2.3.3. Epilepsi Tak Tergolongkan
Tidak semua jenis kejang dapat diklasifikasikan seperti epilepsi parsial dan epilepsi umum. Epilepsi tak tergolongkan khususnya terjadi pada masa neonatus
dan bayi.
27
2.4. Penyebab Epilepsi
20,24
a. Idiopatik Penyebab tidak diketahui
Epilepsi idiopatik
seringkali menunjukkan
predisposisi genetik.
28
Penyebabnya tidak diketahui meliputi ±50 dari penderita epilepsi anak, biasanya pada usia lebih dari 3 tahun.
20
b. Simtomatik Penyebab diketahui
b.1 Kelainan Kongenital Kelainan kongenital dapat terjadi karena kromosom ab-normal, radiasi,
obat-obat teratogenik, infeksi intrapartum oleh toksoplasma, cytomegalovirus, rubela dan treponema. Biasanya terjadi pada kelompok usis 0-6 bulan.
6
b.2. Infeksi Risiko akibat serangan epilepsi bervariasi sesuai dengan tipe infeksi yang
terjadi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis, ensefalitis, dan terjadinya abses serta infeksi lainnya.
6
Epilepsi dapat terjadi karena adanya infeksi virus, bakteri, parasit dan abses otak yang frekuensinya sampai 32. Sering terjadi pada kelompok anak-anak
sampai remaja.
20
Universitas Sumatera Utara
b.3. Trauma Kepala Trauma kepala merupakan penyebab terjadinya epilepsi yang paling
banyak.
6
Trauma kepala dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Kejang-kejang dapat timbul pada saat terjadi cedera kepala atau baru terjadi 2-3 tahun
kemudian.
31
b.4. Tumor Tumor otak adalah massa sel-sel tidak normal yang tersebar di dalam otak.
Tumor yang menyerang otak bisa berupa sel primer berasal dari otak , central nervous system, selaput pembungkus otak selaput meningen atau metastatis
penyebaran ke otak dari bagian tubuh lain. Tumor otak sering terjadi pada usia muda.
32
b.5.Gangguan Vaskular Penderita epilepsi oleh karena gangguan vaskular lebih sering diderita oleh
lansia lanjut usia. Penyebabnya karena adanya serangan stroke yang mengganggu pembuluh darah di otak atau peredaran darah di otak yang dapat
menimbulkan kejang.
31
b.6. Gangguan Metabolik Serangan epilepsi dapat terjadi dengan adanya gangguan pada konsentrasi
serum glukose, kalsium, magnesium, potassium, dan sodium.
6
Gangguan metabolik, hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia,dan defisiensi piridoksin.
Hipokalsemia dapat disebabkan oleh asfiksia diabetes, prematuritas, bersamaan dengan hipomagnesemia. Hiponatremia dapat ditemukan pada asfiksia. Defesiensi
Universitas Sumatera Utara
piridoksin pada kelainan genetik atau penyakit metabolisme disertai peningkatan piridoksin.
20
2.5. Pencetus Epilepsi Dengan Riwayat Epilepsi