17
Gambar 2. 2. Sist im Penint aan Cet ak
arpus buatan dalam sejenis gliserin, ialah glycole. Glycole ini dapat dicampur dengan air, tetapi segera menyerap air; arpus menjadi
membeku dan dengari cara demikian mengikat pigmen-pigmen pada kertas.
2.2. Sifat-sifat tinta cetak Ink property
Sistim penintaan dapat dibagi menjadi empat bagian lihat gambar 2.2.:
a. Bak tinta, tempat persediaan tinta b. Rol bak, fungsinya mengeluarkan tinta dari bak ke rol-rol
distribusi melalui rol jilat. c. Rol-rol distribusi atau seksi distribusi, yang menerima lapisan
tinta tebal dari rol bak, menyebarkannya menjadi lapisan yang tipis merata, dan menghantarkannya ke rol acuan pelat.
d. Rol-rol acuan atau rol-rol pelat, yang menghantarkan lapisan tinta kepada permukaan pelat ofset
dengan ketebalan yang tepat. Sistim penintaan dari pada
mesin-mesin cetak Letterpres pada prinsipnya sama dengan sistim
penintaan diatas, demikian juga fungsi masing-masing bagian.
Dengan memperhatikan gambar skema sistim penintaan dapat
diuraikan: tinta keluar dari bak tinta, kemudian mengalir kebawah,
kerangkaian rol distribusi dan tersebar menjadi lapisan yang tipis merata pada rol-rol serta pindah
dari rol-rol acuan ke acuanpelat. Selanjutnya tinta melekat pada bagian yang mencetak dari pelat acuan dan tidak mengalir atau lari
Di unduh dari : Bukupaket.com
18
Gambar 2. 3. Ket ahanan t erhadap pembagian
kebagian yang tidak mencetak. Akhirnya tinta pindah dari acuan ke kain karet lalu ke kertas cetak. Sifat-sifat tinta cetak jika mungkin
harus disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap tahap penghantaran tinta. Daya alir tinta cetak agar dapat mengalir dari bak tinta sampai
kepermukaan bahan cetak kertas disebut flow. Alat untuk mengukur
flow, dapat menggunakan alat yang sangat sederhana, misalnya dengan sebidang kaca yang diletakkan miring atau dengan spread
meter yang mampu mengukur daya sebar tinta dalam jangka waktu tertentu.
Untuk memperoleh gambar-cetak yang tanpa
cacat, tinta tidak boleh terlalu encer, dan tidak
terlalu kental. Ukuran untuk keadaan encer-kentalnya
tinta ini disebut viscositas.
Viscositas adalah kekentalan tinta cetak atau ukuran tekanan dalam internal friction dari suatu zat
cair terhadap alirannya yang diukur dengan alat ukur Viscometer dengan satuan Centipoise cP. Tinggi rendahnya viscositas tinta cetak
dipengaruhi oleh sifat mesin cetak dan bahan cetakan kertas. Viskositas tinta ditentukan oleh bahan pengikatnya pembawa
warnanya. Dengan menambahkan bahan pengencer atau vernis dari berbagai tingkat viskositas, pencetak dapat mengubah viskositas
tintanya. Pada tiap pengalihan lapisan tinta dari satu permukaan ke
permukaan lain, terjadi pembagian lapisan tinta itu. Ketahanan itu dinamakan kelekatan atau kelengketan tinta atau yang sering disebut
tackness. Tackness adalah sifat lengket kelengketan. Tinggi
Di unduh dari : Bukupaket.com
19
Gambar 2. 4. Viskosit as Tint a
rendahnya kelengketan tinta cetak akan ditentukan oleh sifat-sifat mesin cetakkecepatan, sifat bahan cetakan
kertas, jenis cetakan, dan lain-lain. Alat pengukur tackness adalah tack
meter. Viskositas dan kelengketan tinta dapat diubah dengan penambahan
pasta, bahan pengencer, dan vernis dari berbagai kelengketan. Minyak-
cetak membuat tinta encer dan pendek. Tinta ofset yang encer dan
pendek sangat mudah mengendap pada rol hantar air. Sedangkan Pasta-
cetak membuat tinta pendek, tetapi tidak encer, jadi baik terhadap
pencabutan. Konsistensi dari sifat tinta cetak juga berubah karena gerak tinta.
Tinta akan diam ketika dalam bak tinta, maka akan lebih kental daripada kalau digerakkan. Sifat tinta ini masish dipertinggi karena kerjasama
antara pigmen organik dan vernis, sifat tinta ini disebut tiksotrop.
Thixotropy adalah sifat yang dimiliki tinta ofset menjadi cair ketika diaduk dan akan kembali mengental bila didiamkan. Menurut jenis proses cetak
dan pemilihan bahan pengikat bagi tinta, pada dasarnya dapat dibedakan tiga jenis pengeringan, antara lain: a setting, pengeringan
karena perasukan tinta, b oksidasi dan polimerisasi, pengeringan karena oksidasi tinta, dan c evaporasi, pengeringan karena penguapan
bahan pelarut. Pengeringan tinta sampai dengan ke pori-pori kertas
disebut drying time. Perasukan tinta merupakan gejala fisik yang
sederhana. Bahan pelarut dan sebagian bahan pengikat terserap oleh serat-serat kertas. Penampang kertas tercetak yang tintanya merasuk
Di unduh dari : Bukupaket.com
20
seluruhnya, memperlihatkan tinta yang telah masuk ke dalam kertas. Jumlah perasukannya tergantung dari tertutupnya permukaan dan
kekerasan kertas. Tinta ofset Rotasi keringnya tinta karena gabungan dari ketiga proses pengeringan tersebut. Untuk mempercepat
pengeringan dengan peningkatan suhu. Cetak ofset rotasi menggunakan tinta kering, karena panas heat set. Bahan yang tercetak dengan tinta
ini, dialirkan melalui tungku pengering yang biasanya dipanasi dengan nyala gas, sehingga dapat mengering seluruhnya.
Baik buruknya pengalihan tinta ke kertas tergantung pada beberapa faktor, antara lain : 1 tekanan antara rol-rol tinta, 2
kekerasan rol-rol tinta karet, 3 kerataan kelicinan permukaan kertas,
4 kemudahan kertas untuk dibasahi dengan tinta, 5 ketebalan lapisan tinta cetak, 6 sifat alir tinta cetak reologi, 7 kecepatan mesin cetak,
8 tekanan cetak, dan 9 bahan acuan pelat cetak. Disamping itu, kekenyalan kain karet juga mempengaruhi alih tinta sehingga tinta dapat
melekat di kertas dengan sempurna pada lapisan yang sangat tipis. Rol- rol tinta yang sudah mengeras, besarnya diameter antara tepi kanan-
Gambar 2. 5. Diagram proses pembuat an
Di unduh dari : Bukupaket.com
21
tengah-tepi kiri rol tidak sama atau diameter rol tinta menjadi lebih kecil akan sangat sulit untuk dapat mengalirkan tinta dengan baik. Alangkah
lebih baiknya rol tinta seperti ini diganti. Derajat kekerasan dari rol karet dinyatakan dengan derajat shore. Berikut derajat kekerasan yang
umumnya lazim dipakai : 1 rol hantar tinta 28-32
°
shore, 2 rol jilat tinta 38-42
°
shore, 3 rol penyalur 38-42
°
shore, 4 rol jilat air 20-22
°
shore, dan 5 rol hantar air 18-20
°
shore.
Pengambilan air water pick up oleh tinta pada batas tertentu
sangat dibutuhkan dalam proses cetak agar transfer tinta dapat stabil. Hal ini harus didukung oleh :
1. Air pembasah yang ideal 2. Tekanan rol-rol tinta yang sesuai terutama tekanan ink form roll
3. Tekanan rol-rol air yang seimbang Jika kondisi ketiga unsur tersebut kurang baik, maka terjadi kelebihan
atau kekurangan pengambilan air oleh tinta, sehingga dapat menimbulkan masalah transfer tinta tidak stabil, set off, lambat kering,
kurang gloss atau setelah kering gloss kering dry down, tahan gosok lemah, keseimbangan raster dan solid tidak tercapai, warna sulit dicapai.
2.1. Air Pembasah