individu yang tentunya antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda.
C. Sekolah Menengah Kejuruan
SMK sekolah menengah kejuruan merupakan jalur pendidikan sekolah atau pendidikan formal dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Sebagai lembaga pendidikan formal, berdasarkan pada surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 080UU1993 tentang kurikulum
SMK, SMK diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut : 1.
Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, berkompetensi, serta
mampu mengembangkan sikap diri 3.
Menyiapkan kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif,
dan kreatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Kerangka Berpikir
1. Minat Siswa untuk Melanjutkan ke SMK Ditinjau dari Tingkat
Pendidikan Orang Tua.
Kebanyakan orang tua yang berpendidikan tinggi, menginginkan anaknya juga bisa berpendidikan tinggi, bahkan lebih tinggi dari orang
tuanya. Untuk mencapai pendidikan yang tinggi Universitas, maka orang tua akan mengarahkan anaknya dari SMP untuk melanjutkan ke SMA,
bukan SMK. Biasanya orang tua yang berpendidikan tinggi, akan selalu
membimbing dan mengarahkan anak-anaknya dari kecil, agar saat anak beranjak dewasa juga memiliki pendidikan tinggi, sehingga pengaruh
orang tua terhadap anak cukup dominan. Karena anak tersebut selalu dibimbing dan diarahkan dari kecil, maka minat anak tersebut untuk
masuk SMK juga hampir tidak ada. Hal ini disebabkan karena lulusan SMK lebih diharapkan untuk bekerja atau berwiraswasta dari pada untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa untuk melanjutkan ke SMK
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, adalah berbanding terbalik seperti hukum permintaan. Semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin
kecil minat siswa untuk melanjutkan ke SMK. Sebaliknya semakin rendah pendidikan orang tua, semakin besar minat siswa untuk melanjutkan ke
SMK. Dan tentu saja rumus tersebut berlaku seperti hukum permintaan, adanya cateris paribus artinya faktor-faktor lain yang mempengaruhi
minat siswa untuk melanjutkan ke SMK dianggap tidak ada. Karena selain tingkat pendidikan orang tua, masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke SMK, antara lain faktor ekonomi orang tua, faktor lingkungan status sosial ekonomi orang tua, dan
lain-lain.
2. Minat Siswa untuk Melanjutkan ke SMK Ditinjau dari Tingkat
Pendapatan Orang Tua.
Konsep utama pendidikan sebagaimana tercakup dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni sebagai media pencerdasan warga
negara, maupun UUD 1945 pasal 31, dimana semua warga negara berhak atas pendidikan yang layak.
Kalau kita melihat UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan juga UUD 1945 pasal 31, memang setiap orang tua berkewajiban untuk
menyekolahkan anak-anaknya sebaik mungkin, sesuai dengan perkembangan jaman. Karena di jaman sekarang, anak yang
berpendidikan rendah akan relatif lebih sulit untuk mencari pekerjaan. Tetapi mungkin orang tua yang mempunyai pendapatan per bulan relatif
kecil, biasanya setelah lulus SMP anaknya akan lebih diarahkan untuk masuk ke SMK.
Biasanya orang tua yang pendapatannya relatif kecil, akan selalu membimbing dan mengarahkan anak-anaknya dari kecil, agar setelah
beranjak dewasa dapat segera bekerja atau berwiraswasta agar dapat membantu meringankan beban orang tua. Karena anak tersebut selalu
dibimbing dan diarahkan dari kecil, maka minat anak tersebut untuk melanjutkan ke SMK semakin besar, karena SMK memang pilihan yang
tepat bagi anak yang ingin cepat bekerja atau berwiraswasta. Di SMK memang diberi keterampilan khusus untuk membekali anak
agar dapat berwiraswasta atau bekerja setelah lulus SMK. Kita ambil sebuah contoh di SMK 6 Yogyakarta. Semua jurusan di sekolah tersebut
memiliki unit usaha yang semuanya telah mampu mendatangkan pendapatan pihak sekolah. Seperti jurusan tata busana yang memiliki unit
usaha garmen, jurusan tata boga dengan unit usaha catering dan patisserie pembuatan kue, jurusan kecantikan rambut dan kulit dengan unit usaha
salon, serta jurusan hotel dan restoran yang memiliki hotel “Edohotel” yang berada di kompleks sekolah dan lain-lain.
Sementara di SMK PIRI 1 Yogyakarta, kelas unggulannya adalah jurusan otomotif yang mengembangkan bengkel resmi Yamaha sebagai
unit usaha sekolah tersebut. Dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa
untuk melanjutkan ke SMK ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua adalah berbanding terbalik seperti hukum permintaan. Semakin besar
pendapatan orang tua, semakin kecil minat siswa untuk melanjutkan ke SMK, sebaliknya semakin kecil tingkat pendapatan orang tua semakin
besar minat siswa untuk melanjutkan ke SMK. Dan tentu saja rumus tersebut berlaku seperti hukum permintaan,
adanya cateris paribus. Artinya kalau faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke SMK dianggap tidak
ada. Karena selain tingkat pendapatan orang tua, masih banyak faktor- faktor lain yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke SMK,
antara lain faktor lingkungan, status sosial, dan lain-lain.
3. Minat Siswa untuk Melanjutkan ke SMK Ditinjau dari Jenis
Pekerjaan Orang Tua.
Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari siswa perlu kerja keras dari semua pihak, termasuk
orang tua, guru, siswa, dan semua pihak yang terkait. Orang tua merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam menentukan
keberhasilan anak, karena waktu yang terbanyak bagi adalah adalah berada di rumah. Orang tua akan selalu membimbing, mengarahkan, dan
memberikan biaya untuk anak-anaknya mulai dari SD, SMP, SMA dan bila memungkinkan sampai perguruan tinggi agar anak-anaknya tidak
salah langkah dalam merencanakan masa depannya. Di jaman yang modern seperti sekarang ini, faktor biaya juga
memegang peran yang sangat penting dalam merancanakan masa depan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak. Setelah lulus SMP, maka orang tua akan mempertimbangkan segi keuangannya, apabila pekerjaan orang tua tergolong rendah maka orang
tua akan cenderung menyekolahkan anaknya ke SMK dengan harapan setelah lulus dari SMK bisa langsung bekerja, tetapi apabila pekerjaan
orang tua tergolong tinggi atau mampu,maka setelah lulus dari SMP akan cenderung menyekolahkan anaknya ke SMA, dengan harapan setelah lulus
dari SMA bisa dengan mudah melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehingga minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ditinjau dari
pekerjaan orang tua adalah seperti hukum permintaan berbanding terbalik. Semakin mantap atau mapan pekerjaan orang tua, semakin kecil
minat siswa untuk melanjutkan ke SMK. Sebaliknya, semakin kurang mantap atau mapan pekerjaan orang tua semakin besar minat siswa untuk
melanjutkan ke SMK. Yang dimaksud mantap atau mapan di sini adalah orang tua yang
menghasilkan uang yang cukup. Masalahnya, lulusan SMK diharapkan bisa langsung bekerja atau berwiraswasta, walaupun ada juga yang
melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi itu relatif sedikit. Biasanya orang tua yang mapan penghasilannya cukup,
mengharapkan anak-anaknya bisa sekolah yang setinggi-tinginya. Sebaliknya, orang tua yang ekonominya kurang mapan atau lemah, sudah
cukup puas apabila anaknya bisa lulus SMK. Yang penting harapan dari orang tua, walaupun anaknya tidak begitu pintar, tetapi kreatif, rajin, dan
taqwa. Karena unsur-unsur tersebut akan membentuk anak untuk siap mengahadapi tantangan hidup yang semaikn keras dan kompleks.
Pintar dalam hal ini tidak harus melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi terutama mencakup kepiawaian di bidang yang ditekuninya, mampu
menambah keahlian, supel bergaul, dan pandai mencari teman yang bermanfaat, yang nantinya ketika terjun ke pekerjaan pintar mencari relasi.
Kreatif mencakup masalah kemampuan berinovasi dan mempertajam daya cipta.
Rajin menyangkut cara hidup di rumah dan di luar rumah, memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, tekun menambah
pengetahuan, di samping tekun dalam pilihannya, suka melatih diri pada hal-hal yang positif agar menjadi ahli dan meraih pengalaman.
Sedangkan taqwa menyangkut akhlak, karena kepandaian, kerajinan, dan kreatif tanpa ketaqwaan akan menjerumuskan orang pada tindakan
amoral, asusila, dan terjebak pada tindakan ”serba boleh” yang akhirnya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
E. Hipotesis
1. Ada perbedaaan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ditinjau dari
tingkat pendidikan orang tua. 2.
Ada perbedaaan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
3. Ada perbedaaan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ditinjau dari
jenis pekerjaan orang tua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus atau penelitian kasus merupakan suatu penelitian
yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga, atau gejala tertentu dan ditinjau dari wilayahnya maka
penelitian ini hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit Suharsimi, 1989: 115.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus tentang minat siswa SMP N 2 Berbah untuk melanjutkan ke SMK ditinjau dari status sosial
ekonomi orang tua. Karena penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada siswa kelas IX di
SMP N 2 Berbah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Berbah Yogyakarta dengan alamat di Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian diadakan pada bulan September - Oktober 2010.
33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subjek dan objek penelitian