Analisis Data Pengaruh persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan studi kasus pada karyawan PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Unit Kerja Kebun Sungai Dekan.

dimensi kelayakan dengan rata-rata 3,54. Skor terendah pada dimensi kelayakan adalah 3,40 ada pada item 4. 2 Variabel Dependen Variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja karyawan. Tabel dibawah ini menunjukan bagaimana rata-rata kinerja karyawan. Tabel V.10 Variabel Dependen Tabel rata-rata Kinerja Karyawan Variabel Rata- rata Dimensi Rata- rata Item Rata- rata Kinerja 3,66 Kehadiran 3,76 1 3,76 2 3,76 Keandalan 3,73 3 3,80 4 3,67 Inisiatif 3,52 5 3,67 6 3,38 Kerumah tanggaan 3,66 7 3,62 8 3,69 Sikap 3,66 9 3,76 10 3,56 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel V.10 dapat dinyatakan bahwa tingkat kinerja karyawan terbesar ada pada dimensi kehadiran yaitu 3,76, lalu pada dimensi keandalan dengan 3,73 dan yang paling kecil adalah dimensi inisiatif yaitu 3,52.Skor item terendah dari dimensi inisiatif 3,38 ada pada item 6. Untuk mengukur secara keseluruhan tingkat persepsi dan kinerja karyawan kontrakPKWT PT Perkebunan Nusantara XIII Persero Unit Kerja Kebun Sungai Dekan, maka peneliti mengelompokan kedalam tiga tingkatan. Untuk tingkatan kategori persepsi yaitu sangat baik, cukup baik dan kurang baik. Sementara untuk kategori kinerja karyawan yaitu kinerja tinggi, kinerja sedang dan kinerja rendah. Untuk menentukan rentan masing-masing tingkatan, peneliti menggunakan rumus sturges sebagai berikut : Dimana : Ci = Interval kelas Range = Selisih data terbesar dan terkecil K = Banyaknya kelas Maka berdasarkan rumus di peroleh hasil perhitungan besarnya interval sebagai berikut : Ci = 5-1 3 = 1,33 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka ditetapkan batas kelas masing-masing tingkatan sebagai berikut : a Persepsi pada kompensasi Kurang Baik = 1 – 2,33 Cukup Baik = 2,34 – 3,67 Sangat Baik = 3,68 – 5,01 b Kinerja Karyawan Kinerja Rendah = 1 – 2,33 Kinerja Sedang = 2,34, – 3,67 Kinerja Tinggi = 3,68 – 5,01 Berdasarkan tabel V.9, diketahui nilai rata-rata tingkat persepsi pada kompensasi sebesar 3,64. Angka ini menunjukan bahwa persepsi pada kompensasi berada pada tingkat cukup baik. Untuk tabel V.10, dapat dilihat nilai rata-rata kinerja karyawan sebesar 3,66. Angka ini juga menunjukan bahwa kinerja karyawan berada pada tingkat kinerja sedang. 2. Pengujian Normalitas Uji normalitas sebaran perlu dilakukan karena data yang diambil dalam penelitian ini adalah dari sampel, sehingga dari uji normalitas sebaran ini akan dapat diketahui normal tidaknya penyebaran data pada variabel tersebut. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan dikerjakan dengan bantuan program SPSS 13.0 for Windows. Ringkasan hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel V.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Data Variabel Asymp. Sig. 2- tailled Kolmogorof- Smirnov Z Keterangan Persepsi pada Kompensasi 0,055 1,342 Normal Kinerja Karyawan 0,275 0,995 Normal Sumber: Data primer Dari hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov KS diperoleh nilai sig. pada persepsi pada kompensasi sebesar 0,055 0,05 taraf signifikan dan nilai signifikan kinerja karyawan sebesar 0,275. 0,05 taraf signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data tersebut adalah normal. 3. Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi Dalam menganalisa pengaruh persepsi pada kompensasai terhadap kinerja karyawan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS maka diperoleh hasil regresi antara persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan sebagai berikut: Tabel V.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient t Sig B Std. Error Beta Constant 2,276 2,761 0,824 0,414 Persepsi 0,944 0,075 0,886 12,550 0,000 Sumber: Data primer, diolah 2015 Berdasarkan tabel V.12 tersebut, dapat disusun persamaan regresi sederhana. Persamaan regresi sederhana pada kedua variabel tersebut adalah Y = 2,276 + 0,944X, yang berarti bahwa setiap penambahan satu nilai persepsi pada kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,944. b. Pengujian Hipotesis menggunakan uji-t Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 H : tidak ada pengaruh persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan H a : ada pengaruh persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan 2 Taraf signifikan 0,05 3 Menentukan kriteria keputusan H diterima jika -t tabel t hitung t tabel H ditolak jika t hitung -t tabel dan t hitung t tabel 4 Hasil : diketahui t hitung pada tabel V.12 sebesar 12,550, sementara t tabel sebesar 2,017 sehingga H ditolak karena t hitung 12,550 t tabel 2,017 atau menerima H a . Hal ini berarti ada pengaruh persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan, semakin meningkat persepsi pada kompensasi maka kinerja karyawan akan meningkat.

D. Pembahasan

Kompensasi memiliki arti penting dalam organisasi, karena kompensasi dapat diartikan sebagai jasa yang diberikan kepada karyawan selain terdiri dari upah dan gaji dapat pula berupa tunjangan fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, tunjangan kesehatan dan sebagainya yang dapat dinilai dengan uang. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulakan bahwa kompensasi merupakan segala bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan dan diterima oleh pada karyawan atas kerja yang dikerjakan. Masalah pertama dalam penelitian adalah bagaimana persepsi karyawan pada kompensasi yang diterimanya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada saat dilakukan peneltian, responden memiliki persepsi pada kompensasi ditingakat kategori cukup baik. Pada tabel V.9 dapat dilihat bahwa nilai rata- rata variabel persepsi pada kompensasi sebesar 3,64. Jika dilihat dari dimenesinya, rata-rata persepsi pada kompensasi dimensi keadilan dan kewajaran berada pada level persepsi sangat baik dengan rata-rata sebesar 3,70 untuk dimensi keadilan dan 3,68 untuk dimensi kewajaran. Sementara dimensi kelayakan sebesar 3,54 berada pada level cukup baik pada kategori persepsi. Dapat diartkan bahwa perusahaan bisa memenuhi asas-asas kompensasi dengan mempertimbangkan aspek keadilan, kelayakan dan kewajaran. Namun yang menjadi perhatian adalah dimensi kelayakan karena masih belum berada pada level tertinggi persepsi dengan rata-rata sebesar 3,54. Keseluruhan item pada dimensi kelayakan tidak ada yang berada pada kategori sangat baik. Item yang paling re ndah sebesar 3,40 yaitu item 4 yang berbunyi ―apakah kompensasi yang diterima dapat dirasakan anda dan keluarga ‖. Skor rata-rata jawaban responden pada item ini yang paling kecil dari keseluruhan item . Hal ini menunjukan bahwa karyawan merasakan kompensasi yang diterima belum cukup untuk memenuhi diri pribadi dan keluarga. Masalah kedua adalah bagaimana kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara XIII Persero, Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada saat dilakukan penelitian, responden memiliki kinerja cukup baik. Rata-rata kinerja karyawan sebesar 3,66 yang berada pada kategori kinerja sedang. Tabel V.10 dapat dilihat rata-rata skor responden yang berada pada dimensi inisiatif adalah yang paling kecil dengan rata-rata 3,52. Jika dilihat dari dimensinya ada dua dimensi yang berada pada level tertinggi kinerja karyawan yaitu dimensi kehadiran sebesar 3,76 dan dimensi keandalan sebesar 3,73. Sementara dimensi inisiatif, kerumahtanggaan dan sikap masih berada pada level kinerja sedang. Ini artinya karyawan sudah mampu diandalkan dengan bekerja sesuai target yang dibebankan, tidak perlu diawasi dan selalu hadir tepat waktu. Masalah ketiga adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh persespi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan. Pengaruh persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan persamaan regresi Y = 2,276 + 0,944X. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diketahui koefisien regresi sebesar 0,944, yang artinya setiap penambahan satu nilai persepsi maka akan meningkatkan kinerja sebesar 0,944. Dari hasil uji hipotesis dengan uji-t diperoleh hasil t hitung 12,550 dan t tabel 2,017, yag berarti t hitung 12,550 t tabel 2,017 maka H ditolak. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian terdapat pengaruh positif antara persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan diterima. Semakin positif persepsi pada kompensasi, maka semakin tinggi kinerja karyawan. Sebaliknya, semakin negatif persepsi pada kompensasi, maka semakin rendah kinerja karyawan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja karyawan bisa dengan membuat persepsi pada kompensasi membaik terlebih dahulu baru kinerja karyawan akan meningkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, perspesi pada kompensasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Persepsi dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Menurut Muljani 2002 dalam penelitiannya, ada dua hal yang perlu diingat oleh perusahaan dalam pemberian kompensasi. Pertama, kompensasi yang diberikan harus dapat dirasakan adil oleh karyawan dan kedua, besarnya kompensasi tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh karyawan. Apabila dua hal ini dapat dipenuhi, maka karyawan akan merasa puas. Kepuasan akan memicu karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan tercapai secara bersama. Disini dapat dilihat bahwa dengan pemberian kompensasi yang lebih layak dan diterima oleh karyawan karena sesuai dengan tenaga dan kemampuan yang dikeluarkan serta menghargai kerja keras karyawan, maka karyawan akan lebih bersikap professional dengan bekerja secara bersunggunh- sungguh dan melakukan berbagai upaya agar bisa mencapai hasil kerja yang lebih baik sehingga kinerjanya biasa lebih meningkat. Dengan kinerja yang lebih baik tentu akan memajukan. Salah satu cara membuat persepsi karyawan pada kompensasi menjadi lebih baik misalnya dengan perusahaan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menyerap aspirasi karyawan dan memberi pemahaman tentang kompensasi yang telah diterima atau yang akan diterima dimasa depan agar karyawan mempunyai harapan pada kompensasi yang diterimanya. Itu semua bertujuan agar karyawan bisa memberikan kinerja yang tinggi dan optimal. Sebagaimana hasil dari penelitian ini bahwa persepsi pada kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara umum persepsi karyawan pada kompensasi yang diterimanya cukup baik dengan rata-rata 3,64. Hanya saja masih belum berada pada level tertinggi dan persepsi pada kompensasi dapat lebih ditingkatkan hingga berada pada level tertinggi. Hal ini juga menunjukan bahwa kompensasi yang diterima cukup memenuhi aspek-aspek kompensasi yang artinya dapat dikatakan cukup adil, layak dan wajar. Pada tabel V.9 dapat dilihat rata-rata persepsi paling rendah ada pada item 4 dimensi kelayakan sebesar 3,40. Pada item 4 penulis mengangkat angket tentang kompensasi yang diterima dapat dirasakan anda dan keluarga. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa karyawan mengartikan kompensasi yang diterima kurang bisa memenuhi kebutuhan diri pribadi dan keluarga, tetapi masih berada pada tingkat yang cukup. 2. Berdasarkan analisis data ternyata responden memiliki kinerja yang berada pada kategori sedang. Dapat dilihat pada tabel V.10 rata-rata kinerja karyawan sebesar 3,66. Jika dilihat pada dimensinya, ada beberapa dimensi yang berada pada rata-rata tertinggi kinerja yaitu dimensi kehadiran dan keandalan. Namun mayoritas dimensi masih belum berada di level kinerja tertinggi. Keseluruhan skor rata-rata dimensi masih berada pada kategori kinerja sedang. 3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui koefisien regresi sebesar 0,944 dan tingkat signifikansi 0,00 α0,05. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif persepsi pada kompensasi terhadap kinerja karyawan diterima. Semakin positif persepsi pada kompensasi maka semakin tinggi kinerja karyawan. Sebaliknya, semakin negativ persepsi pada kompensasi maka semakin rendah kinerja karyawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi pihak manajemen PTPN XIII PERSERO Unit Kerja Kebun Sungai Dekan Pada saat dilakukan penelitian, persepsi karyawan terhadap kompensasi dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukan persepsi belum berada pada tingkatan tertinggi yaitu sangat baik. Persepsi karyawan terhadap kompensasi akan dapat berubah dimasa mendatang, oleh karena itu perusahaan diharakan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa memperbaiki persepsi. Misalnya dengan perusahaan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menyerap aspirasi karyawan dan memberi