Setting Penelitian Rancangan Penelitian

Observasi yang hati-hati dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan yang diambil peneliti. Seperti dalam perencanaan, observasi yang baik yaitu observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan ataupun yang tidak diharapkan. 4. Refleksi reflecting Langkah keempat adalah langkah refleksi. Tahap ini yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Kegiatan refleksi mengandung aspek-aspek mengapa, bagaimana, sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara bermakna.

3.2 Setting Penelitian

Setting dalam penelitian yang akan dilakukan ini meliputi tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian. Peneliti akan menguraikan ke empat hal tersebut.

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDK Wirobrajan I Yogyakarta yang beralamat di jalan Hos Cokroaminoto No. 8 Yogyakarta. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena SDK Wirobrajan I memiliki masalah tentang keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran matematika.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih yaitu semua siswa kelas VA SDK Wirobrajan I Yogyakarta tahun ajaran 2015 2016. Jumlah siswa 34 anak yang terdiri dari laki-laki 17 anak dan perempuan 17 anak.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VA SDK Wirobrajan I Yogyakarta pada semester ganjil menggunakan pendekatann PBL pada mata pelajaran matematika. Kompetensi dasar yang diambil yaitu 3.1 menghitung luas trapesium dan layang-layang.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2015 sampai bulan Januari 2016 tahun pelajaran 2015 2016 di SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam II siklus. Apabila siklus I belum berhasil maka menggunakan siklus II. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan Mc Taggert yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatanobserving, dan refleksi reflecting. Rencana tindakan ini membahas tentang persiapan penelitian dan rencana tindakan setiap siklus. Uraian dari sub bab rencana tindakan adalah sebagai berikut.

3.3.1 Persiapan

Persiapan sebelum melakukan penelitian di SDK Wirobrajan I Yogyakarta yaitu a meminta izin kepada Kepala Sekolah SDK Wirobrajan I Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian di SDK Wirobrajan I Yogyakarta khususnya kelas V, b bertemu dengan guru kelas VA untuk konfirmasi dan menanyakan jadwal pelajaran Matematika, c melakukan observasi pembelajaran matematika di kelas VA, d melakukan wawancara dengan guru kelas VA, e mengidentifikasi masalah yang ada di kelas, f menganalisis masalah yang ada pada kelas VA, g merumuskan masalah, h merumuskan hipotesis, i menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus, j membuat gambaran awal tentang keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VA, k mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya, l menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, soal evaluasi dan instrumen penelitian.

3.3.2 Rencana Setiap Siklus

Rencana setiap siklus yan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian sesuai dengan model Kemmis dan Mc Taggert. Model penelitian berdasarkan Kurt Lewin ini memiliki empat tahap. Tahap- tahap dalam penelitian ini yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.3.2.1 Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk 2 pertemuan dan setiap pertemuan 1 x 35 menit. Langkah- langkahnya yaitu sebagai berikut: a Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian. Perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, materi ajar, soal prestasi, serta media pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian untuk mengukur keaktifan siswa berupa lembar observasi atau pengamatan dan lembar kuesioner tentang keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika. b Pelaksanaan Tahap ini, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan langkah- langkah sebagai berikut : Pertemuan 1 Kegiatan awal 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Apersepsi : Siswa bersama guru bertanya jawab tentang bangun datar, luas dan satuan luas. misalnya: apa saja bentuk bangun datar yang ada di sekitar kalian? Apakah satuan luas bangun datar ? 4. Motivasi : Siswa dibimbing guru melakukan permainan susun tangga satuan luas. 5. Guru melakukan tanya jawab tentang permainan yang telah dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Orientasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti a. Eksplorasi 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang suatu satuan luas bangun datar. 2. Siswa mengamati gambar tangga satuan luas yang ada di papan tulis. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara mengubah suatu satuan luas ke satuan luas lain yang berbeda menggunakan tangga satuan. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru secara merata. 5. Siswa di dalam kelompok diberi soal untuk didiskusikan bersama. Tahap 1 : Orientasi siswa pada situasi masalah. b. Elaborasi 1. Siswa dalam kelompok dibagi gambar tangga satuan luas sebagai acuan untuk mengerjakan soal. Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar 2. Siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk mengerjakan soal menggunakan cara yang telah disepakati dalam kelompok. 3. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk memotivasi dan membantu kelompok yang memerlukan bantuan dalam mengerjakan soal. Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian. Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Setiap kelompok memberikan alasan berdasarkan jawaban kelompoknya. 6. Kelompok yang lain bertugas memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi secara bergantian sampai semua soal selesai. Kegiatan akhir c. Konfirmasi 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari bersama. Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 2. Siswa menuliskan refleksi tentang kesulitan yang mereka alami selama pembelajaran dan menuliskan materi yang belum dipahami. 3. Guru menutup pelajaran dengan doa. Pertemuan 2 Kegiatan awal 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Apersepsi : Siswa bersama guru bertanya jawab tentang bangun datar trapesium. Misalnya : - Apakah bangun datar trapesium itu ? - Apa saja sifat-sifat trapesium ? - Apakah jenis-jenis bangun datar trapesium? - Bagaimana rumus mencari luas trapesium ? 4. Motivasi : Siswa bersama guru menyanyikan lagu “Bangun Trapesium” untuk membangkitkan semangat siswa. 5. Orientasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti a. Eksplorasi : 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang apa itu bangun datar trapesium, sifat-sifat trapesium, jenis-jenis bangun datar trapesium dan rumus mencari luas trapesium. 2. Siswa mengamati bentuk bangun datar trapesium yang ditunjukkan oleh guru. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara menghitung luas trapesium menggunakan rumus. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. 5. Siswa didalam kelompok diberi soal untuk didiskusikan bersama. Tahap 1 : Orientasi siswa pada situasi masalah. b. Elaborasi 1. Siswa dalam kelompok dibagikan 3 bentuk trapesium sebagai alat peraga untuk mempermudah siswa dalam membedakan macam-macam bentuk trapesium. Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar 2. Siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk mengerjakan soal menggunakan cara yang telah disepakati dalam kelompok. 3. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk memotivasi dan membantu kelompok yang memerlukan bantuan dalam mengerjakan soal. Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di depan kelas. Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Setiap kelompok memberikan alasan berdasarkan jawaban kelompoknya. 6. Kelompok yang lain bertugas memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi secara bergantian sampai semua soal selesai.. 7. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara mandiri. Kegiatan akhir c. Konfirmasi 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari bersama. Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 2. Siswa menuliskan refleksi tentang kesulitan yang mereka alami selama pembelajaran dan menuliskan materi yang belum dipahami. 3. Guru menutup pelajaran dengan doa. c Observasi Pada proses penelitian siklus I peneliti dibantu oleh teman kelompok studi yang bertindak sebagai pengamat pembelajaran dan mencatat kejadian – kejadian yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mengamati proses pembelajaran dan hasil pembelajaran matematika dengan pendekatan PBL. d Refleksi Pada tahap ini, peneliti merefleksikan tahap-tahap yang sudah dilakukan mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pengamatan. Refleksi dilakukan pada saat akhir siklus dengan mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Peneliti akan mengevaluasi keberhasilan yang telah dicapai serta hambatan atau kesulitan yang dihadapi. Peneliti juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membandingkan hasil rata-rata keaktifan dan prestasi belajar serta persentase ketuntasan belajar sebelum menggunakan pendekatan PBL maupun sesudah menggunakan pendekatan PBL. Peneliti kemudian melihat peningkatan rata- rata keaktifan, prestasi dan persentase ketuntasan belajar siklus I.

3.3.2.2 Siklus II

Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk 2 pertemuan dan setiap pertemuan 1 x 35 menit. Langkah- langkahnya yaitu sebagai berikut: a Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian. Perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, materi ajar, soal prestasi, serta media pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian untuk mengukur keaktifan siswa berupa lembar observasi atau pengamatan dan lembar kuesioner tentang keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika. b Pelaksanaan Tahap ini, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan langkah- langkah sebagai berikut : Pertemuan 1 Kegiatan awal 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Apersepsi : Siswa bersama guru bertanya jawab terkait dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bangun datar layang-layang. Misalnya : - Guru menunjukkan layang-layang kemudian bertanya kepada siswa siapa yang mengetahui apa itu bangun datar layang-layang ? - Berapa jumlah sisinya dan jumlah diagonalnya? - Bagaiamana rumus mencari luas layang-layang ? 4. Motivasi : Siswa bersama dengan guru menyanyikan lagu “Luas Layang-Layang” untuk membangkitkan semangat belajar siswa. 5. Orientasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti a. Eksplorasi 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat bangun datar layang-layang dan rumus luas layang- layang. 2. Siswa mengamati gambar dan bentuk layang- layang. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara megitung luas layang-layang. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. 5. Siswa didalam kelompok diberi soal untuk didiskusikan bersama. Tahap 1 : Orientasi siswa pada situasi masalah. b. Elaborasi 1. Siswa dalam kelompok dibagikan bentuk bangun datar layang-layang sebagai alat peraga supaya siswa dapat mempermudah mengetahui bagian- bagian bangun datar layang-layang. Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar 2. Siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk mengerjakan soal menggunakan cara yang telah disepakati dalam kelompok. 3. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk memotivasi dan membantu kelompok yang memerlukan bantuan dalam mengerjakan soal. Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya di depan kelas secara bergantian. Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Setiap kelompok memberikan alasan berdasarkan jawaban kelompoknya. 6. Kelompok yang lain bertugas memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi secara bergantian sampai semua soal selesai. Kegiatan akhir c. Konfirmasi 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari bersama. Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 2. Siswa menuliskan refleksi tentang kesulitan yang mereka alami selama pembelajaran dan menuliskan materi yang belum dipahami. 3. Guru menutup pelajaran dengan doa. Pertemuan 2 Kegiatan awal 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Apersepsi : Siswa bersama guru bertanya jawab terkait dengan rumus luas bangun datar layang-layang. 4. Motivasi Siswa bersama guru menyanyikan lagu “ Mengingat Luas Layang- Layang” untuk membangkitkan semangat belajar siswa. 5. Orientasi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti a. Eksplorasi 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang rumus luas bangun datar layang-layang. 2. Siswa mencatat hal-hal yang penting tentang materi yang disampaikan oleh guru. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan mengitung luas layang-layang. 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. 5. Siswa didalam kelompok diberi soal untuk didiskusikan bersama. Tahap 1 : Orientasi siswa pada situasi masalah. b. Elaborasi 1. Siswa dalam kelompok dibagikan bentuk bangun datar layang-layang sebagai alat peraga supaya siswa dapat mengetahui sifat-sifat bangun layang- layang. Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar 2. Siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk mengerjakan soal menggunakan cara yang telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disepakati dalam kelompok. 3. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk memotivasi dan membantu kelompok yang memerlukan bantuan dalam mengerjakan soal. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya di depan kelas secara bergantian. Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Setiap kelompok memberikan alasan berdasarkan jawaban kelompoknya. 6. Kelompok yang lain bertugas memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi secara bergantian sampai semua soal selesai. 7. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara mandiri. Kegiatan akhir c. Konfirmasi 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari bersama. Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 2. Siswa menuliskan refleksi tentang kesulitan yang mereka alami selama pembelajaran dan menuliskan materi yang belum dipahami. 3. Guru menutup pelajaran dengan doa. c Observasi Pada proses penelitian siklus II peneliti dibantu oleh teman kelompok studi yang bertindak sebagai pengamat pembelajaran dan mencatat kejadian – kejadian yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mengamati proses pembelajaran dan hasil pembelajaran matematika dengan pendekatan PBL. d Refleksi Pada tahap ini, peneliti merefleksikan tahap-tahap yang sudah dilakukan mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pengamatan. Refleksi dilakukan pada saat akhir siklus dengan mengidentifikasi kesulitan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau hambatan dan kejadian yang selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Peneliti juga akan mengevaluasi keberhasilan yang telah dicapai serta hambatan atau kesulitan yang dihadapi. Peneliti juga akan membandingkan hasil rata-rata keaktifan dan prestasi belajar serta persentase ketuntasan belajar sebelum menggunakan pendekatan PBL maupun sesudah menggunakan pendekatan PBL. Peneliti kemudian melihat peningkatan rata-rata keaktifan, prestasi dan persentase ketuntasan belajar siklus II, dari hasil siklus II peneliti dapat memutuskan siklus berikutnya perlu dilanjutkan atau tidak serta menentukan perbaikan yang perlu dilakukan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pbl (problem based learning) terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa Kelas X pada konsep virus

2 18 226

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Terhadap Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 3 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA KELAS V SD N 1 TEMPURSARI TAHUN PELAJAR

0 0 16

Peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL) di kelas VII E SMP N 15 Yogyakarta.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 11 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

PENINGKATAN PARTISIPASI, KEBERANIAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDK WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 184