Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA Wahyu Kusuma Wardani

Universitas Sanata Dharma 2016

Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (2) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (3) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan I yang berjumlah 34 siswa. Objek pada penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, kuesioner, tes, dan dokumentasi.

Penelitian dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta sudah diselenggarakan dengan hasil dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar, hal tersebut ditunjukkan kondisi awal skor rata-rata minat belajar sebesar 71 (cukup berminat) dengan persentase jumlah siswa minimal cukup berminat 79,4%; siklus 1 sebesar 79 (cukup berminat) dengan persentase 94,1%; Siklus 2 sebesar 92 (sangat berminat) dengan persentase 100%. Penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Kondisi awal skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,20 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 30%; Siklus 1 sebesar 79,11 dengan persentase siswa yang mencapi KKM sebesar 61,77%; siklus 2 yaitu 82,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 73,5%.


(2)

ABSTRACT

ENHANCING INTEREST AND ACHIEVEMENT OF LEARNING USING A PROBLEM BASED LEARNING (PBL) APPROACH IN MATHEMATICS

SUBJECT GRADE V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

Wahyu Kusuma Wardani Sanata Dharma University

2016

The low interest and student learning achievements grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta encourage researchers to do research the act of class in SDK Wirobrajan I Yogyakarta. This study attempts to ( 1 ) describing the application of the use of approach the Problem Based Learning ( PBL ) to improve interest and student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 2 ) by adopting the problem based learning (PBL) to interest student learning on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 3 ) by adopting the Problem Based Learning ( PBL ) can increase student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings. In each cycle consists of four steps: planning, implementation, observation and reflection. Subjects used were students of class V SDK Wirobrajan I totaling 34 students. The object of this research is of interest and mathematics achievement of students. Data collection techniques used were interviews, observations, questionnaires, tests, and documentation.

Research in an effort to encourage and increase student achievement using the approach of Problem Based Learning (PBL) in mathematics students of class V SDK Wirobrajan I Yogyakarta has been organized with the results increase the interest and learning achievement, it is shown the initial condition score average interest in learning at 71 (degree of interest) with a minimal percentage of the number of students interested enough 79.4%; 1 cycle at 79 (degree of interest) with a percentage of 94.1%; Cycle 2 of 92 (very interested) with a percentage of 100%. Implementation approaches to Problem Based Learning (PBL) can improve students' mathematics achievement. Initial Condition average score of student achievement is 68.20 with the percentage of students who achieve 30% KKM; Cycle 1 at 79.11 with the percentage of students who mencapi KKM amounted to 61.77%; 2 cycle is 82.05 with the percentage of students who achieve KKM amounted to 73.5%.

Keywords: interest in learning, academic achievement, Problem Based Learning (PBL)


(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SISWA KELAS V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Wahyu Kusuma Wardani NIM: 121134014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan skripsi ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat dan berkat-Nya

padaku sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kedua orang tuaku tercinta, bapak Yakobus Slamet Tripriyanto dan ibu

Sri Hartatik yang selalu mendoakanku, mendukung dan memotivasiku.

Kakak dan adik-adikku tersayang Ade Christantra Eka putra, Elisabeth

Dyah Ayu Damayanti dan Yuliana Dyah Ayu Mitayani yang selalu

membantu dan memberiku semangat menyelesaikan skripsi ini.

Anderas Deni Anggriawan teman, sahabat sekaligus kekasih yang selalu

ada untuk memotivasiku, mendukungku, menghibur dan membantuku

hingga terselesaikannya skripsi ini.

AM Ratna Rosanti dan Agustinus Kurniawan Vishnuaji sahabatku

yang selalau ada, mendukung dan saling membantu sehingga

tereselesaiannya skripsi ini.

Pakdhe, budhe dan saudara-saudara yang selalu memberi semangat dan

motivasi.

Sahabat-sahabatku Adjeng Jayantika Saputra, Pungki Gupitawati,

Agnes Deviani, Annisa Eka Nurjanah, Diana Fatmawati, Hanifah

Nuraini dan Ucok yang selalu memberi semangat dan dukungan.

Teman satu payung skripsiku AM Ratna, Cornelius Wahyu Handaka

dan Dimas Aji Prabowo yang selalu memberi semangat.

Kupersembahkan untuk almamterku tercinta:

Universitas Sanata Dharma


(7)

v MOTTO

Jangan sia-siakan waktumu demi masa depanmu

Bekerja atas dorongan cinta akan terasa senang tiada jemu dan lelah


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Januari 2016

Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Wahyu Kusuma Wardani

Nomor Mahasiswa : 121134014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Januari 2016 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA Wahyu Kusuma Wardani

Universitas Sanata Dharma 2016

Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (2) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta (3) Dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan I yang berjumlah 34 siswa. Objek pada penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, kuesioner, tes, dan dokumentasi.

Penelitian dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta sudah diselenggarakan dengan hasil dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar, hal tersebut ditunjukkan kondisi awal skor rata-rata minat belajar sebesar 71 (cukup berminat) dengan persentase jumlah siswa minimal cukup berminat 79,4%; siklus 1 sebesar 79 (cukup berminat) dengan persentase 94,1%; Siklus 2 sebesar 92 (sangat berminat) dengan persentase 100%. Penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Kondisi awal skor rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,20 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 30%; Siklus 1 sebesar 79,11 dengan persentase siswa yang mencapi KKM sebesar 61,77%; siklus 2 yaitu 82,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 73,5%.


(11)

ix

ABSTRACT

ENHANCING INTEREST AND ACHIEVEMENT OF LEARNING USING A PROBLEM BASED LEARNING (PBL) APPROACH IN MATHEMATICS

SUBJECT GRADE V SDK WIROBRAJAN I YOGYAKARTA

Wahyu Kusuma Wardani Sanata Dharma University

2016

The low interest and student learning achievements grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta encourage researchers to do research the act of class in SDK Wirobrajan I Yogyakarta. This study attempts to ( 1 ) describing the application of the use of approach the Problem Based Learning ( PBL ) to improve interest and student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 2 ) by adopting the problem based learning (PBL) to interest student learning on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta ( 3 ) by adopting the Problem Based Learning ( PBL ) can increase student learning achievements on math grade 5 SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings. In each cycle consists of four steps: planning, implementation, observation and reflection. Subjects used were students of class V SDK Wirobrajan I totaling 34 students. The object of this research is of interest and mathematics achievement of students. Data collection techniques used were interviews, observations, questionnaires, tests, and documentation.

Research in an effort to encourage and increase student achievement using the approach of Problem Based Learning (PBL) in mathematics students of class V SDK Wirobrajan I Yogyakarta has been organized with the results increase the interest and learning achievement, it is shown the initial condition score average interest in learning at 71 (degree of interest) with a minimal percentage of the number of students interested enough 79.4%; 1 cycle at 79 (degree of interest) with a percentage of 94.1%; Cycle 2 of 92 (very interested) with a percentage of 100%. Implementation approaches to Problem Based Learning (PBL) can improve students' mathematics achievement. Initial Condition average score of student achievement is 68.20 with the percentage of students who achieve 30% KKM; Cycle 1 at 79.11 with the percentage of students who mencapi KKM amounted to 61.77%; 2 cycle is 82.05 with the percentage of students who achieve KKM amounted to 73.5%.

Keywords: interest in learning, academic achievement, Problem Based Learning (PBL)


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti manyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohadi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kepala Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum dan Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan selama proses penelitaian hingga penulisan skripsi selesai.

4. Hr. Klidiatmoko, S.Pd. selaku kepala SDK Wirobrajan I yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut. 5. MM. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku guru kelas VB SDK Wirobrajan I

Yogyakarta yang telah memberikan bantuan untuk melakukan penelitian. 6. Siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta selaku subjek penelitian ang


(13)

xi

7. Bapak, ibu guru dan karyawan SDK Wirobrajan I Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.

8. Keluarga dan sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa.

9. Teman-teman PGSD kelas C dan kelas A angkatan 2012 atas segala semangat, dukungan dan kebersamaan selama perkuliahan.

10.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penyususn skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritikan peneliti terima sebagai masukan dan perbaikan dalam penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 28 Januari 2016 Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Pembatasan Masalah ... 6

1.3Rumusan Masalah ... 7

1.4Tujuan Penelitian ... 7

1.5Manfaat Penelitian ... 8

1.6Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Teori ... 10

2.1.1 Minat Belajar ... 10

2.1.1.1Indikator Minat Belajar ... 11

2.1.2 Prestasi ... 12


(15)

xiii

2.1.4 Prestasi Belajar ... 14

2.1.5 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 16

2.1.7 Hakikat Pembelajaran ... 18

2.1.8 Pendekatan Problem Based Learning (PBL) ... 19

2.1.8.1Pengertian Problem Based Learning (PBL) ... 19

2.1.8.2Karakteristik Problem Based Learning (PBL) ... 20

2.1.8.3Langkah-langkah Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) ... 21

2.1.8.4Tujuan Problem Based Learning (PBL) ... 22

2.1.8.5Peran Guru Dalam Problem Based Learning (PBL) ... 23

2.1.9 Hakikat Matematika ... 24

2.1.10 Tujuan Pembelajaran Matematika ... 26

2.1.11 Materi Pembelajaran Matematika... 26

2.2Penelitian yang Relevan ... 27

2.3Kerangka Berpikir ... 30

2.4Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 33

3.2Setting Penelitian ... 36

3.2.1 Tempat Penelitian ... 36

3.2.2 Subjek Penelitian ... 36

3.2.3 Objek Penelitian ... 36

3.2.4 Waktu Penelitian ... 37

3.3Rencana Penelitian ... 37

3.3.1 Persiapan ... 37

3.3.2 Rancangan Tindakan Tiap Siklus ... 38

3.3.2.1Siklus 1 ... 38


(16)

xiv

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.4.1 Wawancara ... 52

3.4.2 Observasi ... 53

3.4.3 Kuesioner ... 53

3.4.4 Tes ... 54

3.4.5 Dokumentasi ... 55

3.5Instrumen Penelitian ... 55

3.5.1 Pedoman Wawancara ... 56

3.5.2 Pedoman Observasi ... 57

3.5.3 Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 57

3.5.4 Tes ... 60

3.6Teknik Pengujian Instrumen... 63

3.6.1 Validitas ... 63

3.6.1.1Validitas Instrumen Minat Belajar ... 65

3.6.1.2Validitas Perangkat Pembelajaran ... 66

3.6.1.3Validitas Soal Prestasi ... 69

3.6.2 Reliabilitas ... 72

3.6.2.1Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus 1 ... 73

3.6.2.2Reliabilitas Saoal Evaluasi Siklus 2 ... 74

3.6.3 Indeks Kesukaran ... 74

3.6.3.1Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 ... 75

3.6.3.2Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2 ... 76

3.7Teknik Analisis Data ... 77

3.7.1 Analisis Data Minat Belajar Siswa ... 77

3.7.2 Analisis Data Prestasi Belajar ... 79

3.8Indikator Keberhasilan ... 80

3.9Jadwal Penelitian ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deksripsi Pelaksanaan Penelitian ... 82


(17)

xv

4.1.2 Pelaksanaan ... 85

4.1.3 Observasi ... 85

4.1.4 Refleksi ... 87

4.2Hasil Penelitian ... 89

4.2.1 Minat Belajar Siswa ... 89

4.2.1.1Kondisi Awal ... 89

4.2.1.2Siklus 1 ... 91

4.2.1.3Siklus 2 ... 92

4.2.2 Prestasi Belajar ... 96

4.2.2.1Kondisi Awal ... 96

4.2.2.2Siklus 1 ... 98

4.2.2.3Siklus 2 ... 99

4.3Pembahasan ... 102

4.3.1 Penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) .. 103

4.3.2 Minat Belajar ... 110

4.3.3 Prestasi Belajar ... 111

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 114

5.2Keterbatasan ... 116

5.3Saran ... 116


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ………..……… 56

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Minat Belajar Siswa ……… 57

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa …...……… 58

Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ………..…...……… 59

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 1 (Sebelum Validasi) …...…… 60

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 1 (Sesudah Validasi) .…...…… 61

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 2 (Sebelum Validasi) ...…... 62

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus 2 (Sesudah Validasi) ...…...… 62

Tabel 3.9 Hasil Validasi Instrumen Minat Belajar …………...…...… 65

Tabel 3.10 Hasil Validasi RPP ………...…...… 66

Tabel 3.11 Hasil Validasi Bahan Ajar ……….…………...…...… 67

Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………...…...… 68

Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 ...…………...…...… 69

Tabel 3.14 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………... 70

Tabel 3.15 Penghitungan Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 ...…………... 71

Tabel 3.16 Koefisien Reliabilitas ………...…………... 73

Tabel 3.17 Kategori Tingkat Kesukaran Soal …………...…………... 75

Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 …...…………... 75

Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 2 …...…………... 76

Tabel 3.20 Kriteria Skor Kuesioner Minat ………...…………... 78

Tabel 3.21 Kriteri Pengukuran Minat dan Prestasi Belajar……… 80

Tabel 3.22 Jadwal Penelitian ………...…………... 81

Tabel 4.1 Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ……..…...…………... 90

Tabel 4.2 Hasil Minat Belajar Siswa Siklus 1 ……..…...………….... 91


(19)

xvii

Tabel 4.4 Perbandingan Minat Belajar ……...……..…...………….... 94

Tabel 4.5 Nilai UTS Matematika Siswa Kelas VB Semeter I Tahun Ajaran 2015/2016 ………...……..…...………….... 96

Tabel 4.6 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 1...……..…...………… 98

Tabel 4.7 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus 2……..…...…………... 99


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ……….…… 30

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindaka ….………. 34

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rata-rata Minat Belajar Siswa ………… 95

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Presentase Minat Belajar Siswa ……….. 95

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa...……… 101

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Presentase Prestasi Belajar Siswa ……… 101

Gambar 4.5 Guru Membagikan LKS ….………. 104

Gambar 4.6 Siswa Menggunakan Media yang Disediakan Guru ….……... 105

Gambar 4.7 Guru Memantau Kegiatan Diskusi Kelompok ….……… 107

Gambar 4.8 Siswa Mempresentasikan Hasil diskusi Kelompok dan

Menuliskannya di papan tulis ………..….……… 108

Gambar 4.9 Guru Membuat Kesimpulan Berdasarkan Hasil


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Ijin Sebelum dan Sesudah Penelitian ……… 121 Lampiran 2. Instrumen Pembelajaran ………...….……. 124 Lampiran 3. Instrumen Penelitian

(Lembar Kuesioner dan Lembar Observasi) ………. 242 Lampiran 4. Hasil Kuesioner dan Observasi Minat Siswa ………. 249 Lampiran 5. Soal Prestasi dan Kunci Jawaban ………... 259 Lampiran 6. Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran

dan Instrumen Penelitian ………...….…… 284 Lampiran 7. Hasil Output, Validitas, Reliabilitas, IK dan r Tabel ……….. 304 Lampiran 8. Daftar Nilai Kondisi Awal dan Setelah Tindakan …………... 317 Lampiran 9. Contoh Hasil Evaluasi Siswa ………...…... 322 Lampiran 10. Foto-foto Kegiatan ………...….…………. 335 Lampiran 11. Riwayat Hidup Penulis ………...….…….. 337


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini peneliti akan membahas tentang enam bagian yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. Peneliti akan menguraikan satu persatu dari keenam bagian tersebut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Brubacher (dalam Ahmadi, 2014: 33) merupakan suatu proses timbal-balik dari tiap pribadi manusia dalam menyesuaikan dirinya dengan orang lain dan alam semesta. Pendidikan juga merupakan perkembangan yang terorganisasi yang merupakan kelengkapan dari semua potensi manusia yaitu moral, intelektual, jasmani, kepribadian individu dan kegunaannya bagi masyarakat yang diarahkan demi menghimpun semua aktifitas tersebut untuk tujuan hidup manusia.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) membahas bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Ahmadi, 2014: 38).


(23)

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 (Ahmadi, 2014: 49) menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan diharapkan mampu menjadi dasar yang kuat untuk menciptakan siswa yang berpotensi dan membantu siswa mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki agar menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.

Pihak yang mendukung terselenggaranya pendidikan, salah satunya adalah sekolah. Sekolah-sekolah yang berkualitas akan menciptakan sumber daya manusia yang baru dan berkualitas pula. Siswa dididik agar mampu dan siap bersaing di era global melalui berbagai macam mata pelajaran dengan kuriklum tertentu sesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan pada sekolah tersebut.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menurut Mulyasa (2007: 20) merupakan stategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum ini dilakukan dengan memisahkan antar mata pelajaran sehingga pembelajaran tiap mata pelajaran lebih mendalam dan bermakna bagi siswa.


(24)

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam kurikulum KTSP adalah pelajaran matematika. Matematika adalah ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu yang lain yaitu ilmu ekonomi, biologi, fisika dan agama muslim, karena pada ilmu ekonomi, biologi, fisika dan agama muslim (Suherman,dkk, 2003: 25), sehingga matematika juga digunakan sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan di Indonesia karena dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan dalam persoalan yang melibatkan perhitungan.

Matematika memiliki fungsi dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga sebagai pendidik sebaiknya dapat menyampaikan materi dengan jelas agar siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang pelajaran matematika yang dalam perkembangannya masih dianggap sulit oleh beberapa siswa di berbagai sekolah. Tujuannya adalah membantu siswa untuk mengatasi masalah hitung terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran matematika yang ideal sebaiknya kontekstual atau nyata dengan yang ada di sekitar siswa.

Namun kenyataanya berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran di SDK Wirobrajan I pada tanggal 15 Oktober 2015 khususnya kelas VB. Siswa kesulitan dalam memahami pelajaran matematika karena matematika dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan selama proses pembelajaran guru tidak menggunakan media yang mendukung pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 Oktober 2015 di SDK Wirobrajan I khususnya kelas VB mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, dari 34 siswa terdapat 35,29%


(25)

siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran, 23,52% siswa terlihat melamun dan 26,47% siswa mengantuk saat pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung hanya ada 14,70% siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru tanpa disuruh, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam jika tidak diminta untuk menjawab pertanyaan guru.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas VB pada tanggal 15 Oktober 2015 untuk mendukung data observasi yang telah dilakukan peneliti. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti, guru mengatakan bahwa proses pembelajaran matematika di kelas VB sudah cukup interaktif karena dalam proses pembelajaran guru tidak hanya menggunkan metode ceramah. Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas VB, menurut guru kelas pembelajaran pernah dilakukan diluar kelas agar siswa tidak merasa jenuh belajar di dalam kelas. Namun hal tersebut belum mempengaruhi rendahnya nilai matematika siswa di kelas VB karena menurut guru kelas dari 34 siswa terdapat 58,82% siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran matematika khususnya pemahaman tentang soal cerita, yang mengakibatkan prestasi belajar matematika kelas VB belum memuaskan.

Rendahnya prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan data dokumentasi nilai UTS siswa kelas VB semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Dari data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa nilai rata-rata UTS matematika siswa kelas VB SDK Wirobrajan I pada tahun ajaran 2015/2016 adalah 68,20. Dari 34 siswa hanya


(26)

terdapat 10 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 29,41% sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM yaitu 24 siswa dengan persentase 70,59%.

Guru juga menjelaskan bahwa minat siswa terhadap pelajaran matematika di kelas VB masih sangat kurang ditunjukkan dari tingginya presentase siswa yang belum mencai KKM pada UTS matematika semester 1 tahun ajaran 2015/2016 yaitu 70,59% dari 34 siswa keas VB, hal tersebut juga mempengaruhi kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika. Kurangnya minat belajar siswa kelas VB ditunjukkan melalui data dokumentasi yang diperoleh peneliti bahwa dari 34 siswa hanya terdapat 27 siswa yang berminat dengan persentase 79,4 %.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2015 menurut peneliti karena kurangnya minat siswa dalam pelajaran matematika dan rendahnya prestasi belajar siswa yang masih dibawah KKM, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa pada pelajaran matematika.

Minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I dalam mata pelajaran matematika diharapkan dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan PBL. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siswa dengan menggunakan metode ilmiah yang sistematis dan empiris.

Melalui pendekatan ini siswa dapat aktif dalam berpikir, berkomunikasii dengan teman maupun guru, mencari dan mengolah data dengan mandiri maupun kelompok dan akhirnya dapat menyimpulkan sebuah pembelajaran (Hamdayama,


(27)

2014: 209). Sehingga siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep tentang masalah, tetapi siswa juga mengetahui metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut dan melalui pendekatan PBL sedikit demi sedikit aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa akan berkembang. Melalui pendekatan PBL ini siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah yang relevan dalam kehidupan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Melalui pendekatan ini pula siswa dapat menemukan sendiri pemahaman atas materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan kondisi hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta”. Peneliti berharap dengan menggunakan metode PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta pada pelajaran matematika.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya berfokus pada peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PBL pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan yaitu SK 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah dan KD 4.1 Menghitung volume kubus dan balok.


(28)

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?

1.3.2 Apakah penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?

1.3.3 Apakah penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk : 1.4.1 Untuk memaparkan dan mengetahui pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) sebagai upaya mdningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1.4.2 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). 1.4.3 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).


(29)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu : 1.5.1 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu:

1.5.1.1Dapat menambah wawasan tentang pendekatan Problem Based Learning (PBL).

1.5.1.2Peneliti dapat mengetahui cara meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dengan pendekatan yang tepat dan efisien.

1.5.2 Bagi Siswa

Manfaat penelitian bagi siswa yaitu :

1.5.2.1Siswa mendapat pengalaman yang baru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

1.5.2.2Meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). 1.5.3 Bagi Guru

Manfaat penelitian bagi guru yaitu :

1.5.3.1 Memberikan inspirasi baru dan alternatif pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam pelajaran pelajaran matematika.

1.5.4 Bagi Sekolah


(30)

1.5.4.1Penelitian turut serta dalam kemajuan sekolah karena pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat siswa dan prestasi belajar siswa.

1.5.4.2Penelitian dapat digunakan sebagi masukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah dengan pendekatan pembelajaran yang tepat.

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1.6.1 Matematika adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang berhubungan dengan angka dan operasi hitung bilangan.

1.6.2 Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. 1.6.3 Minat belajar adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketertarikan

terhadap suatu objek dan mengandung unsur kesenangan yang relatif menetap.

1.6.4 Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara memcahkan masalah.

1.6.5 Siswa sekolah dasar adalah komponen dalam pendidikan yang jenjang pendidikannya antara usia 7-11 tahun.


(31)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini peneliti akan membahas tentang empat bagian yaitu kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Peneliti akan menguraikan keempat bagian tersebut.

2.1 Kajian Teori

Kajian teori akan membahas tentang variabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu minat, indikator minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, hakikat pembelajaran, pendekatan Problem Based Learning (PBL), karakteristik siswa SD, hakikat matematika dan materi pelajaran matematika volume bangun ruang.

2.1.1 Minat Belajar

Syah (2003: 151) berpendapat bahwa minat (interest) adalah kecenderungan atau keinginan yang besar terhadap suatu hal. Sependapat dengan Syah, Sefrina (2013: 28) mengemukakan bahwa minat yang besar terhadap suatu hal dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa, karena dengan menaruh minat yang besar terhadap suatu hal maka siswa akan memusatkan perhatian yang penuh terhadap hal tersebut. Minat merupakan ketertarikan akan suatu objek yang berasal dari hati, bukan karena paksaan dari orang lain. Slameto (2010: 180) juga menjabarkan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka atau rasa ketertarikan


(32)

pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Hal tersebut berarti, bahwa apabila siswa memiliki minat terhadap suatu hal, maka siswa akan lebih memperhatikan dengan rasa senang tanpa ada tekanan dari siapapun.

Djamarah (2011: 166) mengemukakan bahwa “minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Jika siswa memiliki minat terhadap suatu hal atau aktivitas, maka siswa akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan dengan perasaan yang senang. Dengan kata lain minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik terhadap suatau hal tanpa ada yang menyuruh. Semakin besar ketertarikan seseorang terhadap suatu hal atau aktivitas maka semakin besar pula minat yang dimiliki oleh siswa untuk terlibat dalam suatu kegiatan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kegiatan siswa yang timbul karena adanya rasa ketertarikan yang tinggi terhadap suatu kegiatan yang mengakibatkan siswa memiliki perhatian yang penuh terhadap kegiatan tersebut. Siswa yang memiliki minat tinggi akan dengan perasaan senang terlibat dalam suatu hal atau kegiatan, karena minat timbul dengan sendirinya tanpa adanya paksaan atau dorongan dari manapun atau dari siapapun.

2.1.1.1Indikator Minat Belajar

Menurut Isnandar (dalam Nurjanah, 2014: 14) indikator minat terdiri dari empat indikator, yaitu (1) Ekpresi perasaan senang, meliputi antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, menerima tugas yang diberikan oleh guru tanpa mengeluh, mempersiapkan peralatan belajar dengan baik, serta mengikuti


(33)

pembelajaran dengan tenang, (2) Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, meliputi keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa memperhatikan pembelajaran dengan seksama, siswa tidak mengobrol atau mengganggu teman yang lain ketika pembelajaran berlangsung, (3) Ketertarikan siswa pada materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, meliputi sikap giat dan rajin yang ditunjukkan siswa dalam membaca sumber belajar dan mempelajari materi pembelajaan yang belum diberikan guru, kerajinan siswa dalam mencatat meteri pembelajaran, dan keseriusan siswa saat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, (4) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, meliputi keaktifan berpendapat dalam kegiatan diskusi kelompok, ketersediaan siswa membantu teman lain yang kesulitan dalam belajar, keterbukaan ketika bekerja sama dalam kelompok, keberanian mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan guru tanpa diminta oleh guru.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa indikator minat belajar terdiri atas empat indikator yaitu indikator perasaan senang, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan siswa.

2.1.2 Prestasi

Hamalik (2004 : 159) menjelaskan bahwa prestasi merupakan indikator yang dapat mempengaruhi adanya perubahan tingkah laku siswa pada siswa. Senada dengan Hamlik, Arifin (2009: 12) berpendapat bahwa prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil belajar (learning outcome) yang pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan”.


(34)

Sardiman (2010: 46) mengatakan bahwa prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar baik dari dalam maupun luar diri siswa. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan perubahan tingkah laku siswa berkenaan dengan aspek pengetahuan dan penilaian hasil belajar. Penilaian tentang hasil belajar siswa berupa pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diukur melalui evaluasi belajar.

2.1.3 Belajar

Belajar adalah “proses hubungan antara stimulus dan respon” dalam Thorndike (Suryasubrata, 2012: 254-255). Belajar menurut Syah (2003: 136) adalah “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Senada dengan pendapat Suryasubrata, Arifin (2009: 12) mengemukakan tentang belajar yaitu “suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu”. Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Slameto (2010: 3-5) menjelaskan ciri-ciri perubahan tingkah laku yang termasuk dalam pengertian belajar, yaitu: (1) perubahan terjadi secara sadar, artinya bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu,


(35)

atau paling tidak ia akan merasakan bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, artinya suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya; (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, artinya perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya; (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, artinya bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap; (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai; dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, artinya bahwa perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi siswa dengan lingkungannya. Proses interaksi tersebut dapat merubah tingkah laku siswa, perubahan tingkah laku tersebut diperoleh melalui pengalaman baru yang diperoleh siswa.

2.1.4 Prestasi Belajar

Arifin (2009: 12) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah “hasil usaha belajar yang pada umumnya berkenaan dengan pengetahuan”. Ahli lain yang juga berpendapat tentang prestasi belajar yaitu Sudjana (2005: 3) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah “hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkatan prestasi belajar maka perlu


(36)

dilakukan evaluasi belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 895) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran untuk memperoleh tujuan tertentu dan untuk mengetahui prestasi yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.”

Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat penguasaan pengetahuan siswa yang didapat selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat diukur oleh guru melalui tes, ujian, pengamatan atau tugas. Pengukuran prestasi belajar dilakukan oleh guru sebagai sebuah hasil atas pemaham siswa terhadap suatu mata pelajaran. Prestasi belajar siswa dapat berbeda-beda hasilnya sesuai dengan kemampuan siswa dalam memahami suatu mata pelajaran atau pengetahuan tertentu.

2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dikemukakan oleh Syah (2003: 132) yaitu bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga faktor. Ketiga faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmani) dan aspek psikologis (bersifat rohani). Aspek psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi intelegensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu 1) faktor lingkungan sosial yang meliputi


(37)

guru, teman-teman belajar, staf sekolah dan sebagainya. 2) faktor lingkungan non-sosial yang meliputi gedung sekolah, rumah, alat belajar dan sebagainya. Faktor pendekatan belajar adalah segala cara dan strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, dari luar diri siswa maupun dari pendekatan atau strategi belajar yang digunakan siswa untuk memahami pembelajaran.

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Tahap perkembangan anak menurut Piaget (dalam Suparno, 2001: 26-88) dibagi menjadi 4 tahap. Tahap yang pertama yaitu tahap sensorimotor usia 0-2 tahun, pada tahap ini anak belum bisa berbicara dan belum memiliki bahasa simbol untuk mengungkapkan perasaannya. Mereka baru memahami hal-hal yang ditangkap oleh pancaindaranya seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau.

Kedua yaitu tahap praopersaional usia 2-7 tahun. Tahap kedua ini ditandai dengan adanya fungsi semioti yaitu anak sudah bisa menggunakan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan hal yang dilihat.

Tahap ketiga yaitu tahap opersional konkrit yaitu anak berusia 7-11 tahun. Tahap ketiga ini ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah mampu untuk berpikir matematis berdasarkan yang kelihatan nyata atau konkrit, tetapi anak


(38)

belum dapat memahami hal-hal yang abstrak. Piaget mengemukakan bahwa anak sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit.

Tahap keempat yaitu tahap operasional formal yaitu usia anak 7-11 tahun. Tahapan ini adalah tahapan terakhir menurut Piaget, karena pada tahap ini anak sudah dapat berpikir logis dan berpikir abstrak. Cara berpikirnya sudah dapat melampaui waktu dan tempat, tidak hanya terkait pada hal yang telah dialami tetapi juga dapat berpikir mengenai sesuatu yang akan datang karena sudah dapat berpikir secara hipotesis. Berdasarkan keempat tahapan perkembangan anak menurut Piaget, tahapaan perkembangan untuk anak sekolah dasar termasuk pada tahap kedua yaitu tahap praoperasional.

Karakteristik untuk siswa sekolah dasar menurut pendapat Soeparwoto (2007: 60-61), terdapat berbagai label yang digunakan untuk siswa SD. Pertama, label yang digunakan orang tua, meliputi: (1) usia yang menyulitkan, yaitu masa dimana siswa tidak lagi menuruti perintah dan lebih banyak dipengaruhi teman sebaya dari pada orang tua atau anggota keluarga yang lain; (2) usia tidak rapi, yaitu masa di mana siswa cenderung tidak memperdulikan penampilan dan acuh terhadap kerapian; dan (3) usia bertengkar, yaitu masa di mana banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan suasana rumah menjadi tidak menyenangkan. Kedua, label yang digunakan para guru, meliputi: (1) usia sekolah dasar, di mana siswa memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu; (2) periode kritis dalam dorongan berprestasi, masa dimana siswa membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Ketiga, label


(39)

yang digunakan ahli psikologi, meliputi: (1) usia berkelompok, masa dimana perhatian utama siswa tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok; (2) usia penyesuaian diri, masa di mana siswa menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar dalam tahapan Piaget termasuk dalam tahapan kedua yaitu tahapan operasional dengan usia anak 7-11 tahun. Pada tahapan ini anak sudah mulai mengenal benda-benda konkrit dan dapat berkomunikasi menggunakan simbol-simbol tertentu. Siswa sekolah dasar juga memiliki beberapa karakteristik sesuai dengan label yang diberikan atau digunakan oleh orang tua, guru dan ahli psikologi.

2.1.7 Hakikat Pembelajaran

Sanjaya (2008: 102) mengemukakan bahwa kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Senada dengan pendapat Sanjaya, Santrock (2007: 265) menyatakan bahwa pembelajaran itu pada hakekatnya membantu murid untuk belajar.

Pembelajaran menurut Hamalik (2001: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mulyasa (2004: 100) melihat bahwa pembelajaran pada hakekatnya interaksi


(40)

peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik.

Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses belajar mengajar yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar. Pembelajaran dilakukan dengan cara berinteraksi antara guru, siswa dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat menghasilkan perilaku kearah yang lebih baik. Pembelajaran memiliki ciri khas sendiri-sendiri untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2.1.8 Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

2.1.8.1Pengertian Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) berpendapat bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.

Pendapat ditersebut diperjelas oleh Tan (dalam Rusman, 2010: 229) bahwa PBL merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Pendekatan PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi 2004 : 109).


(41)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis pada masalah, sehingga siswa dilatih nuntuk berpikir kritis dengan masalah-masalah konkrit yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan pemahamannya sendiri. PBL melatih siswa untuk memiliki sikap mandiri dalam menghadapi hal-hal baru yang sering mereka jumpai dalam dunia nyata yang berupa permasalahan.

2.1.8.2 Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan PBL memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik PBL diungkapkan oleh Tan (dalam Amir, 2009: 22) yaitu (1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) Masalah yang digunakan berupa masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang; (3) Masalah menuntut perspektif majemuk; (4) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran baru; (5) Sangat mengutamakan belajar mandiri; (6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi dan tidak hanya menggunakan satu sumber saja; (7) Pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif dan kooperatif yaitu siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan dan presentasi.

Karakteristik PBL yang lain menurut Rusman (2010: 232) yaitu (a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar; (b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur; (c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda; (d) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar; (e)


(42)

Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; (f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning; (g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; (h) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; (i) Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; (j) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik PBL adalah pembelajaran berdasarkan masalah yang relevan dengan kehidupan siswa, relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memiliki daya tarik untuk dilakukan oleh siswa dan dapat memperluas pengetahuan siswa. PBL juga mengutamakan bekarja dalam kelompok sehingga siswa dapat melakukan komunikasi dengan temannya dan pemberian evaluasi atas hasil belajar siwa pada akhir pembelajaran.

2.1.8.3Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 243) langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:

(a) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.


(43)

(b) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

(c) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

(d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

(e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PBL memiliki beberapa langkah yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing pengalaman individu/ kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima langkah tersebut harus di kuasai oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pendekata PBL.

2.1.8.3Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 242) mengemukakan tujuan PBL secara lebih rinci yaitu:


(44)

(a) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah;

(b) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan;

(c) Menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan PBL adalah untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. PBL juga dapat membantu siswa untuk terlibat aktif dalam permasalahan dunia nyata yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.8.4 Peran Guru dalam Problem Based Learning (PBL)

Peran guru dalam pendekatan PBL menurut Rusman (2010: 245) antara lain:

(a) Menyiapkan perangkat berpikir siswa, yang bertujuan agar siswa benar-benar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PBL. Seperti, membantu siswa mengubah cara berpikirnya, menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang, membantu siswa merasa memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan. (b) Menekankan belajar kooperatif dalam prosesnya, pendekatan PBL berbentuk

inkuiri yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray (dalam Rusman, 2010: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses dimana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja


(45)

dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting untuk mengembangkan proses kognitif.

(c) Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pendekatan PBL belajar dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut untuk menyatukan ide.

(d) Melaksanakan PBL, guru harus dapat mengatur lingkungan belajar yang mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah. Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri kolaboratif dan belajar siswa. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan PBL, guru memiliki peran yang penting yaitu menyiapkan perangkat berpikir siswa, menekankankan pembelajaran yang kooperatif dalam PBL, memfasilitasi siswa dalam bekerja kelompok dan sebagai fasilitator guru harus menyediakan lingkungan belajar yang dapat melibatkan siswa dalam masalah.

2.1.9 Hakikat Matematika

Matematika menurut James ( dalam Suherman, 2003: 18) adalah “ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu : aljabar, analisis dan geometri, namun pembagian yang jelas


(46)

sangatlah susah untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur”. Matematika menurut Tinggih ( dalam Suherman, 2003: 16) adalah “ilmu pengetahuan yang didapat melalui proses menalar”.

Soedjadi (dalam Heruman, 2007: 1), menjelaskan bahwa “matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang

deduktif”. Hernawan (2010: 8.27) mengemukakan fungsi mata pelajaran

matematika, yaitu “untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan bilangan dan simbol-simbol, serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”.

Ruseffendi (dalam Heruman, 2007: 1) merumuskan pengertian matematika, bahwa ”matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Menurut Soedjadi (dalam Heruman, 2007: 1) “matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif”

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang aljabar, analisis dan geometri, yang dalam mendapatkannya perlu berpikir atau menggunakan logika. Matematika dipengaruhi oleh beberapa prinsip dan memiliki pandangan yang berbeda-beda yaitu sebagai ilmu deduktif, sebagai ilmu tentang pola dan


(47)

hubungan, sebagai bahasa, sebagai ilmu tentang struktur yang terorganisasikan dan matematika sebagai seni.

2.1.10 Tujuan Pembelajaran Matematika

Secara khusus tujuan pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar di kemukakan oleh Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 190) yaitu (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang dan menyelesaikan model matematika, menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan menggunakan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menyelesaikan suatu masalah; (5) memiliki sikap menghargai penggunaan matematika didalam kehidupan sehari-hari.

2.1.11 Materi Pembelajaran Matematika

Penelitian yang telah dilakukan ini, mengambil mata pelajaran matematika untuk kelas V SD semester 1 tahun ajaran 2015/2016. Standar Kompetensi (SK) 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah, dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Menghitung volume kubus dan balok.


(48)

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar Matematika siswa sekolah dasar sudah pernah dilakukan oleh beberapa pihak. Peneliti menuliskan empat penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama penelitian dari Pratiwi, kedua penelitian dari Sujilah, ketiga penelitian dari Latifah dan yang keempat penelitian dari Gunantara.

Penelitian yang pertama yaitu mulik Pratiwi (2013) dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan melalui Model Problem Based Learning di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4 Kota Tegal”. Penelitian ini relevan dengan variabel minat yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian ini telah mencapai indikator keberhasilan sesuai yang ditentukan. Keberhasilan penelitian tersebut ditunjukkan dengan adanya perbedaan minat belajar siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan sesudah menggunakan tindakan Problem Based Learning.

Minat belajar siswa sebelum dilakukan tindakan Problem Based Learning dilakukan dengan pengisian angket minat belajar siswa pra tindakan terlebih dahulu dan menunjukkan adanya minat dengan kriteria sedang pada keempat aspek. Persentase secara keseluruhan untuk minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika materi pecahan sebelum pendekatan Problem Based Learning diterapkan mencapai 43,06% dengan kriteria sedang. Persentase minat belajar siswa paska siklus I mencapai 62,89% dengan kriteria tinggi, kemudian paska siklus II meningkat menjadi 83,47% dengan kriteria sangat tinggi. Dengan


(49)

demikian, hasil pengisian angket minat belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni persentase lebih dari atau sama dengan 75% dengan kriteria sangat tinggi.

Penelitian yang kedua yaitu penelitian milik Sujilah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika melalui Metode Bermain pada Siswa Kelas I MI Sultan Agung Depok Sleman”. Penelitian ini relevan dengan yang peneliti lakukan yaitu prestasi belajar siswa. Hasil dari penelitian tersebut adalah adanya peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas IA MI Sultan Agung. Peningkatan prestasi belajar matematika tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan skor rata-rata kelas pada siklus I yaitu 60,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,00.

Ketiga yaitu penelitian dari Latifah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan Mastery Learning pada siswa kelas IV MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun Ajaran 2009/2010”. Penelitian ini relevan dengan mata pelajaran matematika yang juga dilakukan oleh peneliti. Hasil dari penelitian dari Latifah yaitu adanya peningkatan siswa tentang pemahaman pelajaran matematika materi jajar genjang dan segitiga dengan penerapan Mastery Learning yang dilakukan sebanyak III siklus. Siklus I hanya ada 3 siswa (7,5%) yang mampu menguasai materi dengan sempurna dan masih ada 92,5% siswa yang belum menguasai materi dengan baik, pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar (62,5%) yang telah menguasai materi dengan sempurna dan pada sikus III meningkat lagi menjadi 35 siswa (87,5%) yang telah menguasai materi dengan baik dan hanya ada 5 siswa


(50)

(12,5%) saja siswa yang belum menguasai materi, walaupun penguasaan materi belum 100% tetapi sudah ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

Penelitian yang keempat yaitu penelitian dari Gunantara (2012) dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Penelitian ini relevan dengan penerapan PBL yang juga dilakukan oleh peneliti. Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas V di SD Negeri 2 Sepang dengan tindakan sebanyak II siklus. Hasil ini dapat silihat secara klasikal, bahwa pada siklus I kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 70% (berada pada kriteria sedang), sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan pemecahan masalah sebesar 86,42% (berada pada kriteria tinggi).

Data dari siklus I ke siklus II membuktikan adanya kemampuan pemecahan masalah yang mengalami peningkatan sebanyak 16,42%. Gunantara, dalam penelitiannya menjelaskan bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada siswa disebabkan karena model PBL memungkinkan siswa dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir menganalisa permasalahan. Kemampuan menganlisa permasalahan menyebabkan siswa mampu memecahkan masalah. PBL (Problem Based Learning) juga dapat membantu siswa dapat belajar dengan lebih disiplin dan bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok.


(51)

Gambar 2.1 Literatur map Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan menuntut guru untuk kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan diharapkan. Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan disampaikan. Mata pelajaran matematika

Latifah, Ana. (2009). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika dengan Penerapan Mastery Learning pada siswa kelas IV MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun Ajaran 2009/2010.

Gunantara,dkk .(2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V. (Vol.2(1) hal.9).

Pratiwi, Ratna Dwi. (2013).

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan melalui Model Problem Based Learning di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4 Kota Tegal.

Sujilah. (2009). Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar

Matematika melalui Metode Bermain pada Siswa Kelas I MI Sultan Agung Depok Sleman.

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Penelitian yang relevan dengan

minat

Penelitian yang relevan dengan

pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PBL


(52)

Matematika memerlukan pemikiran yang kritis, ketelitian dan penalaran. Siswa yang tidak senang atau tidak bisa dalam pelajaran matematika merasa malas dan tidak memiliki minat untuk mengikuti pemebelajaran.

Masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran matematika membuat peneliti untuk mencoba menciptakan pembelajaran yang inovatif untuk dapat membangun minat siswa dalam pelajaran matematika agar prestasi siswa dapat meningkat dan siswa belajar dengan senang. Pendekatan PBL merupakan pendekatan yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika.

Pendekatan PBL juga diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, karena kelebihan PBL adalah siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan tertantang untuk menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dengan pendekatan ini dapat memupuk interaksi sosial siswa karena terbiasa berdiskusi kelompok. Pendekatan PBL juga akan semakin mengakrabkan guru dengan siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, maka peneliti mengemukaan hipotesis sebagai berikut :

2.4.1 Penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dalam upaya peningkatan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) orientasi pada masalah; b) mengorganisasi siswa


(53)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya; e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2.4.2 Penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

2.4.3 Penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VB SDK Wirobrajan I Yogyakarta.


(54)

33

METODE PENELITIAN

Bab III ini peneliti membahas tentang sembilan bagian yaitu jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validasi, reliabilitas dan indeks kesukaran, teknik analisis data dan jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Kusumah (2009: 9) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu, lalu melaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan yang terakhir guru melakukan refleksi secara kolaboratif dan reflektif dari pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Arikunto (2012: 3) “PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.Kegiatan merefleksi yang dilakukan oleh guru dalam penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan MC Taggart dalam Kusumah (2009: 20-21). Desain dari model Kemmis dan MC Taggart dapat dilihat dari gambar berikut.


(55)

Gambar 3.1 Model Kemmis dan MC Taggart

Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan MC Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Menurut Sukardi (2012: 212-213) penelitian tindakan kelas pada umumnya terdiri dari empat langkah penting yang diuraikan sebagai berikut.

1. Perencanaan Tindakan (planning)

Perencanaan Tindakan (planning) merupakan serangkaian tindakan terencana yang dapat meningkatkan hal yang telah terjadi dan diamati sebelumnya. Dalam menyusun perencanaan tindakan harus menekankan pada sifat-sifat strategi yang mampu menjawab tantangan atau masalah yang mucul sehingga rencana tindakan harus berorientasi kedepan.

Hal-hal yang disusun dalam perencanaan tindakan diantaranya terkait tentang pendekatan pembelajaran, metode pembelajran, teknik atau trategi pembelajaran, media pembelajaran, materi pembelajaran dan sebagainya. Perencanaan tindakan


(56)

kegiatan belajar mengajar.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari tindakan yang telah direncanakan yang dapat meliputi strategi pembelajaran, materi ajar, dan sebagainya. Pelaksanaan tindakan perlu dilakukan secara terkontrol dan seksama dan dilakukan dengan berhati-hati, karena merupakan kegiatan praktis yang terencana dan dibantu atau mengacu pada rencana yang rasional dan terukur.

3. Pengamatan (observing)

Pengamatan atau observasi merupakan tindakan mendokumentasi implikasi tindakan yang yang diberikan kepada subjek penelitian. Pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh peneliti maupun dengan berkolabolator. Pada saat kegiatan pengamatan, peneliti mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi selama penelitian.

Pengamatan atau observasi perlu dilakukan dengan hati-hati untuk mangatasai keterbatasan tindakan yang diambil oleh peneliti. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan terbuka dalam mengamati hal-hal yang terjadi dalam penelitian.

4. Refleksi (reflecting)

Langkah keempat dalam penelitian tindakan kelas adalah refleksi. Refleksi merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian yang telah dicatat melalui kegiatan pengamatan atau observasi. Dalam kegiatan refleksi peneliti berusaha mencari alur pemikiran yang logis untuk menyelesaikan masalah dan


(57)

dapat menimbulkan kemungkinan yang terjadi terhadap subjek penelitian, misalnya diberhentikan, dimodifikasi atau dilanjutkan ketingkatan selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut menurut Arikunto (2012: 20-21) adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus. Siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah sebelumnya. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus menyesuaikan dengan materi yang dilaksanakan dengan cara tertentu.

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan dua siklus, yaitu jika sudah selesai dengan siklus satu dan peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan maka peneliti merancang siklus kedua, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya.

3.2Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan oleh peneliti di SDK Wirobrajan I yang beralamat di Jalan Hos Cokroaminoto, Wirobrajan, Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SDK Wirobrajan I pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Jumlah seluruh siswa kelas VB adalah 34 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian yang telah dilakukan ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VB SDK Wirobrajan I semester ganjil dengan


(58)

Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Menghitung volume kubus dan balok. 3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Juni 2015 sampai dengan bulan Januari 2016.

3.3 Rencana Penelitian

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam setiap siklus dimulai dari aspek perencanaan tindakan terlebih dahulu, kemudian pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan, melakukan pengamatan terhadap berjalannya tindakan yang telah direncanakan dan melakukan refleksi untuk mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan tindakan.

3.3.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian yaitu 1) meminta ijin Kepala SDK Wirobrajan I untuk melakukan penelitian tindakan kelas, 2) menentukan jadwal observasi dengan guru kelas VB SDK Wirobrajan I, 3) melakukan observasi di kelas VB untuk mengetahui proses pembelajaran matematika dan kondisi awal tentang minat dan prestasi belajar siswa, 4) melakukan wawancara dengan guru kelas VB untuk mengetahui kendala atau kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran dan untuk mendapatkan informasi tentang minat siswa terhadap pelajaran matematika, 5) mengidentifikasi masalah yang diperoleh dari hasil observasi kelas dan wawancara dengan guru, 6) menentukkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi yang akan digunakan dalam penelitian, 7) menyusun silabus, RPP,


(59)

pengumpulan data.

3.3.2 Rancangan Tindakan Tiap Siklus

Hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru kelas yang telah dilakukan oleh peneliti digunakan sebagai pedoman untuk melakukan tindakan kelas. Tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Taggart dan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.

3.3.2.1 Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah 2x35 menit. Langkah-langkah siklus 1 adalah sebagai berikut :

a) Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan meliputi perencanaan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi. Peneliti juga menyusun instrumen penelitian untuk mengukur minat belajar siswa dengan lembar pengamatan dan kuesioner minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan langka-langkah sebagai berikut.


(60)

Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam.

2. Guru meminta salah siswa untuk memimpin berdoa. 3. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.

4. Apersepsi :

Siswa dan guru bertanya jawab terkait dengan bangun ruang dan satuan volume bangun ruang. Misalnya:

“Apa saja bangun ruang yang kalian ketahui?” “Apakah volume itu ?”

“Apakan satuan volume bangun ruang?”

“Bagaimanakah cara mengubah satuan volume kesatuan volume yang

lainnya?” 5. Motivasi:

Siswa bersama dengan guru memainkan permainan susun tangga satuan volume.

6. Orientasi:

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang satuan volume pada bangun ruang.

Kegiatan Inti a. Ekaplorasi :

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang suatu satuan volume pada bangun ruang.


(61)

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara mengubah suatu satuan volume ke satuan yang lain menggunakan tangga satuan.

4. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa.

5. Siswa dalam kelompok diberi soal untuk didiskusikan bersama. (tahap 1 : orientasi siswa pada situasi masalah)

b. Elaborasi

1. Siswa dalam kelompok dibagi gambar tangga satuan volume sebagai acuan mengerjakan soal. (tahap 2 : mengorganisasi siswa untuk belajar)

2. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal menggunakan cara yang telah disepakati masing-masing kelompok.

3. Selama diskusi kelompok berlangsung guru berkeliling untuk memotivasi siswa dan membantu kelompok yang memerlukan bantuan dalam mengerjakan soal. (tahap 3 : membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)

4. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. (tahap 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil karya)

5. Setiap kelompok diminta untuk memberikan alasan berdasarkan jawaban masing-masing kelompok.


(62)

yang sedang presentasi.

Kegiatan Akhir c. Konfirmasi :

1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. (tahap 5 : menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)

2. Siswa menulis refleksi tentang kesulitan-kesulitan yang mereka alami selama pembelajaran dan menuliskan materi yang belum dipahami.

3. Guru meminta salah siswa untuk memimpin doa penutup.

4. Guru mengucapkan salam penutup.

Pertemuan II Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam pembuka.

2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa. 3. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.

4. Apersepsi :

Guru dan siswa bertanya jawab terkait dengan bangun ruang kubus. Misalnya:

“Apa saja benda-benda didalam kelas yang berbentuk kubus?” “Apa sajakah sifat-sifat kubus yang kalian ketahui?”


(63)

Siswa bersama dengan guru bernyanyi “Belajar Tentang Kubus” dengan nada “Anak Kambing Saya”

Bangun ruang kubus punya tiga sifat Punya titik sudut, sisi dan juga rusuk Bangun ruang kubus juga punya volume Rumus volume kubus sisi dipangkat tiga

Mari b’lajar bersama (2x) Marilah kita belajar tentang kubus 6. Orientasi :

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang tentang sifat-sifat kubus dan volume kubus.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi :

1. Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok.

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat kubus yang ditunjukan guru dengan gambar kerangka kubus.

3. Siswa mencatat hal penting yang disampaikan oleh guru.

4. Siswa memperhatiakan penjelasan guru tentang penghitungan volume kubus dengan kubus satuan.


(1)

(2)

(3)

335

LAMPIRAN 10

Foto-foto Kegiatan


(4)

336


(5)

337

LAMPIRAN 11


(6)

338

Riwayat Penulis

Wahyu Kusuma Wardani, lahir di Sleman pada tanggal 27 Mei 1994 dari pasangan Bapak Yakobus Slamet Tri Paryanto dan Ibu Sri Hartatik. Penulis mengawali pendidikan di TK Indriyasana Duwet dan melanjutkan sekolah di SD Kanisius Duwet, mengakhiri jenjang sekolah dasar pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan sekolah di SMP Kanisius Sleman dan lulus pada Tahun 2009. Setelah lulus SMP melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Seyegan Sleman dan akhirnya sekarang menjadi mahasiswa PGSD Sanata Dharma angkatan 2012. Selama berproses di Sanata Dharma banyak kegiatan dan pengalaman yang penulis peroleh.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pbl (problem based learning) terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa Kelas X pada konsep virus

2 18 226

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Terhadap Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 3 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA KELAS V SD N 1 TEMPURSARI TAHUN PELAJAR

0 0 16

Peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL) di kelas VII E SMP N 15 Yogyakarta.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 16 359

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1.

0 0 341

Peningkatan minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDK Kalasan dengan cooperative learning teknik TAI.

0 23 185

PENINGKATAN PARTISIPASI, KEBERANIAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDK WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 184