1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang penting selain sumber daya alam, modal, dan teknologi. Sebagai faktor produksi yang
penting sumber daya manusia mempunyai peranan yang besar dalam pembangunan, yaitu sebagai pelaku atau pelaksana pembangunan. Mengingat
pentingnya sumber daya manusia dalam pembangunan maka pengembangan sumber daya manusia perlu diupayakan.
Sekarang ini pendidikan dianggap sebagai jalur yang semakin berarti untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui
pendidikan setiap warga masyarakat mendapat kesempatan untuk membina kemampuan dan keahliannya secara maksimal.
Pendidikan juga dipandang sebagai penentu untuk hari depan yang lebih cerah. Sehingga banyak orang tua yang rela berkorban untuk pendidikan
anak-anaknya hingga tamat sekolah atau perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar pula harapan untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Namun untuk mendapatkan pendidikan tersebut memerlukan biaya yang mahal, sehingga banyak dari mereka yang terpaksa putus sekolah karena
mempunyai kendala dalam hal keuangan. Apalagi dengan adanya BHP Badan Hukum Pendidikan yang lebih
menyudutkan rakyat kecil untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi universitas. Sehingga rakyat kecil lebih memilih SMK daripada SMA,
karena dari SMK memang lebih diberikan keterampilan khusus daripada di SMA. Memang BHP sempat menuai kontroversi, yang akhirnya disahkan
juga oleh pemerintah. Hal ini bisa menjadi kabar buruk bagi mereka yang pro pendidikan rakyat dan bisa juga menjadi kabar yang menggembirakan bagi
mereka yang bisa menyelupkan nilai terselubung dalam lembaga pendidikan, yang akan mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.
Ketika siswa tamat dari SMP, maka akan dihadapkan pada pilihan, untuk melanjutkan ke bangku SMA atau SMK. Ada diantara mereka yang
sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi lanjutnya, ada pula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya, karena adanya dorongan atau
paksaan dari orang tua. Pada umumnya orang tua yang mampu akan memilih sekolah menengah umum agar anak-anaknya dapat mempersiapkan untuk
pendidikan tinggi. Sebaliknya orang tua yang mempunyai batas kemampuan keuangan akan cenderung ke SMK bagi anak-anaknya.
B. Identifikasi Masalah