28
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian metode penelitian ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu peneitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, validasi dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan cross sectional design melalui metode survey. Pengelompokan data dengan cross
sectional design merupakan pengumpulan data dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan Siregar 2010: 129. Penelitian survey dapat digunakan
untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, perilaku, kebiasaan, dan lain-lain Syaodih 2010: 82.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian dengan menggunakan pernyataan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk
kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis Siregar 2011: 143. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat simpulkan bahwa
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey yang menggunakan kuesioner dengan pernyataan terstruktur untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh
kemudian diolah dan dianalis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini sekolah dasar inklusi yang digunakan adalah 7 sekolah dasar inklusi yang ada di Kota Yogyakarta yaitu:
Tabel 3.1 Daftar tujuh sekolah dasar inklusi di kota Yogyakarta
No. Sekolah Dasar Inklusi
Jumlah dan Kategori Siswa ABK
1. SD Negeri Giwangan
3 siswa slow learner 2.
SD Negeri Wirosaban 12 siswa slow learner
3. SD Negeri Pakel
1 siswa hiperaktif 4.
SD Negeri Tamansari I 7 siswa slow learner
5. SD Negeri Juara
3 siswa disleksia dan 5 siswa slow learner 6.
SD Negeri Baciro 6 siswa slow learner
7. SD Negeri Karanganyar
27 siswa slow learner
Dari tabel 3.1 tujuh sekolah dasar inklusi se-Kota Yogyakarta tersebar dibeberapa Kecamatan di Kota Yogyakarta, antara lain di Kecamatan
Gondokusuman, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Mantrijeron, Kecamatan Kotagede, dan Kecamatan Mergangsan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan satu tahun, terhitung mulai dari bulan Agustus 2015 sampai bulan Agustus 2016.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Menurut Sugiyono 2002: 55 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang memiliki kuntitas dan karakteristik
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di SD
NegeriSwasta inklusi se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 162 guru dari 27 sekolah dasar inklusi. Peneliti membatasi populasi untuk sekolah negeri
maupun swasta karena beberapa sekolah dasar tertutup untuk penelitian yang dilakukan mahasiswa dan tidak memilki surat keputusan yang menyatakan
bahwa sekolah tersebut adalah sekolah dasar inklusi dari Dinas Pendidikan.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti untuk mewakili seluruh populasi dan diambil dengan
menggunakan teknik tertentu Arikunto 2012:34. Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Sugiyono 2002: 56. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari populasi yang diteliti. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 guru dari 7 sekolah dasar inklusi di kota Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah purposive
sampling. Sugiyono
2010:120 mengemukakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling. Menurut Martono 2012:75 simple random
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Peneliti
memilih teknik purposive sampling dan metode simple random sampling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena peneliti menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu pada setiap sekolah negeri untuk menjadi sampel pada penelitian ini. Pertimbangan
tersebut adalah, sekolah memiliki surat keputusan dari Dinas Pendidikan yang menyatakan bahwa sekolah tersebut adalah sekolah dasar inklusi dan
memiliki siswa yang berkebutuhan khusus. D.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah karakteristik objek kajian konsep yang mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku, maupun karakteristik
individu Suharsaputra, 2014:75. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono 2011:38. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian adalah suatu objek kajian yang mempuyai nilai yang dapat ditetapkan oleh peneliti untuk selanjutnya ditarik menjadi sebuah
kesimpulan. Menurut Martono 2010:22-23 Variabel terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Variabel Bebas Indepedent variable
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada
dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah evaluasi belajar yang digunakan guru.
2. Variabel Terikat Dependent variable
Variabel terkait merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tergantung adalah varibel yang variabelnya diamati
dan diukur untuk menentukan untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas Sarwono 2006:54. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah sekolah dasar inklusi di Kota-Yogyakarta.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab” Sugiyono 2010: 199. Kuesioner masuk ke dalam teknik
pengumpulan data non tes. Tujuan dari penggunaan kuesioner untuk mengetahui bentuk evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-kota
Yogyakarta. Terdapat 15 item pertanyaan yang termuat dalam kuesioner dengan jawaban tertutup. Kuesioner dibagikan kepada guru-guru inklusi yang mengajar di
sekolah dasar inklusi se-kota Yogyakarta. Kuesioner sendiri berisi mengenai aspek-aspek indikator evaluasi belajar. Guru-guru diminta untuk mengisi
kuesioner selama jangka waktu yang sudah ditentukan. F.
INSTRUMEN PENELITIAN
Alat ukur penelitian ini menggunakan lembar kuesioner bentuk evaluasi belajar yang digunakan untuk guru di sekolah dasar inklusi. Kuesioner menurut
Sugiyono 2012:142 merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner dibagikan kepada guru-guru sekolah dasar inklusi di kota Yogyakarta. Lembar kuesioner tersebut tersusun atas 2 aspek,
aspek pertama berisi tentang bentuk evaluasi belajar dengan tes. Kedua berisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang bentuk evaluasi belajar dengan non tes. Lembar kuesioner berisi 15 item pertanyaan yang terdiri dari 8 pertanyaan tentang bentuk evaluasi belajar dengan
tes dan 7 pertanyaan tentang bentuk evaluasi belajar dengan non tes. Penelitian ini menggunakan kuesioner pernyataan tertutup.
Tukiran 2012:184 mengungkapkan karakteristik pernyataan tertutup adalah semua pilihan jawaban dari pernyataan ini telah ditentukan oleh peneliti.
Alasan peneliti menggunakan kuesioner pernyataan tertutup adalah untuk menghindari adanya pernyataan ragu-ragu dari responden, selain itu dengan
menggunakan kuesioner tertutup dapat mempermudah peneliti dalam
menganalisis data. Lembar kuesioner bentuk evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-kota Yogyakarta dalam penelitian ini terdapat 8
indikator. Evaluasi belajar menurut Erman 2003: 2 merupakan suatu penentuan
kesesuaian dari kedua sisi, yaitu, tampilan peserta didik dan tujuan pembelajaran itu sendiri dan yang dievaluasi adalah ciri khas atau karakteristik seorang peserta
didik dengan memakai suatu tolok ukur. Ciri khas atau karakteristik tersebut meliputi beberapa kegiatan pembelajaran, entah dari segi kognitif, dari segi
afektif, maupun segi psikomotor. Semua karakteristik tersebut dapat dievaluasi dengan baik, secara lisan maupun tertulis dan perilaku keseharian peserta didik.
Menurut Kustawan 2006: 39 cara melaksanakan penilaian evaluasi belajar ada dua yaitu, aspek tes dan non tes. Evaluasi Belajar dengan tes Menurut
Riduwan 2006: 37 tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu kelompok. Pemberian tugas diberikan dengan cara meberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut diberikan sebelum
pelajaran pre-test sebagai assesmen awal maupun diberikan sesudah pelajaran post-test sebagai asessmen akhir. Soal-soal yang disusun oleh guru disesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa. Hasil dari tes dapat dijadikan acuan untuk melakukan penilaian kognitif sekaligus menjadi dasar untuk melakukan penilian
berkelanjutan. Penilaian non tes adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa
secara langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran Sudijono 2005: 54.
Bentuknya berupa rubrik pengamatan dengan pernyataan. Pengamatan dilakukan sebelum, saat, dan sesudah pelajaran sebagai asesmen awal, tengah, dan
akhir. Hasil dari pengamatan dapat digunakan dalam rubrik penilaian afektif dan psikomotorik. Rubrik penilaian afektif misalnya ada pernyataan yang mengarah
pada perilaku yang menunjukan adanya perkembangan siswa dalam hal ketekunan, kedisiplinan, kesabaran, kerja keras dsb. Rubrik penilaian
psikomotorik misalanya ada pernyataan yang memandu guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mendengarkan perintah guru, mempresentasikan tugas,
kesediaan membantu teman dsb. Rubrik penilaian disesuaikan dengan instrumen penilaian hasil belajar.
Berdasarkan dari keseluruhan indikator guru dapat mengobservasi kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa sehingga, guru
dapat mengelola atau mengarahkan kemampuan atau potensi siswa dengan kecerdasan ganda yang sesuai karena manusia pada dasarnya, memiliki beberapa
jenis kecerdasan yang menonjol. Berikut adalah tabel kisi-kisi yang mencakup 8 indikator dan 15 item pernyataan dengan jawaban tertutup.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Kuesioner Evaluasi Belajar yang Digunakan Guru Di Sekolah Dasar Inklusi se-Kota Yogyakarta
No. Aspek Indikator
No.item
1. Tes
Melakukan asesmen awal dan akhir. 1-3
Melakukan penilaian hasil belajar sesuai dengan kemampuan ABK.
4-6 Melakukan penilaian kognitif.
7 Melakukan penilaian secara berkelanjutan
8 2.
Non Tes
Melakukan asesmen awal, tengah, dan akhir. 9-11
Melakukan penilaian afektif. 12
Melakukan penilaian psikomotorik. 13
Menyesuaikan instrumen penilaian hasil belajar.
14-15
Setelah menentukan dua aspek, peneliti mengembangkan menjadi 15 pernyataan dan diberi jawaban “ya” dan “tidak” sehingga menjadi kuesiner
penelitian yang mudah dipahami oleh guru. Bentuk kuesioner penelitian untuk guru di sekolah dasar inklusi dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kuesioner Evaluasi Belajar yang Digunakan Guru Di Sekolah Dasar Inklusi se-Kota Yogyakarta.
No Aspek
Indikator Pernyataan
1 Tes
Melakukan asesmen awal dan akhir.
1. Saya memberikan latihan ulangan bagi
siswa untuk terbiasa dengan format ujian. 2.
Saya memberikan les atau tutor sebelum ujian sesuai jam pembelajaran sekolah
berakhir pada siswa yang berkebutuhan khusus.
3. Saya dapat membuat alternatif bentuk
No Aspek
Indikator Pernyataan
pertanyaan saat ujian berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus.
Melakukan penilaian hasil belajar sesuai
dengan kemampuan ABK.
4. Saya menentukan standar kompetensi
kelulusan pada setiap mata pelajaran sesuai kemampuan siswa.
5. Saya membuat indikator yang sesuai
kemampuan kemampuan siswa dan menjadi acuan terhadap hasil belajar.
6. Saya menggunakan instrumen penilaian
yang bervariasi sesuai kemampuan untuk menilai hasil belajar.
Melakukan penilaian kognitif.
7. Saya memberikan tes terulis atau lisan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
siswa tentang materi. Melakukan penilaian
secara berkelanjutan. 8.
Saya melakukan penilaian berdasarkan hasil kemajuan yang dicapai siswa.
2 Non Tes Melakukan asesmen
awal, tengah, dan akhir.
9. Saya melakukan penilaian secara berkala
pada seluruh siswa. 10.
Saya mengobservasi kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran.
11. Saya mnegobservasi kemampuan siswa
diakhir proses pembelajaran. Melakukan penilaian
afektif. 12.
Saya membuat indikator tentang aspek sikapafektif.
Melakukan penilaian psikomotorik.
13. Saya mebuat instrumen observasi untuk
meninjau sikap setiap siswa. 14.
Saya membuat indikator tentang aspek psikomotor.
Menyesuaikan instrumen penilaian
hasil belajar. 15.
Saya membuat instrumen observasi untuk meninjau ketrampilan siswa.
Tabel 3.2 Menunjukkan bahwa terdapat dua aspek. Aspek pertama memiliki 4 indikator dengan jumlah 8 item, item tersebut terdapat pada item 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, dan 8. Aspek kedua memiliki 4 indikator dengan jumlah 7 item, item tersebut terdapat pada item 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15.
G. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN