Teknik Pengujian Instrumen Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

3.6 Teknik Pengujian Instrumen

3.6.1 Validitas

Arifin 2011: 245 mengungkapkan bahwa “validitas merupakan suatu derajat ketepatan instrumen alat ukur, maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Instrumen atau alat ukur yang memiliki validitas tinggi akan mempunyai kesalahan pengukuran yang relatif kecil, dapat dikatakan setiap subjek yang dimiliki oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dengan skor yang sesungguhnya Azwar, 2007: 43. Penelitian ini akan menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas isi, validitas muka dan validitas empiris. Instrumen atau alat ukur yang memiliki validitas tinggi akan mempunyai kesalahan pengukuran yang relatif kecil, dapat dikatakan setiap subjek yang dimiliki oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dengan skor yang sesungguhnya Azwar, 2007: 43. 1. Validitas Isi Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan sejauh mana isi suatu tes dapat mengukur hal yang mau diukur Azwar, 2007: 45. Validitas isi pada penelitian ini digunakan untuk instrumen pembelajaran dan soal tes prestasi. Validitas isi dilakukan melalui proses expert judgement oleh tiga ahli yaitu satu ahli matematika dan dua orang guru kelas. Peneliti akan memilih satu ahli matematika dari dosen untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi. Dosen tersebut dipilih karena memiliki keahlian dalam bidang matematika. Guru yang akan dipilih oleh peneliti untuk menguji validitas dari perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi adalah guru kelas VA dan kelas VB. Guru yang akan dipilih peneliti merupakan guru yang ahli dalam bidang matematika. Beberapa ahli yang akan dipilih untuk melakukan validasi diharapkan memberi skor dengan rentang antara 1 sampai 4 serta memberikan komentar pada kolom yang sudah tersedia. Jawaban dari sebuah instrumen dapat menggunakan skala 1 sampai 4 yang terdiri dari sangat baik, baik, tidak baik dan sangat tidak baik Sugiyono, 2010: 135. Hasil rata-rata dan komentar yang diberikan oleh ketiga ahli akan digunakan peneliti sebagai dasar instrumen yang akan diperbaiki untuk langkah uji validasi lebih lanjut. Skor 4 berarti sangat baik, skor 3 berarti baik, skor 2 berarti tidak baik dan skor 1 berarti sangat tidak baik. Peneliti menggunakan skor 3 sebagai batasan dalam mengambil keputusan bahwa instrumen pembelajran akan direvisi atau tidak. 2. Validitas Muka Validitas muka adalah proses peninjauan instrumen secara sepintas dan sederhana atau penilaian instrumen dari sisi muka tanpa kriteria yang mendalam Arifin, 2011: 248. Validitas muka pada penelitian ini akan dilakukan untuk instrumen penelitian yaitu lembar kuesioner. Validitas muka hanya akan dilakukan pada lembar kuesioner, validitas muka untuk lembar kuesioner akan dilakukan kepada beberapa orang siswa kelas V. Peneliti memilih kelas V karena nantinya mengisi lembar kuesioner tentang keaktifan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Validitas Empiris Arifin 2011: 246 menyatakan bahwa validitas empiris biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi, hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan skor tes dan suatu kritera tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang bersangkutan namun kriteria itu harus relevan dengan yang akan diukur. Soal tes prestasi yang telah divalidasi oleh dosen dan guru, kemudian direvisi oleh peneliti, lalu peneliti akan menguji cobakan instrumen soal tes prestasi kepada siswa kelas VI SDK Wirobrajan I. Peneliti memilih siswa kelas VI karena kelas tersebut telah menempuh materi luas bangun datar layang-layang dan trapesium di kelas sebelumnya. Soal uji coba terdiri dari 20 soal pilihan ganda, soal tersebut dibuat berdasarkan indikator. Soal tes prestasi akan diuji validitasnya dengan menggunakan teknik korelasi point biserial dengan menggunakan program SPSS. Menurut Hartono dalam Cholifah, 2014: 71 teknik korelasi point biserial adalah teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel dimana salah satu variabelnya berbentuk kotinum dan variabel lainnya berbentuk diskrit murni.

3.6.1.1 Validitas Variabel Keaktifan

Peneliti membuat instrumen keaktifan belajar berupa kisi-kisi kuesioner keaktifan besera kuesionernya. Validasi instrumen kekatifan belajar dilakukan dengan expert judgment atau berkonsultasi dengan dosen supaya instrumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keaktifan belajar benar-benar sesuai dengan indikator keaktifan. Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menargetkan rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 3 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 3 maka dilakukan revisi. Penelitian ini instrumen keaktifan belajar berupa kuesioner divalidasi oleh seorang validator yaitu dari dosen ahli yang memiliki pendidikan psikologi sebelumnya. Berikut ini adalah tabel 3.9 hasil validasi kekatifan belajar siswa oleh validator. Tabel 3.9 Hasil Validasi Kuesioner Keaktifan No Komponen Penilaian Validator 1 Kesesuaian pernyataan dengan indikator keaktifan 2 2 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku 4 3 Kejelasan pernyataan dalam kuesioner 4 4 Terdapat pernyataan positif dan pernyataan negative 4 5 Kejelasan perintah pengerjaan soal 4 Rata rata 3,6 Kuesioner keaktifan belajar divalidasi oleh seorang validator. Tabel diatas merupakan hasil validasi keaktifan belajar, kelayakan komponen yang divalidasi digunakan sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh validator. Peneliti bersama dengan kelompok studi menentukan target atau patokan skor yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari atau sama dengan 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dari data tabel 3.9 rata-rata yang diperoleh sudah melebihi nilai target yang ditentukan sebagai tolak ukur. Sehingga setelah peneliti selesai menguji ke validator maka peneliti dapat menggunakannya untuk mengetahui keaktifan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar siswa. Adapun saran dan masukan dari validator yaitu diminta untuk memperbaiki pernyataan yang belum sesuai dengan indikator, untuk perintah pengerjaan sudah jelas. Berdasarkan saran yang diberikan oleh validator peneliti memeriksa dan memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam penyusunan kuesioner keaktifan belajar.

3.6.1.2 Validitas Perangkat Pembelajaran

Peneliti membuat perangkat pembelajaran berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, materi dan soal evaluasi. Peneliti bersama kesepakatan kelompok studi menentukan kriteria penilaian perangkat pembelajaran yaitu 1 = kurang baik, 2 = cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik. Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi juga mentukan bahwa skor 3 sebagai target atau patokan untuk tidak revisi atau sudah bisa langsung digunakan. Peneliti menargetkan rata-rata yang di dapat yaitu lebih dari atau sama dengan 3 supaya tidak dilakukan revisi dan apabila skor dibawah 3 maka dilakukan revisi. Penelitian ini, desain perangkat pembelajaran divalidasi oleh 3 validator yaitu 1 validator dari dosen ahli, 2 validator dari guru. Berikut adalah hasil dari beberapa validator: 3.6.1.2.1 Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tabel 3.10 Hasil Validasi RPP Validator Komponen Rata- rata A B C D E F 1 4 3 3 4 3 4 3,5 2 4 4 3 4 3 4 3,6 3 4 4 4 4 4 3 3,8 Rata-rata 4 3,6 3,3 4 3,3 3,6 3,6 Tabel 3.10 adalah hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Komponen validasi RPP terdiri dari 6 komponen yang ditentukan oleh peneliti. Keenam komponen tersebut adalah A: kelengkapan komponen RPP, B: kesesuaian indikator dengan SK dan KD, C: kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator, D: kesesuaian materi ajar dengan SK dan KD, E: kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan indikator, tujuan dan pendekatan pembelajaran, F: kelengkapan instrumen penilaian soal, kunci dan skoring. Berdasarkan hasil validasi terdapat saran dan masukan dari validator 2 yaitu pembentukan kelompok sebaiknya anggota terdiri dari 4 – 5 siswa saja. Berdasarkan beberapa saran dan masukan dari validator tersebut, peneliti memperbaiki kesalahan yang terjadi dan menerima masukan yang diberikan oleh validator. Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menargetkan rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 3 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 3 maka dilakukan revisi. Penghitungan rata-rata validasi desain perangkat pembelajaran, diperoleh rata-rata keseluruhan yaitu 3,6 sehingga perangkat pembelajaran bahan ajar tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.

3.6.1.2.2 Validitas Bahan Ajar

Tabel 3.11 Hasil Validasi Bahan Ajar Validator Komponen Rata-rata A B C D 1 4 3 4 4 3,7 2 3 4 4 3 3,5 3 4 4 4 4 4 Rata-rata 3,6 3,6 4 3,6 3,7 Tabel 3.11 merupakan hasil validasi bahan ajar, Validasi bahan ajar terdiri dari empat komponen yaitu untuk A: kelengkapan sumber belajar yang digunakan, B: kesesuaian media pembelajaran dengan materi ajar, C: kesesuaian lembar kerja siswa dengan kegiatan pembelajaran, sedangkan D: penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku. Adapun saran dan masukan dari validator 1 yaitu dalam penggunaan media pembelajaran lebih ditingkatkan lagi dan sumber belajar juga lebih ditambahkan dan ditingkatkan. Berdasarkan beberapa saran dan masukan dari validator tersebut, peneliti memperbaiki kesalahan yang terjadi dan menerima masukan yang diberikan oleh validator. Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menargetkan rata- rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 3 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 3 maka dilakukan revisi. Penghitungan rata-rata validasi desain perangkat pembelajaran, diperoleh rata-rata 3,6 dari komponen A dan komponen B. Komponen C diperoleh rata-rata 4 dari ketiga validator dan rata-rata 3,6 dari komponen D. Dari ketiga validator diperoleh rata-rata 3,7 sehingga perangkat pembelajaran bahan ajar tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.

3.6.1.2.3 Validitas Isi Soal Prestasi Siklus I dan II

Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus I Validator Komponen Rata- rata A B C D E F G 1 4 4 4 4 4 4 4 4 Rata-rata 4 4 4 4 4 4 4 4 Tabel 3.12 adalah hasil validasi soal prestasi siklus I, dalam penilaian validasi terdiri dari 7 komponen. Validator tidak memberikan komentar ataupun saran kepada peneliti. Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menargetkan rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 3 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 3 maka dilakukan revisi. Penghitungan rata-rata validasi soal prestasi siklus I. Setiap komponen mendapatkan skor 4, dari ketujuh komponen yang dinilai diperoleh rata-rata 4 sehingga perangkat pembelajaran bahan ajar tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan. Berikut adalah tabel 3.13 hasil validasi soal prestasi siklus II. Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus II Validator Komponen Rata- rata A B C D E 1 4 3 4 3 4 3,6 Rata-rata 4 3 4 3 4 3,6 Berdasarkan tabel 3.13 diperoleh hasil validasi soal prestasi siklus II, dalam penilaian validasi soal prestasi siklus II terdiri dari 5 komponen yang ditentukan oleh peneliti. Validator tidak memberikan komentar ataupun saran kepada peneliti. Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menargetkan rata- rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 3 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 3 maka dilakukan revisi. Penghitungan kelima komponen penilaian soal siklus II dapat diuraikan sebagai berikut komponen A skornya 4, komponen B skornya 3, komponen C skornya 4, komponen D skornya 3 dan komponen E skornya 4. Kelima komponen yang dinilai diperoleh rata-rata 3,6 sehingga perangkat pembelajaran bahan ajar tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6.1.2.4 Validitas Empiris Soal Prestasi Siklus I dan II

Validitas instrumen soal prestasi ditempuh dengan cara diujikan kepada siswa yang sudah pernah mempelajari materi tersebut. Penelitian ini, instrumen soal prestasi diujikan kepada 39 siswa kelas VI A SDK Wirobrajan I yang sudah pernah mempelajari materi tentang luas trapesium dan luas layang-layang. Setelah memperoleh hasil perolehan nilai soal prestasi, langkah selanjutnya yaitu melakukan penghitungan yang disebut r hitung dari masing-masing item soal menggunakan korelasi point biserial dengan rumus menurut Surapranata 2004: 61: √ Dalam hal ini : rp – rbis = koefisien korelasi point-biserial Mp = skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul Mt = skor rata-rata dari skor total SDt = standart deviasi total p = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir yang diuji validitasnya q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya 1-p Apabila sudah mendapatkan r hitung yang selanjutnya dilakukan yaitu membandingkan r hitung dengan r tabel. r tabel yaitu jumlah responden 39 siswa dengan taraf signifikansi 5 adalah 0,316. Item dikatakan valid apabila r hitung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lebih besar daripada r tabel. Peneliti menggunakan bantuan SPSS 18.0 untuk pengitungan korelasi point biserial. Peneliti memilih SPSS 18.0 dengan alasan supaya hasil data yang diperoleh tidak membutuhkan waktu yang lama dan mempermudah perhitungan. Tabel 3.14 adalah hasil perhitungan validasi soal untuk soal prestasi siklus I. Tabel 3.14 Penghitungan Validitas Soal Prestasi Siklus I No Item Nilai Korelasi r Nilai r tabel Kesimpulan Item no 1 0,385 0,316 Valid Item no 2 0,320 0,316 Valid Item no 3 0,391 0,316 Valid Item no 4 0,321 0,316 Valid Item no 5 0,397 0,316 Valid Item no 6 0,413 0,316 Valid Item no 7 0,502 0,316 Valid Item no 8 0,169 0,316 Tidak valid Item no 9 0,481 0,316 Valid Item no 10 0,216 0,316 Tidak valid Item no 11 0,322 0,316 Valid Item no 12 0,444 0,316 Valid Item no 13 0,489 0,316 Valid Item no 14 0,413 0,316 Valid Item no 15 0,577 0,316 Valid Item no 16 0,576 0,316 Valid Item no 17 0,519 0,316 Valid Item no 18 0.449 0,316 Valid Item no 19 0,438 0,316 Valid Item no 20 0,212 0,316 Tidak valid Berdasarkan hasil penghitungan validitas pada tabel 3.14, dari 20 soal terdapat 17 soal yang valid, yaitu item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan 19. Tingkat kevalidan dilambangkan dengan asterisk . Nilai korelasi untuk jumlah asterisk satu menunjukkan taraf signifikasi pada level 0,05 sedangkan nilai korelasi untuk dua asterisk menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01. Dari 17 soal yang valid peneliti hanya memilih 10 soal yang digunakan untuk soal prestasi, 10 soal tersebut sudah mencakup semua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI indikator. Tabel 3.15 di bawah ini adalah hasil penghitungan validitas soal prestasi siklus II. Tabel 3.15 Penghitungan Validitas Soal Prestasi Siklus II No Item Nilai Korelasi r Nilai r tabel Kesimpulan Item no 1 0,322 0,316 Valid Item no 2 0,318 0,316 Valid Item no 3 0,296 0,316 Tidak Valid Item no 4 0,316 0,316 Valid Item no 5 0,390 0,316 Valid Item no 6 0,361 0,316 Valid Item no 7 0,499 0,316 Valid Item no 8 0,157 0,316 Tidak Valid Item no 9 0,483 0,316 Valid Item no 10 0,203 0,316 Tidak Valid Item no 11 0,322 0,316 Valid Item no 12 0,440 0,316 Valid Item no 13 0,487 0,316 Valid Item no 14 0,410 0,316 Valid Item no 15 0,577 0,316 Valid Item no 16 0,573 0,316 Valid Item no 17 0,516 0,316 Valid Item no 18 0,450 0,316 Valid Item no 19 0,430 0,316 Valid Item no 20 0,204 0,316 Tidak Valid Berdasarkan hasil penghitungan validitas pada tabel 3.15 dari 20 soal terdapat 16 soal yang valid, yaitu item no 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan 19. Tingkat kevalidan dilambangkan dengan asterisk . Nilai korelasi untuk jumlah asterisk satu menunjukkan taraf signifikasi pada level 0,05 sedangkan nilai korelasi untuk dua asterisk menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01. Dari 16 soal yang valid peneliti hanya memilih 10 soal yang digunakan untuk soal prestasi, 10 soal tersebut sudah mencakup semua indikator.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas memiliki sebutan lain yaitu keterpercayaan, konsistensi, dan kestabilan. Reliabilitas memiliki kunci pokok yaitu sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya Azwar, 2007: 4. Suatu tes dikatakan memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keterpercayaan yang tinggi jika tes tersebut mendapatkan hasil yang tetap Arikunto, 2006: 56. Peneliti akan menggunakan konsep alpha untuk uji reliabilitas soal tes evaluasi karena data dari soal tes evaluasi dalam penelitian ini berupa data dikotom yaitu data 1-0. Hal ini dinyatakan juga oleh Azwar 2007: 77 yaitu rumus alpha dapat digunakan untuk data yang dikotomis 1-0. Berikut tabel 3.16 kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford Ruseffendi, 2005: 160. Tabel 3.16 Kriteria Koefisien Reliabilitas Niai Keterangan  11 0,20 Sangat rendah 0,20  11 0,40 Rendah 0,40  11 0,70 Sedang 0,70  11 0,90 Tinggi 0,90  11 1,00 Sangat tinggi Berdasarkan tabel 3.16 dapat dilihat bahwa kualifikasi reliabilitas dibagi menjadi lima. Kelima kategori tersebut yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Sugiyono 2010: 190 menjelaskan bahwa pengujian instrument dilakukan dengan internal consistency dengan metode belah dua Split- half method yang dianalisis menggunakan rumus Alpha Croncbach Masidjo, 1995: 219, yaitu : Keterangan : r tt = koefisien reliabilitas r gg = koefisien gasal-genap r bb = koefisien belahan I dan II + Relia bilitas soal dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha. Soal-soal yang telah di uji empiris dan dihitung validitas akan dilihat soal-soal yang valid. Setelah itu dapat dihitung reliabilitasnya dari soal siklus I dan siklus II. Peneliti melakukan penghitungan reliabilitas menggunakan program komputer SPSS 18.0. Berikut adalah hasil reliabilitas dari siklus I dan siklus II. Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,754 ,759 17 Pada hasil statistik reliabilitas menunjukan reliabilitas untuk 17 soal yang valid dari siklus I adalah 0,754. Hasil pengolahan tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas, angka 0,754 menunjukan bahwa reliabilitas 16 soal tersebut termasuk dalam ketegori tinggi. Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,731 ,733 16 Tabel di atas menunjukan reliabilitas untuk 16 soal yang valid dari siklus II adalah 0,731. Dari hasil pengolahan tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas, angka 0,731 menunjukan bahwa reliabilitas ke 16 soal tersebut termasuk dalam ketegori tinggi.

3.6.3 Indeks Kesukaran

Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilits juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah, sedang, dan sukar proporsinya seimbang Sudjana, 2009: 135. Rumus yang digunakan untuk menghitung kesukaran soal menurut Sudjana 2009: 137. Keterangan : I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan semakin sulit, sedangkan semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat dikategorikan semakin mudah. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana 2009, 137 sebagai berikut : Tabel 3.17 Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kategori – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah I = Berdasarkan tabel 3.17 kriteria indeks kesukaran ada tiga. Ketiga kriteria tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Di peroleh kriteria tersebut dilihat dari hasil indeks kesukarannya. Berikut adalah hasil indeks kesukaran dari soal siklus 1 pada tabel 3.18 di bawah ini. Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Prestasi Siklus I No B N I Tingkat kesukaran 1 33 39 0,85 Mudah 2 34 39 0,87 Mudah 3 36 39 0,92 Mudah 4 30 39 0,77 Mudah 5 26 39 0,66 Sedang 6 30 39 0,77 Mudah 7 27 39 0,69 Sedang 8 27 39 0,69 Sedang 9 34 39 0,87 Mudah 10 24 39 0,62 Sedang 11 35 39 0,90 Mudah 12 28 39 0,72 Mudah 13 29 39 0,74 Mudah 14 30 39 0,77 Mudah 15 29 39 0,74 Mudah 16 26 39 0,66 Sedang 17 27 39 0,69 Sedang 18 33 39 0,85 Mudah 19 24 39 0,62 Sedang 20 30 39 0,77 Mudah Berdasarkan data yang sudah diujikan, peneliti menentukan tingkat kesukaran setiap soal. Setelah item nomor dihitung tingkat kesukaran soal, dari 20 soal prestasi siklus I ada 7 nomor soal yang termasuk kategori sedang yaitu nomor 5, 7, 8, 10, 16, 17 dan 19. Ada 13 nomor soal yang termasuk kategori mudah yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19 dan 20. Berikut ini adalah tabel 3.19 hasil indeks kesukaran dari soal siklus II. Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Prestasi Siklus II No B N I Tingkat kesukaran 1 32 39 0,82 Mudah 2 34 39 0,87 Mudah 3 35 39 0,90 Mudah 4 30 39 0,77 Mudah 5 26 39 0,66 Sedang 6 29 39 0,74 Mudah 7 27 39 0,69 Sedang 8 27 39 0,69 Sedang 9 34 39 0,87 Mudah 10 24 39 0,62 Sedang 11 35 39 0,90 Mudah 12 28 39 0,72 Mudah 13 29 39 0,74 Mudah 14 30 39 0,77 Mudah 15 29 39 0,74 Mudah 16 26 39 0,66 Sedang 17 27 39 0,69 Sedang 18 33 39 0,85 Mudah 19 24 39 0,62 Sedang 20 30 39 0,77 Mudah Berdasarkan data yang sudah diujikan, peneliti menentukan tingkat kesukaran setiap soal. Setelah item nomor dihitung tingkat kesukaran soal, dari 20 soal prestasi siklus I ada 7 nomor soal yang termasuk kategori sedang yaitu nomor 5, 7, 8, 10, 16, 17 dan 19. Ada 13 nomor soal yang termasuk kategori mudah yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19 dan 20. 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses mengolah dan menginterprestasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian Sanjaya, 2009: 106. Data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Berikut peneliti akan menjabarkan kedua data penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.7.1 Analisis Data Keaktifan Belajar

Analisis data keaktifan belajar siswa dihitung berdasarkan lembar kuesioner keaktifan belajar yang telah diisi oleh siswa. Semua perolehan data kuesioner keaktifan di jumlahkan dan di rata-rata. Penilaian keaktifan belajar siswa melalui kuesioner dihitung dengan cara menghitung skor yang diperoleh siswa dari setiap pernyataan yang diisi kemudian dibagi dengan skor makismal 100, setelah itu dikalikan 100 agar skor maksimal keaktifan siswa yang diperoleh mencapai nilai 100. Berikut merupakan rumus untuk menentukan nilai keaktifan belajar siswa: Hasil kuesioner keaktifan belajar siswa dianalisis menggunakan PAP tipe 1. Peneliti menggunakan PAP tipe 1 karena presentilnya lebih besar daripada PAP tipe 2. Setelah mendapatkan rerata maka perolehan hasilnya dimasukan ke dalam klasifikasi Pedoman Acuan Patokan PAP tipe 1. PAP digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dengan cara membandingkan dari kondisi awal dan sesudah mendapatkan perlakuaan atau tindakan. Hasil tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam kriteria keaktifan siswa. Tabel 3.20 berikut merupakan tabel 3.20 kriteria skor kuesioner keaktifan dengan PAP tipe 1 Masidjo, 1995: 153 Menghitung rentang skor dari batas bawah sampai dengan batas atas untuk setiap tingkatan yaitu: Persentase setiap tingkatan x skor maksimal sangat aktif Tabel 3.20 Rentang Skor Keaktifan Berdasarkan Kriteria Menurut PAP tipe 1 Persentase Rentang Skor Kriteria Batas Bawah Batas Atas 90 – 100 90 100 Sangat Aktif 80 – 89 80 89 Aktif 65 – 79 65 79 Cukup Aktif 55 – 64 55 64 Kurang Aktif 55 20 54 Sangat Kurang Aktif Hasil persentase keaktifan belajar siswa diperoleh dengan cara menghitung jumlah siswa yang termasuk dalam kategori minimal cukup aktif dibagi jumlah seluruh siswa kemudian dikalikan 100 . Berikut merupakan rumus untuk menentukan persentase keaktifan belajar siswa:

3.7.2 Analisis Data Prestasi Belajar

Analisis data mengenai prestasi belajar dihitung menggunakan hasil tes prestasi. Soal prestasi dikerjakan setiap akhir siklus I dan siklus II. Berikut langkah-langkah pemberian skor unutk mengetahui nilai prestasi belajar siswa. 1. Penyekoran penilaian aspek kognitif Skor jawaban benar = 1 Skor jawaban salah = 0 2. Menghitung nilai siswa dengan rumus : a. Nilai kognitif Nilai kognitif = b. Menghitung rata-rata Rata-rata = c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa Persentase =

3.8 Indikator Keberhasilan

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pbl (problem based learning) terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa Kelas X pada konsep virus

2 18 226

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Terhadap Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 3 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA KELAS V SD N 1 TEMPURSARI TAHUN PELAJAR

0 0 16

Peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL) di kelas VII E SMP N 15 Yogyakarta.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 11 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

PENINGKATAN PARTISIPASI, KEBERANIAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDK WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 184