Uji Validitas Instrumen TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN

G. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN

Instrumen penelitian yang digunakan harus melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen non tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono 2011: 361 validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini meliputi dua hal yaitu validitas isi, validitas konstruk. Kedua validitas dan reliabilitas ini akan dikenakan pada instrumen non tes. a. Validasi Isi Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi dengan analisis rasional atau lewat professional judgment Anwar, 2009: 45. Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya berhubungan dengan penelitian ini. Dari hasil validasi penelitian untuk guru serta validasi produk dari ahli bahasa dan sastra. Data dianalisis sebagai dasar dari kuesioner diubah menjadi data interval. Peneliti dalam hal ini akan memberikan rentan skor atas komentar para ahli menjadi data interval. Skala penilaian terhadap evaluasi hasil belajar, sudah baik 4, sudah baik, perlu perbaikan 3, tidak baik 2, sangat tidak baik 1. Untuk menyusun tabel klasifikasi menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI aturan yang sama dengan dasar jumlah skor responden, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval. Skor Tertinggi ideal = 4 sudah baik Skor Terendah = 1 sangat tidak baik Jumlah kelas = 4 sangat tidak baik sampai sudah baik Jarak interval = 4-13 = 1 Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menggunakan tabel konversi nilai skala empat berdasarkan skala Likert Widoyoko, 2012. Berikut adalah tabel klasifikasi skor skala empat yang peneliti susun. Skala skor yang digunakan dalam lembar penilaian insrumen ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2011:93. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala 1 –4. Dalam penelitian ini lembar penilaian dibuat berdasarkan indikator-indikator dan hasil akhirnya akan diakumulasi kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen diatur dalam tabel berikut. Tabel 3.3 Skala Likert Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan Sikap 4 sd 5 Sudah Baik SB 3 sd 4 Sudah Baik Perlu Perbaikan SBP 2 sd 3 Tidak Baik TB 1 sd 2 Sangat Tidak Baik STB Dari tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa jika soal yang divalidasi mendapat nilai kurang dari 3 tetapi komentar yang diberikan baik, maka soal perlu direvisi. Begitu juga dengan nilai yang kurang dari 3 tetapi mendapat komentar baik, maka soal perlu direvisi. Sedangkan jika soal yang telah divalidasi mendapat nilai lebih besar dari 3 dengan komentar negatif, maka soal perlu direvisi pada bagian tertentu. Namun, jika soal tersebut mendapat nilai lebih besar dari 3 dengan komentar yang baik, maka soal tersebut tidak perlu direvisi. Validasi pertama adalah validator ahli A, Peneliti memilih A sebagai validator karena beliau saat ini menjabat sebagai dosen disalah satu universitas swasta dan beliau pernah mengajar pada matakuliah evaluasi pembelajaran. Hasil validasi dari A menunjukkan bahwa beberapa soal perlu direvisi mulai dari susunan kalimat. Validator A rata-rata memberikan nilai 3 – 4 pada blue print. Validasi kedua adalah validator B, peneliti memilih validator B sebagai validator karena validator B seorang yang paham tentang evaluasi pembelajaran. Beliau saat ini menjabat sebagai seorang dosen di universitas swasta di Yogyakarta. Hasil validasi dari validator B menunjukkan bahwa beberapa instrumen direvisi susunan kalimatnya dan lebih diperjelas maksut dari kalimat dalam kuesioner. Validator B rata-rata memberikan nilai 3 – 4 pada blue print kuesioner. Berdasarkan validasi yang sudah dilakukan oleh validator ahli terhadap instrumen, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan revisi sesuai yang telah disarankan oleh validator, seperti pada lampiran. Setelah divalidasi oleh dua validator ahli dibidangnya, peneliti menggunakan 15 pernyataan pada kuesioner yang sudah dianggap valid untuk diujikan kepada 27 responden yang ada di SD Negeri inklusi se-Kota Yogyakarta. Selanjutnya, hasil pengujian tersebut dikoreksi oleh peneliti untuk dilihat soal yang valid. Setelah diujikan kepada 27 responden dan divalidasi menggunakan SPSS. b. Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritis yang hendak diukurnya AllenYen dalam Azwar, 2009: 48. Validitas konstruk dilakukan pada 27 guru yang mengajar di SD Inklusi Se-Kota Yogyakarta. Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan Microsoft Excel dan dihitung menggunakan SPSS versi 21 for windows. Hasil uji validitas yang dihitung menggunakan SPSS menunjukkan bahwa dari kuesioner ada 15 pernyataan ada yang mendapat bintang satu artinya soal tersebut memiliki taraf kepercayaan sebesar 95. Sedangkan yang mendapat bintang dua artinya soal tersebut mempunyai kepercayaan sebesar 99. Soal yang tidak mendapat bintang berarti soal tersebut tidak valid. Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.4 Hasil Validitas Pernyataan Aspek Indikator No. Butir Soal t tabel r hitung Pearson Correlation Sig. 2- tailed Keputusan Tes Melakukan asesmen awal dan akhir 1 0,381 .859 .000 Valid 2 0,381 .667 .000 Valid 3 0,381 .340 .083 Tidak valid Melakukan penilaian hasil belajar sesuai dengan kemampuan ABK 4 0,381 .859 .000 Valid 5 0,381 .377 .052 Tidak valid 6 0,381 .377 .052 Tidak valid Melakukan penilaian kognitif 7 0,381 .859 .000 Valid Melakukan penilaian secara berkelanjutan 8 0,381 - .108 .593 Tidak valid Non Tes Melakukan asesmen awal, tengah, akhir 9 0,381 .197 .324 Tidak valid 10 0,381 .563 .002 Valid 11 0,381 .859 .000 Valid Melakukan penilaian afektif 12 0,381 .477 .012 Valid Melakukan penilaian psikomotorik 13 0,381 .477 .012 Valid Menyesuaikan instrumen hasil belajar 14 0,381 .124 .538 Tidak valid 15 0,381 .563 .002 Valid Berdasarkan output yang dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 21 untuk uji validitas instrumen diperoleh 9 aitem pernyataan yang dinyatakan valid yaitu aitem 1, aitem 2, aitem 4, aitem 7, aitem 10, aitem 11, aitem 12, aitem 13, dan aitem 15. Aitem valid dan tidak valid dianalisis dengan membandingkan r hitung r tabel Sugiyono, 2011:631. Peneliti menentukan r tabel menurut Sugiyono, melihat jumlah sampel yang digunakan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 guru, kemudian melihat sampel yang digunakan dalam menentukan r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan jumlah sampel. Nilai r tabel dengan jumlah sampel 27 adalah 0,381. Aitem yang dinyatakan valid dan memiliki tanda memiliki taraf kepercayaan sebesar 95. Sedangkan aitem yang memiliki tanda memiliki taraf kepercayaan sebesar 99.

2. Uji Reliabilitas Instrumen