69
Gambar 2. 48. Prinsip densit omet er ref leksi
5.1. Mengukur prinsip reflection densitometer
Dalam reflection densitometer tinta yang diukur diterangi dengan sumber cahaya. Sinar cahaya melewatimenembus lapisan tinta
transparan sekilas dan sebagian diserap. Isikandungan yang tidak dicetak pada cahaya menyebar secara luas oleh persediaan cetak.
Sebagian dari cahaya yang dipantulkan ini melewati lagi tinta dan diserap lagi. Cahaya sisanya yang tidak diserap mencapai detector,
yang mengubah cahaya menjadi listrik. Hasil pengukuran dengan reflection densitometer diberikan dalam satuan kekentalan.
Dalam pengukuran, sistem lensa digunakan untuk menfokuskan cahaya. Filter polarisasi berjalan untuk mencegah perbedaan dalam
nilai-nilai yang diukur yang dihasilkan dari permukaan basah yang berkilau dan dari permukaan tinta kering. Filter warna dimasukkan untuk
pengukuran warna.
Di unduh dari : Bukupaket.com
70
Gambar 2. 49. Ref leksi kurva unt uk cyan, magent a dan kuning, bersama dengan f ilt er warna
Gambar 2.48 menerangkan prinsip tersebut, mengambil tinta warna sebagai sebuah contoh. Secara ideal, peristiwa cahaya terang terdiri dari
porsi yang sama pada warna merah, hijau dan biru. Warna yang dicetak mengandung pigmen yang menyerap bagian merah dan memantulkan
bagian hijau dan biru, inilah kenapa kita menyebutnya dengan ’cyan’. Densitometer dimaksudkan untuk mengukur dalam jarak penyerapan
setiap warna, dimana kekentalan dan ketebalan film tinta berhubungan. Dalam contoh, filter merah digunakan yang hanya membiarkan cahaya
merah menembusmelewatinya, sedangkan biru dan hijau diblokdihalangi.
Kekentalan tinta yang diberikan tergantung pada pigmentasi, konsentrasinya dan ketebalan film tintanya. Untuk tinta yang diberikan,
Di unduh dari : Bukupaket.com
71
kekentalan adalah ukuran ketebalan film tinta, namun kekentalan tidak memberikan keterangan apa-apa kepada kita mengenai corak.
5.2. Kegunaan filter pada densitometry
5.2.1. Filter warna dan filter pencahayaan terang
Filter warna dalam densitometer disetel untuk kinerja penyerapan pada cyan, magenta dan kuning.
Standar umum seperti DIN 16 536 dan ISOANSI 53 menjelaskan pita transmisi spektral dan posisi maksimal transmisi yang sesuai. Filter
warna yang sempit dan filter warna yang luas ada dalam daftar, berkenaan dengan status A dan T dalam ISO secara berturut-turut, filter
warna yang sempit seharusnya digunakan karena perbedaan dalam hasil pengukuran dari kegunaan jenis filter yang berbeda lebih kecil dari
filter warna yang luas Filter warna harus selalu dipilih dalam warna untuk tinta cetak yang
diukur. Warna hitam diukur dengan filter visual menyetel spektral sensitivitas pencahayaan pada mata manusia. Warna-warna spesial
diukur dengan filter ini yang menghasilkan nilai pengukuran tertinggi. Ketiga ilustrasi berikut ini lihat gambar 2.49menunjukkan refleksi
kurva untuk cyan, magenta dan kuning, bersama dengan filter warna berturut-turut sesuaimenurut DIN 16 536.
5.2.2. Filter polarisasi
Densitometer dapat digunakan untuk mengukur baik tinta cetak yang basah ataupun tinta cetak yang kering. Warna-warna basah
mempunyai kelembutan, permukaannya berkilau. Selama proses pengeringan, tinta menyesuaikan dengan struktur
iregular pada permukaan kertas, dan pemantulan yang mempengaruhi penurunan. Jika tinta yang diberikan diukur pertama kali dalam kondisi
Di unduh dari : Bukupaket.com
72
Gambar 2. 50. Filt er polarisasi
basah dan kemudian dalam kondisi kering, akan menghasilkan catatan yang berbeda.
Untuk mengeliminasi efek ini, dua filter polarisasi linier yang
melintang dimasukkan ke dalam garisjalan sinar. filter polarisasi
membiarkan cahaya hanya satu arah getaran khusus untuk dilewati,
sedangkan blocking semua
gelombang cahaya yang sedang bergetar di arah yang lain. Bagian
sinar cahaya yang terpolarisasi oleh filter polarisasi pertama dipantulkan
dengan permukaan tinta secara spekulatif, contoh, tanpa mengubah
arah getarannya. Filter polarisasi kedua diluruskan pada sudut 90
terhadap yang pertama sehingga gelombang cahaya yang dipantulkan dicegah untuk lewat.
Sinar cahaya, bagaimanapun juga, yang masuk ke dalam film tinta dan dipantulkan baik oleh tinta atau oleh persediaan cetak, kehilangan
polarisasi aslinya. Sehingga sinar cahaya itu mampu melewatimenembus filter
polarisasi yang kedua dan mencapai detector. Juga menghalangi porsi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
warna basah, mendekati catatan yang sama untuk tinta basah dan kering yang dihasilkan.
Karena penyerapan oleh filter polarisasi yang kurang cahaya mencapai detector; hasil catatan dengan alat semacam ini sehingga
Di unduh dari : Bukupaket.com
73
secara umum lebih rendah daripada pengukuran yang dibuat dengan instrumen lain.
5.3. Nilai pengukuran pada densitometry
Densitometer menampilkan catatannya untuk kekentalan tinta D seperti angka logaritma. Ini merupakan rasio logaritma yang diserap
cahaya untuk ’referensi putih’ terhadap yang dihasilkan dari film tinta yang diukur. Secara praktis, catatan kekentalan tinta dikaitkan dengan
’kekentalan’ Nilai kekentalan tinta dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini: E
1 lg
D Faktor pemantulan dihitung dengan cara berikut ini:
Di unduh dari : Bukupaket.com
74
Dimana L
P
adalah pemantulan cahaya pada tinta cetak dan L
W
adalah pemantulan cahaya putih. Faktor pemantulan merupakan rasio antara pemantulan cahaya
dari sampel pengukur tinta cetak dan dari ”putih” nilai referensi.
Dengan – nilai yang dihitung diatas kekentalan tintanya adalah:
30 .
2 lg
5 .
1 lg
1 lg
E D
Di unduh dari : Bukupaket.com
75
Terdapat korelasi yang erat antara ketebalan film tinta dan kekentalan tinta. Ilustrasi berikut ini memperlihatkan bahwa dengan
ketebalan film tinta yang tinggi, pemantulan cahaya menurun dan nilai kekentalan tinta menjadi naik.
Diagram ini mengilustrasikan antara ketebalan film tinta dan kekentalan tinta untuk empat proses warna dalam percetakan offset.
Garis vertikal menandakan jarakkisaran ketebalan film tinta sekitar 1
ȝm biasanya digunakan dalam percetakan offset. Diagram ini juga menunjukkan bahwa kurva kekentalan tidak mulai meluruskan hingga
ketebalan film tinta yang lebih tinggi secara signifikan dapat dicapai.
Dari kenaikan ketebalan film tinta berikut ini terdapat peningkatan dalam kekentalan tinta; bahkan jika pengukurannya dilakukan dalam
kontainer tinta yang penuh, nilai kekentalan akan lebih tinggi. Bagaimanapun juga, ketebalan film tinta tersebut tidak relevan untuk
percetakan offset.
Gambar 2. 51. Ket ebalan f ilm t int a C, M, Y, K
Di unduh dari : Bukupaket.com
76
5.4. Pengukuran