Latar Belakang Masalah Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan dibahas tentang enam bagian, yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Sistem Pendidikan Nasional Ahmadi, 2014: 38 adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ”. Dahama dan Bhatnagar Ahmadi, 2014: 35 mengungkapkan bahwa pendidikan adalah proses membawa perubahan dalam perilaku manusia, pendidikan juga didefinisikan sebagai proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran atau studi. Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Agama, Bahasa Inggris, Seni Budaya dan Ketrampilan, Pendidikan Jasmani, dan Muatan lokal. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah Matematika. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan sejak di taman kanak-kanak secara informal Susanto, 2013: 183. Senada dengan pendapat sebelumnya Suherman 2003: 25 mengungkapkan bahwa matematika adalah ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain sehingga matematika digunakan sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan suatu Negara. Pada hakikatnya matematika tidak terlepas dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya membantu siswa untuk mengatasi masalah hitungan terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran matematikan yang ideal sebaiknya kotekstual atau nyata dengan yang ada di sekitar siswa. Namun kenyataannya peneliti melakukan observasi pada hari Selasa 13 Oktober 2015 khususnya di SDK Wirobrajan I Yogyakarta kelas VA pada pelajaran matematika, kegiatan pembelajaran matematika di kelas terlihat kurang dapat membangun keaktifan siswa. Peneliti mengamati pada saat pembelajaran hanya 20,5 siswa yang aktif selama pembelajaran. Jumlah siswa seluruhnya di kelas VA yaitu 34 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki 17 siswa perempuan. Hal ini terbukti pada saat guru bertanya hanya ada 7 siswa yang menjawab, jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kurang memahami materi juga hanya 7 siswa yang berani bertanya dengan gurunya. Sedangkan siswa yang lainnya tidak bertanya kepada guru ataupun temannya apabila kurang memahami materi yang disampaikan guru. Pada saat diberikan tugas oleh guru belum semua siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, hanya 6 sampai 10 siswa saja yang benar-benar menyelesaikan tugas, bahkan siswa yang selesai terlebih dahulu hanya ada 5 orang siswa dan itu siswa perempuan semua. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada hari Selasa 13 Oktober 2015 di SDK Wirobrajan I kelas VA peneliti melihat pada saat pembelajaran di kelas belum menggunakan media pembelajaran yang mungkin membuat siswa menjadi kurang aktif. Metode yang digunakan guru ketika mengajar di dalam kelas yaitu menggunakan metode ceramah serta tanya jawab dan latihan soal. Suasana kelas saat mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru terlihat sangat gaduh tetapi ketika guru bertanya tentang soal yang dikerjakan semua siswa menjadi diam dan tidak menjawab. Selain itu ada 4 siswa yang peneliti lihat selalu menaruh kepala di atas meja saat mencatat atau mengerjakan soal latihan bahkan ketika guru sedang menjelaskan. Pada saat guru menawarkan kepada seluruh siswa di kelas VA SDK Wirobrajan I supaya mengerjakan soal di papan tulis hanya ada 7 dari 34 siswa yang mengangkat tangan dan bersedia maju mengerjakan. Tujuh siswa tersebut memang siswa yang terlihat pandai di kelas tersebut. Akhirnya guru yang harus menunjuk siswa lain untuk maju mengerjakan soal di papan tulis. Ketika mengoreksi soal, siswa yang menjawab benar dan mengangkat tangannya hanya 15 siswa dan berarti yang 19 siswa menjawab salah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas VA SDK Wirobrajan I pada hari Rabu 14 Oktober 2015 tentang proses pembelajaran matematika di kelas, penggunaan media pembelajaran sebagai media pendukung kegiatan pembelajaran, bagaimana prestasi belajar siswa, bagaiamana keaktifan siswa selama pembelajaran, kesuliatan apa yang dialami siswa, strategi yang digunakan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, dan berapa persentase prestasi belajar siswa. Guru kelas VA menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, guru tersebut mengatakan bahwa “ Proses pembelajaran yang saya lakukan dikelas selama pembelajaran matematika yaitu dengan ceramah menjelaskan materi mbak, selain itu juga pemberian contoh. Penggunaan media biasanya saya menyesuaikan materi namun dalam pembelajaran saya sering tidak menggunakan media karena membuat media membutuhkan banyak waktu mbak. Untuk prestasi belajar khususnya matematika masih tergolong rendah mbak, banyak anak yang mendapatkan nilai di bawah KKM bahkan tidak ada setengahnya yang mencapai atau melampaui KKM, keaktifan siswa dalam pembelajaran hanya setengahnya atau 17 dari 34 siswa saja mbak yang terlihat aktif dalam bertanya maupun menjawab. Dan strategi yang biasa saya gunakan untuk mengatasi kesulitan siswa yaitu dengan menambah bimbingan belajar dan konsultasi dengan orang tua. Persentase siswa yang di atas KKM kurang lebih hanya 40 mbak dan sisanya yang tidak tuntas ”. komunikasi pribadi dengan guru kelas VA SDK Wirobrajan I sekaligus sebagai wali kelas Keaktifan siswa selama proses pembelajaran belum maksimal, siswa kurang menggali pengetahuan yang ingin diketahuinya. Hasil observasi tanggal 13 Oktober 2015 ketika guru menjelaskan materi masih terdapat 10 dari 34 siswa yang hanya diam bahkan sibuk menulis ataupun berbicara dengan teman satu bangkunya. Jumlah siswa yang aktif pada saat peneliti melakukan observasi di kelas hanya 29,4 siswa yang aktif bertanya kepada guru dari jumlah siswa 34, dan 70,6 siswa diam atau berbicara dengan teman satu bangkunya. Siswa juga terlihat masih takut bertanya apabila belum paham, sehingga siswa tidak mengetahui jawaban yang ingin ditanyakan tersebut. Akibat siswa tidak aktif belajar maka prestasi belajarnya menjadi rendah. Hasil wawancara terhadap guru kelas pada hari Rabu 14 Oktober 2015 tentang prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika masih rendah karena masih terdapat siswa yang nilai matematikanya di bawah KKM. KKM untuk mata pelajaran matematika di SDK Wirobrajan I yaitu 75. Berdasarkan hasil dokumentasi hasil nilai ulangan tengah semester tahun ajaran 2015 2016 mata pelajaran matematika rata-rata kelasnya 60,7. Persentase prestasi belajar siswa yang mencapai KKM hanya 26,5 yaitu ada 9 siswa dari 34 siswa yang sudah mencapai KKM. Hasil lembar kuesioner pada kondisi awal yang dilakukan oleh peneliti, keaktifan belajar siswa kelas VA SDK Wirobrajan I sebesar 58,8 yang menunjukkan terdapat 20 siswa yang aktif dari 34 siswa. Metode ceramah menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti tidak diminati para siswa, terlihat pada saat pembelajaran siswa hanya duduk diam ataupun bercerita dengan teman satu bangkunya dan mendengarkan saat guru menjelaskan. Hal ini membuat siswa menjadi kurang bersemangat karena menurut peneliti siswa merasa belum sepenuhnya terlibat dalam pembelajaran. Penerapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI metode dalam proses pembelajaran yang sebelumnya sudah diungkapkan oleh guru kelas juga sepertinya kurang diminati oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, permasalahan di kelas VA SDK Wirobrajan I yaitu tentang keaktifan dan prestasi belajar khususnya mata pelajaran matematika. Menurut peneliti untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VA SDK Wirobrajan I khususnya pada mata pelajaran matematika dengan mengubah metode pembelajaran. Terdapat berbagai metode ataupun pendekatan pembelajaran salah satunya yaitu pendekatan pembelajaran PBL. PBL merupakan pembelajaran yang berbasis masalah, aktivitas pembelajarannya diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Metode ini memiliki sejumlah rangkaian aktivitas kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa, metode ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui metode ini siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari serta mengolah data dan akhirnya menyimpulkan Hamdayama, 2014: 209. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan PBL karena dengan metode ini siswa dapat menemukan cara penyelesaian suatu masalah dalam pembelajaran secara kelompok maupun individu yang sesuai dengan kehidupan atau yang relevan dengan kehidupan siswa Hamdayama, 2014: 210. Peneliti mengharapkan dengan pendekatan tersebut, proses pembelajaran kelas VA di SDK Wirobrajan I dapat berjalan dengan efektif, menyenangkan dan mencapai prestasi belajar siswa dengan maksimal serta keaktifan siswa di kelas dapat meningkat. Berdasarkan kondisi yang telah dibahas sebelumnya, maka peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning PBL pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta”

1.2 Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pbl (problem based learning) terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa Kelas X pada konsep virus

2 18 226

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Terhadap Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 3 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA KELAS V SD N 1 TEMPURSARI TAHUN PELAJAR

0 0 16

Peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL) di kelas VII E SMP N 15 Yogyakarta.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 11 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

PENINGKATAN PARTISIPASI, KEBERANIAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDK WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 184