C. Pembahasan
1. Minat Siswa
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas Slameto, 2010. Perubahan minat siswa untuk belajar Biologi
menggunakan kartu kwartet dilihat dari hasil kuisioner dan hasil observasi serta data pendukung dari wawancara kepada beberapa siswa. Dalam
penelitian ini diharapkan terjadi peningkatan minat siswa terhadap pelajaran Biologi secara khusus dilihat dari keterlibatan secara kognitif dan keaktifan
selama proses pembelajaran. Hasil kuisioner menunjukkan hasil yang baik karena dari 5 kategori
yang digunakan sebagai indikator hanya dua kategori yang muncul yaitu berminat dan sangat berminat. Terjadi peningkatan minat siswa dari siklus I
ke siklus II yaitu sebesar 12,5 untuk kategori siswa sangat berminat, sehingga dari hasil kuisioner dapat dikatakan bahwa siswa berminat untuk
belajar menggunakan kartu kwartet. Hasil kuisioner ini didukung dengan hasil pengamatan atau observasi tingkah laku siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran, data observasi yang telah dianalisa menunjukkan bahwa siswa berminat dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
karena dari data yang diperoleh 100 dinyatakan masuk dalam kriteria tinggi yang artinya metode belajar dengan permainan kartu kwartet ini
meningkatkan minat dan keaktifan siswa.
Selain kuisioner dan observasi juga dilakukan wawancara kepada 4 orang siswa yang menyatakan bahwa semua siswa menyukai metode belajar
menggunakan kartu kwartet dan mereka merasa lebih aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran karena frekuensi interaksi dengan teman lebih
banyak, terutama karena belajar dalam kelompok. Belajar menggunakan kartu kwartet juga lebih menarik karena banyak gambar dan tidak
membosankan. 2.
Hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil belajar yang dilakukan melalui tes pada awal siklus sampai akhir
siklus mengalami peningkatan. Post tes siklus I siswa yang sudah mencapai KKM 16,67 dengan nilai rata-rata 64,17. Hasil post tes siklus satu
tersebut belum memenuhi target pencapaian yang dinginkan bahkan belum mencapai 50 siswa yang tuntas KKM dan nilai rata-rata masih dibawah
KKM, maka dilakukan sedikit perubahan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan merubah pembagian anggota untuk masing-masing
kelompok dan pembagian kartu kwartet sebelum masuk pada penjelasan materi agar siswa bisa mengamati gambar atau keterangan pada kartu yang
sesuai dengan materi yang sedang dijelaskan. Setelah dilakukan post tes siklus II hasilnya cukup memuaskan karena
siswa yang nilainya bisa mencapai KKM prosentasenya sebesar 79,16 dengan nilai rata-rata sebesar 75,94. Siswa sudah mulai beradaptasi atau
sudah mulai terbiasa dengan permainan kartu kwartet, lebih santai dengan metode belajar yang digunakan, dan mulai terbiasa dengan tipe soal yang
diberikan. Permainan kartu kwartet ini dapat meningkatkan hasil belajar karena dalam setiap kartu terdapat judul, sub judul, gambar dan keterangan
yang secara tidak langsung jika sering memainkannya siswa akan mulai paham dengan apa yang dipelajarinya. Tidak hanya hafal dengan keterangan
yang ada dalam kartu tersebut tetapi juga belajar mengidentifikasi dari gambar yang ditampilkan. Hasil post tes siklus II untuk persentase
ketuntasan kelas sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 70 siswa tuntas KKM , namun untuk nilai rata-rata kelas belum mencapai angka 80
karena 5 siswa masih memiliki nilai jauh dibawah KKM, meskipun terdapat siswa yang memiliki nilai maksimal.
Bloom dalam Abdul 2014, mengelompokkan kemampuan kognitif seseorang kedalam taksonomi dengan 6 kategori. Tidak semua siswa
memiliki kemampuan yang sama untuk menguasai keenam kategori tersebut, tingkat kecerdasan seseorang berbeda-beda dapat dipengaruhi oleh
faktor genetik. Faktor internal ini yang dapat menjadi penyebab hasil belajar siswa kurang, karena jika diamati dalam proses pembelajaran semua siswa
merasa senang dan semua siswa juga memperhatikan semua penjelasan yang diberikan.
Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan penelitian ini namun dapat teratasi. Hambatan yang dialami adalah keterbatasan media untuk
presentasi sehingga siswa cenderung hanya membaca apa yang telah ditulis dalam lembar kerja, tidak menggunakan kata-kata sendiri dan peneliti juga
tidak bisa menampilkan gambar-gambar spesiesnya, namun hambatan ini
dapat diatasi dengan memberikan printout gambar-gambar spesiesnya. Keterbatasan jumlah observer juga menjadi kendala, karena sistem
observasi untuk setiap siswa maka membutuhkan jumlah observer yang cukup banyak, tetapi dapat diatasi dengan membuat catatan-catatan sebelum
memberikan poin atau nilai pada lembar observasi dan peneliti selalu meminta siswa untuk menyebutkan nama atau memanggil jika ada yang
akan berbicara atau mengeluarkan pendapat saat menegur atau bertanya kepada siswa.
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN