Pengertian Bimbingan Karier Tujuan Bimbingan Karier

yang selaras di perguruan tinggi dan mengenai jabatan pekerjaan yang dibayangkan. c. Tampak beberapa gejala banyak siswa terpengaruh oleh cara berpikir konsumtif, dalam arti ingin memiliki produknya tetapi kurang menaruh perhatian pada proses yang harus dilalui untuk memperoleh produk itu. d. Cara berpikir siswa yang menuntut supaya tawaran program studi di perguruan tinggi disesuaikan dengan keinginannya, daripada siswa menyesuaikan diri dengan tuntutan menimbah ilmu dan berani menghadai tantangan. e. Tampak variasi besar dalam taraf kematangan karier di antara siswa- siswa, dari yang siap untuk mengambil keputusan yang cukup mengikat tentang masa depannya, sampai yang masih belum jelas tentang nilai-nilai kehidupan yang dianutnya dan cita-cita masa depan yang ingin dikejarnya.

D. Bimbingan Karier di SMA

1. Pengertian Bimbingan Karier

Bimbingan karier Thayeb Manrihu, 1992 adalah suatu proses bantuan, layanan, dan pendekatan terhadap individu siswaremaja agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya untuk menentukan pilihannya dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan karier yang dipilihnya.

2. Tujuan Bimbingan Karier

Penekanan-penekanan utama dalam aktifitas-aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang independen, dan keterarahan individu-individu kepada tujuan. Dalam hubungan dengan itu, secara umum Thayeb Manrihu, 1992 merekomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas-aktivitas bimbingan karier di sekolah menengah sebagai berikut: a. Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih khusus dari tujuan-tujuan karier. b. Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna mengimplementasikan tujuan-tujuan karier. c. Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah lanjutan, dengan latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut diperguruan tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar kepada kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus. Ada juga tujuan bimbingan karir di SMA. Herr Thayeb Manrihu, 1992, mengemukakan tujuan-tujuan bimbingan karier di SMA yang dapat membantu siswa belajar untuk: a. Menunjukan hubungan antara hasil belajar, nilai-nilai, preferensi- preferensi, aspirasi-aspirasi pendidikan, dan preferensi-preferensi kariernya. b. Menganalisis kompetensi pribadi dalam keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk preferensi-preferensi karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterempilan- keterampilan tersebut. c. Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi-konsekuensinya. d. Siap untuk memenuhi syarat memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai dengan pendidikan kooperatif atau dengan latihan dalam jabatan. e. Siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan perguruan tinggi, perdagangan atau perusahan. f. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen. g. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu luang. h. Secara sistematis mengetes realitas preferensi-preferensi karier dan menghubungkannya dengan hasil belajar setiap mata pelajaran, kerja part-time, atau aktivitas-aktivitas ekstrakulikuler. i. Mengidentifikasi alternatif cara-cara mencapai tujuan pendidikan atau okupasional yang diinginkan jika pilihan-pilihan yang disukai tidak tersedia. j. Menggambarkan bentuk-bentuk utama meneruskan pendidikan sesudah sekolah lanjutan misalnya: magang, latihan dalam jabatan, kursus korespondensi, sekolah militer, perguruan tinggi, dan mencatat yang paling berhubungan dengan preferensi-preferensi karier. k. Mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk masuk sesudah sekolah lanjutan. l. Membuat estimasi-estimasi akurat tentang sifat-sifat pribadi, prestasi-prestasi dan mengemukakan hal-hal secara efektif sebagai rangkuman wawancara okupasional atau pendidikan. m. Mengembangkan rencana-rencana khusus untuk mengimplementasikan tujuan karier n. Melaksanakan rencana karier.

3. Masalah dalam Bimbingan Karier

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24