Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

(1)

PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)

Universitas Sanata Dharma 2016

Kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo mendorong peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning, meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa, serta meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo yang berjumlah 35 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 63,98 dengan persentase siswa minimal cukup aktif 51,42%; nilai rata-rata siklus I 70,7 dengan persentase 74,29%; nilai rata-rata siklus II 81,46 dengan persentase 94,28%. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada kondisi awal 63,94 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 42,86%, nilai rata-rata siklus I 73 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 60%, nilai rata-rata siklus II 81,29 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 88,57%. Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 27,43%.

Kata Kunci: Keaktifan belajar siswa, prestasi belajar, pendekatan Problem Based Learning


(2)

PROBLEM BASED LEARNING APPROACH IN MATHEMATICS SUBJECTS OF GRADE V

IN SD NEGERI SIDOMOYO

Cornelius Wahyu Handaka (121134100) Universitas Sanata Dharma

2016

Lack of activeness and student achievement in grade V SD Negeri Sidomoyo has encouraged the researcher to concuct Classroom Action Research in that school. The aim of the research was to examine the implementation of the approach of Problem Based Learning, to increased and knowed the raising of activeness of learning, than to increased and knowed the learning achievement in Mathematics lesson of grade V SD Negeri Sidomoyo’s students.

This research is classroom action research which is done within two cycles. Each cycle consists of four steps, those are planning, action, observation, and action. The observation subject of this research is 35 students in the fifth grade of SD Negeri Sidomoyo.

The result of the research shows that being active and students’ learning achievements increase during the learning process using Problem Based Learning Approaches. The average score of students’ active learning in the initial condition is 63,98 with the percentage 51,42% quite active students. In the first cycle, the average score is 70,7 with the percentage 74,29%. In the second cycle, the average score is 81,46 with the percentage 94,28%. The average of achievement learning in the initial condition is 63,94 with the percentages which reaches KKM is 42,86%, the average from first cycle is 73 with the percentages which reaches KKM is 60%, the average from second cycle is 81,29 with the percentages which reased KKM is 88,57%. The improvement of students’ learning achievements from the first cycle to the second cycle is 27, 43%.

Key words: learning activeness, learning echievement, Problem Based Learning (PBL) approach.


(3)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Cornelius Wahyu Handaka NIM: 121134100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku

Bunda Maria

Untuk semua pertolongan, kekuatan, dan kemudahan yang selalu Engkau berikan

Kedua orang tua

Ibu Faskalina Satiti Handayani dan Bapak Felix Wahyudi

Yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa

Almamater


(7)

v MOTTO “Hidup adalah pilihan”

“Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan

kemerdekaan diri-(nya) sendiri” (Tan Malaka)


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Mei 2016 Penulis,


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Cornelius Wahyu Handaka

NIM :121134142

Demi pengembangan ilmu pengetahuan,saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 25 Mei 2016 Yang Menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)

Universitas Sanata Dharma 2016

Kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo mendorong peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning, meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa, serta meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo yang berjumlah 35 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 63,98 dengan persentase siswa minimal cukup aktif 51,42%; nilai rata-rata siklus I 70,7 dengan persentase 74,29%; nilai rata-rata siklus II 81,46 dengan persentase 94,28%. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada kondisi awal 63,94 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 42,86%, nilai rata-rata siklus I 73 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 60%, nilai rata-rata siklus II 81,29 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 88,57%. Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 27,43%.

Kata Kunci: Keaktifan belajar siswa, prestasi belajar, pendekatan Problem Based Learning


(11)

ix ABSTRACT

INCREASING THE ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT USING PROBLEM BASED LEARNING APPROACH

IN MATHEMATICS SUBJECTS OF GRADE V IN SD NEGERI SIDOMOYO

Cornelius Wahyu Handaka (121134100) Universitas Sanata Dharma

2016

Lack of activeness and student achievement in grade V SD Negeri Sidomoyo has encouraged the researcher to concuct Classroom Action Research in that school. The aim of the research was to examine the implementation of the approach of Problem Based Learning, to increased and knowed the raising of activeness of learning, than to increased and knowed the learning achievement in Mathematics lesson of grade V SD Negeri Sidomoyo’s students.

This research is classroom action research which is done within two cycles. Each cycle consists of four steps, those are planning, action, observation, and action. The observation subject of this research is 35 students in the fifth grade of SD Negeri Sidomoyo.

The result of the research shows that being active and students’ learning achievements increase during the learning process using Problem Based Learning Approaches. The average score of students’ active learning in the initial condition is 63,98 with the percentage 51,42% quite active students. In the first cycle, the average score is 70,7 with the percentage 74,29%. In the second cycle, the average score is 81,46 with the percentage 94,28%. The average of achievement learning in the initial condition is 63,94 with the percentages which reaches KKM is 42,86%, the average from first cycle is 73 with the percentages which reaches KKM is 60%, the average from second cycle is 81,29 with the percentages which reased KKM is 88,57%. The improvement of students’ learning achievements from the first cycle to the second cycle is 27, 43%.

Key words: learning activeness, learning echievement, Problem Based Learning (PBL) approach.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sidomoyo dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum.selaku selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan saran, kritik, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh keluarga besar dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Sidomoyo yang telah membantu melaksanakan penelitian.


(13)

xi

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Sidomoyo yang telah menyambut dengan baik dan dapat bekerja sama.

10. Sahabat payung Nana, Ayok, dan Dimas yang selalu memberikan doa, masukan, kerjasama dan dorongan, serta semangat.

11. Orangtuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cintakasih, dan menunjang segala kebutuhan.

12. Sahabat Dewi, Siska, Lukas yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

13. Sahabat “Kandang” Adit, Apin, Wawan, Vero, Boni, Moay, Mbak Era, Fira dan Ardian terima kasih semua.

14. Semua teman-teman CagurFam kelas C PGSD angkatan 2012.

15. Teman-teman angkatan 2012 PGSD yang selalu mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan.

16. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang terbaik dan berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus. Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1. Latar Belakang ...1

2. Pembatasan masalah...6

3. Rumusan Masalah ...6

4. Tujuan Penelitian ...7

5. Manfaat Penelitian ...8

6. Definisi Operasional...9

BAB II LANDASAN TEORI ...11

1. Kajian Teori ...11

1.1. Belajar ...11

1.1.1. Pengertian ...11

1.1.2. Bentuk-Bentuk Belajar ...12

1.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...14

1.2. Prestasi Belajar ...14

1.3. Keaktifan ...16

1.4. Pendekatan Problem Based learning ...17

1.4.1. Pengertian Problem Based learning ...17

1.4.2. Karakteristik Problem Based learning ...18

1.4.3. Tujuan Pendekatan Problem Based learning ...19

1.4.4. Kelebihan dan Kelemahan ...19

1.4.5. Langkah-Langkah Pelaksanaan Problem Based learning ...20

1.5. Pembelajaran Matematika ...22


(15)

xiii

1.5.2. Tujuan Pembelajaran matematika...23

1.5.3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ...24

1.6. Materi Pembelajaran Matematika ...24

2. Penelitian yang Relevan ...28

3. Kerangka Berpikir ...33

4. Hipotesis Penelitian ...34

BAB III METODE PENELITIAN ...35

1. Jenis Penelitian ...35

2. Setting Penelitian ...37

2.1. Tempat Penelitian ...38

2.2. Subjek Penelitian ...38

2.2. Objek Penelitian ...38

2.2. Waktu Penelitian ...38

3. Rencana Tindakan ...38

3.1. Persiapan ...38

3.2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ...39

3.2.1. Siklus I ...39

3.2.2. Siklus II ...43

4. Teknik Pengumpulan Data ...46

4.1. Observasi ...46

4.2. Kuesioner ...47

4.3. Studi Dokumenter ...47

5. Instrumen Penelitian...48

5.1. Tes ...48

5.2. Non Tes ...49

6. Teknik Pengujian Instrumen ...51

6.1. Validitas ...52

6.1.1. Validitas Isi ...53

6.1.2. Validitas Muka...57

6.1.3. Validitas Konstruk ...58

6.2. Reliabilitas ...61

6.3. Indeks Kesukaran Item ...63

7. Teknik Analisis Data ...66

7.1. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ...67

7.2. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa ...67

8. Indikator Keberhasilan ...70

9. Jadwal Penelitian ...71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...72

1. Deskripsi ...72


(16)

xiv

1.2. Siklus I ...73

1.3. Siklus II ...76

2. Hasil penelitian...78

2.1. Keaktifan Siswa ...78

2.2. Prestasi Belajar ...85

3. Pembahasan ...91

3.1. Siklus I ...92

3.1.1. Pertemuan 1 ...92

3.1.2. Pertemuan 2 ...95

3.2. Siklus II ...96

3.2.1. Pertemuan 1 ...96

3.2.2. Pertemuan 2 ...99

3.3. Keaktifan Siswa ...101

3.4. Prestasi belajar ...103

BAB V PENUTUP ...105

1. Kesimpulan ...105

2. Keterbatasan Penelitian ...106

3. Saran ...106

DAFTAR REFERENSI ...107


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem Based Learning ... 21

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes (Sebelum Validasi) ... 49

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keaktifan Belajar... 50

Tabel 3.3 Hasil Validasi RPP ... 54

Tabel 3.4 Hasil Validasi LKS ... 55

Tabel 3.5 Hasil Validasi Kuesioner Keaktifan ... 56

Tabel 3.6 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus I ... 58

Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus II ... 60

Tabel 3.8 Tabel Kriteria Koefisien ... 61

Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas Siklus I ... 63

Tabel 3.10 Hasil Reliabilitas Siklus II ... 63

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Kesukaran Item ... 64

Tabel 3.12 Hasil Indeks Kesukaran Item Siklus I ... 65

Tabel 3.13 Hasil Indeks Kesukaran Item Siklus II ... 66

Tabel 3.14 Pengukuran dengan Skala Likert ... 68

Tabel 3.15 Kriteria Skor Keaktifan denan PAP Tipe I ... 69

Tabel 3.16 Tabel Indikator Keberhasilan ... 70

Tabel 3.17 Jadwal Penelitian... 71

Tabel 4.1 Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa ... 78

Tabel 4.2 Kondisi Siklus I Keaktifan Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.3 Kondisi Siklus II Keaktifan Belajar Siswa ... 82

Tabel 4.4 Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar ... 83

Tabel 4.5 Data Nilai Ulangan Matematika ... 85

Tabel 4.6 Prestasi Belajar Siklus I ... 86

Tabel 4.7 Prestasi Belajar Siklus II ... 88


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tangga Hubungan Antarsatuan Jarak ...28

Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan ...32

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc. Tagart ...36

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ...84

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ...91

Gambar 4.3 Tahap Orientasi Siswa Pada Situasi Masalah ...93

Gambar 4.4 Guru Membimbing Siswa Secara Individu dan Kelompok ...94

Gambar 4.5 Siswa menuliskan hasil kerja kelompok ...96

Gambar 4.6 Siswa dan Guru Membuat Kesimpulan Pembelajaran ...99


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma...111

Lampiran 1.2 Surat Keterangan Penelitian ...112

Lampiran 2.1 Silabus Siklus I ...114

Lampiran 2.2 RPP Siklus I ...116

Lampiran 2.3 Silabus Siklus II ...140

Lampiran 2.4 RPP Siklus II ...142

Lampiran 3.1 Kisi-kisi Keaktifan Belajar ...170

Lampiran 3.2 Kuesioner Keaktifan Siswa ...173

Lampiran 4.1 Contoh Hasil Kuesioner Keaktifan Siswa ...174

Lampiran 4.2 Rekapitulasi Skor Kuesioner Keaktifan Siswa ...180

Lampiran 5.1 Kisi-kisi Soal Siklus I ...182

Lampiran 5.2 Soal-soal Prestasi Siklus I ...183

Lampiran 5.3 Kisi-kisi Soal Siklus II ...187

Lampiran 5.4 Soal-soal Prestasi Siklus II ...189

Lampiran 6.1 Lembar Validasi RPP ...194

Lampiran 6.2 Lembar Validasi Kuesioner Keaktifan ...196

Lampiran 7.1 Hasil Validitas ...200

Lampiran 7.2 Hasil Reliabilitas...209

Lampiran 8 Contoh Hasil Evaluasi Siswa ...211

Lampiran 9 Foto-foto Penelitian ...224


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini akan diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan meliputi latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1. Latar Belakang

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Taufik, dkk, 2011: 16). Bagi negara Indonesia, pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara. Proses pendidikan yang baik harus dimulai sejak dini atau dimulai dari pendidikan dasar.

Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang diselenggarakan selama 6 (enam) tahun di sekolah dasar (SD) dan 3 (tiga) tahun di sekolah menengah pertama (SMP) atau satuan pendidikan yang sederajat (Taufik, dkk, 2011: 17). Proses pendidikan harus memiliki kompetensi yang baik guna meningkatkan mutu dan kualitas siswa yang dihasilkan. Selain peningkatan pada kompetensi siswa, kompetensi guru untuk membentuk karakter siswa yang baik juga harus diperhatikan.


(21)

2

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Matematika adalah ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu lainnya (Suherman, 2003: 25). Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari (Susanto, 2013: 185). Senada dengan pengertian di atas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 723) menjelaskan bahwa Matematika adalah ilmu mengenai bilangan-bilangan, hubungan antarbilangan-bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Disiplin ilmu tersebut memiliki tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan keterampilan berhitung sebagai alat bantu dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 189). Berdasarkan pendapat di atas, mata pelajaran Matematika memiliki peran penting bagi siswa SD sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai masalah yang berkaitan dengan hitungan dalam kehidupan sehari-hari melalui proses pembelajaran di kelas. Siswa dihadapkan dengan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan melalui proses pembelajaran di kelas.

Mulyasa (2002: 32) mengatakan bahwa proses pembelajaran di kelas dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial di dalam proses pembelajaran. Sudjana (2010: 61) memaparkan bahwa siswa dikatakan aktif jika (a) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (b)


(22)

3

terlibat dalam pemecahan masalah, (c) bertanya kepada siswa lain/guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (d) berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, (e) melaksanakan diskusi kelompok, (f) melatih diri dalam memecahkan soal/masalah, (g) memanfaatkan kesempatan untuk menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas/persoalan yang dihadapinya. Keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran menentukan prestasi siswa. Keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa yang terjadi di lapangan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2015 terhadap kelas V SD Negeri Sidomoyo, khususnya pada mata pelajaran Matematika, diperoleh data bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan sebanyak 26 siswa dengan persentase 74% cenderung terlihat pasif ketika proses pembelajaran. Sebanyak 9 siswa dari 35 siswa kelas V berani menjawab pertanyaan dari guru saat proses pembelajaran berlangsung. Kesembilan siswa tersebut juga berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami ketika kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, sebanyak 27 siswa dengan persentase 77% terlihat kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Pada kegiatan diskusi di dalam kelompok, hanya 8 siswa dari 35 siswa yang antusias


(23)

4

memberikan pendapat dan mencoba memecahkan masalah yang diberikan guru untuk diselesaikan bersama kelompok diskusi. Selain indikator keaktifan tersebut, sebanyak 25 dengan persentase 71% siswa belum turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. Peneliti melihat bahwa hanya ada 10 siswa saja yang benar-benar menyelesaikan tugas belajarnya. Hasil lembar kuesioner pada kondisi awal yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo sebesar 51,42%, yaitu 18 siswa dari 35 siswa kelas V aktif di dalam pembelajaran.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas V yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai nilai ulangan siswa kelas V khususnya pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan informasi yang sudah diperoleh, nilai ulangan harian pertama Matematika terdapat 13 siswa dengan persentase 37% yang belum mencapai KKM. Sedangkan pada nilai ulangan harian Matematika kedua, terdapat 18 siswa dengan persentase 51% yang belum mencapai KKM.

Peneliti melakukan observasi pada hari Kamis tanggal 4 Juni 2015 terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas pada mata pelajaran Matematika. Peneliti menemukan fakta bahwa guru kelas V menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja sehingga membuat siswa kurang terlibat aktif di dalam pembelajaran. Berdasarkan fakta di atas, dapat dikatakan bahwa guru tidak melakukan pembelajaran yang ideal dari Matematika. Siswa tidak dihadapkan pada masalah sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan dalam pembelajaran. Siswa hanya diam di


(24)

5

tempat duduk mendengarkan guru menyampaikan materi di depan kelas. Kemudian, siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan. Pembelajaran kurang menarik sehingga membuat siswa tidak aktif di dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada hasil prestasi belajar siswa.

Peneliti melihat bahwa metode ceramah yang dilakukan guru tidak diminati siswa sehingga membuat siswa belum mencapai KKM. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan Problem Based Learning supaya digunakan di dalam pembelajaran guna meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika. Nurhadi (2004: 109) menyatakan bahwa Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikit kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pendekatan Problem Based Learning ini memiliki peran penting dalam kehidupan siswa yaitu membiasakan siswa dalam menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari, memupuk solidaritas soaial dengan teman, dan mempererat hubungan antara guru dengan siswa (Warsono dan Harianto, 2012: 152).

Peneliti melihat pendekatan Problem Based Learning memiliki peran penting dalam kehidupan siswa karena dengan pendekatan ini siswa dapat menemukan cara penyelesaian satu masalah dalam pembelajaran secara kelompok maupun individu yang sesuai dengan kehidupan atau yang


(25)

6

relevan dengan kehidupan siswa (Hamdayana, 2014: 210). Pendekatan Problem Based Learning ini digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo khususnya pada mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sidomoyo”.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V. Peneliti memfokuskan penelitian pada materi mata pelajaran Matematika kelas V dengan Standar Kompetensi 2. Menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah dan Kompetensi Dasar 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas, peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo ?


(26)

7

3.2 Apakah dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri Sidomoyo ?

3.3 Apakah dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri Sidomoyo ?

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menuliskan beberapa tujuan dari penelitian ini. Berikut tujuan dari penelitian ini:

4.1 Mengetahui dan memaparkan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo.

4.2 Meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri Sidomoyo dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

4.3 Meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri Sidomoyo dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning.


(27)

8

Peneliti ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya bagi peneliti, sekolah dan guru, serta bagi siswa. Berikut manfaat penelitian ini:

5.1 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah a) peneliti mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga dapat terdorong untuk melakukan penelitian lain, b) peneliti dapat menambah wawasan tentang pendekatan Problem Based Learning dan alternatifnya yang dapat digunkan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

5.2 Bagi Sekolah dan Guru

Manfaat penelitian ini bagi sekolah dan guru adalah a) sekolah dapat memperoleh tambahan referensi bagi perpustakaan sekolah terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), b) guru dapat memperoleh inspirasi dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru. 5.3 Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Siswa juga mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dalam menggunakan pendekatan Problem Based Learning.


(28)

9

Peneliti memberikan beberapa definisi operasional pada penelitian ini supaya tidak menimbulkan pertanyaan dan tafsiran istilah yang dikemukakan. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:

6.1 Keaktifan

Keaktifan adalah kegiatan dalam pembelajaran yang merangsang siswa untuk berpikir kritis dan melibatkan pemikiran untuk mengubah segala sesuatu yang dipelajarinya yang pada awalnya pasif menjadi aktif.

6.2 Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalaman yang telah didapatkan.

6.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar dan perubahan perilaku siswa yang dapat diukur dengan evaluasi belajar.

6.4 Matematika

Matematika adalah ilmu yang mempelajari bilangan operasi pemecahan masalah dengan langkah yang sistematis dan logis.

6.5 Pembelajaran Matematika

Proses kegiatan belajar mengajar yang terencana untuk mengajarkan kompetensi-kompetensi tentang materi Matematika.


(29)

10

Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta unutk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

6.7 Siswa Sekolah Dasar

Siswa sekolah dasar adalah anak yang termasuk pada komponen pendidikan dasar yang berusia antara 7 sampai 12 tahun.


(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan menguraikan empat bagian yaitu kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

1. Kajian Teori

Kajian teori merupakan kumpulan teori-teori yang diambil untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kajian teori membahas lima bagian yaitu: (1) belajar; (2) prestasi belajar; (3) keaktifan belajar; (4) pendekatan Problem Based Learning; (5) hakikat Matematika, (6) materi pembelajaran Matematika pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan.

1.1. Belajar

1.1.1.Pengertian

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli. Belajar menurut Gagne (dalam Anitah, 2008: 1.3) merupakan suatu proses suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Santosa, dkk (2011: 1.7) juga mengemukakan belajar adalah perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, terdapat kesamaan dalam definisi belajar yaitu hasil perilaku dari sebuah pengalaman.

Belajar menurut Slameto (2010: 2) ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu


(31)

12

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Muhibbin (2000: 136) mengatakan bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kogntif. Beberapa pengertian belajar yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperolehnya melalui adanya pengalaman.

Pendapat beberapa tokoh di atas terdapat persamaan yang menunjukkan belajar itu merupakan proses perilaku yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan dari seseorang yang relatif permanen berdasarkan pengalaman yang telah didapat.

1.1.2.Bentuk-bentuk Belajar

Ada lima bentuk belajar menurut Gagne (dalam Dahar, 2011: 4) sebagai berikut :

1.1.2.1.Belajar Responden

Belajar responden merupakan suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenali.


(32)

13 1.1.2.2.Belajar Kontiguitas

Pemasangan stimulus tidak terkondisi dan stimulus terkondisi merupakan suatu syarat untuk belajar responden. Beberapa teoritikus belajar mengemukakan bahwa pemasangan kejadian sederhana itu dapat menghasilkan belajar. Asosiasi dekat sederhana antara suatu stimulus dan suatu respon dapat menghasilkan perubahan dalam perilaku.

1.1.2.3.Belajar Operant

Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar dari terkondisi operant, sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apapun, saat organisme beroperasi terhadap lingkungan. Perilaku operant tidak memiliki stimulus fisiologis yang dikenal.

1.1.2.4.Belajar Observasional

Konsep belajar observasional menekankan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan hal yang akan dipelajari. Memperlihatkan model-model perilaku yang baik kepada anak sangat diperlukan agar perkembangan belajar anak bisa maksimal.


(33)

14 1.1.2.5.Belajar Kognitif

Beberapa ahli psikologi dan pendidikan menyebutkan proses kognitif tidak terlalu dipersoalkan selama belajar. Proses semacam itu menyangkut berfikir menggunakan logika dedukatif dan induktif. 1.1.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syah (2008: 144) menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar, di antaranya: 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan

atau kondisi jasmani dan rohani dari siswa yang bersangkutan.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam mempelajari materi-materi pelajaran.

1.2. Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia manjadi prestasi yang berarti hasil belajar (learning outcome) yang pada umumnya berkenaan dengan aspek


(34)

15

pengetahuan (Arifin, 2009: 12). Hamalik (2004: 159) berpendapat prestasi adalah indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Sudjana (2005: 3) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan evaluasi belajar. Definisi dari prestasi belajar di atas dapat disimpulkan sebagai hasil dari proses belajar dan perubahan perilaku siswa yang dapat diukur dengan evaluasi.

Yamin (dalam Adayu, 2014: 22) mengklasifikasikan ada empat komponen yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: (1) lingkungan fisik dapat mempengaruhi prestasi belajar karena interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya dapat menjadi sumber pengetahuan baru yang nantinya berdampak pada proses belajar siswa; (2) kematangan sistem syaraf menjadikan anak memperoleh manfaat secara maksimal dari pengalaman fisik yang dia peroleh; (3) peran lingkungan sosial tersebut juga dapat memacu atau menghambat strategi kognitif siswa. Strategi kognitif tersebut sebagai kemampuan internal sesorang berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan; (4) berawal dari ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.


(35)

16 1.3. Keaktifan Belajar

Yamin (2007: 77) memaparkan bahwa keaktifan siswa merupakan kegiatan dalam proses pembelajaran yang dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang aktif merupakan pengajaran yang melibatkan pemikiran siswa dan memungkinkan siswa untuk mengubah segala sesuatu yang sudah dipelajari yang awalnya pasif menjadi aktif (Mahyuni, 2009: 9).

Aspek-aspek yang mendukung terjadinya keaktifan siswa menurut Mc Keachie (dalam Yamin, 2007: 77) terdapat tujuh poin, yaitu: (1) partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran; (2) tekanan pada aspek afektif dalam belajar; (3) partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; (4) kelompokan kelas sebagai kelompok belajar; (5) kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa; (6) kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran; (7) pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran (Yamin, 2007: 77).

Peneliti menjabarkan bahwa terdapat tujuh indikator keaktifan belajar yang digunakan dalam penelitian ini. Ketujuh indikator tersebut adalah (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,


(36)

17

(2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, (5) melakukan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, (6) melatih diri dalam memecahkan masalah yang sejenis, (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya (Sudjana, 2009: 61).

1.4. Pendekatan Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan pendekatan yang digunakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran di kelas agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.

1.4.1.Pengertian Problem Based Learning

Tan (dalam Rusman, 2010: 229) menjelaskan Problem Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) juga sependapat, bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada


(37)

18

masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Pendekatan Problem Based Learning menurut Nurhadi (2004: 109) merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan sebuah pendekatan yang dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata untuk dipecahkan oleh siswa dengan berpikir kritis dan menggunakan kecerdasan pada suatu mata pelajaran.

1.4.2.Karakteristik Problem Based Learning

Trianto (2009: 93) menjelaskan bahwa terdapat lima karakteristik pendekatan Problem Based Learning, yaitu: (a) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah; (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin; (c) penyelidikan autentik; (d) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya; dan (e) kerja sama. Nurhadi (2004: 109-110) juga mempunyai pendapat mengenai karakteristik pendekatan Problem Based Learning, yaitu: (1) pembelajaran berdasarkan masalah berpusat pada pertanyaan atau masalah yang sesuai dengan kehidupan nyata siswa; (2) pemecahan masalah tidak hanya ditinjau dari


(38)

19

satu ilmu saja, tetapi juga antar disiplin ilmu lainya; (3) melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian dari masalah nyata; (4) menghasilkan produk atau karya yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

1.4.3.Tujuan Pendekatan Problem Based Learning

Secara terperinci Ibrahim dan Nur ( dalam Rusman, 2010: 242) menyebutkan tujuan dari pendekatan Problem Based Learning yaitu: (1) membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah; (2) belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan; (3) menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.

1.4.4.Kelebihan dan Kelemahan

Pendekatan Problem Based Learning juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Warsono dan Harianto (2012: 152) memaparkan kelebihan dari pendekatan Problem Based Learning sebagai berikut: (1) siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan tertantang untuk menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world); (2) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman; (3) semakin mengakrabkan


(39)

20

guru dengan siswa; (4) membiasakan siswa melakukan eksperimen.

Warsono dan Harianto (2012: 152) juga menjelaskan kelemahan pendekatan Problem Based Learning, yaitu: (1) tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah; (2) seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang; (3) aktivitas siswa di luar sekolah sulit dipantau.

1.4.5.Langkah-Langkah Pelaksanaan Problem Based Learning Langkah-langkah menggunakan pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 243) adalah sebagai berikut:

1) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.


(40)

21

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.

Nur (dalam Rusmono, 2012: 81) mengatakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan Problem Based Learning, ada lima tahap pembelajaran yang harus dilakukan, yaitu:

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem Based Learning

Tahap Pembelajaran Perilaku Guru

Tahap 1:

Mengorganisasikan siswa kepada masalah

Guru menginformasikan tujuan-tujuan

pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.

Tahap 2 :

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa menentukan dan

mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu.

Tahap 3 :

Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi, Tahap 4 :

Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya serta pameran

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka. Tahap 5 :

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.


(41)

22 1.5. Pembelajaran Matematika

bagian pembelajaran matematika akan menjabarkan mengenai dua hal yaitu pengertian Matematika dan

1.5.1.Pengertian Matematika

Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 723) mendefinisikan bahwa ilmu tentang bilangan, hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Tanggih (dalam Suherman, 2003: 16) menyatakan bahwa Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara menalar. Russefendi (dalam Suherman, 2003: 16) juga berpendapat bahwa Matematika merupakan hasil proses pemikiran manusia yang berupa ide, proses, dan penalaran atau logika. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Matematika merupakan ilmu mengenai bilangan, hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional untuk menyelesaikan masalah dengan cara menalar.

Enam deskripsi pandangan mengenai Matematika menurut Ibrahim dan Suparni (2012: 2-13) sebagai berikut: (1) Matematika sebagai ilmu deduktif, artinya kebenaran generalisasi Matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif. (2) Matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, sebab dalam Matematika sering dicari keseragaman, seperti


(42)

23

keterurutan dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk 38 selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara deduktif. (3) Matematika sebagai bahasa, artinya Matematika merupakan sekumpulan simbol yang memiliki makna, atau dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. (4) Matematika sebagai ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, artinya Matematika berkembang mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke postulat/aksioma, dan terakhir ke teorema.(5) Matematika sebagai seni, artinya dalam Matematika terdapat unsur keteraturan, keterurutan, dan konsisten.(6) Matematika sebagai aktivitas manusia, artinya Matematika merupakan hasil karya manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa Matematika merupakan kebudayaan manusia.

1.5.2.Tujuan Pembelajaran Matematika

Suherman (2003: 57) menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran Matematika adalah lebih mengembangkan pada penataan penalaran dan sikap. Matematika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Susanto (2013: 189) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran Matematika pendidikan dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan berhitung sebagai alat bantu dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pendapat di atas,


(43)

24

peneliti menyimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran Matematika adalah untuk alat bantu siswa dalam berhitung untuk menyelesaikan masalah dengan cara menalar.

1.5.3.Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

BSNP (2006: 106) menyebutkan bahwa pembelajaran matematika di Sekolah Dasar digunakan untuk mengarahkan siswa supaya berpikir secara logis, kritis, analitis, sistematis, dan kreatif. Salah satu tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep sebagai alat bantu hitung dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 190). Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti melihat bahwa pembelajaran Matematika penting bagi siswa Sekolah Dasar sebagai alat bantu hitung supaya siswa mampu berpikir secara logis, kritis, analitis, sistematis, dan kreatif untuk memahami konsep matematika mengenai bilangan.

1.6. Materi Pembelajaran Matematika Pengukuran Waktu, Jarak, dan Kecepatan

Peneliti memilih materi pembelajaran Matematika kelas V semester 1 yaitu pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan. Berdasarkan silabus, materi ini terdapat dalam Standar Kompetensi (SK) 2. menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Selanjutnya, dari Standar Kompetensi (SK)


(44)

25

tersebut, peneliti memilih dua Kompetensi Dasar (KD) yaitu, 2.4 mengenal satuan jarak, dan 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecapatan.

1.6.1.Satuan Jarak

Jarak merupakan batasan atau perolehan panjang berdasarkan satuan panjang tertentu yang diukur melalui waktu atau periode tertentu (Sumanto, 2008: 64).

Rumus menentukan jarak:

Contoh:

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 70 km/jam. Berapa km jarak yang ditempuh jika mobil tersebut berjalan selama 2 jam?

Diketahui:

Kecepatan = 70 km/jam Waktu = 2 jam Jawab:

Jarak = Waktu x Kecepatan = 70 km/jam x 2 jam = 140 km

Jadi, mobil tersebut menempuh jarak 140 km. Jarak = Waktu x Kecepatan


(45)

26 1.6.2.Satuan Waktu

Waktu merupakan lamanya sebuah perjalanan sebagai satuan ukuran (Sumanto, 2008: 67).

Rumus menentukan waktu:

Contoh:

Jarak kota A dan kota B adalah 175 km. Tentukan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut jika kecepatan rata-ratanya 50 km/jam!

Diketahui:

Jarak = 175 km Kecepatan = 50 km/jam Jawab:

Waktu = Jarak : Kecepatan = 175 km : 50 km/jam = 3 jam 30 menit = 3,5 jam

Jadi, waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tersebut adalah 3,5 jam.

1.6.3.Satuan Kecepatan

Kecepatan merupakan laju perputaran atau perjalanan pada periode yang ditentukan sebagai satuan ukuran (Sumanto, 2008: 68).


(46)

27

Rumus menentukan kecepatan:

Contoh:

Jarak kota Solo dengan Jogja adalah 180 km. Jarak tersebut ditempuh dengan sepeda motor selama 3 jam. Berapa kecepatan rata-rata sepeda motor tersebut?

Diketahui:

Jarak = 180 km Waktu = 3 jam Jawab:

Kecepatan = Jarak : Waktu = 180 km : 3 jam = 60 km/jam

Jadi, kecepatan rata-rata sepeda motor tersebut adalah 60 km/jam.

1.6.4.Menentukan Kesetaraan Antar Satuan Jarak

Sumanto (2008: 64) menyebutkan bahwa satuan jarak sama dengan satuan yang digunakan untuk menyatakan panjang, yaitu kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm), sentimeter (cm), dan milimeter (mm). Berikut adalah gambar 2.1 tentang tangga yang menyatakan hubungan antarsatuan jarak:


(47)

28

Gambar 2.1 Tangga Hubunan Antarsatuan Jarak Sumber: http://phece.web.unej.ac.id

Gambar 2.1 merupakan tangga yang menyatakan hubungan antarsatuan jarak. Setiap turun satu tangga maka dikalikan 10. Namun, jika naik satu tangga dibagi 10.

Contoh:

8.000 dm = ... dam Jawab:

dm (desimeter) ke dam (dekameter) naik 2 tangga, berarti dibagi 100.

8.000 dm = 8000 dam 100 = 80 dam. Jadi, 8.000 dm = 80 dam. 2. Penelitian yang Relevan

Ada empat hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini. Keempar penelitian tersebut adalah penelitian dari Ratna Dwi Pratiwi (2013), Gunantara, dkk (2014), Ria Zunanti, dkk (2013), dan Latifah (2009).


(48)

29

Ratna Dwi Pratiwi (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk megetahui pendekatan Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan minat dan hasil belajar Matematika kelas V SD Negeri Randugunting 4. Judul penelitian tersebut adalah “Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pecahan Melalui Model Problem Based Learning di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4 Kota Tegal”. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Randugunting 4 kota Tegal, Jawa Tengah, dengan sasaran penelitiannya adalah siswa kelas V. Penelitian ini berisi tentang adanya masalah minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa belum maksimal. Peneliti menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat, aktivitas dan hasil belajar Matematika kelas V pada materi pecahan. Hal ini terlihat dari Persentase minat belajar siswa pra tindakan yaitu 43,06%, meningkat pasca tindakan menjadi 62,89% pada siklus I, dan 83,47% pada siklus II. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 72,46% dengan kriteria tinggi, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 82,01% dengan kriteria sangat tinggi. Nilai rata-rata kelas saat pelaksanaan pretest mencapai 47,44 dengan tuntas belajar klasikal (TBK) 16,67%. Nilai rata-rata kelas pada hasil evaluasi akhir pembelajaran siklus I mencapai 77,23, dengan TBK 86,11%, meningkat pada siklus II menjadi 81,78 dengan TBK 90,28%. Nilai rata-rata kelas hasil tesformatif I mencapai 73,14 dengan TBK 80,56%, kemudian hasil tes formatif II meningkat menjadi 78,31 dengan TBK 86,11%.


(49)

30

Gunantara, dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan model Pembelajaran Problem Based learnig (PBL). Subjek pada penelitian ini siswa kelas V. Penelitian ini dilakukan di SD No 2 Sepang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan pemecahan masalah Matematika dengan metode observasi dan tes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Peningkatan ini terlihat dari hasil siklus I ke siklus II sebesar 16,42% dari kriteria sedang menjadi tinggi. Siklus I sebesar 70% (berada pada kriteria sedang), sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan pemecahan masalah sebesar 86,42% (berada pada kriteria tinggi).

Selanjutnya, Ria Zuniati, dkk (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing”. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran problem posing. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A. Penelitian ini dilakukan di MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan tes. Teknik analisis data dengan teknik kualitatif, kuantitatif dan uji t. Hasil


(50)

31

penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keakyifan dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan belajar sebelum tindakan siklus I yaitu 38,89%, pada siklus I meningkat mencapai 51,39% dan meningkat lagi pada siklus II yaitu mencapai 76,39%. Persentase ketuntasan belajar kelas sebelum tindakan siklus I yaitu 45,16% dengan nilai rata-rata 49,27. Pada siklus I meningkat mencapai 51,61% dengan nilai rata-rata 55,74. Selanjutnya pada siklus II meningkat mencapai 70,96% dengan nilai rata-rata 71,77.

Penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan Mastery Learning pada siswa kelas IV MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun Ajaran 2009/2010” juga memiliki relevansi dengan pelajaran Matematika seperti yang dilakukan oleh peneliti. Hasil dari penelitian dari Latifah yaitu adanya peningkatan siswa tentang pemahaman pelajaran Matematika materi jajar genjang dan segitiga dengan penerapan Mastery Learning yang dilakukan sebanyak III siklus. Siklus I hanya ada 3 siswa (7,5%) yang mampu menguasai materi dengan sempurna dan masih ada 92,5% siswa yang belum menguasai materi dengan baik, pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar (62,5%) yang telah menguasai materi dengan sempurna dan pada sikus III meningkat lagi menjadi 35 siswa (87,5%) yang telah menguasai materi dengan baik dan hanya ada 5 siswa (12,5%) saja siswa yang belum menguasai materi, walaupun penguasaan


(51)

32

materi belum 100% tetapi sudah ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

Berdasarkan keempat penelitian yang revelan di atas, penelitian-penelitian tersebut menunjukkan keberhasilan meningkatkan kemampuan, minat, keaktifan, dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika menggunakan sebuah pendekatan. Peneliti tertarik melakukan penelitian menggunakan pendekatan Problem Based Learning utnuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya materi pengukuran, siswa kelas V SD.

Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning pada Pelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Sidomoyo”.

Gunantara, Suarjana, dkk (2014) berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Kelas V”

Latifah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan Mastery Learning pada siswa kelas IV

MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun Ajaran

2009/2010” Ria Zuniati, dkk (2013)dengan

judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem

Posing”

Ratna Dwi Pratiwi (2013) dengan judul “Peningkatan Minat Dan Hasil

Belajar SiswaPada Materi Pecahan Melalui Model Problem Based Learning Di Kelas V Sekolah Dasar


(52)

33 3. Kerangka Berfikir

Matematika merupakan disiplin ilmu yang membahas mengenai bilangan, hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional. Matematika memiliki peran penting dalam kehidupan siswa sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan melalui proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran Matematika bagi siswa Sekolah Dasar digunakan sebagai alat bantu hitung supaya siswa mampu berpikir secara logis, kritis, analitis, sistematis, dan kreatif untuk memahami konsep matematika mengenai bilangan.

Pembelajaran Matematika yang ideal dilakukan guru melalui proses pembelajaran di kelas. Siswa dihadapkan dengan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan. Ketika dihadapkan pada masalah sehari-hari, diharapkan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika siswa aktif dalam pembelajaran, maka prestasi belajar akan meningkat. Namun pada kenyataannya, rendahnya keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika disebabkan siswa kurang terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

Pendekatan Problem Based Learning mempunyai peran untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah siswa, mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pengalaman nyata, dan menjadikan siswa mandiri. Pendekatan Problem Based Learning adalah sebuah pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata untuk


(53)

34

dipecahkan oleh siswa baik secara individu atau kelompok dengan berpikir kritis. Peneliti menerapkan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo.

4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

4.1. Penggunaan pendekatan Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo pada mata pelajaran Matematika dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) orientasi siswa pada masalah, (b) mengorganisasi siswa untuk belajar, (c) membimbing pengalaman individual/kelompok, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 4.2. Pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan

siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

4.3. Pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di SD Negeri Sidomoyo.


(54)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini membahas mengenai jenis penelitian, rancangan penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,teknik pengujian instrumen, indikator keberhasilan, dan jadwal pelaksanaan penelitian.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Khotimah, dkk, 2011: 3). Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Warso (2014: 35) bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki praktik-praktik pembelajaran dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa. Kusumah (2009: 9) menyebutkan sebuah penelitian tindakan kelas memiliki tiga tahap yaitu, perencanaan, melaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan terakhir melakukan refleksi. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model Kemmis dan Tagart. Bagan model PTK Kemmis dan Tagart sebagai berikut (Kusumah, 2009: 20-21):


(55)

36

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Tagart

Dari gambar 3.1 di atas, dapat dijelaskan penelitian tindakan model Kurt Lewin dimulai dari perencanaan tindakan, kemudian pelaksanaan tindakan, dilanjutkan dengan observasi, dan diakhiri sebuah refleksi. Siklus penelitian tindakan model Kurt Lewin dan Mc. Taggart terdiri dari dua siklus penelitian. Langkah-langkah pada setiap siklus akan dijabarkan peneliti di bawah ini:

1.1. Perencanaan (Plan)

Perencanaan adalah proses yang mencakup identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, pengembangan bentuk tindakan sebagai pemecahan masalah. Pada tahap ini peneliti akan merencanakan kegiatan setiap siklus. Hal yang direncanakan tentang pendekatan, metode, teknik, media yang digunakan dalam pembelajaran.


(56)

37 1.2. Pelaksanaan (Act)

Pelaksanaan perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh penelit. Langkah pelaksanaan ini merupakan realisasi dari langkah perencanaan. Pelaksanaan terhadap pendekatan, metode, teknik, dan media yang digunakan harus sesuai dengan perencanaan. Peneliti juga harus memikirkan alternatif tindakan jika langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan.

1.3. Observasi (Observe)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan(kekurangan) tindakan yang telah dilakukan. Pengamatan ini merupakan kegiatan mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan terhadap kondisi kelas.

1.4. Refleksi (Reflect)

Refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan baru. Kegiatan refleksi mencakup beberapa aspek mengapa, bagaimana, sejauh mana tindakan mampu memperbaiki masalah secara bermakna.

2. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.


(57)

38 2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Sidomoyo yang beralamat di Karang Malang, Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta.

2.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo, Godean, Sleman, Yogyakarta yang berjumlah 35 siswa. 2.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo pada mata pelajaan Matematika dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada Kompetensi Dasar 2.2 melakukan operasi hitung satuan waktu.

2.4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2015 sampai dengan bulan Mei 2016 di SD Negeri Sidomoyo.

3. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Rencana tindakan dalam penelitian ini meliputi persiapan, rencana tindakan setiap siklus, pengamatan, dan refleksi.

3.1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan terlebih dahulu peneliti meminta izin kepada kepala SD Negeri Sidomoyo untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut, kemudian peneliti melakukan observasi di kelas V untuk mencari permasalahan


(58)

39

yang ada di kelas. Pengumpulan informasi yang lebih dalam, dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap guru kelas V. Selanjutnya, peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul mengenai keaktifan dalam pembelajaran dan prestasi belajar siswa.

Persiapan selanjutnya yang dilakukan peneliti yaitu pengkajian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika semester ganjil, kemudian penyusunan instrumen pembelajaran (Silabus, RPP, dan LKS). Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah menyusun instrumen pembelajaran.

3.2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan materi yang berbeda tetapi menggunakan pendekatan yang sama. Rencana setiap siklus yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian sesuai dengan model Kurt Lewin. Model dari Kurt Lewin memiliki empat tahap, yaitu: peerencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.2.1.Siklus I

Siklus ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit untuk setiap pertemuan (2 JP). Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti merencanakan penelitian ini dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen


(59)

40

penelitian. perangkat pembelajaran meliputi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan soal evaluasi. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner keaktifan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian ini yang melaksanakan tindakan adalah guru kelas, dengan alasan guru kelas telah mengenal dan menguasai kelas serta karakteristik siswa, dengan harapan hasil penelitian tidak bias. Peneliti mendampingi pada saat proses kegiatan pembelajaran tersebut dan bertugas sebagai pengamat.

1) Siklus I Pertemuan 1

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Guru menjelaskan materi mengenal satuan jarak menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 5 siswa setiap kelompoknya. Setiap kelompok diberikan masalah yaitu melakukan pengukuran lapangan bola volly. Siswa diminta berdiskusi didalam kelompok untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru memfasilitasi siswa jika terdapat hal yang belum dipahami oleh siswa. Setelah selesai


(60)

41

berdiskusi, masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan teman-teman. Setelah kegiatan presentasi, guru bersama siswa memrangkum hasil diskusi bersama-sama dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Guru juga mengkonfirmasi dan menguatkan pemahaman siswa terhadap materi pengenalan satuan jarak.

2) Siklus I Pertemuan 2

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapa dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Guru menjelaskan materi mengenai operasi hitung satuan jarak dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Siswa dibagi ke dalam 7 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok diminta menyelesaikan soal-soal masalah mengenai operasi hitung satuan jarak dengan berdiskusi bersama kelompok. Guru mendorong siswa untuk saling bertanya kepada teman kelompok maupun guru jika terdapat materi yang belum dipahami. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kelompok yang tidak


(61)

42

melakukan presentasi diminta untuk memberikan tanggapan kepada kelompok yang melakukan presentasi. Guru dan siswa membuat rangkuman atas materi operasi hitung satuan jarak. Setelah membuat rangkuman, siswa mengerjakan soal prestasi dan mengisi kuesioner keaktifan siswa.

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui proses belajar siswa mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V. Observasi atau pengamatan ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti juga akan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan apakah sesuai RPP yang telah dibuat peneliti.

d. Refleksi

Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi atau tidak terjadi (Khotimah,2011: 107). Refleksi yang dilakukan peneliti untuk mengevaluasi pelaksanaan setiap siklus tentang kendala atau hambatan yang terjadi. Refleksi juga dilakukan untuk membandingkan hasil tindakan berdasarkan indikator


(62)

43

keberhasilan dan menentukan akan dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.

3.2.2.Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2x35 menit setiap pertemuan (2 JP). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan Tindakan

Peneliti merencanakan penelitian ini dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. perangkat pembelajaran meliputi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan soal evaluasi. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner keaktifan siswa.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian ini yang melaksanakan tindakan adalah guru kelas, dengan alasan guru kelas telah mengenal dan menguasai kelas serta karakteristik siswa, dengan harapan hasil penelitian tidak bias. Peneliti mendampingi pada saat proses kegiatan pembelajaran tersebut dan bertugas sebagai pengamat.

1) Siklus II Pertemuan 1

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar ini. Guru


(63)

44

memberikan masalah kepada siswa mengenai waktu, jarak, dan kecepatan. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok diberikan masalah untuk menyelesaikan soal-soal mengenai kecepatan, jarak, waktu dengan berdiskusi di dalam kelompok. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas untuk didiskusikan bersama teman satu kelas. Guru dan siswa merangkum hasil kegiatan belajar pertemuan ini.

2) Siklus II Pertemuan 2

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. Guru menjelaskan materi mengenai waktu, jarak, dan kecepatan dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok diberikan soal-soal yang berisi masalah mengenai waktu, jarak, dan kecepatan. Kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan soal-soal masalah tersebut. Setelah selesai diskusi, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan


(64)

45

kelas. Setelah selesai presentasi, siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai kegiatan pembelajaran pada pertemuan II ini. setelah selesai membuat kesimpulan, siswa diminta untuk mengerjakan soal tes prestasi dan mengisi kuesioner keaktifan belajar untuk mengetahui nilai prestasi belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa.

c) Observasi

Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui proses belajar siswa mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V. Observasi atau pengamatan ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti juga akan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan apakah sesuai RPP yang telah dibuat peneliti.

d) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti merefleksikan hal-hal yang sudah dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan siklus I dan siklus II, serta observasi/pengamatan yang telah dilakukan. Peneliti mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan.


(65)

46 4. Teknik Pengumpulan Data

Sukmadinata (2008: 216) menyebutkan bahwa ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi dan studi dokumenter. Sesuai dengan judul penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, angket/kuesioner, dan studi dokumenter/dokumentasi.

4.1. Observasi

Observasi dapat disebut juga dengan kegiatan pengamatan. Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008: 220). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012: 145). Sugiyono (2012: 146) menjelaskan bahwa dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrumen penilaian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti menggunakan jenis observasi secara langsung dengan mengamati proses kegiatan pembelajaran di kelas dan akan dibantu oleh kelompok studi. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran Matematika.


(66)

47 4.2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Ada dua macam kuesioner antara lain; kuesioner berstruktur dan kuesiner terbuka. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berstruktur untuk mengukur keaktifan responden, yang didalam kuesiner ini sudah terdapat pilihan jawabanya sehingga responden hanya perlu memberikan tanda check list (√) pada kolom jawaban yang sudah tersedia. Peneliti menyusun sebanyak 20 item pernyataan yang berkaitan dengan keaktifan di dalam proses pembelajaran.

4.3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Teknik studi dokumenter bisa disebut juga dengan teknik dokumentasi. Studi dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2008: 222).

Sedarmayanti (dalam Mahmud, 2011: 183) memberikan pengertian pada studi dokumenter yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen yang bisa berupa catatan tertulis yang berisi pernyataan tertulis yang disusun oleh sebuah lembaga atau individu. Berdasarkan


(67)

48

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode studi dokumenter adalah sebuah teknik pengumpulan data yang melihat dokumen-dokumen baik tertulis, gambar atau elektronik untuk dianalisis. 5. Instrumen Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Berdasarkan variabel penelitian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes dan non tes. Instrumen penelitian dengan jenis tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, sedangkan instrumen penelitian jenis non tes digunakan untuk mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.

5.1. Tes

Penelitian ini menggunakan tes objektif berupa pilihan ganda. Tes pilihan ganda dapat menilai hasil belajar peserta didik. Peneliti menggunakan tes objektif berdasarkan pendapat Azwar (2012: 75) yang mengatakan bahwa tes berbentuk pilihan ganda memiliki objektivitas yang tinggi, lebih efisien dalam penggunaan waktu dan dalam tes berbentuk pilihan ganda memiliki satu pilihan jawaban yang paling tepat di antara pilihan jawaban lain.

Peneliti mengembangkan sendiri instrumen tes yang disusun dengan mengacu pada kisi-kisi soal. Peneliti menyusun 25 soal pilihan ganda pada setiap siklus. Soal pilihan ganda yang telah disusun kemudian divalidasikan kepada para ahli (expert judgment) yaitu dosen ahli untuk memperoleh validitas dan reliabilitasnya. Setelah


(68)

49

medapat validasi peneliti hanya akan menggunakan 20 butir soal. Rencana kisi-kisi soal tes pilihan ganda sebelum di validasi dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes (Sebelum Validasi)

Standar Kompetensi :

2. Mengunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar :

2.4 Mengenal satuan jarak

2.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan

Siklus Materi Indikator Nomor Soal

I Pengukuran

jarak

Mengubah satuan jarak. 1, 2, 3, 4, 5.

Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan jarak/panjang yang menggunakan operasi hitung.

6, 11, 12, 14, 17, 18, 19. Menghitung jarak antara dua tempat

yang berbeda.

7, 15, 9. Menyelesaikan soal cerita yang

berkaitan dengan satuan jarak/ panjang menggunakan operasi hitung.

8, 10, 13, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 25.

II Waktu, jarak,

dan kecepatan

Menentukan lama waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu jika diketahui kecepatan rata-ratanya

2, 3, 5, 7, 10, 12, 13, 14, 19, 20, 22, 23, 24. Menentukan kecepatan rata-rata jika

diketahui lama perjalanan dan jarak tempuh

1, 4, 6, 8, 9, 15, 16

Menentukan jarak yang ditempuh jika diketahui lama perjalanan dan kecepatan rata-ratanya

11, 17, 18, 21, 25

5.2. Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner danlembar pengamatan. Instrumen non tes berupa kuesioner dan lembar pengamatan digunakan untuk memperolah data pada variabel keaktifan.


(69)

50 5.2.1.Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data tentang keaktifan belajar siswa di kelas pada mata pelajaran matematika. Berikut adalah tabel indikator yang akan digunakan oleh peneliti:

Tabel 3.2 Kisi- kisi Keaktifan Belajar

No Indikator

Keaktifan Deskriptor

1. Turutserta dalam melaksanakan tugas belajarnya

1) Saya selalu ingin menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya.

2) Saya menyelesaikan tugas tidak tepat waktu.

3) Saya selalu memperhatikan ketika guru

menjelaskan. 2. Terlibat dalam

pemecahan masalah

4) Saya aktif selama pembelajaran berlangsung terutama dalam pemecahan masalah soal-soal matematika.

5) Saya hanya duduk diam selama pembelajaran matematika.

6) Saya mencoba mengerjakan soal setelah guru menerangkan materi

3. Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya

7) Saya aktif bertanya kepada guru jika kurang paham tentang materi yang disampaikan guru. 8) Saya malas bertanya jika saya belum memahami

materi.

9) Saya bertanya dengan teman jika saya tidak paham dengan materi yang disampaikan guru. 4. Berusaha mencari

berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

10)Saya selalu membaca buku untuk mencari tahu informasi.

11)Saya malas mencari informasi dari berbagai sumber.

12)Saya bersemangat mencari informasi dari berbagai sumber untuk menyelesaikan soal.

5. Melaksanakan

diskusi kelompok

13)Saya aktif berpendapat saat diskusi kelompok. 14)Saya membiarkann teman satu kelompok yang

tidak bisa pelajaran matematika

15)Saya diam saja ketika bekerja kelompok. 6. Melatih diri dalam

memecahkan soal/ masalah

16)Saya selalu dapat mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS matematika

17)Saya senang mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia daripada matematika.


(1)

258


(2)

(3)

260


(4)

(5)

262

LAMPIRAN 9

Foto-foto Penelitian


(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas II SD Negeri Plaosan 2.

0 0 301

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 11 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 16 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1.

0 0 341

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 1 236

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 4 Purwodadi. 1. COVER TESIS

0 0 1

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

5 36 148

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 234