40
2.2 Tinjauan Pustaka
Prasetyo 2005 telah melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Suhu Dan Lama Curing Terhadap Sifat Mekanis dan Fisis Komposit Matrik Polimer Dengan Penguat Serat E-glass Woven
dan Matrik Justus 108” yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan regangan dari serat E-glass dan
matrik Justus 108, melihat perubahan yang terjadi akibat variasi suhu dan lama curing
terhadap sifat mekanis dan fisis komposit berpenguat serat. Pengujian pada penelitian ini meliputi pengujian tarik dan struktur mikro. Kesimpulan yang didapat
dari penelitian terseb.ut adalah kekuatan tarik maksimal sebesar 24,2 kgmm
2
dihasilkan pada suhu 105
o
C dengan lama waktu pemanasan 30 menit, kekuatan tarik terkecil sebesar 21,63 kgmm
2
dihasilkan pada suhu 90
o
C dengan lama waktu pemanasan 30 menit, regangan tertingi sebesar 2,8 dihasilkan pada suhu 55
o
C dengan lama waktu pemanasan 60 menit, regangan terendah sebesar 2,5
dihasilkan pada suhu 65
o
C dan 105
o
C dengan lama waktu pemanasan 60 menit. Wijaya 2006 telah melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Suhu
Curing Terhadap Sifat Mekanis dan Fisis Komposit Polimer E-glass dan Arindo
3210” yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan regangan dari matrik pengikat dan serat, serta untuk mengetahui dan membandingkan kekuatan tarik dan
regangan serta struktur mikro dari bahan komposit dengan variasi suhu curing dan lama curing. Bahan yang digunakan serat E-glass dengan jenis anyaman woving
yard , resin arindo 3210 dan katalis mepox dengan menggunakan standar uji untuk
komposit berdasarkan ASTM dan metode pembuatan komposit menggunakan metode hand lay-up. Kesimpulan yang diambil secara keseluruhan dari hasil
41
penelitian tersebut adalah kekuatan tarik komposit untuk lama curing 60 menit menghasilkan kekuatan tarik tertinggi pada suhu 65
o
C sebesar 12 kgmm
2
, kekuatan tarik komposit untuk lama curing 30 menit pada suhu 90
o
C menghasilkan kekuatan tarik sebesar 10,170 kgmm2, regangan tertinggi untuk lama curing 60 menit
didapatkan pada suhu 105
o
C sebesar 4,96, regangan tertinggi untuk lama curing 30 menit didapatkan pada suhu 120
o
C sebesar 4,36, dan peningkatan pada suhu curing dapat meningkatkan kekuatan tarik dan regangan pada komposit sampai
pada batas suhu tertentu. Saputra dan Suwarta 2012 telah meneliti
komposit tentang “Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur dan Waktu Terhadap Karakteristik Tarik
Komposit Polyester Partikel Hollow Glass Microspheres HGM” pada penelitian
ini Material yang diteliti merupakan campuran dari resin polyester dan HGM. Spesimen uji tarik diproduksi sesuai dimensi ASTM D3039-00 dengan variasi
fraksi volume penambahan HGM 0-30. Material ini kemudian diberi perlakuan dua tahap curing yaitu curing suhu kamar selama 1 hari kemudian post-curing di
dalam oven konvensional. Variasi temperatur yang dilakukan adalah 60°C, 90°C, dan 110°C. Masing-masing temperatur post curing ditahan selama 3 dan 5 jam.
Untuk mempelajari perubahan sifat mekanik yang terjadi, dilakukan pengujian tarik. Hasil yang didapatkan adalah dengan penambahan HGM maka kekuatan tarik
komposit maksimum didapatkan pada penambahan fraksi volume HGM 15. Komposit dengan kekuatan tarik maksimum didapatkan pada temperatur postcuring
90°C, diatas temperatur tersebut kekuatannya cenderung turun karena telah melewati glass transition temperature. Waktu penahanan post-curing juga