pendapatan orang tua, semakin kecil minat siswa untuk melanjutkan ke SMK, sebaliknya semakin kecil tingkat pendapatan orang tua semakin
besar minat siswa untuk melanjutkan ke SMK. Dan tentu saja rumus tersebut berlaku seperti hukum permintaan,
adanya cateris paribus. Artinya kalau faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke SMK dianggap tidak
ada. Karena selain tingkat pendapatan orang tua, masih banyak faktor- faktor lain yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke SMK,
antara lain faktor lingkungan, status sosial, dan lain-lain.
3. Minat Siswa untuk Melanjutkan ke SMK Ditinjau dari Jenis
Pekerjaan Orang Tua.
Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari siswa perlu kerja keras dari semua pihak, termasuk
orang tua, guru, siswa, dan semua pihak yang terkait. Orang tua merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam menentukan
keberhasilan anak, karena waktu yang terbanyak bagi adalah adalah berada di rumah. Orang tua akan selalu membimbing, mengarahkan, dan
memberikan biaya untuk anak-anaknya mulai dari SD, SMP, SMA dan bila memungkinkan sampai perguruan tinggi agar anak-anaknya tidak
salah langkah dalam merencanakan masa depannya. Di jaman yang modern seperti sekarang ini, faktor biaya juga
memegang peran yang sangat penting dalam merancanakan masa depan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak. Setelah lulus SMP, maka orang tua akan mempertimbangkan segi keuangannya, apabila pekerjaan orang tua tergolong rendah maka orang
tua akan cenderung menyekolahkan anaknya ke SMK dengan harapan setelah lulus dari SMK bisa langsung bekerja, tetapi apabila pekerjaan
orang tua tergolong tinggi atau mampu,maka setelah lulus dari SMP akan cenderung menyekolahkan anaknya ke SMA, dengan harapan setelah lulus
dari SMA bisa dengan mudah melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehingga minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ditinjau dari
pekerjaan orang tua adalah seperti hukum permintaan berbanding terbalik. Semakin mantap atau mapan pekerjaan orang tua, semakin kecil
minat siswa untuk melanjutkan ke SMK. Sebaliknya, semakin kurang mantap atau mapan pekerjaan orang tua semakin besar minat siswa untuk
melanjutkan ke SMK. Yang dimaksud mantap atau mapan di sini adalah orang tua yang
menghasilkan uang yang cukup. Masalahnya, lulusan SMK diharapkan bisa langsung bekerja atau berwiraswasta, walaupun ada juga yang
melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi itu relatif sedikit. Biasanya orang tua yang mapan penghasilannya cukup,
mengharapkan anak-anaknya bisa sekolah yang setinggi-tinginya. Sebaliknya, orang tua yang ekonominya kurang mapan atau lemah, sudah
cukup puas apabila anaknya bisa lulus SMK. Yang penting harapan dari orang tua, walaupun anaknya tidak begitu pintar, tetapi kreatif, rajin, dan
taqwa. Karena unsur-unsur tersebut akan membentuk anak untuk siap mengahadapi tantangan hidup yang semaikn keras dan kompleks.
Pintar dalam hal ini tidak harus melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi terutama mencakup kepiawaian di bidang yang ditekuninya, mampu
menambah keahlian, supel bergaul, dan pandai mencari teman yang bermanfaat, yang nantinya ketika terjun ke pekerjaan pintar mencari relasi.
Kreatif mencakup masalah kemampuan berinovasi dan mempertajam daya cipta.
Rajin menyangkut cara hidup di rumah dan di luar rumah, memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, tekun menambah
pengetahuan, di samping tekun dalam pilihannya, suka melatih diri pada hal-hal yang positif agar menjadi ahli dan meraih pengalaman.
Sedangkan taqwa menyangkut akhlak, karena kepandaian, kerajinan, dan kreatif tanpa ketaqwaan akan menjerumuskan orang pada tindakan
amoral, asusila, dan terjebak pada tindakan ”serba boleh” yang akhirnya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
E. Hipotesis