Kematangan karier siswa SMA (studi deskriptif pada siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 20162017 dalam memasuki dunia Perguruan Tinggi dan implikasinya pada usulan topik top

(1)

KEMATANGAN KARIER SISWA SMA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama Tahun Ajaran 2016/2017 dalam Memasuki Dunia Perguruan Tinggi

dan Implikasinya pada Usulan Topik-topik Bimbingan Karier) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rofina Agustina Puhugelong 131114065

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(2)

KEMATANGAN KARIER SISWA SMA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama Tahun Ajaran 2016/2017 dalam Memasuki Dunia Perguruan Tinggi

dan Implikasinya pada Usulan Topik-topik Bimbingan Karier) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rofina Agustina Puhugelong 131114065

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(3)

(4)

(5)

v

HALAMAN MOTTO

“Akulah terang dunia; barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang

hidup” (Yoh, 8:12)

“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa, Selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha”


(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini akan saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling

SMA Katolik Lamaholot Witihama

Keluarga: Bapak Lukas Laot Luli dan Ibu Tuto Takan Theresia Kakak Agnes Ina Surat Puhugelong

Adik tercinta Mario Agustinus Puhugelong dan Vinsensia Aprilia Puhugelong

Saudara-saudara terdekat yang selalu memberikan harapan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini

Sahabat dan teman dekat BK angkatan 2013 yang saling mendukung dan saling membantu satu sama lain selama ini


(7)

vii


(8)

(9)

ix ABSTRAK

KEMATANGAN KARIER SISWA SMA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama Tahun Ajaran 2016/2017 dalam Memasuki Dunia Perguruan Tinggi

dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Karier) Rofina Agustina Puhugelong

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kematangan karier siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017 dan mengidentifikasi butir-butir instrumen kematangan karier yang capaian skornya teridentifikasi sedang dan rendah sebagai dasar usulan topik-topik bimbingan karier. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah

“Seberapa baik kematangan karier pada siswa kelas XII SMA Katolik

Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017 dalam memasuki perguruan

tinggi?” Masalah kedua adalah “Butir-butir kematangan karier manakah yang

teridentifikasi capaian skornya sedang dan rendah untuk usulan topik-topik bimbingan karier. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket kematangan karier.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 65 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner kematangan karier yang terdiri dari 45 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala Likert. Koefisien reliabilitas penelitian ini sangat tinggi karena menunjukan nilai koefisien 0,933. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menentukan skor dan pengolahan data, membuat tabulasi data, menentukan kategorisasi, mencari patokan, menentukan kategorisasi skor tiap item, dan mencari tinggi rendahnya skor tiap item.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 5 siswa (7,69%) memiliki kematangan karier sangat tinggi, 52 siswa (80%) memiliki kematangan karier tinggi, dan 8 siswa (12,30%) memiliki kematangan karier sedang. Dapat disimpulkan bahwa kematangan karier dari sebagian besar siswa SMA Katolik Lamaholot Tahun Ajaran 2016/2017 termasuk baik atau positif. Berdasarkan analisis terhadap hasil uji butir-butir item kematangan karier siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama Tahun Ajaran 2016/2017 yang teridentifikasi dalam kategori sedang dan rendah diusulan topik-topik Bimbingan Karier antara lain: Kepercayaan Diri, Tanggungjawab, Rencana Lulus Setelah SMA, Melihat Peluang, Eksplorasi Karier, Menentukan Pilihan, Pemahaman Diri, Persiapan Karier, Kelemahan dan Kelebihan.

Kata Kunci: Kematangan Karier, Siswa SMA, Topik-topik Bimbingan Karier.


(10)

x ABSTRACT

STUDENTS CAREER MATURITY HIGH SCHOOL

(DESCRIPTIVE STUDY IN GRADE XII WITIHAMA LAMAHOLOT CATHOLIC HIGH SCHOOL ACADEMIC YEAR 2016/2017 ON PRE

UNIVERSITY PHASE

AND THE IMPLICATION ON PROPOSED TOPICS FOR CAREER GUIDANCE)

Rofina Agustina Puhugelong Sanata Dharma

2017

This research is descriptive quantitative research with survey method that aims to determine how well the grade XII student career maturity Lamaholot Witihama Catholic high school academic year 2016/2017 and identifies grain maturity instruments career achievement and low scores were identified as the basis for the proposed topics career guidance. Issues examined in this study is "How well the career maturity in grade XII students Lamaholot Witihama Catholic High School in the 2016/2017 academic year to college?" The second problem is the "grain of career maturity Identified Which medium and low achievement scores for proposals career guidance topics. Data collection tools in this study was a questionnaire / questionnaire career maturity.

Subjects in this study were students of grade XII Catholic High School Lamaholot Witihama 2016/2017 academic year, amounting to 65 students. The research instrument was a questionnaire about career maturity of 45 items developed statement based Likert scale preparation techniques. The coefficient of reliability is very high because research shows the value of the coefficient of 0.933. Data analysis techniques in this study to determine the score and data processing, tabulating data, determine the categorization, searching criterion, determining the score of each item categorization, and search high and low score of each item.

The results showed that as many as 5 students (7.69%) had a career maturity is very high, 52 students (80%) had a career high maturity, and 8 students (12.30%) had a moderate career maturity. It can be concluded that the career maturity of the majority of Catholic high school students Lamaholot Academic Year 2016/2017 included a good or positive. Based on the analysis of the test results of a grain item grade XII student career maturity Lamaholot Witihama Catholic High School Academic Year 2016/2017 identified in the category of medium and low diusulan Career Guidance topics include: Confidence, Responsibility, Plan Passed After high school, Saw opportunity, Career Exploration, Specifying options, understanding Self, Career Pathways, weakness and excess.


(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama Tahun Ajaran 2016/2017 ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Peneliti menyadari bahwa dalam proses menyusun dan menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak yang membantu. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan begitu sabar, mengarahkan, mengoreksi, dan memberikan masukan yang berguna dalam penyelesaian tugas akhir penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberi ilmu yang berguna bagiku, dan semoga berguna bagi kehidupanku di masa depan.


(12)

xii

5. Stefanus Priyatmoko, selaku karyawan sekretariat di Prodi Bimbingan dan Konseling yang dengan sabar bersedia membantu saya dalam mengurus segala keperluan administrasi.

6. Drs. Stefanus T. Boleng selaku Kepala Sekolah SMA Katolik Lamaholot Witihama yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di Sekolah tersebut.

7. Philipus Taran Baren, A.Md.pd selaku guru mapel dan operator dapodikmen di SMA Katolik Lamaholot Witihama yang bersedia membantu jalannya proses penelitian dari awal hingga akhir terlaksananya penelitian di sekolah.

8. Bapak Arnoldus Ariyanto Ara Tadon, S.Pd selaku guru BK di SMA Katolik Lamaholot Witihama yang bersedia membantu peneliti saat melakukan penelitian di Sekolah.

9. Siswa kelas XII IPA, XII Bahasa, XII IPS 1, dan XII IPS 2 SMA Katolik Lamaholot Witihama atas kerjasamanya dalam pengisian kuesioner. 10.Kedua orang tuaku tercinta Bapak Lukas Laot Luli dan Ibu Tuto Takan

Theresia yang selalu mendoakanku, menyayangiku, membangkitkan semangatku dan selalu mendukungku baik secara moral maupun materiil. 11.Mario Agustinus Puhugelong dan Vinsensia Aprilia Puhugelong kedua

adikku yang selalu setia menghiburku, memberikan semangat dan dorongan agar segera menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan baik.


(13)

xiii

12.Albinus Thomas yang telah hadir dan mengisi hidupku selama ini, selalu setia mendampingiku, mendengarkan keluh kesahku, dan selalu memberikan saran dan nasihat yang membangun hingga saya menjadi sarjana serta dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan baik.

13.Keluarga besarku Puhugelong dan Lamahoda yang selalu memberi semangat dan perhatian baik secara moral maupun materiil dalam menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan baik.

14.Teman-teman Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta: Ansy, Agnes, Astra, Rony, Rudi, Dude, kaka Ebbu, kaka Frit, Mervin dan Eva yang selalu setia menemaniku saat aku senang dan sedih, serta memberikan nasehat dan dorongan untuk segera menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan baik.

15.Teman-teman BK 2013 A atas kebersamaan dan kerja sama yang baik selama empat tahun.

16.Sahabat karibku: Kadek, Rina, Mersy, Prety, Stella, Retno, Bruder Dinus, Nasty, dan Suster Alice yang dengan sabar mememberikan dorongan, semangat dan masukan yang membangun kepada saya dalam proses menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi.

17. Semua pihak yang mendukung saya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, berkat kalian aku sampai pada saat ini bisa menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan baik.


(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Karier ... 9

1. Definisi Kematangan Karier ... 9

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier ... 10

3. Aspek-aspek Kematangan Karier ... 13

B. Masa Remaja ... 16

1. Definisi Masa Remaja ... 16

2. Tahap dan Tugas Perkembangan Karier Remaja ... 17

C. Dunia Perguruan Tinggi ... 18

1. Definisi Perguruan Tinggi di Indonesia ... 18


(15)

xv

3. Memilih Jurusan atau Program Studi ... 23

4. Masalah Siswa dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi ... 24

D. Bimbingan Karier ... 25

1. Pengertian Bimbingan Karier ... 25

2. Tujuan Bimbingan Karier ... 26

3. Masalah dalam Bimbingan Karier ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 32

1. Alat Pengumpulan Data ... 32

2. Kisi-Kisi Kuesioner ... 33

3. Pemberian Skor ... 34

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 35

1. Validitas ... 35

2. Reliabilitas ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Tahap Persiapan ... 39

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 41

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data ... 41

2. Membuat Tabulasi Data ... 41

3. Menentukan Kategorisasi ... 42

4. Mencari Patokan... 43

5. Kategorisasi Skor Tiap Item... 44

6. Mencari Tinggi Rendahnya Skor Item ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER A. Hasil Penelitian ... 48

1. Deskripsi Tingkat Kematangan Karier... 48

2. Hasil Skor Tiap Item Kematangan Karier ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

1. Deskripsi Tingkat Kematangan Karier... 52

2. Item-Item Tingkat Kematangan Karier ... 55

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Karier ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Keterbatasan Penelitian ... 62

C. Saran ... 63


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Subjek Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Kematangan Karier ... 33

Tabel 3.3 Norma Skoring Kuesioner Kematangan Karier ... 35

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kematangan Karier ... 37

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 39

Tabel 3.6 Kriteria Guilford ... 39

Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier ... 42

Tabel 3.8 Norma Skor Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier ... 44

Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Skor Item Instrumen Tingkat Kematangan Karier... 44

Tabel 3.10 Kategorisasi Item Kematangan Karier Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor... 46

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kematangan Karier ... 48

Tabel 4.2 Penggolongan Item Kematangan Karier ... 49

Tabel 4.3 Item Kuesioner Kematangan Karier Siswa yang Menunjukkan Sedang dan Rendah ... 51


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Kisi-kisi Kuesioner ... 68

LAMPIRAN 2 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kematangan Karier... 74

LAMPIRAN 3 Item Kuesioner yang Tergolong Sedang dan Rendah ... 77

LAMPIRAN 4 Kuesioner Siswa ... 79

LAMPIRAN 5 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 85

LAMPIRAN 6 Hasil Perhitungan Validitas ... 86


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Sering dijumpai adanya kebingungan, keragu-raguan dan kesulitan di antara para siswa yang sedang menekuni studinya dan akan mempersiapkan dirinya untuk meniti karier di masa-masa mendatang. Hal ini terutama dikarenakan di antara para siswa kurang memahami dirinya, memahami dunia perguruan tinggi, ambisinya dalam dunia kerja dan peningkatan kariernya. Untuk itulah kiranya kepada para siswa perlu diberikan informasi atau penerangan tentang diri pribadinya. Proses pemberian bantuan untuk mendapatkan pengetahuan diri (self knowledge) dan pemahaman tentang dirinya sendiri merupakan salah satu usaha layanan yang harus diwujudkan dalam program bimbingan karier di sekolah. Informasi yang cukup memadai dan tepat tentang pribadinya sendiri merupakan suatu bahan yang berguna bagi diri siswa untuk mengadakan pemahaman tentang faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor kelemahan, arah minat, kebutuhan-kebutuhannya dan faktor-faktor lainnya.

Disamping itu, dengan memperoleh informasi yang memadai dan tepat, individu akan memahami dirinya sendiri, potensi-potensinya dan


(19)

2

kebutuhan-keutuhannya, sehingga siswa akan berada pada posisi untuk mempertimbangan berbagai alternatif masa depan, memahami dengan seksama tujuan pendidikan, pekerjaan, dan prospek kehidupannya mendatang. Dengan demikian mereka akan dapat mengarahkan dan menetapkan terhadap sesuatu pilihan pendidikan dan pekerjaan yang cocok yang memuaskan diri pribadinya.

Havighurst (Sumanto, 2014) mengatakan bahwa setiap individu pada fase-fase tertentu memiliki tugas-tugas perkembangan (developmental tasks) yang harus dilaksanakan. Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada suatu periode usia tertentu dari kehidupan individu yang harus dilaksanakan. Apabila individu berhasil melaksanakannya, maka akan muncul rasa bahagia dan akan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya bila gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang sejak berakhirnya masa anak-anak sampai datangnya masa dewasa awal. Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yaitu memilih dan mempersiapkan karier atau pekerjaan.

Pilihan karir itu menjadi sangat penting pada saat siswa duduk dibangku SMA, karena akan menentukan jurusan studi yang harus diambil jika ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Teori Holland (Winkel dan Hastuti, 2006) terutama menyangkut pilihan bidang jabatan mengenai


(20)

tahap atau tingkat yang dapat dicapai oleh seseorang menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan siswa di sekolah. Pandangan Holland juga sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan tinggi. Holand berpegang pada keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan jabatan adalah hasil perpaduan sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi inti, berbagai rekreatif dan banyak kesukaan yang lain.

Super (Winkel, 2004) mendefinisikan kematangan karier sebagai keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karier yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan karier adalah misalnya kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggungjawab, serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Setiap manusia yang hidup pasti memiliki rentang hidup, baik dalam aspek apapun salah satunya tentang kematangan karier.

Bimbingan karier merupakan salah satu input (sejumlah pengetahuan dan informasi) bagi siswa yang bersangkutan, terutama mengenai informasi keadaan dirinya, informasi mengenai pendidikan


(21)

lanjutan, dan informasi mengenai lapangan pekerjaan. Keputusan untuk melanjutkan pendidikan, maupun keputusan yang diambil langsung memasuki lapangan kerja, kedua-duanya memerlukan pertimbangan terlebih dahulu, terutama mengenai kemampuan diri (bakat khusus, minat, kepribadian, dan prestasi belajar) pada individu atau siswa bersangkutan. Bagi para siswa yang memilih akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, selain faktor kemampuan diri, perlu dipertimbangkan pula dengan faktor biaya studi dan masalah pemilihan jurusan.

Siswa kelas XII di SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017 memiliki beberapa fenomena mengenai kematangan karier dalam memasuki dunia perguruan tinggi. Fenomena ini terjadi dan dialami langsung oleh peneliti sebagai alumni di sekolah SMA Katolik Lamaholot Witihama. Peneliti melihat bahwa fenomena yang berasal dari siswa sendiri seperti siswa yang masih mengikuti kemauan orangtuanya dari pada menyadari potensi yang dimiliki dan kurang adanya motivasi untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu (guru dan orang tua) mengenai jurusan-jurusan yang ada di perguruan tinggi. Masyarakat setempat yang bisa dikatakan sebagian besar masih bekerja sebagai petani ini, lebih besar juga mempengaruhi anaknya ketika selesai menempuh pendidikan di sekolah menengah atas. Kebiasaan sebagian masyarakat jika setelah anaknya lulus langsung di daftarkan di perguruan tinggi namun masih banyak juga sebagian orangtua menyuruh anaknya merantau dan bekerja.


(22)

Fenomena selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru dari SMA Katolik Lamaholot Witihama. Beliau mengatakan bahwa bekal dan persiapan dari pihak sekolah kepada siswa kelas XII dalam memasuki dunia perguruan tinggi masih sangat minim. Ada beberapa hal yang membatasi pihak sekolah untuk membantu siswa dalam mempersiapkan kariernya, seperti adanya keterbatasan fasilitas internet, kurang adanya kerjasama pihak sekolah dengan perguruan tinggi yang ada di Indonesia, serta program konseling di sekolah yang kurang mendukung perkembangan karier siswa, dan dari para guru yang kurang memberikan informasi kepada siswa mengenai perguruan tinggi maupun jurusan, serta siswa sendiri masih mengalami kebingungan dalam menentukan sendiri perguruan tinggi dan jurusan apa yang harus dipilih.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai “Kematangan Karier dari Siswa Kelas XII SMAK Lamaholot

Witihama tahun ajaran 2016/2017 dalam Memasuki Dunia Perguruan Tinggi”.

B . I d en tif ik a si Mas a lah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Siswa kurang mendapatkan informasi terkait jurusan-jurusan yang ada di perguruan tinggi.

2. Siswa mengalami kebingungan dalam pemilihan jurusan awal masuk perguruan tinggi.


(23)

3. Siswa yang masih mengikuti kemauan orangtuanya dalam pemilihan jurusan ketika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.

4. Tidak diadakan seminar khusus terkait studi lanjut setelah lulus SMA.

C . Pe mb a ta s a n Ma s al ah

Berdasarkan uraian dalam identifikasi masalah di atas, peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian ini dengan fokus pada kajian tentang Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama Tahun Ajaran 2016/2017 dalam Memasuki Dunia Perguruan Tinggi dan Implikasinya pada Usulan Topik-topik Bimbingan Karier.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas maka masalah-masalah yang ingin dijawab adalah:

1. Seberapa baik kematangan karier pada siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017 dalam memasuki perguruan tinggi?

2. Usulan topik-topik bimbingan karier manakah yang tepat berdasarkan capaian skor butir-butir item kematangkan karier yang teridentifikasi sedang dan rendah?


(24)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui tingkat kematangan karier pada siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017 dalam memasuki dunia perguruan tinggi.

2. Mengidentifikasi usulan topik-topik bimbingan karier yang tepat berdasarkan capaian skor butir-butir item kematangkan karier yang teridentifikasi sedang dan rendah.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti lain

Dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah sehingga semakin mampu berpikir ilmiah dalam bidang karier.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam mengembangkan ilmu di bidang pendidikan karier demi meningkatkan kematangan karier siswa.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan tentang kematangan karier dan pengembangannya di dunia kerja.


(25)

G. Definisi Istilah

1. Kematangan Karier

pemenuhan atau penyelesaian tugas-tugas perkembangan karier sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu.

2. Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama

Individu yang berada pada tahap remaja, dimana dimasa remaja ini seseorang individu mempersiapkan pendidikan dan pekerjaan untuk masa yang akan datang.

3. Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

Suatu keputusan studi lanjut yang dilakukan individu dengan memerlukan banyak pertimbangan baik secara internal maupun eksternal.

4. Topik-topik Bimbingan Klasikal dalam Bidang Karier

Pokok-pokok bahasan yang relevan dengan kemampuan dan atau kebiasaan para siswa SMA dalam hal kemandirian karier, perencanaan karier, eksplorasi karier, pengambilan keputusan karier, pengetahuan karier, dan realistisnya pilihan karier. Topik-topik bimbingan karier yang diusulkan, ditentukan berdasarkan aspek-aspek kematangan karier yang menurut hasil penelitian termasuk sedang dan rendah.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang, hakikat kematangan karier, hakikat masa remaja dan hakikat dunia perguruan tinggi.

A.Kematangan Karier

1. Definisi Kematangan Karier

Super (Manrihu, 1988:26) mengemukakan bahwa kematangan karier adalah daftar perilaku individu tertentu dalam mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karier yang tersedia bagi individu tertentu dalam perbandingannya dengan yang dimiliki oleh kelompok sebayanya; dapat dipandang sebagai taraf rata-rata dalam perkembangan karier bagi usianya.

Super (Zunker, 1986) mengatakan bahwa kematangan karier adalah pemenuhan atau penyelesaian tugas-tugas perkembangan karier sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu. Kematangan karier ditandai dengan adanya kesesuaian antara perilaku karier yang diperlihatkan individu dengan perilaku karier yang seharusnya dilakukan atau diharapkan pada rentang usia perkembangan tertentu (tahap perkembangan karier yang sedang dihadapi individu). Perilaku karier yang diharapkan dari individu dapat disebut juga tugas-tugas perkembangan karier. Apabila perilaku karier yang diperhatikan individu semakin sesuai dengan tugas-tugas perkembangan karier pada setiap tingkat perkembangan karier, berarti tingkat perkembangan karier individu semakin tinggi atau semakin matang. Individu yang memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi pada tahap


(27)

perkembangan karier yang sedang dihadapinya dapat melangkah ke tahap perkembangan karier selanjutnya.

Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa kematangan karier adalah kesuksesan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karier sesuai dengan tahapan tertentu dan kesiapan individu untuk membuat keputusan-keputusan karier dengan tepat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier

Shertzer dan Stone (Winkel dan Hastuti, 2006), menjelaskan gabungan faktor-faktor psikologis, sosiologis, pendidikan fisik, ekonomis, dan kesempatan secara bersama-sama membentuk karier seseorang. Gabungan ini mencakup beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal yang terkait antara lain:

a. Nilai-nilai kehidupan (value), ideal-ideal yang dikejar seseorang dimana-mana dan kapan pun juga. Nilai-nilai merupakan pedoman dan pegangan hidup yang turut membentuk gaya hidup seseorang sampai usia tua.

b. Taraf inteligensi, yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan. Hakikat intelegensi adalah kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis serta obyektif.

c. Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. Sekali


(28)

terbentuk, suatu bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki berbagai bidang pekerjaan tertentu dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam suatu jabatan.

d. Minat yaitu kecenderungan seseorang merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan bergerak dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

e. Sifat-sifat

Ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang seperti, riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.

f. Pengetahuan

Informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri.

g. Keadaan jasmani

Ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, tampan dan tidak tampan, ketajaman pengelihatan, pendengaran baik atau kurang baik, mempunyai kekuatan otot tinggi atau rendah, dan jenis kelamin.

Faktor-faktor eksternal dapat dibedakan yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena bersama-sama menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup. Faktor eksternal mempengaruhi kematangan karier sebagai berikut:


(29)

a. Masyarakat

Lingkungan sosial budaya dimana anak muda dibesarkan serta lingkungan masyarakat disekitar tempat tinggal yang berpengaruh sangat besar terhadap cara pandang keluarga akan sifat dan sikap yang ditanamkan kepada akan-anaknya. Pandangan tersebut mencakup nilai-nilai tinggi rendahnya sebuah pekerjaan serta peran gender dalam sebuah pekerjaan di dalam kehidupan masyarakat.

b. Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah

Laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat menurut stratifikasi golongan sosial ekonomi masyarakat tinggi, sedang, maupun rendah serta pembeda akan terbuka atau tutupnya masyarakat bagi anggota kelompok lain yang berpengaruh pada dunia kerja dimasa yang akan datang. Misalnya orang dewasa muda yang hidup di daerah terbelakang dan berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah, maka kesempatan kerja sangat terbatas dan kurang bervariasi.

c. Status sosial ekonomi keluarga

Tingkat pendidikan orangtua, penghasilan orangtua hingga suku bangsa ini sangat berpengaruh terhadap tingkat pendidikan sosial seseorang akan dunia kerja dimasa yang akan datang.

d. Pengaruh dari anggota-anggota keluarga besar dengan keluarga inti

Orang muda harus menentukan sikapnya sendiri terhadap harapan dan pandangan serta dukungan dalam merencanakan masa depan di dunia kerja dimasa yang akan datang (vocational planning).


(30)

e. Pendidikan sekolah

Pandangan-pandangan yang dikomunikasikan kepada siswa oleh staf tenaga pendidik, pembimbing, dan pengajar mengenai nilai-nilai yang terkadung dalam dunia pekerja serta tinggi rendahnya status sosial jabatan akan kecocokan suatu jabatan kerja dimasa yang akan datang.

f. Pergaulan dengan teman sebaya

Pandangan dan harapan-harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari mendukung kesuksesan seseorang di masa depan di dunia kerja yang diinginkan.

g. Tuntutan-tuntutan yang melekat pada jabatan dan program-program studi atau latihan yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu demi keberhasilan di dunia kerja di masa yang akan datang.

3. Aspek-aspek Kematangan Karier

Aspek kematangan karier berikut ini dirumuskan oleh Donal E. Super, (Nelson-Jones, 1982: 153):

a. Kemandirian karier (career autonomy)

Aspek ini menyangkut sikap dan tindakan individu dalam hal pemilihan karier yang diminati secara mandiri. Individu yang aspek kemandirian kariernya tinggi akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula. Hal ini tampak dalam suatu perasaan positif (perasaan senang, bangga dan mantap) atas pilihan karier yang diminatinya. Selain itu, individu menjalankan pilihan kariernya dengan penuh rasa tanggung jawab. Dengan demikian, pilihan karier yang diminati


(31)

individu cenderung menetap dan tidak terganggu oleh adanya kecemasan dan pengaruh nilai-nilai orang lain.

b. Perencanaan karier (career planfulness)

Aspek ini menyangkut dimensi sikap dan tindakan individu dalam hal perencanaan karier yang disusun secara matang. Aspek ini menunjukan bahwa, individu telah memiliki kesadaran akan beberapa alternatif pilihan karier yang hendak dicapai dimasa mendatang. Mampu membuat perencanaan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan mampu mengidentifikai langkah-langkah/cara-cara yang harus ditempu. Selain itu, individu telah menyadari segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam rangka mewujudkan pilihan karier yang diminatinya.

c. Eksplorasi karir (career exploration)

Aspek ini menyangkut dimensi sikap dan tindakan individu dalam hal menggali informasi mengenai pendidikan, karier, dan pengembangan pribadi-sosialnya. Ini menunjukan bahwa individu telah memiliki suatu perasaan senang, tertarik, dan mau memanfaatkan atau menggunakan berbagai sumber informasi yang terpercaya dari lingkungan pendidikan (sekolah atau universtas) dan masyarakat/komunitas.

d. Pengambilan keputusan karier (career decision-making)

Aspek ini menyangkut dimensi kognitif yang berupa kemampuan individu dalam hal mengambil keputusan karier yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembuatan keputusan karier. Ini berarti individu telah


(32)

memiliki berbagai alternatif pilihan karier, mengidentifikasi berbagai faktor yang menentukan, dan mengembangakan kemampuan untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan, serta mampu memantapkan pilihan karier yang diminatinya.

e. Pengetahuan karier (career knowledge)

Aspek ini mencakup dimensi kognitif berupa pengetahuan karier yang dimiliki individu dalam hal pemilikan informasi mengenai berbagai alternatif pilihan karier yang ada di masyarakat dan informasi tentang pilihan karier yang diminati. Misalnya jenis-jenis jabatan yang dapat ditekuni, persyaratan atau tuntutan yang dibutuhkan, prospek masa depan, dan sebagainya.

f. Realistisnya pemilihan karier (career realism)

Aspek ini mencakup dimensi sikap dan kognitif berupa kemampuan individu untuk realistis dan fleksibel dalam mempertimbangkan pilihan karier yang sesuai dengan kemampuan, minat, sifat-sifat kepribadian dan kesempatan karier yang terbuka bagi dirinya. Dalam hal ini, individu perlu mengidentifikasi langkah-langkah atau cara-cara perbaikan untuk meminimalisir keterbatasannya dan mengidentifikasi kembali berbagai peluang atau kesempatan karier yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan dirinya.


(33)

B.Masa Remaja

1. Definisi Masa Remaja

(Santrock, 2005) masa remaja (adolescence) adalah peralihan masa perkembangan yang berlangsung sejak usia sekitar 10 atau 11, atau bahkan lebih awal sampai masa remaja akhir atau usia dua puluhan awal, serta melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif, dan psikososial yang saling berkaitan.

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mempersiapkan pendidikan dan pekerjaan untuk masa yang akan datang. Salah satu persiapan yang harus dilalui yaitu sekolah. Sekolah adalah pengalaman utama organisasi di kebanyakan hidup remaja. Sekolah menawarkan kesempatan untuk mempelajari informasi, menguasai keterampilan baru, dan mempertajam keterampilan lama untuk mengambil bagian dalam olahraga, kesenian dan aktivitas lain untuk menjelajahi pilihan karier dan untuk berteman. Sekolah memperluas wawasan intelektual dan sosial. Bagi sebagian remaja, pengalaman bersekolah bukanlah kesempatan, tetapi merupakan satu lagi halangan dalam perjalanan menuju kedewasaan.

Adapun pengaruh terhadap motivasi dan pencapaian seorang remaja di sekolah. Remaja yang berprestasi baik di sekolah cenderung untuk tetap bersekolah. Seperti di sekolah dasar, faktor-faktor seperti pengasuhan orangtua, status sosial ekonomi, dan kualitas lingkungan rumah mempengaruhi perjalanan pencapaian di sekolah pada remaja.


(34)

Faktor lain adalah gender, suku bangsa, pengaruh kelompok teman sebaya, kualitas sekolah, dan yang pertama dan utama adalah keyakinan siswa terhadap dirinya sendiri.

2. Tahap Dan Tugas Perkembangan Karier Remaja

Berdasarkan tahap dan tugas perkembangan karier remaja, siswa SMA termasuk dalam fase perkembangan eksplorasi atau eksploration dengan rentang usia sekitar 15-24 tahun, dimana siswa mulai menyempitkan pilihan kariernya dengan menyadari berbagai aspek-aspek yang harus dipertimbangkan untuk mematangkan kematangan kariernya. Berkaitan dengan tugas perkembangan karier remaja yang diajukan oleh Super (Winkel dan Hastuti, 2006:632), adapun tugas perkembangan pada fase eksplorasi atau eksploration ini adalah: 1) Memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperoleh kejelasan

minat karier.

2) Mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang mengarah pada preferensi karier.

3) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor dalam pilihan karier yang harus dipertimbangkan.

4) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

5) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan membedakan minat dan nilai-nilai hidup.


(35)

7) Memiliki kemampuan merumuskan kesukaan yang bersifat umum. 8) Tumbuhnya minat terhadap sesuatu yang relatif menetap.

9) Memilki usaha menggali informasi yang relevan dengan karier yang diminati.

10)Mampu menyusun rencana berkaitan dengan usaha pencapaian karier yang diminati.

11)Bijaksana dalam menyikapi preferensi karier.

C. Pilihan Jurusan di Perguruan Tinggi 1. Definisi Perguruan Tinggi di Indonesia

Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah pendidikan formal.Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Di Indonesia,perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, sekolah tinggi, institit atau universitas. Program pendidikan perguruan tinggi dapat berupa program diploma (D-1, D-2, D-3, D-4), sarjana (S-1), magister (S-2), spesialis, dan sosial (S-3). Perguruan tinggi dapat dapat menyelenggarakan program akademik, politeknik, profesi, dan atau vokasi (kejuruan).

Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program sosial berhak memberikan gelar sosial kehormatan (social honoris causa) kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan,


(36)

atau seni. Sebutan guru besar atau professor hanya digunakan selama yang bersangkutan masih aktif bekerja sebagai pendidik di perguruan tinggi.

Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Rektor Perguruan Tinggi Negeri merupakan pejabat eselon di bawah Menteri Pendidikan Nasional. Selain itu, terdapat perguruan tinggi yang dikelola oleh departemen atau Lembaga Pemerintah Nondepartemen, yang umumnya merupakan perguruan tinggi kedinasan. Berikut ini merupakan gambaran umum mengenai instansi pendidikan:

a. Akademi

Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan professional dalam suatu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau kesenian tertentu. Akademi terdiri atas satu jurusan atau lebih yang menyelenggarakan Program Diploma-1 (D-1), Program Diploma-2 (D-2), dan atau Program Diploma-3 (D-3).

b. Politeknik

Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan professional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Politeknik terdiri atas tiga jurusan atau lebih yang menyelenggakan Program Diploma-1 (D-1), Program


(37)

Diploma-2 (D-2), Program Diploma-3 (D-3), dan atau Program Diploma-4 (D-4).

c. Sekolah Tinggi

Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan professional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, atau kesenian tertentu. Sekolah tinggi terdiri atas dua jurusan atau lebih yang menyelenggarakan Program Diploma-1 (D-1), Program Diploma-2 2), Program Diploma-3 3), dan atau Program Diploma-4 (D-4).Sekolah tinggi yang memenuhi syarat dapat menyelenggarkan Program Spesialis-1 (Sp-1), Program Spesialis-2 (Sp-2), Program Sarjana atau Strata-1 (S-1), Program Magister atau Strata-2 (S-2), dan Program Doktor atau Strata-3 (S-3).

d. Institut

Institut adalah perguruan tinggi yang di samping menyelenggarakan pendidikan akademik dapat pula menyelenggarakan pendidikan profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian sejenis. Institut terdiri atas tiga fakultas atau lebih yang menyelenggarakan Program Sarjana atau Strata-1 (S-1) dan atau Program Diploma dan masing-masing terdiri atas dua jurusan atau lebih yang menyelenggarakan satu atau lebih program studi. Institut yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program Magister atau


(38)

Strata-2 (S-2), Program Doktor atau Strata-3 (S-3), Program Spesialis-1 (Sp-1), dan Program Spesialis-2 (Sp-2).

e. Universitas

Universitas adalah perguruan tinggi yang di samping menyelenggarakan pendidikan akademik dapat pula menyelenggarakan pendidikan professional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian tertentu. Universitas terdiri atas tiga fakultas kelompok IPA dan dua fakultas kelompok IPS atau lebih menyelenggarakan Program Sarjana atau Strata-1 (S-1) dan atau Program Diploma dan masing-masing terdiri atas dua jurusan atau lebih yang menyelenggarakan satu atau lebih program studi. Universitas yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program Magister atau Strata-2 (S-2), Program Doktor atau Strata-3 (S-3), Program Spesialis-1 (Sp-1), dan Program Spesialis-2 (Sp-2).

2. Perguruan Tinggi Negeri, Swasta dan Kedinasan

Selain berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute dan universitas, perguruan di Indonesia dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK). Adapun penjelasan dari ketiga kelompok perguruan tinggi ini sebagai berikut.


(39)

a. Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, khususnya departemen yang bertanggung jawab atas pendidikan tinggi. Untuk memasuki perguruan tinggi negeri, seorang calon mahasiswa diharuskan memiliki ijazah (Surat Tanda Tamat Belajar) SLTA dan lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SPMB: Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Mengingat terbatasnya jumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia, maka tidak setiap orang (lulusan SLTA) berkesempatan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri.

Oleh karena diselenggarakan oleh pemerintah, maka sebagian dana yang diperlukan untuk melaksanakan pendidikan di perguruan tinggi negeri juga berasal dari pemerintah yang diambil dari kas sosial dalam bentuk subsidi. Dengan demikian, biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri yang harus ditanggung masyarakat (mahasiswa) menjadi relatif lebih murah daripada perguruan tinggi swasta. Namun hal ini tidak berlaku lagi bagi perguruan tinggi negeri yang berstatus sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perguruan tinggi negeri BHMN sudah diperkenankan untuk mengelola dana pendidikan secara mandiri dan tidak tergantung pada subsidi pemerintah lagi. Dampaknya, biaya pendidikan menjadi lebih mahal.


(40)

b.Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) adalah satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara PTS yang berbentuk yayasan, perkumpulan sosial atau badan wakaf.Perguruan tinggi swasta memiliki otonomi penuh untuk menyelenggarakan pendidikan sendiri, tidak secara langsung bergantung pada pemerintah.

Jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak. Perguruan tinggi swasta berperan penting dalam mengakomodasi permintaan masyarakat terhadap dunia pendidikan tinggi, akibat terbatasnya jumlah perguruan tinggi negeri yang berkualitas.

c. Perguruan Tinggi Kedinasan (PKT)

Perguruan Tinggi Kedinasan (PKT) adalah satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh menteri pemimpin Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) PTK juga dapat dikelompokan menjadi PTK negeri dan PTK swasta.

3. Memilih Jurusan atau Program Studi

Memilih jurusan atau program studi di perguruan tinggi tidak boleh dilakukan sembarangan dan asal-asalan, sebab kesalahan memilihnya akan berakibat tidak baik terhadap prestasi dan masa depan yang diinginkan. Pertimbangan yang digunakan untuk memilih jurusan atau program studi di Perguruan Tinggi sebenarnya tidak jauh beda dengan saat memilih jurusan atau program studi di kelas XI, misalnya:


(41)

a. Minat dan kemampuan pribadi b. Prestasi akademik selama di SMA c. Hasil tes psikologi

d. Kemampuan sosial ekonomi keluarga atau orang tua wali e. Lokasi, letak, akomodasi ke perguruan tinggi, dan lain-lain.

4. Masalah-masalah Siswa dalam Memilih Jurusan atau Program Studi di Perguruan Tinggi

Pengambilan keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi harus didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang lebih matang, mengingat masalah yang akan dihadapi akan jauh lebih besar dan rumit. Salah satu pertimbangan yang perlu diperhitungkan adalah sudah sejauh mana informasi yang diperoleh untuk memasuki dunia perguruan tinggi yang diinginkan. Tanpa informasi yang baru dan komprehensif tentang perguruan tinggi yang akan dimasuki, sulit menentukan langkah-langkah lebih lanjut yang harus diambil untuk mewujudkan keputusan tersebut. Ada lima masalah yang sering dialami siswa SMA ketika ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (Winkel dan Hastuti, 2013):

a. Siswa masih mengalami kebingungan di kelas XI menjelang mengambil keputusan pilihan program studi di kelas XII dan di kelas XII menjelang pemilihan program studi lanjutan.

b. Terdapat indikasi bahwa pilihan program studi pada akhir kelas XI tidak selalu didasarkan pada pertimbangan mengenai program studi


(42)

yang selaras di perguruan tinggi dan mengenai jabatan/ pekerjaan yang dibayangkan.

c. Tampak beberapa gejala banyak siswa terpengaruh oleh cara berpikir konsumtif, dalam arti ingin memiliki produknya tetapi kurang menaruh perhatian pada proses yang harus dilalui untuk memperoleh produk itu.

d. Cara berpikir siswa yang menuntut supaya tawaran program studi di perguruan tinggi disesuaikan dengan keinginannya, daripada siswa menyesuaikan diri dengan tuntutan menimbah ilmu dan berani menghadai tantangan.

e. Tampak variasi besar dalam taraf kematangan karier di antara siswa-siswa, dari yang siap untuk mengambil keputusan yang cukup mengikat tentang masa depannya, sampai yang masih belum jelas tentang nilai-nilai kehidupan yang dianutnya dan cita-cita masa depan yang ingin dikejarnya.

D. Bimbingan Karier di SMA

1. Pengertian Bimbingan Karier

Bimbingan karier (Thayeb Manrihu, 1992) adalah suatu proses bantuan, layanan, dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja) agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya untuk menentukan pilihannya dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang


(43)

paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/ karier yang dipilihnya.

2. Tujuan Bimbingan Karier

Penekanan-penekanan utama dalam aktifitas-aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang independen, dan keterarahan individu-individu kepada tujuan. Dalam hubungan dengan itu, secara umum (Thayeb Manrihu, 1992) merekomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas-aktivitas bimbingan karier di sekolah menengah sebagai berikut:

a. Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih khusus dari tujuan-tujuan karier.

b. Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna mengimplementasikan tujuan-tujuan karier.

c. Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah lanjutan, dengan latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut diperguruan tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar kepada kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus.

Ada juga tujuan bimbingan karir di SMA. Herr (Thayeb Manrihu, 1992), mengemukakan tujuan-tujuan bimbingan karier di SMA yang dapat membantu siswa belajar untuk:


(44)

a. Menunjukan hubungan antara hasil belajar, nilai-nilai, preferensi-preferensi, aspirasi-aspirasi pendidikan, dan preferensi-preferensi kariernya.

b. Menganalisis kompetensi pribadi dalam keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk preferensi-preferensi karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterempilan-keterampilan tersebut.

c. Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi-konsekuensinya.

d. Siap untuk memenuhi syarat memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai dengan pendidikan kooperatif atau dengan latihan dalam jabatan.

e. Siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi, perdagangan atau perusahan).

f. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen.

g. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu luang.

h. Secara sistematis mengetes realitas preferensi-preferensi karier dan menghubungkannya dengan hasil belajar setiap mata pelajaran, kerja part-time, atau aktivitas-aktivitas ekstrakulikuler.


(45)

i. Mengidentifikasi alternatif cara-cara mencapai tujuan pendidikan atau okupasional yang diinginkan jika pilihan-pilihan yang disukai tidak tersedia.

j. Menggambarkan bentuk-bentuk utama meneruskan pendidikan sesudah sekolah lanjutan (misalnya: magang, latihan dalam jabatan, kursus korespondensi, sekolah militer, perguruan tinggi), dan mencatat yang paling berhubungan dengan preferensi-preferensi karier.

k. Mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk masuk sesudah sekolah lanjutan.

l. Membuat estimasi-estimasi akurat tentang sifat-sifat pribadi, prestasi-prestasi dan mengemukakan hal-hal secara efektif sebagai rangkuman wawancara okupasional atau pendidikan.

m. Mengembangkan rencana-rencana khusus untuk mengimplementasikan tujuan karier

n. Melaksanakan rencana karier.

3. Masalah dalam Bimbingan Karier

Banyak siswa beranggapan bahwa bimbingan karier tidak berguna karena tidak menghasilkan nilai dalam buku rapor. Anggapan yang demikian dapat menimbulkan rasa malas untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa, sampai ada yang memboikot, misalnya dengan membawa pekerjaan lain atau mengisi waktu berdiskusi dengan topik yang lebih menyenangkan. Kesulitan ini


(46)

semakin terasa bila bimbingan karier tidak terjadwalkan sebagai jam pertemuan rutin dan hanya diberikan secara acak pada jam-jam yang kebetulan kosong. Kesulitan ini diperbesar lagi seandainya ada guru-guru yang melontarkan kritik negatif tentang bimbingan karier dihadapan siswa. Tantangan yang dihadapi oleh guru BK di sekolah ialah menyadarkan siswa bahwa ada kegiatan di sekolah yang dapat berguna bagi masa depannya tanpa mendapat imbalan dalam bentuk niai rapor, memperoleh dukungan dari pemimpin sekolah dan staf guru, serta merencanakan rangkaian kegiatan yang menarik dan mengandung variasi. Namun seandainya bimbingan karier di kelas tidak berjalan sebagaimana diharapkan, kesalahannya tidak dapat begitu saja ditimpakan pada tenaga bimbingan. Barangkali suasana di sekolah, tidak terjadwalkan jam pertemuan untuk bimbingan karier, dan sikap negatif yang terlanjur dimiliki oleh para siswa, menimbulkan kendala-kendala yang perlu disingkirkan dahulu.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dan digunakan untuk meneliti populasi tertentu, mengumpulkan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik (Sugiyono, 2013: 8). Data yang dihasilkan dari penelitian tersebut berupa angka (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur secara cermat terhadap fenomena sosial mengenai Kematangan Karier pada Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama Tahun Ajaran 2016/2017 dalam Memasuki Dunia Perguruan Tinggi dan Implikasinya pada Usulan Topik-topik Bimbingan Karier.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Katolik Lamaholot Witihama, Kecamatan Adonara Timur, Kab. Flores Timur. Waktu yang peneliti gunakan untuk menyusun instrumen penelitian sampai pada penyebaran angket pada bulan Februari- Juli akhir. Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Jumad, 31 Maret 2017 pukul 08.00 WITA.


(48)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini, subjek yang dipilih untuk diteliti adalah siswa kelas XII, karena pada masa tersebut merupakan masa peralihan dari remaja awal ke remaja akhir atau dewasa awal. Selain itu, subjek penelitian tersebut juga merupakan hasil pertimbangan antara peneliti bersama pihak sekolah dimana siswa-siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama banyak mengalami persoalan seperti kebingungan, kurang motivasi dan kurang informasi terkait perguruan tinggi dalam melakukan serta memilih suatu keputusan ketika ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi (kuliah). Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan 3 kelas, yaitu kelas XII IPA, XII Bahasa, dan kelas XII IPS. Semua anggota populasi penelitian dijadikan sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian populasi. Jumlah populasi siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tahun ajaran 2016/2017 adalah sebanyak 65 siswa yang terdiri dari 3 kelas seperti yang disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No Kelas Jumlah

1 XII IPA 19

2 XII Bahasa 23

3 XII IPS 23


(49)

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket kematangan karier. Kuesioner/ angket kematangan karier yang dibagikan kepada seluruh siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama tersebut disusun sendiri oleh peneliti dengan dibantu oleh dosen pembimbing. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat atau mengungkap bagaimana kematangan karier siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama dengan rentang usia berkisar 18–21 tahun. Kuesioner/angket ini dibuat berdasarkan aspek-aspek kematangan karier siswa SMA.

Kuesioner yang disusun oleh peneliti mengacu pada prinsip-prinsipskala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134). Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner kematangan karier ini terdiri dari pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable. Pernyataan positif atau favourable merupakan konsep keperilakuan yang sesuai atau mendukung atribut/ variabel yang diukur. Sedangkan pernyataan negatif atau unfavourable yaitu konsep keperilakuan yang tidak sesuai/ tidak mendukung atribut/ variabel yang diukur.


(50)

2. Kisi-kisi Kuesioner

Kisi-kisi item kuesioner Kematangan Karier disusun berdasarkan aspek-aspek kematangan karier siswa SMA. Kuesioner ini memuat 55 butir item pernyataan; terdapat item pernyataan positif dan pernyataan negatif .Kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel 3.2 dan lampiran 1.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Karier

Aspek Indikator Nomor item Juml ah (+) (-)

Kemandirian Karier

1. Memiliki kepercayaan diri atas pilihan jurusan di perguruan tinggi.

2. Memilih pilihan jurusan di perguruan tinggi dengan penuh rasa tanggungjawab.

1, 7 6, 19 4

Perencanaan Karier

1. Memiliki kesadaran akan adanya

hubungan antara hari ini dan masa depan. 2. Memiliki kesadaran akan berbagai

kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam pemilihan

3. Membuat perencanaan jurusan studi lanjut yang sesuai dengan jurusan di SMA. 4. Melakukan berbagai langkah/cara untuk

mewujudkan pilihan jurusan studi lanjut yang sesuai dengan jurusan di SMA. 5. Memiliki kesadaran akan segala

kemungkinan yang mempengaruhi pemilihan jurusan studi lanjut yang sesuai dengan jurusan di SMA.

2, 24, 3, 50, 46 8,51, 20, 29, 44, 37, 52 12 Eksplorasi Karier

Memanfaatkan atau menggunakan

berbagai sumber informasi yang terpercaya

54, 38, 4, 27 32, 55, 42 7 Pengambilan Keputusan Karier

1. Memiliki kesadaran akan adanya berbagai macam alternatif pilihan jurusan studi lanjut yang sesuai dengan jurusan di SMA 2. Memiliki kesadaran akan adanya banyak

faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan jurusan studi lanjut yang sesuai dengan jurusan di SMA .

3. Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan.

4. Memantapkan pilihan jurusan studi lanjut yang sesuai dengan jurusan di SMA.

5, 47, 26, 13, 18, 48,

16 25, 9, 39, 33, 14, 53, 10, 12, 40 16 Pengetahuan Karier

1. Mengetahui berbagai alternatif pilihan jurusan studi lanjut yang sesuai dengan jurusan di SMA.

2. Mengetahui informasi mengenai data dan fakta yang berkaitan dengan pemilihan jurusan studi lanjut.

30,45, 49, 21

34, 11, 31, 15


(51)

Realististisnya Pemilihan Karier

1. Menyadari keterbatasan kemampuan dan karakteristik kepribadian.

2. Mengidentifikasi langkah-langkah atau cara perbaikan untuk meminimalisir keterbatasan diri.

3. Mengidentifikasi kembali berbagai peluang atau kesempatan memasuki jurusanstudilanjut yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan diri.

23, 41, 35, 43, 36, 28

17, 22 8

Total 28 27 55

3. Pemberian Skor

Instrumen penelitian ini menyediakan empat alternatif jawaban. Jawaban dimaksud yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Responden/ siswa SMA tersebut diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuesioner Kematangan Karier dengan memilih salah satu alternatif

jawaban dengan cara memberi tanda (√) pada lembar jawab yang

telah disediakan.

Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Pada penjumlahan masing-masing item kuesioner penelitian dapat diketahui tingkat Kematangan Karier pada subjek penelitian ini.Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat Kematangan Karier siswa SMA Katolik Lamaholot Witihama. Norma skoring yang dikenakan sebagai berikut yang disajikan dalam tabel 3.3:


(52)

Tabel 3.3

Norma Skoring Kuesioner Kematangan Karier

Alternatif jawaban Skor

Favourable

Skor

Unfavourable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS)

1 4

E.Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2017, 08.00-09.30 WIB. Uji coba kuesioner ini melibatkan 29 siswa kelas XII IPS 1 SMA Katolik Lamaholot. Jumlah kuesioner yang dibagikan 29 ekslempar dan kembali semua. Kuesioner ini diuji coba dengan maksud membuat kuesioner valid dan reliabel.

1. Validitas

Validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat tes mampu mengukur apa yang seharusnya di ukur (Masidjo, 1995:242). Validitas suatu alat ukur dalam suatu penelitian sangat diperlukan, karena melalui pengujian validitas, dapat diketahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud atau tujuan dilakukannya pengukuran tersebut. Alat ukur yang valid adalah yang memiliki varians skor yang kecil, sehingga


(53)

angka yang dihasilkannya dapat di percaya sebagai angka yang

“sebenarnya” atau angka yang mendekati keadaan sebenarnya

(Azwar, 2007).

Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian yang peneliti pakai ialah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgment (Azwar, 2007). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Untuk menguji validitas instrumen secara empirik dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus kolerasi Product- Moment dari pearson. Adapun perhitungan rumus Product-Moment adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: Kolerasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir. : Jumlah subjek

: Skor sub total kuesioner

: Skor total butir-butir kuesioner

: Hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistik versi 22. Perhitungan dengan SPSS menggunakan


(54)

patokan r ≥ 0,30. Jika koefisien kolerasinya > 0,30 maka item yang

bersangkutan dinyatakan “Valid”. Jika koefisien kolerasinya < 0,30

maka item yang bersangkutan dinyatakan “Tidak Valid”. Hasil uji coba kuesioner kematangan karier siswa disajikan dalam tabel 3.4 dan pada lampiran 2.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kematangan Karier

No Aspek Nomor

Item Nomor Item Valid Nomor Item Tidak Valid Jumlah

1 Kemandirian Karier

1, 6, 7, 19 1,6,7, 19 - 4

2 Perencanaan Karier

2, 8, 51, 24,20, 3, 50, 29, 44,

37,52, 46

2, 24, 20, 3, 50, 29, 44, 37,52,

46

8,51 12

3 Eksplorasi Karier 54, 38, 4, 27, 32, 55,

42

54, 38, 27, 32, 55

4, 42 7

4 Pengambilan Keputusan Karier 5, 25, 47,26, 9, 39,33, 14, 13,53, 10,18, 48, 16, 12, 40

5, 25, 47, 26, 9, 39, 33, 14, 13, 53, 10, 18,

12

48, 16, 40

16

5 Pengetahuan Karier

30, 45, 49, 34, 11, 21,

31, 15

30, 49, 34, 11, 21, 31,

15

45 8

6 Realistisnya Pemilihan Karier

23, 41, 17, 35, 43, 36,

28, 22

23, 41, 17, 35, 43, 22

36, 28 8

Total 55 45 10 55

Dari 55 butir soal yang diuji, terdapat 10 butir soal yang tidak valid sedangkan 45 butir soal yang lain valid. Dari 45 item yang sudah valid tersebuat tidak dilakukan revisi karena setiap penyataan/item masih


(55)

lengkap diwakili setiap indikatornya. Oleh karena itu, 45 butir soal yang valid ini langsung digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2007:176). Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

α ꞊ 2[1-

Keterangan rumus:

² dan ² : Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 ² : Varians skor skala

Koefisien reliabilitas berada pada rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati 1,00 menandakan semakin reliabelnya instrumen yang digunakan. Untuk memperoleh hasil perhitungan koefisien reliabilitas yang akurat, peneliti menggunakan komputer dengan bantuan program IBM SPSS Statistik 22 menghasilkan angka 0,933. Dengan hasil yang demikian, alat ukur yang digunakan termasuk reliabel. Hasil perhitungan taraf reliabilitas penelitian dapat dilihat pada tabel 3.5.


(56)

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.933 45

Hasil perhitungan reliabilitas tersebut dikonsultasikan dengan kriteria Guilford. (Masidjo, 1995: 209) yang di sajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Guilford

No. Koefisien Kolerasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71- 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 negatif – 0,20 Sangat Rendah

Bedasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas alat penelitian ini sangat tinggi (0,91-1,00) artinya dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

F.Teknik Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Mempelajari buku-buku kematangan karier

b. Menyusun kuesioner tentang kematangan karier dengan mengikuti beberapa langkah yaitu:

1) Mendefinisikan dan menetapkan variabel penelitian.

2) Memasukan dan menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek-aspek dan indikator kematangan karier.

3) Menyusun dan membuat item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator kematangan karier yang telah dibuat.


(57)

4) Meminta surat pengantar untuk melaksanakan penelitian di SMA Katolik Lamaholot Witihama dari Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

5) Bertemu dengan Kepala Sekolah dan Guru BK SMA Katolik Lamaholot Witihama untuk mendapatkan izin penelitian dan melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

6) Mendiskusikan kuesioner dan mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah (Kepala Sekolah dan Guru BK SMA Katolik Lamaholot Witihama).

7) Melaksanakan penelitian di SMA Katolik Lamaholot Witihama kelas XII IPS, kelas XII IPA, kelas XII Bahasa.

8) Pengumpulan data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner kematangan karier.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di tiga kelas dalam satu hari pada hari Jumat tanggal 31 Maret 2017, dengan pembagian waktu yang berbeda. Pengambilan data pertama dilakukan di kelas XII IPS pada jam 07.00- 08.00. Pengambilan data kedua dilakukan di kelas XII IPA pada jam 08.30- 09.30. Pengambilan data ketiga dilakukan di kelas XII Bahasa pada jam 11.00-12.00. Jumlah subjek penelitian sebanyak 65 siswa. Dalam pengambilan data, peneliti tetap mendampingi siswa di dalam kelas, agar peneliti dapat menjelaskan secara langsung kepada siswa jika ada pernyataan yang dianggap


(58)

kurang jelas. Proses pengisian kuesioner berjalan dengan lancar, terkesan serius dan tidak terburu-buru dalam pengisian kuesioner.

G.Teknik Analisis Data

Sugiyono (2012:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Menetukan skor dan pengolahan data

Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable. Norma skoring untuk pernyataan positif (favorable) adalah Sangat Sesuai= 4, Sesuai= 3, Tidak Sesuai= 2, Sangat Tidak Sesuai= 1. Sebaliknya untuk norma skoring negatif (unfavorable) adalah Sangat Sesuai= 1, Sesuai= 2, Tidak Sesuai= 3, Sangat Tidak Sesuai= 4.

2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010 kemudian diolah dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistik versi 22 guna untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.


(59)

3. Menentukan kategori tingkat kematangan karier siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009:107). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai sangat tinggi.

Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh (Azwar, 2009:108) yang mengelompokan tingkat kematangan karier siswa kelas XII SMA Katolik Witihama ke dalam lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut yang disajikan pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Norma Kategorisasi Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama

Norma/ Kriteria Skor Kategori

µ + 1,5 σ < X Sangat tinggi

µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ Tinggi

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ Sangat rendah

Keterangan:

a. Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala.

b. Skala minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala.


(60)

c. Standar deviasi (σ/ sd) : luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran.

d. µ (mean teoritik) : rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum

4. Mencari patokan yang digunakan dengan mencari X maksimal teoritik dan X minimum teoritik, standar deviasi, dan mean teoritik. Perhitungan kategori dalam pengelompokan tinggi rendah Tingkat Kematangan Karier Siswa Kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama yang jumlah 45 butir item, diperoleh unsur perhitungan skor capaian subjek sebagai berikut:

a. X maksimum teoritik : 4 x 45 = 180 b. X minimum teoritik : 1 x 45 = 45 c. Luas jarak : 180 - 45=135

d. σ (standar deviasi) : 135 : 6= 22,5

e. µ (mean teoritik) : (180+ 45): 2= 112,5

Setelah melakukan perhitungan, maka akan diperoleh kategori skala. Kategori skala perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat kematangan karier siswa kelas XII SMA Katolik Lamaholot Witihama sebagai berikut yang disajikan pada table 3.8.


(1)

Lampiran 5: Tabulasi Data

responden item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41 item42 item43 item44 item45 skortotal

1 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 2 3 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 144

2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 1 4 2 1 4 4 4 2 3 2 4 4 2 2 2 2 136

3 4 3 3 2 3 4 4 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 131

4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 131

5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 4 1 4 3 4 4 2 3 4 2 3 4 3 1 4 4 4 3 1 3 4 3 3 3 4 4 3 3 1 3 4 2 139

6 3 4 4 4 1 3 2 1 2 1 3 1 2 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 117

7 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 2 3 3 3 135

8 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 144

9 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 134

10 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 140

11 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 144

12 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 1 3 4 4 2 4 4 2 3 2 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 149

13 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 145

14 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 3 2 4 4 3 3 1 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 129

15 4 2 2 4 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 2 1 2 4 4 4 2 2 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 133

16 3 3 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 4 4 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 1 114

17 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 131

18 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 126

19 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 3 2 4 4 3 3 1 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 4 128

20 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 2 1 3 3 4 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 156

21 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 1 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 2 1 3 2 134

22 4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 132

23 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 1 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 2 1 3 2 134

24 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 129

25 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 1 2 3 4 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 1 134

26 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 132

27 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 1 2 1 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 2 4 134

28 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 139

29 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 126

30 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 1 4 4 1 4 4 3 3 2 2 3 2 120

31 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 1 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 147

32 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 1 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 1 4 4 2 2 3 4 146

33 4 4 4 4 1 4 2 3 3 3 4 3 1 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 4 2 4 1 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 4 135

34 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 1 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 151

35 4 4 4 4 2 4 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 135

36 3 3 2 4 1 2 2 2 2 2 1 1 3 1 4 2 2 2 2 3 1 4 3 3 4 4 2 1 2 4 4 1 1 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 112

37 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 4 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 4 2 4 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 124

38 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 2 3 1 3 4 3 2 3 4 3 4 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 135

39 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 1 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 4 3 4 142

40 3 4 3 3 3 3 4 2 4 2 1 4 1 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 1 4 4 3 1 3 2 4 1 4 4 3 3 4 1 2 1 4 124

41 4 4 4 4 2 3 2 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 1 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 138

42 4 4 4 4 2 4 4 1 3 2 3 3 2 2 4 2 1 2 1 4 2 4 3 3 3 3 1 2 4 4 4 1 3 4 4 2 4 3 2 4 2 1 2 2 3 126

43 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 2 4 1 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 4 140

44 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 2 4 1 4 2 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 4 3 4 139

45 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 2 1 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 126

46 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 133

47 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 1 3 2 3 3 2 3 4 3 4 2 2 2 3 4 1 4 3 4 1 3 3 3 4 3 2 2 2 4 132

48 3 3 3 4 2 4 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 135

49 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 1 2 3 4 136

50 4 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 1 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 4 123

51 4 2 4 3 1 4 1 2 3 2 4 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 1 4 4 3 3 1 2 1 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 3 2 1 2 2 4 117

52 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 1 3 124

53 3 3 4 4 1 3 4 2 4 3 3 1 2 1 2 1 4 1 1 2 3 3 3 4 4 3 2 1 2 4 3 4 2 2 4 3 3 2 4 4 2 1 2 2 1 117

54 3 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 1 2 123

55 4 4 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 1 4 4 4 3 2 3 3 3 1 2 2 2 4 127

56 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 143

57 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 1 2 1 4 3 2 3 3 3 2 126

58 2 4 4 3 1 4 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 136

59 3 3 4 3 2 3 1 3 3 1 3 1 3 3 4 1 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 1 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 1 1 4 2 119

60 3 4 3 3 1 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 1 2 2 2 121

61 4 4 4 2 3 2 3 1 3 3 4 3 4 4 4 1 1 3 2 4 1 4 1 4 2 4 1 3 4 4 2 1 4 1 4 2 1 2 4 4 4 2 1 4 4 127

62 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 144

63 3 4 4 4 3 4 4 2 3 2 4 1 1 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 2 2 3 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 132

64 3 4 4 3 1 3 4 3 4 2 3 2 1 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 1 3 2 4 3 3 3 4 4 2 1 2 2 4 128

65 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 1 3 2 4 3 3 4 4 3 1 3 3 3 1 4 4 1 3 128


(2)

Lampiran 6: Hasil Perhitungan Validitas

ITEM R. HITUNG KEPUTUSAN

item1 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .726**

N .000

item2 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .435*

N .018

item3 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .481**

N .008

item4 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .103

N .596

item5 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .541**

N .002

item6 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .426*

N .021

item7 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .647**

N .000

item8 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .295

N .120

item9 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .744**

N .000

item10 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .654**

N .000

item11 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .510**

N .005

item12 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .494**

N .006

item13 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .412*

N .026


(3)

Sig. (2-tailed) .624** Valid

N .000

item15 Pearson Correlation 29 Valid

Sig. (2-tailed) .482**

N .008

item16 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .055

N .778

item17 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .744**

N .000

item18 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .668**

N .000

item19 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .541**

N .002

item20 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .506**

N .005

item21 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .415*

N .025

item22 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .416*

N .025

item23 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .435*

N .018

item24 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .382*

N .041

item25 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .642**

N .000

item26 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .493**

N .007

item27 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .592**

N .001

item28 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .295


(4)

item29 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .510**

N .005

item30 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .545**

N .002

item31 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .669**

N .000

item32 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .555**

N .002

item33 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .477**

N .009

item34 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .520**

N .004

item35 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .387*

N .038

item36 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .242

N .207

item37 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .383*

N .040

item38 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .594**

N .001

item39 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .377*

N .044

item40 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .055

N .778

item41 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .740**

N .000

item42 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) -.018

N .926

item43 Pearson Correlation 29


(5)

N .003 Valid

item44 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .674**

N .000

item45 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .103

N .596

item46 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .578**

N .001

item47 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .396*

N .033

item48 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .034

N .863

item49 Pearson Correlation 29

Sig. (2-tailed) .394* Valid

N .034

item50 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .578**

N .001

item51 Pearson Correlation 29

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .242

N .207

item52 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .503**

N .005

item53 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .586**

N .001

item54 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .600**

N .001

item55 Pearson Correlation 29

Valid

Sig. (2-tailed) .508**


(6)

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24