Katekese Audio Visual 1. Pengertian Katekese Audio Visual

22

B. Katekese Audio Visual 1. Pengertian Katekese Audio Visual

Jakob Papo dalam buku Memahami Katekese 1987: 11 menguraikan beberapa pengertian katekese, yaitu : 1 Asal Kata Kateketik berasal dari kata Yunani: Katechein. Bentukan dari kata Kat yang berarti pergi atau meluas, dan dari kata Echo yang berarti menggemakan atau menyuarakan ke luar. Kata ini mengandung dua pengertian. Pertama , katechein berarti pewartaan yang sedang disampaikan atau ditawarkan. Kedua: katechein berarti ajaran dari para pemimpin. 2 Pengertian Istilah katechein yang digunakan oleh umum lama-kelamaan diambilalih oleh orang Kristen menjadi istilah khusus dalam bidang pewartaan Gereja. Kata katechein menjadi istilah teknik untuk pelbagai aspek ajaran Gereja kepada manusia dalam hidup konkritnya. Sedangkan segala macam usaha penyampaian ajaran, pendidikan agama atau ajaran Gereja disebut katekese. Katekese mengalami perkembangan dari zaman ke zaman dan memiliki kekhususan pada setiap zaman dan tempat tertentu. Pada zaman dan tempat tertentu katekese dijelmakan dalam suatu pola atau rumusan yang merupakan pemikiran dasar dan inti daya gerakan untuk segala kegiatan katekese pada zaman 23 dan tempat tertentu itu. Menurut Jakob Papo 1987:12 terdapat tiga pola pemikiran katekese. a Pola pemikiran katekese dalam Gereja purba: katekese ialah penyampaian ajaran Yesus oleh umat bagi calon-calon permandian. Keseluruhan kegiatan katekese terlibat dalam usaha ini. Maksudnya usaha ini adalah para calon- calon permandian mampu menyerap dan menerima ajaran-ajaran Yesus di dalam hidup mereka. b Pola pemikiran katekese dalam Konsili Trente: Katekese ialah penyampaian segala macam pengetahuan tentang ajaran Gereja yang sifatnya ilmiah dan moralitas, penuh semangat kebaktian dan bersifat tertutup. Keseluruhan warna kegiatan katekese dipengaruhi oleh pola pemikiran ini. Contohnya: kegiataan katekese dapat berjalan dengan baik karena adanya pemikiran yang bersifat ilmiah yang berati bahwa pemikiran yang logis, masuk akal dan nyata. Selain itu adanya moralitas yang saling berhubungan dengan pemikiran ilmiah karena moralitas ialah perbuataan yang benar. Jadi seseorang melakukan perbuataan itu karena sudah tahu bahwa itu benar. Oleh karena itu katekese model ini berjalan dengan baik dengan adanya pemikiran ini. c Pola pemikiran katekese dalam Konsili Vatikan II: Katekese ialah usaha pewartaan Sabda Allah untuk membina penghayatan iman perorangan dan iman jemaat dalam kenyataan hidup sehari-hari. Contohnya: penghayatan hidup seseorang dapat dilihat dari bagaimana iman mereka berkembang di dalam kehidupan menggereja dan melihat keterlibatan mereka di dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 kehidupan sehari-hari, yaitu seperti mengikuti doa lingkungan dan kegiatan- kegiatan lainnya.

2. Isi katekese Audio Visual

Isi katekese tidak lain adalah Kristus dan ajaran-Nya. Katekese berpusat pada pribadi Kristus. Pelaku katekese bukan menyampaikan ajarannya sendiri, melainkan kebenaran dan ajaran Kristus. Berbicara mengenai Yesus Kristus tentu tidak bisa dilepaskan dari pembahansan mengenai Allah Tritunggal. Misteri Allah Tritunggal merupakan pusat iman dan hidup Kristiani. Pokok katekese yang utama dan hakikinya yaitu untuk menggunakan ungkapan yang disukai oleh Santo Paulus oleh teologi masakini. Misteri Kristus, katekese mencakup arti mengajak sesama mendalami misteri dalam segala dimensinya untuk menunjukkan kepada semua orang makna rencana yang terkandung dalam misteri dengan kata lain, maksudnya ialah menampilkan dalam pribadi Kristus seluruh rencana kekal Allah, yang mencapai kepenuhannya dalam pribadi itu.

a. Tujuan katekese

Tujuan utama katekese adalah membawa orang dalam kesatuan dengan Yesus Kristus CT 5. Melalui katekese orang diharapkan dapat mengembangkan pengertian tentang misteri Kristus dalam terang sabda Allah. Menjadi pengikut Kristus berarti menyatakan “Ya” kepada Kristus, setia mengikutinya, dan mengandalkanNya dalam hidup sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Selain tujuan katekese juga memiliki tugas yaitu katekese merupakan tindakan Gerejawi, menurut B.A. Rukiyanto dalam bukunya yang berjudul Pewartaan Di Zaman Global 2012:63 tugas katekese adalah mendukung pertumbuhan Gereja dengan: 1 Mengembangkan pengetahuan iman. 2 Pendidikan liturgis. 3 Pembinaan moral. 4 Mengajar berdoa, di samping itu katekese juga. 5 Membawa orang masuk kedalam hidup jemaat pendidikan hidup berjemaat. 6 Perutusannya, termasuk menjalin relasi dengan Umat dari Gereja lain dimensi ekumenis dan dialog dengan umat beragama lain. Keenam tugas itu merupakan tugas yang penting dan saling berhubungan. Karena tugas itu dapat dikategorikan menjadi dua hal pokok, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan Gereja dan hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat. Tugas pengembangan iman, pendidik liturgis, mengajar berdoa, dan pendidikan hidup berjemaat merupakan tugas yang berkaitan dengan kegiatan hidup Gereja, sedangkan tugas pembinaan moral dan perutusan menyangkut tugas umat di dalam masyarakat.

b. Pengertian Audio Visual

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau dapat disebut media pandang-dengar. Dewasa ini bahasa audio visual sangatlah berguna. Bahasa audio visual bukan pertama-tama memberikan kesempatan pada kita untuk menyampaikan kata-kata yang teliti, tetapi untuk menyampaikan pengalaman secara menyeluruh. Audio visual tidak banyak menyampaikan doktrin atau ide-ide, melainkan hanya ingin merangsang perasaan 26 seorang pribadi. Misalkan, suara yang disampaikan melalui mic dan amplifier yang baik dapat mengungkapkan nafas dan isi hati pemilik suara. Sehingga ketika penggunaan media atau audio visual dalam proses pembelajaran sudah tentu akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi, tetapi penyajian materi dapat digantikan oleh media. Peran guru dapat beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Salahudin Anas, dalam buku yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas 2015:125 contoh media audio visual di antaranya: program videotelevisi, videotelevisi intruksional dan program slide suara. Beberapa fungsi media adalah sebagai berikut: 1 Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, melainkan memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif. 2 Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen lain untuk menciptakan situasi belajar yang diharapkan. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melibatkan pada tujuan dan bahan ajar. 27

c. Katekese Audio-Visual di Group Media

Audio visual merupakan perpanjangan elektronik seluruh pengalaman seseorang. Katekese audio visual merupakan pesan sejauh pesan menyeluruh pancaindera, perasaan, badan, dan gagasanku. Namun katekese audio visual lebih dari pada hanya bahasa audio visual. Sehubungan hal itu menurut FX. Adisusanto SJ dan Sr. Ernestine dalam bukunya yang berjudul Katekese Audio Visual 1980:12-14 ada dua hal yang perlu diingat sebelum memasuki dunia katekese audio visual, yaitu: 1 Iman. a Katekese audio visual berasal dari seseorang yang beriman, seorang yang merasa terdorong untuk memaklumkan rahmat yang tersembunyi dalam injil. Kalau orangnya tidak beriman, audio visual hanya sebagai alat saja yang dipergunakan untuk membicarakan Kristus dengan tidak menarik dan membosankan. b Libatkan diri anda dalam dunia audio visual. Pilihlah kaset atau piringan hitam yang bermutu. Carilah pengalaman audio visual secara mendalam dan intensif, karena kedalaman dan intensitasnya membawa anda ke perasaan yang spirituil. c Berdoalah dengan media audio visual. Jangan ragu-ragu untuk berdoa dengan sebuah gambar yang indah dan mempergunakan waktu cukup lama untuk merenung dengan gambar-gambar yang indah. d Carilah gambar, suara atau lagu-lagu yang memupuk perasaan kagum, damai dan keterbukaan. 28 e Komunikasi kelompok, hidup berkelompok membantu hubungan semakin erat karena dengan adanya semangat keterbukaan dan sharing antar anggota kelompok. Karena dalam sharing seseorang melihat dan mendengar sesuatu intensitas yang besar. 2 Evaluasi kritis. Bagi seseorang yang tidak dididik dalam bahasa audio visual, untuk menguasai medium ini dituntut lebih dari pada suatu introduksi sederhana tentang macam-macam unsur bahasa audio visual. Demikian juga untuk dapat mengenal bahasa audio visual dengan baik, orang harus menceburkan diri ke dalamnya, harus melibatkan diri dalam dunia audio visual dan sekaligus secara teratur mengadakan refleksi, membandingkan dan memandang dunia audio visual dari perspektif yang berbeda-beda. Katekese audio visual dalam bentuk pewartaan iman merupakan salah satu cara menggunakan media dalam berkatekese. Penggunaan film dan televisi untuk pewartaan iman sudah direkomendasi oleh Gereja Katolik melalui dokumen Aetatis Novae 1992. Melalui surat gembala pada hari komunikasi sosial sedunia, setiap tahun kita diingatkan oleh Paus agar mempergunakan media komunikasi untuk meningkatkan pewartaan iman. Menurut Iswarahadi dalam buku yang berjudul Pewartaan Di Zaman Global 2012:63, katekese audio visual kegiatan pewartaan iman yang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk atau proses yaitu: 29 1 Bentuk pertama ialah, katekese audio visual dalam pertemuan reguler seminggu dalam kesempatan katekese. 2 Bentuk kedua ialah pertemuan periodik dalam kesempatan rekoleksi. 3 Bentuk ketiga adalah dalam bentuk retret audio visual. 4 Bentuk keempat adalah penayangan film di bioskop dan siaran program religius lewat televisi bentuk ini dapat ditindak lanjuti dengan perjumpaan antara pemirsa atau pendengar. 5 Bentuk kelima ialah pendalaman iman melalui khotbah audio visual di Gereja. Dalam era kemajuan teknologi dan cara pandang ini, katekese memerlukan orang-orang yang kompeten secara akademis dan kreatif memikirkan pola-pola pemikiran garda depan. Pemikiran yang mampu membawa katekese melakukan bentuk-bentuk kombinasi, elaborasi, kolaborasi, modifikasi, dan diversifikasi karya katekese dan di dalam bidang-bidang keilmuan dan juga seni. Metode yang di pakai dalam katekese audio visual adalah group media. Yang mendasari pemikiran group media ini adalah metode lama: melihat-menilai- bertindak, yang diperkaya dengan bahasa audio visual dan teknik belajar kelompok. Metode tersebut cukup memadai. Kekuatannya telah diakui. Penyajian audio visual menyediakan cara baru dan menarik untuk melihat kenyataan dengan hasil yang tidak hanya terdiri dari aspek intelektual, melaikan juga emosional. Kelompok belajar cenderung mengarah pada kehidupan sosial. 30 Selain tiga unsur tersebut melihat-menilai-bertindak di dalam pertemuan kelompok itu akan dikembangkan filsafat tentang manusia yang sekaligus menjadi guru dan murid terhadap manusia lain. Diskusi yang demokratis merupakan salah satu cara untuk menanamkan dasar pemikiran tersebut ke dalam praktik. Selain itu terdapat pula keinginan untuk mengubah hidup manusia khususnya yang bersangkut-paut dengan sosial politik. Tujuannya adalah untuk membuat hidup lebih manusiawi dan bermartabat. Menurut Manuel Olivera, dalam bukunya yang berjudul Group Media 1989: 13 terdapat beberapa keberatan yang mungkin timbul sehubungan dengan sistem kelompok: a. Sistem ini mengandaikan optimisme yang sangat besar dalam hal kemampuan manusia. b. Sistem ini menyaring pengetahuan kita tentang realitas melalui bahasa media yang menarik. c. Kehadiran seorang pengarah monitor dan pemilihan dokumen menyebabkan pertemuan jatuh ke tangan diktator-diktator cerdik yang dengan prosedur halus memaksakan cara mereka sendiri. d. Seluruh sistem diskusi ini hanya berakhir pada konsep-konsep intelektual tanpa pernah dilaksanakan. Berbicara tentang Media Komunikasi Sosial dan kelompok, yaitu tentang bidang yang oleh banyak orang disebut “group media” . Di antara semua Media Komunikasi Sosial yang ada, terutama yang kecil menarik perhatian. Media kecil itu mudah dibawa kemana-mana, terjangkau bagi keadaan ekonomi sosial PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 masyarakat dan bahkan anak-anak pun dapat menggunakannya dengan baik. Sifat kecilnya tidak mengurangi efisiensinya. Bahkan sekarang media kecil ini sudah mencapai mutu yang dua puluh tahun lalu belum tentu dimiliki oleh media profesional yang besar. Pertemuan kelompok yang bersama-sama menyaksikan program kaset, slide, foto, dan poster. Setelah itu bertukar pikiran. Beberapa metode dan langkah- langkah yang biasa disebut SOTARAE: Situasi, Objektif, Tema-tema, Analisis, Rangkuman, Aksi, dan Evaluasi. Ada segi-segi yang menarik dari kelompok- kelompok itu. Kami mengenal adanya ide team work yang menjadi nyata, yaitu ketika ada perkampungan miskin yang harus dibersihkan atau ketika terjadi bencana. Ada pula kelompok apresiasi psikologis di mana masing-masing anggota memperhatikan kewajiban atau kemajuan-kemajuannya di dalam kelompok. Perhatian kami tidak akan mengenai hal-hal itu, kecuali kalau ada hubungannya dengan persoalan tentang “group media”. Kehidupan sekarang ini begitu ribut, sehingga cenderung melumpuhkan kemampuan kreatif seseorang. Media besar bisa membanjiri kita dengan pandangan-pandangan yang belum kita mengerti. Akibat kita terlelap dalam kepasifan, fatalisme dan sikap tak kritis terhadap apa yang disajikan kepada kita. Dalam pihak lain dalam suatu kelompok membuat kita mampu menampilkan pandangan kita sendiri, memperkaya dan membandingkannya dengan pandangan orang lain. Pertemua kelompok juga mengajar kita untuk mengembangkan serangkaian kemampuan yang sebelumnya tersembunyi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

d. Katekese Audio Visual di Sekolah Pendidikan Agama Katolik

Katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda dengan fungsi khas pendidikan iman. Katekese dimengerti sebagai aktivitas gerejani yang menghantarkan umat bersama-sama atau perorangan menuju kedewasaan iman Dapiyanta 2008:3 mengatakan bahwa ada beberapa ciri-ciri mengenai kedewasaan iman, yaitu: 1 Iman menjadi pusat hidup kepribadian seseorang, yaitu dalam keseluruhan pribadi dan tingkah lakunya iman senantiasa menjadi referensi utama. 2 Iman berkembang dalam diri pribadi seseorang. 3 Iman yang tidak kekanak-kanakan mendalam dan kritis, mampu membedakan mana yang pokok dan tambahan, mana yang dapat berubah dan mana yang tetap. 4 Iman yang dewasa ialah iman yang bermotivasi tinggi dan berani berdialog dengan iman yang lain sharing. 5 Iman yang dewasa ialah iman yang konsisten, tidak berubah-ubah. Melihat ciri-ciri kedewasaan iman di atas, katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda yang berupa komunikasi dan hal tersebut melihat dari pertobatan dan refleksi seseorang atas hidupnya. Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan sarana atau pelaksanaan pewartaan Kristus demi perubahan batin dan pembaharuan hidup secara langsung FX. Dapiyanta, 2008:4. Pendidikan Agama Katolik merupakan salah satu bentuk komunikasi iman yang meliputi unsur pengetahuan, saat proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 pembelajaran siswa juga diteguhkan dan penghayatan iman siswa diperkaya. Peran seorang guru memang sangat mempegaruhi bagaimana siswa dapat menghayati iman nya lebih dalam, harus ada pendampingan dan tuntunan agar siswa benar-benar merefleksikan hidup dan imannya.

e. Kekuatan dan Keterbatasan Katekese Audio Visual

Audio dan visual memang memberi banyak kemudahan dalam berkatekese, namun di sisi lain juga memiliki keterbatasan. Kemungkinan- kumungkinan tersebut perlu dipikirkan baik dalam segi kekuatan maupun keterbatasannya. Hal ini dilakukan supaya tujuan katekese dapat tercapai dengan baik. 1 Kekuatan Katekese Audio Visual Melalui bahasa audio visual dapat dicapai komunikasi iman yang lebih mendalam. Artinya katekese audio visual mampu mengungkapkan apa yang tidak mampu diungkapkan dalam sebuah doktrin. Dengan kata lain katekese audio visual mampu melampaui batas-batas ketidakmampuan bahasa pengajaran. Melalui media ini pengalaman iman peserta dapat digali secara bebas dan mendalam Adisusanto, 2001:6. 2 Keterbatasan Katekese Audio Visual Keterbatasan penggunaan media audio visual dalam katekese memerlukan persiapan yang matang. Untuk dapat melaksanakan katekese audi visual dibutuhkan persiapan baik dari segi materi maupun segi sarana. Oleh karena itu, jika pendidik tidak mempersiapkan dengan baik kemungkinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 adanya kekacauan dalam pelaksanaan pengajaran. Misalnya jika akan menggunakan media film, perlu dipersiapkan tindakan antisipasi ketika listrik padam. Pendidik harus memiliki tuntutan kreativitas agar pelaksanaan katekese audio visual berjalan dengan baik. Pertama, tuntutan kreativitas mengharuskan pendidik dalam katekese dapat mencari dan menciptakan sarana dan suasana yang sesuai dengan tema yang akan dibahas sekaligus peka terhadap situasi dan kondisi peserta katekese. Kedua, penggunaan media audio visual juga menuntut partisipasi realitas yang terjadi kadang justru sebaliknya, artinya keterlibatan kurang dan bersifat individualis. Ketiga, penggunaan sarana media audio visual harus efektif. Artinya, sarana tersebut harus sungguh-sungguh berguna dan tepat dengan tujuan. Pendidik harus mampu melihat apakah sarana mempunyai nilai guna dalam proses pembelajaran atau hanya sekedar untuk memeriahkan proses pembelajaran Adisusanto, 2001:6.

C. Sinopsis Film dan Kekuatannya

Dokumen yang terkait

PERANAN SCRIPT SUPERVISOR DALAM PROSES PRODUKSI PROGRAM FILM CHARACTER BUILDING DI STUDIO AUDIO VISUAL PUSKAT YOGYAKARTA

0 2 52

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo.

4 72 183

Manfaat video siaran penyejuk imani katolik indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.

3 19 178

Katekese model SCP sebagai salah satu usaha peningkatan pelaksanaan pembinaan iman umat lingkungan Santo Yohanes Stasi Santo Yusup Balong Paroki Santa Theresia Lisieux Boro.

1 7 158

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Katekese sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan iman umat di Lingkungan Santo Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua.

0 6 125

Sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo Yusuf, Berut, Wilayah Santa Marta, Sumber, Paroki Santa Maria Lourdes, Sumber, Magelang, Jawa Tengah melalui Shared Christian Praxis.

8 70 209

Pengaruh sosok katekis terhadap minat umat dalam mengikuti katekese orang dewasa di Lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan Paroki Santo Antonius Kota Baru Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh sosok katekis terhadap minat umat dalam mengikuti katekese orang dewasa di Lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan Paroki Santo Antonius Kota Baru Yogyakarta

1 33 171

Sumbangan tayangan ``Penyejuk imani Katolik`` produksi Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta sebagai salah satu bahan katekese audiovisual di lingkungan Santo Paulus Paroki Santa Maria Pengantara Lahat Sumatera Selatan - USD Repository

0 0 149