru kelas. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut ini: Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM � � � 64 Tabel 3.23 Indikator Keberhasilan No. Variabel Indikator Deskripsi Kondisi Awal Target Siklus I Target Siklus II Keaktifan 1. Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran 20 50 70 Persentase siswa yang minimal cukup aktif 45 50 60 Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 Keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan 26 50 70 Persentase siswa yang minimal cukup aktif 48 50 60 Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 Tanggung jawab terhadap tugas 20 50 70 Persentase siswa yang minimal cukup aktif 40 50 60 Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 Keaktifan keseluruhan siswa 22 50 70 Jumlah persentase dari tiap siklus : 3 48 50 60 Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 2. Prestasi belajar a. Persentase siswa yang mencapai KKM 26,7 60 70 Jumlah siswa mencapai KKM : jumlah seluruh siswa x 100 b. Rata-rata kelas 51 70 75 Jumlah nilai seluruh kelas : jumlah seluruh siswa x 100

3.9 Jadwal Penelitian

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2.

0 0 301

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2.

1 2 255

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1.

0 0 341

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika realistik Indonesia (PMRI) pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas III SDN Plaosan 2.

0 1 214

Meningkatkan prestasi dan kerjasama antar siswa kelas V SDN Nyamplung Sleman pada pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.

1 3 272

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IVB SDN Denggung Sleman.

0 2 292

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 1 236

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 234

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas V SDN Adisucipto 1 mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 271