217
Pelat offset terbuat dari kertas, kertas berlapis plastik, seng, aluminium. Jenis-jenis utama pelat offset, antara lain :
- pelat-pelat permukaan surface plates adalah pelat-pelat yang paling umum dipakai, terutama dengan mesin-mesin cetak yang
lebih kecil dan duplikator. Pada pelat jenis ini bagian yang mencetak sepermukaan dengan bagian yang tidak mencetak.
- Pelat yang dietsa dalam, dimana acuan cetaknya dietsa sampai kedalaman tertentu, sedikit dibawah permukaan bidang yang tidak
mencetak. Acuan cetak pada pelat logam yang dietsa ini terisi tinta, mempunyai kemampuan mengandung tinta yang lebih besar
dan daya cetak yang lebih lama daripada pelat permukaan. Pelat cetak offset dibagi menjadi 2 dua yaitu pelat positif dan pelat
negatif. Yang dimaksud pelat positif yaitu untuk disinari di bawah montase film positif yang menghasilkan acuan yang positif pada pelat
setelah dikembangkan. Bagian yang transparan pada montasenya akan muncul sebagai bagian yang tidak mencetak di atas pelat. Sebaliknya
bagian yang kelam akan muncul tercetak. Pelat negatif dimaksudkan untuk disinari di bawah montase film negatif, tetapi menghasilkan acuan
cetak yang positif pada pelat setelah dikembangkan.
10.1. Skala Kekelabuan grey scale
Untuk mengontrol waktu penyinaran, skala kekelabuan dapat disertakan pada potongan montasan sepanjang sisi gripper. Skala ini dapat
diberikan baik pada pelat positif maupun pelat negatif.
10.2. Pengembangan Pelat
Pelat harus dikembangkan dengan bahan-bahan kimia yang dianjurkan oleh pabrik pembuat pelat tersebut. Sesudah bahan
pengembang dikenakan pada pelat, maka pelat harus bebas dari emulsi pada bagian yang tidak mencetak. Ini dikerjakan dengan sikat yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
218
halus dan gerakan berputar sambil menekan sedikit. Sesudah pelat dikembangkan, pelat dicuci dengan air, dikeringkan dan kemjudian diberi
gum. Gum ini berfungsi untuk menghindarkan oksidasi pada bidang- bidang yang tidak mencetak atau bagian yang tidak mencetak tetap peka
terhadap air. Gum ini berfungsi juga mencegah pelat dari debu, tinta dan lumuran gemuk.
Gambar 4. 47. Bak t empat pengembangan pelat
Di unduh dari : Bukupaket.com
219
Berikut contoh kasus problem pelat dan cara penanganannya : Tabel 4.1. Problem pelat dan cara penanganannya
Langkah Kasus Problem
Kondisi film
Density rendah
Daya cetak turun, hasil cetak kotor.
Fog berkabut
Hasil cetak kotor, daya cetak turun.
Noda, kotor Bintik pada plate
Penyimpanan pelat Panas
Hasil cetak kotor Kelembaban tinggi
Daya cetak turun Exposure
Over expose
Titik menjadi kecil, daya cetak menurun
Under expose Titik menjadi besar
Cetak kotor, garis tepi film timbul
Developer Over
developed Daya cetak turun, emulsi pelat
menjadi tipis. Konsentrasi tinggi
Temperature tinggi Under developer
Hasil cetak kotor Konsentrasi
rendah Developer
Singkat Salah developer
Gambar hilang Corector
Terlalu lama
Hasil cetak kotor, non image
Gambar 4. 48. Skema permukaan pelat
Di unduh dari : Bukupaket.com
220
terkikis Terlalu
singkat Noda tidak hilang dengan
sempurna Gum
Terlalu tebal
Hasil cetak kotor, emulsi pelat terangkat
Terlalu tipis Hasil cetak kotor
Cetak Penanganan kasar
Tergores, sobek, kesulitan dalam ketepatan cetak.
Tinta Keras
lama Hasil cetak kotor, daya cetak
menurun Pengencer berlebihan
Hasil cetak kotor Kualitas rendah
Hasil cetak kotor Kertas
Debu Hasil cetak kotor
Daya cetak menurun Permukaan kasar
Daya cetak menurun Blanket
Underlay terlalu tebal Daya cetak menurun
Plate packing Underlay terlalu tebal
Daya cetak menurun Form rollers
Tekanan tinggi Daya cetak menurun, tergores
10.3. Membuat pelat dengan beberapa image