Kerangka Berpikir Jenis Penelitian

2.3 Kerangka Berpikir

Kegiatan belajar mengajar akan terlaksana dengan baik jika disusun dan dikemas dalam suatu kerangka berpikir. Rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dikarenakan dalam hal ini siswa kurang terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar.Keaktifan dan prestasi belajar matematika yang tergolong rendah dapat ditingkatkan menggunakan pendekatan PBL. Peneliti memilih pendekatan PBL karena pendekatan ini menuntut siswa untuk aktif dalam memecahkan permasalahan sebagai awal pembelajaran. Pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan pembelajaran dasar yang harus dilalui oleh setiap siswa. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang penting karena akan sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mengharapkan dengan pendekatan PBL siswa dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata siswa. Pendekatan PBL digunakan untuk melatih siswa berpikir kritis dalam pemecahan masalah yang diberikan oleh guru supaya siswa dapat mengumpulkan pengetahuan yang dibutuhkannya. Situasi dalam pendekatan ini menempatkan siswa sebagai subyek dalam kegiatan belajar. Siswa akan terus mencari sendiri maupun secara berkelompok cara memecahkan masalah sampai menemukan jawabannya, setiap kelompok harus mengungkapkan gagasan di depan teman- teman lainnya. Peneliti menerapkan pendekatan PBL pada pelajaran matematika di kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta. Pendekatan PBL merupakan pendekatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah, kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 2.4.1 Penggunaan pendekatan Problem Based Learning PBL dalam upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta yakni dengan langkah- langkah sebagai berikut a Orientasi siswa pada masalah b Mengorganisasi siswa untuk belajar c Membimbing pengalaman individualkelompok d Mengembangkan dan menyajikan hasil karya e Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2.4.2 Penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning PBL dapat meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta. 2.4.3 Penerapan penggunaan pendekatan Problem Based Learning PBL dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta. 31

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III ini ada sembilan hal yang akan dibahas oleh peneliti. Sembilan hal tersebut adalah jenis penelitian, setting penelitian, rencana penelitian, indikator keberhasilan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas, reliabilitas dan indeks kesukaran soal, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK. Aqip 2009: 3 menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Pendapat yang tidak jauh berbeda dari Suhardjono dalam Arikunto, 2010: 2 penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Model yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart dalam Kusumah 2009: 20-21. Bagan penelitian tindakan kelas PTK tersaji pada gambar dibawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus Kusumah, 2009: 21. Pada gambar 3.1, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat disebut sebagai dua siklus. Sukardi 2012: 212-213 mengemukakan bahwa penelitian tindakan secara garis besar mengenal adanya empat langkah penting, yaitu plan perencanaan, act tindakan, observe pengamatan. Keempat langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan plan Perencanaan adalah serangkaian tindakan yang terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan perencanaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tindakan harus berorientasi kedepan. Hal yang direncanakan terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan kurang lebih hampir sama dengan menyiapkan suatu kegiatan belajar- mengajar. 2. Pelaksanaan atau tindakan act Langkah kedua yang perlu diperhatikan yaitu langkah tindakan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dalam penelitian harus berhati-hati serta merupakan kegiatan praktis yang terencana. Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. Implementasi tindakan pada prinsipnya adalah realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya dengan baik. Strategi yang akan digunakan, materi yang akan disampaikan dan sebagainya. Penelitian tindakan kelas bersifat emansiparatoris atau membebaskan dalam berpikir, berargumentasi, bereksperimen, meneliti serta mengambil keputusan atau judgment. 3. Pengamatan observing Observasi pada penelitian tindakan kelas mempunyai fungsi yaitu mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Observasi harus memiliki beberapa unggulan misalnya memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang. Observasi yang hati-hati dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan yang diambil peneliti. Seperti dalam perencanaan, observasi yang baik yaitu observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan ataupun yang tidak diharapkan. 4. Refleksi reflecting Langkah keempat adalah langkah refleksi. Tahap ini yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Kegiatan refleksi mengandung aspek-aspek mengapa, bagaimana, sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara bermakna.

3.2 Setting Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pbl (problem based learning) terhadap pengetahuan metakognitif biologi siswa Kelas X pada konsep virus

2 18 226

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Terhadap Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 3 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA KELAS V SD N 1 TEMPURSARI TAHUN PELAJAR

0 0 16

Peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL) di kelas VII E SMP N 15 Yogyakarta.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I Yogyakarta.

1 11 359

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

0 0 236

PENINGKATAN PARTISIPASI, KEBERANIAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDK WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 184