Asam stearat Butylated hydroxytoluene BHT Metil paraben

3. Asam stearat

Gambar 3. Struktur asam stearat Rowe et al., 2006 Asam stearat gambar 3 memiliki bentuk kristal berwarna putih yang keras, titik lebur pada suhu 69 – 70 o C, mudah larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform, larut dalam etanol 95 , heksan, propilen glikol, dan tidak larut dalam air. Asam stearat digunakan dalam preparasi sediaan krim dengan konsentrasi 1 – 20 . Sediaan topikal, asam stearat digunakan sebagai emulsifying , lubrikan kapsul, dan solubilizing agent Rowe, Sheskey, and Owen, 2006.

4. Butylated hydroxytoluene BHT

Gambar 4. Struktur butylated hydroxytoluene BHT Rowe et al., 2009 Butylated hydroxytoluene BHT gambar 4 memiliki bentuk kristal putih atau kuning muda dan berbau seperti fenol. Sifat fisika kimia dari BHT yaitu memiliki titik lebur pada 70 o C, tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, dan mudah larut dalam aseton, benzen, etanol 95 , eter, metanol, toluen, dan minyak mineral. Butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai antioksidan pada sediaan kosmetik dan makanan. Penggunaan BHT pada sediaan kosmetik untuk menunda atau mencegah timbulnya bau tengik yang berasal dari minyak dan lemak. Konsentrasi BHT pada formulasi sediaan topikal yaitu sebesar 0,0075 – 0,1 Rowe et al., 2009.

5. Metil paraben

Gambar 5. Struktur metil paraben Rowe et al., 2009 Metil paraben gambar 5 memiliki bentuk serbuk halus, berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki sedikit rasa terbakar. Kelarutan metil paraben yaitu mudah larut dalam etanol dan eter, sukar larut dalam benzen dan karbon tetraklorida Dirjen POM, 1995. Metil paraben digunakan sebagai pengawet pada produk kosmetik, makanan, dan sediaan farmasetika. Penggunaan metil paraben pada rentang pH yang luas akan lebih efektif. Aktivitas antimikroba metil paraben sangat efektif terhadap yeast dan fungi. Penambahan propilen glikol 2-5 akan meningkatkan kemampuan metil paraben sebagai pengawet. Konsentrasi metil paraben pada formulasi sediaan topikal yaitu sebesar 0,02 – 0,3 Rowe et al., 2009.

6. TEA Triethanolamine