b. Siswa ABK Memiliki Kecerdasan Ganda: Lumera Dhipta.
Lumera Dhipta anak berkebutuhan khusus dengan kelainan pada telinga tunarungu lahir di Yogyakarta, 04 Agustus 1991. Ia mengalami kelainan pada
telinga sejak dilahirkan. Orangtua selalu mendapmpingi dan mengamati perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pengamatan perilaku yang dilakukan
orangtua dijadikan acuan untuk pendampingan di sekolah sehingga, guru dapat mengarahkan potensikemampuan sesuai dengan kecerdasan ganda. Dhipta
memiliki kecerdasan dalam ilmu sains dan Dhipta memiliki kecerdasan ganda diantaranya matematis-logis, intelegensi interpersonal, dan intelegensi
intrapersonal. Matematis-logis pada kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal fisika. Hafalan rumusnya kuat, cara menghitung yang cepat dan juga mudah
memahami maksud soal. Dhipta memiliki kemampuan itelegensi ganda berupa intelegensi interpersonal. Oleh karena itu, ia menjadi juara dalam olimpiade fisika
tingkat kota dan propinsi di Yogyakarta. Kemampuan intelegensi intrapersonal saat dia memperoleh prestasi yang membanggakan dalam mengikuti olimpiade.
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu. Adapun penelitian tersebut adalah:
Pertama, penelitian yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus ABK di kelas Inklusi Di SD Plus Darul’ulum Jombang”
yang ditulis oleh Lilik Maftuhatin 2014. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi pemecahan masalah bagaimana sistem perencanaan evaluasi
pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk pelaporan yang telah dilakukan di kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inklusi. Penelitian ini difokuskan pada perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk evaluasi yang telah dilakukan di kelas inklusi yang terdapat di SD Plus
Darul’ulum. Penelitian ini dilakukan dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Objek penelitian adalah kepala sekolah, guru-guru pendamping
ABK, serta koordinator kelas inklusi disertai dengan data-data di lapangan yang dapat mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
evaluasi pembelajaran sudah cukup bagus karena guru sudah menerapkan dua metode dalam evaluasi yaitu dengan soal yang disamakan dengan reguler dan
yang kedua dengan soal sesuai dengan kebutuhan mereka, disertai dengan portofolio yang mencatat perkembangan mereka selama pembelajaran.
Kedua, penelitian ini berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di SDN 131IV Kota Jambi”.
Ditulis oleh Paramita Isabella, Emosda, dan Suratno pada tahun 2014. Dipenelitian ini yang ditulis oleh peneliti mengatakan bahwa teknik pengumpulan
data yang digunakan peneliti menggunakan in-depth interview, yaitu wawancara mendalam yang tidak terstruktur ketat. Observasi dilakukan secara terus terang
dan tersamar. Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui studi dokumentasi yaitu dokumen mengenai profil sekolah, data peserta didik, foto-
foto, dan sebagainya. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penyelenggaraan pendidikan inklusi di sekolah dan apakah
pelaksanaannya sudah sesuai dengan standar yang diperuntukkan bagi kegiatan tersebut, maka dalam hal ini fokus penelitian dititikberatkan pada evaluasi
penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SD Negeri 131IV Kota Jambi.
Ketiga, penelitian yang berjudul “Studi Evaluasi Program Pendidikan Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Kabupaten Pontianak”
yang ditulis oleh Gusti Nono Haryono pada tahun 2010. Dipenelitian yang ditulis oleh peneliti mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang komprehenshif mengenai efektifitas program pendidikan inklusif. Data yang diperoleh mengguakan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan
angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil temuan komponen proses menunjukkan kegiatan perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran untuk
setiap aspek dinilai masuk dalam katagori baik dan cukup baik. Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan. Pada penelitian pertama menyatakan tentang bagaimana sistem perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk pelaporan yang telah
dilakukan di kelas inklusi dan memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terkait dengan evaluasi pembelajaran di sekolah Inklusi.
Sedangan penelitian kedua dan ketiga ini juga menggambarkan bagaimana kesesuaian evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Pada penelitian tersebut teknik pengumpulan data yang diperoleh berupa kuesioner untuk guru-guru. Ketiga penelitian tersebut memberi relevansi
kepada peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai evaluasi belajar di skolah dasar inklusi. Literatur map penelitian yang relevan dapat dilihat pada
berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan C.
KERANGKA BERPIKIR
Evaluasi belajar dalam pendidikan inklusi dimulai dengan proses assesmen sehingga akan diperoleh gambaran kemampuan dan kebutuhan belajar dari
masing-masing siswa. Setiap kemampuan dan kebutuhan belajar yang dimiliki masing-masing siswa berbeda karena setiap anak memiliki kecerdasan ganda yang
juga berbeda. Mengingat perbedaan kemampuan dan kebutuhan belajar antara siswa berkebutuhan khusus dan siswa yang tidak berkebutuhan secara khusus
menjadi keprihatinan peneliti apabila guru-guru di sekolah dasar inklusi tidak
Lilik Maftuhatin “Evaluasi Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus ABK di kelas
Inklusi”
Paramita Isabella, Emosda, Suratno.
“Evaluasi Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusi Bagi Peserta Didik
Berkebutuhan Khusus di SD N 131IV Kota
Jambi” Gusti Nono Haryono
“Studi Evaluasi Program Pendidikan Inklusi Bagi
Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar
Kabupaten Pontianak” Perlunya perencanaan
bentuk evaluasi di kelas inklusi.
Pentingnya penyelenggaraan
evaluasi belajar bagi peserta didik di SD
Negeri
Perlunya efektifitas program pendidikan
inklusi Tri Wahyu
Setyaningsih “Evaluasi
Belajar yang Digunakan
Guru Di Sekolah Dasar
Inklusi se- Kota
Yogyakarta”
mengetahui evaluasi belajar yang digunakan sesuai atau tidak dengan siswa berkebutuhan khusus maupun siswa berkebutuhan tetapi tidak secara khusus.
Melihat hal itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey yang menggunakan kuesioner dan pernyataan
terstruktur untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh kemudian akan diolah dan dianalis. Data yang diperoleh peneliti diggunakan untuk memetakan evaluasi
belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta yang memiliki persentase penggunaan paling tinggi yang digunakan guru untuk
melakukan evaluasi belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Peneliti akan meberikan kuesioner dengan jawaban tertutup kepada guru di sekolah dasar
inklusi se-Kota Yogyakarta. Kuesioner yang diperoleh dari berbagai sekolah inklusi dan dikumpulkan, kemudian data tersebut akan diolah sehingga dapat
disimpulkan evaluasi belajar apa yang memiliki persentase penggunaan paling tinggi yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.
D. HIPOTESIS