23
Tabel 2.3 Perbedaan antara Thermoplastic dan Thermoset Kaw, 2006.
2.1.2.6 Resin Poliester dan Resin Epoksi
Dalam pembuatan komposit, resin yang banyak digunakan adalah dari jenis polimer thermoset yang terdiri dari:
2.1.2.6.1 Resin Poliester
Polyester membentuk kelas yang besar dari polimer penting secara komersial. Poliester yang khas adalah poly-ehtylene-terephthalate atau PETP, yang adalah
serat sintetis bervolume besar. PETP juga biasa digunakan sebagai lapisan dan diterapkan pada botol Ebewele, 2000.
Resin poliester dapat diformulakan dalam berbagai sifat mulai dari keras dan getas ke lunak dan fleksibel. Keuntungannya adalah kekentalan yang rendah, waktu
yang cepat untuk kering, dan harga yang murah. Pada umumnya sifatnya lebih rendah dari epoksi. Kekurangan utamanya dibanding dengan epoksi adalah
penyusutan volume yang besar. Oleh karena itu, poliester dapat dengan mudah dilepaskan dari cetakan Mallick, 2007
24
2.1.2.6.2 Resin Epoksi
Resin epoksi adalah pilihan utama bagi pasar bahan komposit maju. Epoksi popular karena sifat mekanisnya yang sangat baik, sifat tahan terhadap penggunaan
di lingkungan yang panas dan lembab, serta ketahanan yang baik pada reaksi kimia. Juga memiliki stabilitas ukuran, mudah dibuat, biaya murah, dan menunjukan
kerekatan yang baik pada beberapa serat Hyer, 1998. Resin epoksi disiapkan dari molekul oligomer ringan yang mengandung dua
atau lebih grup molekul epoksi. Oligomer yang paling sering adalah diglycidyl ethers
, atau secara khusus diglycidyl ethers dari bisphenol A DGEBA. DGEBA adalah produk dari reaksi kondensasi antara epichlorohydrin dan bisphenol A lihat
Gambar 2.7. Dibandingkan dengan poliester, resin epoksi tidak sensitif untuk menyerap kelembaban dan menunjukan performa mekanis dan termal yang unggul,
tetapi pembuatan dan pengeringan dari epoksi lebih lambat dan harga dari resin lebih mahal daripada poliester Akay, 2015.
Gambar 2.9 Formasi dari pra-polimer epoksi Akay, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Kaw 2006 meskipun epoksi lebih mahal dibandingkan dengan bahan pengikat polimer lainnya, tapi epoksi adalah komposit berpengikat polimer
yang paling populer. Lebih dari dua bahan pengikat polimer digunakan pada penerapan bidang keangkasaan yang didasari dengan epoksi.
Alasan utama epoksi adalah bahan pengikat polimer paling utama adalah: 1. Kekuatan tinggi.
2. Kekentalan rendah dan laju alir yang rendah, yang mana baik untuk pembasahan serat dan mencegah ketidaksejajaran serat selama proses
pembuatan 3. Kemampuan menguap selama pengeringan yang rendah
4. Laju penyusutan rendah, yang mana mengurangi kecenderungan menerima tegangan geser yang besar dari ikatan antara epoksi dan bahan penguat
5. Tersedia lebih dari 20 tingkatan yang cocok dengan syarat sifat dan pembuatan yang spesifik Kaw, 2006.
2.1.3 Proses Perlakuan Curing
Curing merupakan proses perlakuan panas atau polimerisasi terhadap
komposit untuk merubah resin memiliki daya ikat yang tinggi dengan serat pada saat komposit telah padat. Curing sudah dimulai saat pembentukan komposit pada
suhu kamar dan hal ini akan menghasilkan komposit dengan kekuatan masih rendah. Proses curing sebenarnya terjadi pada pemanasan di atas suhu kamar dan
dilaksanakan setelah bahan komposit menjadi padat. Adanya kenaikan suhu curing lebih besar dari suhu kamar dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan