Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar. Pembelajaran dapat dikatakan juga sebagai upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, SMA Negeri 1 Wuryantoro masih belum bisa mencapai salah satu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan terutama pada hasil belajar materi Invertebrata untuk kelas X 1. Memilih kelas X 1 karena tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi beragam atau tidak merata, siswa masih pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, namun kelas mudah untuk diarahkan atau dikendalikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Pemahaman terhadap konsep- konsep esensial pada mata pelajaran biologi untuk materi invertebrata dapat dikatakan masih rendah karena nilai rata-rata siswa 72 atau masih dibawah KKM, dimana KKM mata pelajaran biologi pada tahun pelajaran 2013 2014 yang lalu dan tahun pelajaran sekarang adalah 75. Jumlah peserta didik yang sudah mencapai KKM untuk tahun lalu sekitar 40 . Materi Invertebrata menjadi salah satu materi yang tidak diminati siswa karena banyak klasifikasi atau kelasnya dan siswa harus bisa mengidentifikasi masing-masing kelas serta mengenali nama spesies. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru SMA Negeri 1 Wuryantoro pada materi ini adalah dengan gambar. Hasil observasi awal yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran Biologi di kelas, siswa tampak bersemangat mengikuti pembelajaran diawal namun di tengah jam pelajaran mereka tampak bosan dan kurang bersemangat. Siswa banyak yang mengeluh jika ditugaskan menggambar siklus hidup atau anatomi salah satu spesies karena terlalu sering. Media belajar yang digunakan dalam pembelajaran materi Invertebrata kurang bervariasi karena hanya menggunakan sedikit gambar dalam buku cetak dan LKS saja tanpa melihat secara langsung bentuk hewan aslinya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah dan diskusi, namun lebih banyak didominasi ceramah, tidak ada pertanyaan dari siswa saat guru menanyakan adakah materi yang belum jelas, jika guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari siswa cenderung diam saja kurang antusias untuk mencari jawabannya atau mencoba untuk menjawab. Kegiatan pembelajaran untuk materi Invertebrata juga terdapat kegiatan praktikum meskipun tidak semua filum ada praktikumnya. Kegiatan praktikum yang dilakukan kurang maksimal karena siswa masih kesulitan untuk mengidentifikasi dan menggambar anatomi tubuh spesies sehingga untuk mendapatkan data hanya melihat tampilan slide tentang anatomi tubuh spesies tersebut. Kurang bervariasinya media dan metode belajar berpengaruh terhadap minat belajar siswa sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Siswa juga akan menjadi pribadi yang pasif, hanya menerima apa yang disampaikan guru tanpa memiliki inisiatif untuk mengetahui sendiri lebih dalam tentang materi yang dipelajari. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikannya dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan otonomi kepada lembaga pendidikan. Melalui KTSP diharapkan dapat mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum, model pengelolaan kurikulum yang sentralistis membuat guru-guru tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kurikulum baik dalam tataran ideal maupun dalam tataran operasional. Akibatnya apa yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya di setiap sekolah daerah adalah sama. Dewasa ini banyak sekolah perkotaan yang sudah memiliki fasilitas belajar yang canggih seperti adanya proyektor di setiap kelas, alat-alat praktikum atau alat pendukung kegiatan pembelajaran lainnya yang sudah canggih, namun sekolah-sekolah yang jauh dari kota kabupaten atau di pedesaan umumnya belum memilki alat-alat pendukung pembelajaran yang memadai sesuai jumlah siswa sehingga cara penyampaian materi antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain tidak bisa disamakan Sanjaya, 2010. Kurikulum KTSP memiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya, namun pada kenyataannya masih ditemukan guru yang memiliki posisi sentral dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa cenderung pasif, maka perlu adanya perubahan untuk lebih mengaktifkan siswa dengan membangkitkan semangat dan minatnya, salah satunya dari segi media belajar yang digunakan. Oleh karena itu, diadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wuryantoro melalui permainan kartu kwartet pada materi invertebrate. Media yang baik untuk merangsang belajar adalah dengan pengalaman langsung yang artinya menggunakan seluruh panca indra, salah satu contoh media pembelajaran dengan pengalaman langsung adalah permainan. Permainan merupakan media yang digunakan untuk memperoleh kesenangan sekaligus pengetahuan, para siswa akan memberi makna sendiri pada permainannya dan melakukan pengontrolan sendiri terhadap kegiatan yang dilakukan. Permainan kartu kwartet termasuk dalam permainan menguji karena para pemainnya harus berkonsentrasi, mengamati, berfikir, untuk melengkapi kartunya berdasarkan beberapa kaegori yang ditentukan agar bisa menjadi pemenang. Materi Invertebrata memiliki banyak kelas, jenis spesies yang beragam dan ciri-ciri dari semua kelasnya harus dapat dimengerti atau dikuasi oleh siswa sehingga permainan kartu kwartet akan membantu siswa untuk mengidentifikasi serta mengingat tentang materi tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MAJALAH BIOSMART INVERTEBRATA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

3 25 141

Efektifitas penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi: studi eksperimen pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Sewon.

0 3 163

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (tsts) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-F pada materi hewan invertebrata di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.

9 31 313

Pemanfaatan media permainan monopoli untuk mengukur minat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-G SMA Negeri 4 Yogyakarta pada materi invertebrata.

1 11 229

Efektifitas penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi studi eksperimen pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Se

0 2 161

Pemanfaatan media permainan monopoli untuk mengukur minat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas X G SMA Negeri 4 Yogyakarta pada materi invertebrata

0 7 227

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KARTU PINTAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PIYUNGAN.

2 6 298

PENGARUH MEDIA KARTU ISOMER BERGAMBAR PADA MATERI HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ALALAK

0 0 7

UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI MINYAK BUMI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 20122013

0 1 21

PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA SWASTA KARANU WAIKABUBAK SUMBA BARAT PADA MATERI INVERTEBRATA SKRIPSI

0 8 278