8
BAB II MEDIA FILM BONEKA SANTO SANTA DALAM KATEKESE
Manfaat film dalam proses pembelajaran dapat membantu para siswa semakin memahami materi yang diberikan. Media yang dapat digunakan yaitu
salah satunya media Film Boneka Santo-Santa. Para siswa dapat semakin mengetahui sejarah dan nama-nama santo-santa dan semakin memahami atau
meningkatkan dasar-dasar proses Katekese atau Pendidikan Agama Katolik di sekolah.
A. Gambaran Umum Media dan Film Pengertian Media
Media memiliki banyak makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam
sudut pandang, maksud dan tujuannya. Kata “media” berasal dari bahasa Latin yaitu
medium
yang secara harafiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Oleh karena itu media dimengerti sebagai wadah atau sarana. Istilah media yang
sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi mempunyai peran dalam memengaruhi perubahan hidup sosial
manusia di masyarakat. Media dimengerti oleh banyak orang sebagai sarana atau alat untuk mengantarkan sesuatu yang hendak dicapai bagi orang yang
menggunakan media tersebut. Media sendiri dapat digolongkan menjadi empat kategori. Menurut Manuel Olivera, dalam bukunya yang berjudul
Group Media
1989: 7-8 empat kategori tersebut adalah:
9
a Media raksasa yaitu gabungan antara satelit, televisi, telepon dan
komputer. Alat-alat ini sudah sampai ke rumah kita, misalnya kalau kita menikmati acara-acara khusus secara langsung.
b Media massa ukuran besar yang sudah menjadi umum, ini terdiri dari
bioskop, radio dan televisi. c
Media massa ukuran sedang, media yang berukuran sedang. Misalnya: Surat kabar lokal, majalah dan pemancar radio yang berfrekuensi rendah.
d Media massa ukuran kecil. Media kecil ini seperti kaset, piringan hitam,
foto, slide, fotocopy dan komputer pribadi. Media adalah perangkat lunak
software
yang berisi pesan atau sebuah informasi pendidikan yang biasanya dapat disajikan dengan mempergunakan
sebuah peralatan. Sedangkan perangkat keras
hardware
sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan sesuatu pesan yang terkandung dalam media
tersebut.
1. Fungsi Media
Media komunikasi sosial dengan berbagai macam inovasi dan kecanggihannya sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia di
zaman sekarang ini. Kecanggihan ini dapat dirasakan dimana pun dan kapan pun jika sedang dibutuhkan, baik dari segi hiburan dan berbagai informasi terkini serta
dalam bidang pendidikan. Media komunikasi menjadi sumber utama informasi dan pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat Iswarahadi, 2000:2.
Menurut Iswarahadi, dalam bukunya yang berjudul
Beriman Dengan Bermedia
2003: 115-117 terdapat empat fungsi media yang penting untuk diketahui.
1 Media berfungsi korelatif: yakni jika media tersebut dapat menimbulkan
rasa bangga dan memperteguh identitas suatu kelompok serta mampu meningkatkan
“sense of belonging” seseorang. 2
Media dikatakan memenuhi fungsinya, jika mampu menggali nilai-nilai spiritualitas, tradisi serta nilai-nilai dasar kehidupan. Media mampu
10
menciptakan solidaritas, menggugah nilai-nilai kemanusiaan seseorang serta mampu mendorong seseorang untuk memperjuangkan nilai-nilai tersebut.
Fungsi ini disebut sebagai fungsi kontinyuitas.
3 Ketika media mampu menggerakkan massa sehingga mereka terdorong
untuk melakukan sesuatu, media tersebut memenuhi fungsinya untuk memobilisasi. Dengan fungsi mobilisasi ini media mengambil peran dalam
menggerakkan masyarakat untuk peduli terhadap kehidupan.
4 Fungsi media untuk memberikan hiburan merupakan fungsi yang paling
menonjol. Kejenuhan terhadap pekerjaan dan aktivitas kehidupan menuntut seseorang untuk beristirahat dan melakukan relaksasi untuk dirinya. Saat
inilah masyarakat membutuhkan media komunikasi untuk menikmati hiburan dan melepaskan kelelahan mereka. Melalui televisi, internet, video
dan berbagai media lainnya kebutuhan mereka akan hiburan dapat teratasi.
Media juga merupakan komunikasi ataupun interaksi yang dapat dilakukan oleh semua orang. Selain itu menurut Iswarahadi dalam bukunya yang berjudul
Media dan Pewartaan Iman 2013:10-11.
Orang kristiani mempunyai prinsip- prinsip dalam komunikasi. Tujuan dari proses komunikasi adalah memberi
kemuliaan kepada Allah dan suka cita kepada manusia. Selain itu juga prinsip komunikasi bukan untuk menggalakkan teknologi komunikasi melainkan untuk
menyelamatkan hubungan antara manusia. Dalam konteks ini ada lima hal yang menjadi keprihatinan
WACC World Association for Christian Communication,
yaitu sebagai berikut: a
Komunitas:
komunitas di sini bukan komunitas Kristiani saja, melainkan persatuan bersama tanpa menghiraukan keyakinan agama. Hanya
komunikasi yang insklusif mampu memuliakan Allah sebagai Bapa seluruh umat manusia dan membawa suka cita kepada semua orang.
b
Partisipasi:
pernyataan itu menge cam “tradisi profesional” di dalam
media. Menurut tradisi ini orang kecil tidak bisa ambil bagian, karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
media dikuasai oleh kalangan tertentu saja. Situasi ini harus diubah. Tidak boleh dengan
alasan “profesionalisme” sebagian masyarakat dikucilkan dari proses komunikasi.
c
Kebebasan:
komunikasi yang membebaskan itu mampu membuat orang mengartikulasikan kebutuhan-kebutuhannya. Jadi tidak ada dominasi
sepihak dari kalangan yang kebetulan menguasai media. d
Kebudayaan:
sistem komunikasi yang semakin canggih cenderung menciptakan sebuah dunia media yang asing. Perkembangan kebudayaan
setempat diabaikan. Komunikasi yang sesuai dengan visi Kristiani akan terjadi apabila kebudayaan rakyat diperkembangan.
e
Profetis:
komunikasi profetis merangsang kesadaran kritis akan realitas yang diciptakan oleh media dan menolong orang untuk membedakan
kebenaran dari kebohongan.
Perkembangan media pendidikan, kalau melihat lagi perkembangannya pada awal mula media hanya dianggap sebagai salah satu alat bantu mengajar oleh
guru
teaching aids
. Alat bantu yang dipakai dalam mengajar adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, obyek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan
sesuatu pengalaman yang konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan minat belajar setiap siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain, pekembangan pembelajaran dalam sebuah produksi dan
evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio, alat visual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengkonkritkan perkembangan
media pendidikan
dilengkapi dengan
digunakannya alat audio sehingga kita mengenal adanya alat audio visual atau
audio visual aids
AVA. Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan dari kata bahasa Inggris
intruction.
Kata
intruction
mempunyai pengertian yang lebih kuas dari pada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru dan
murid di kelas dalam ruang formal, pembelajaran atau
intruction
mencakup pula kegiataan belajar mengajar yang tak dihadiri guru secara fisik. Dalam
intruction
yang ditekankan adalah sebuah proses
belajar,
maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadinya sebuah proses belajar
dalam diri siswa yang disebut pembelajaran.
2. Media Audio Visual
Media audio dan audio - visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau contoh saja seperti video atau musik. Menggunakan
media audio juga dapat membantu dan menyesuaikan tingkat kemampuan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi. Contoh media audio yang
dipakai yaitu tape atau radio, karena mudah dibawa kemana saja. Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya
Media Pembelajaran
2011:149, selain dapat memotivasi siswa, media audio memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1 Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa
yang telah didengar. 2
Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat.
13
3 Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
4 Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat
kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
Media audio dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada
evaluasi hasil belajar siswa. Selain itu proses pembelajaran menggunakan media audio visual dapat membantu siswa yang bekerja lamban, karena dapat memutar
kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasai. Siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.
3. Film
Film merupakan media yang sangat berkembang pesat kecanggihannya. Perkembangan film dari zaman ke zaman memang sangat jauh perbedaannya.
Menurut Iswarahadi dalam buku
Media dan Pewartaan Iman
2013:37 film mendahului radio dan televisi sebagai satu sarana komunikasi untuk tujuan
hiburan di samping untuk menyebarluaskan ideologi. Para ahli mulai memusatkan perhatian pada gambar bergerak setelah pada tahun 1824 Mark Roger
mengembangkan teorinya tentang
persistence of vision.
Jadi satu seri gambar mati dalam pita film
celluloid
bila diproyeksikan pada 16-24 bingkai per detik akan menciptakan ilusi tentang satu gerak gambar yang kontinyu. Pada tahun 1895
Louis dan August Lumiere mempersembahkan kepada publik film gerak pertama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang dibayar di Grand Cafe Paris. Film memiliki narasi tetap seputar masalah yang diangkat ke layar perak dan harus diselesaikan pada akhir film tersebut.
Selama menonton film bisa terjadi proses identifikasi psikologis. Oleh sebab itu ada pengaruh positif dan negatif.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Sebagai suatu media, ada keunggulan-keunggulan film
menurut Sardiman Arif dalam buku yang berjudul
Media Pendidikan
1989:70- 71, antara lain:
1 Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan
lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi. Contohnya: Film merupakan media yang sangat membantu guru
untuk memberikan sebuah materi, bukan hanya menjelaskan secara teori saja. Film sangat membantu anak-anak untuk fokus pada materi yang
diberikan dan dengan menggunakan media film proses pembelajaran tidak terasa membosankan.
2 Film dapat memikat perhatian anak. Contohnya: Pada zaman sekarang
banyak anak yang kurang tertarik saat mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Media film sangat membantu untuk mengajak anak-anak
bisa fokus dalam proses pembelajaran, karena anak-anak akan lebih tertarik dengan melihat gambarfilm dibandingkan harus terus-menerus
mendengarkan guru berbicara. Film yang digunakan merupakan film yang bersangkutan dengan materi pembelajaran.
15
3 Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak. Contohnya:
Selain dapat membuat anak-anak fokus pada proses pembelajaran, film juga mampu mengajak anak-anak untuk berpikir dan mengikuti alur dari
cerita film tersebut. Anak-anak mudah mengingat apa yang mereka lihat. Jadi anak-anak akan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Media film memiliki beberapa keunggulan, seperti dituliskan oleh Sadiman Arif S 1989 dalam bukunya yang berjudul
Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan P emanfaatan
, yaitu: 1
Merupakan suatu
denominator
belajar yang umum. Baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang
sama. Keterampilan membaca dan penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi dengan menggunakan film.
2 Film sangat bagus untuk menerangkan sesuatu proses. Gerak-gerakan
lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.
3 Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali
kejadian-kejadian sejarah pada masa lampau. 4
Film dapat mengembara dengan lincah dari satu negara ke negara yang lainnya, horizon menjadi amat lebar, dan dunia luar dapat dibawa masuk
kelas. 5
Film dapat juga menyajikan baik dari segi teori maupun segi praktik yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya.
16
6 Film dapat menghadirkan seseorang ahli dan memperdengarkan suaranya
di dalam kelas. 7
Film dapat menggunakan teknik seperti warna gerak lambat animasi dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu.
8 Film juga dapat memikat perhatian anak.
9 Film lebih realistis dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya sesuai
dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak dapat menjadi lebih jelas. 10
Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera seperti halnya pengelihatan.
11 Film juga dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
Selain adanya keunggulan media film, media film juga memiliki dampak positif sebagai integral pembelajaran di dalam kelas. Menurut Azhar Arsyad
dalam bukunya
Media Pendidikan
2011:21, dampak-dampak dari film yaitu sebagai berikut:
1 Peyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
Cara mengajar setiap guru memang berbeda-beda, namun dengan penggunaan media para guru mampu memberikan informasi yang akan
diberikan kepada siswa lebih efisien.
2 Pembelajaran bisa lebih menarik.
Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap memperhatikan. Isi cerita yang membuat para siswa menimbulkan
keingintahuan yang lebih mendalam.
3 Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
Peran guru sangat dibutuhkan untuk tetap melihat apakah media yang digunakan sesuai atau tidak, media pembelajaran dapat didalami untuk
menambah pengetahuan para siswa yang lebih baik, spesifik dan jelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Pengertian tentang Boneka
Daryanto 2013: 33 mengungkapkan bahwa boneka merupakan benda tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang. Boneka dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sebuah pertunjukan. Penggunaan boneka sebagai media pendidikan dapat dilihat di berbagai wilayah di
Indonesia. Di Jawa Barat, penggunaan boneka tongkat yang disebut “wayang golek” digunakan untuk memainkan cerita-cerita Mahabarata dan Ramayana. Di
Jawa Timur dan Jawa Tengah digunakan dua boneka tongkat dalam dua dimensi yang dibuat dari kayu yang disebut
“wayang krucil” dan boneka bayang-bayang yang disebut “wayang kulit.” Penggunaan media boneka sebagai media
pembelajaran dapat dibuat dengan menyesuaikan perkembangan zaman, tujuan penggunaan dan keadaan sosio-kultural masing-masing.
Daryanto 2013: 33 mengklasifikasikan boneka menjadi lima jenis sebagai berikut.
1 Boneka jari, dimainkan dengan jari tangan. Contoh: dengan
menggunakan jari tangan, pergerakan boneka jari lebih mudah dimainkan dan mudah untuk digerakkan. Jadi hasilnya akan lebih baik
dan menarik untuk dilihat. 2
Boneka tangan, satu tangan memainkan satu boneka. Contoh: jika satu tangan memainkan lebih dari satu boneka, hasil yang digerakkan tidak
akan baik. Sebaiknya satu tangan memainkan satu boneka saja, agar lebih fokus pada satu boneka tangan saja.
18
3 Boneka tongkat seperti wayang-wayangan. Contoh: wayang biasanya
dilengkapi oleh kayu untuk memainkan wayang tersebut. Biasanya dimainkan oleh dalang dan wayang biasanya menceritakan sebuah
kisah kerajaan atau cerita rakyat. 4
Boneka tali
marionet
: cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan kaki. Contohnya: biasanya boneka
tali dimainkan oleh seseorang dari atas. Jadi para penonton biasanya melihat boneka bergerak-gerak, karena orang yang memainkan boneka
tali harus berkonsentrasi menghubungkan kepala, tangan dan kaki agar bisa seimbang pada saat dimainkan.
5 Boneka bayang-bayang
shadow puppet
: dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. Contohnya: boneka
bayang-bayang ini sama dengan boneka wayang, karena boneka ini memakai tongkat kayu untuk memainkannya. Dan boneka bayang-
bayang ini dimainkan di balik kain putih yang diberikan cahaya agar terlihat bayang-bayang dari boneka tersebut.
Boneka tangan dipilih sebagai media pembelajaran karena dapat menarik perhatian, minat siswa, dan stimulus yang baik dalam kegiatan pembelajaran.
Media boneka berfungsi membantu mempermudah pemahaman isi cerita dan penokohan dalam dongeng. Film merupakan media komunikasi yang paling
efektif untuk mencapai tujuan proses pembelajaran di sekolah. Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menggunakan media film proses pembelajaran akan semakin baik dan mengajak anak-anak untuk tetap fokus dan konsentrasi dalam proses pembelajaran.
Kelebihan menggunakan boneka sebagai media pembelajaran menurut Daryanto 2013: 33 adalah sebagai berikut.
1 Efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan.
2 Tidak memerlukan keterampilan yang rumit.
3 Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana
gembira. Melalui penggunaan media film boneka dalam pembelajaran, isi cerita
yang ingin disampaikan oleh film tersebut dapat mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, siswa dapat tertarik melihat melalui media film boneka yang menarik
perhatiannya. Berdasarkan ulasan di atas, media yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah media film boneka. Media film boneka dipilih karena bersifat
komunikatif dan sesuai untuk memvisualkan tokoh dan penokohan dalam dongeng.
Sudarmadji 2010: 21 mengungkapkan berdasarkan pemanfaatan alat peraga, bercerita dapat dibedakan dengan alat peraga dan bercerita tanpa alat
peraga. Bercerita dengan alat peraga yaitu menggunakan boneka tangan, boneka jari,
flannel
, wayang, dan lain-lain. Bercerita tanpa menggunakan alat peraga lebih mengoptimalkan seluruh anggota tubuh, mimik muka, ekspresi, suara, dll.
Media boneka dapat membantu siswa mengenal segala aspek yang berkaitan dengan benda dan memberikan pengalaman tentang tokoh dalam
dongeng. Isi cerita dan situasi yang diajarkan kepada anak lebih mudah dipahami bila objek tersebut ada di hadapan mereka. Penggunaan media boneka menolong
anak untuk bernalar, berimajinasi dan membentuk konsep tentang sesuatu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berhubungan dengan objek. Menggunakan boneka tangan sebagai alat bantu akan membuat suasana kelas lebih berkonsentrasi pada cerita yang disampaikan.
5. Film Boneka Santo-Santa Produksi SAV PUSKAT
Film Boneka Santo-Santa yang diproduksi oleh SAV PUSKAT ini dibuat sekitar tahun 2005. Hal yang melatarbelakangi pembuatan Film Boneka Santo-
Santa ini adalah bahwa pentingnya peranan katekese pendidikan iman untuk anak di zaman yang serba modern ini, dimana anak-anak lebih tertarik duduk manis di
depan televisi dibandingan mengikuti pelajaran agama. Hal inilah yang menyebabkan banyak Sekolah Minggu yang sudah tidak aktif lagi karena anak
lebih memilih program-program televisi yang lebih menarik seperti halnya film Upin dan Ipin atau film animasi lainnya. Gereja harusnya bisa bertindak untuk
menyediakan sarana-sarana yang menarik agar anak tertarik untuk datang mengikuti sekolah minggu. Oleh sebab itu SAV PUSKAT membuat dan
menerbitkan Cerita Boneka Santo-Santa dengan media film supaya dijadikan salah satu sarananya, dan tidak hanya untuk Sekolah Minggu saja, kemungkinan
juga bisa dipakai untuk pengajaran di sekolah dan di tengah keluarga. Film Boneka Santo-Santa ini memiliki 5 seri, dimana setiap serinya terdiri
dari 2-3 judul cerita yang berbeda. Seri 1: Santa Elisabeth, Santa Maria Goretti, Santo Vincentius de Paulo. Seri 2: Santa Bernadetta, Santa Maria Magdalena,
Santa Martinus. Seri 3: Uskup Romero, Santa Fransiskus Asisi. Seri 4: Santa Angela, Pater Damian. Seri 5: Santa Antoine Daniel, Santa Rosa de Lima.
Produksi Film Boneka Santo-Santa ini memakan waktu yang cukup lama yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
hampir sekitar 2 tahun. Kendala terutama yang dialami dalam pembuatan film boneka Santo-Santa ini adalah bagaimana membuat film ini lebih menarik
dibandingkan dengan cerita Santo-Santa dalam bentuk buku. Selain itu, Film Boneka Santo-Santa yang diproduksi SAV PUSKAT merupakan salah satu film
boneka yang dapat membantu pengembangan iman anak. Dengan latar belakang sederhana dan bentuk boneka yang sederhana pula, film boneka mampu
merangsang anak untuk berimajinasi. Film boneka bukan film animasi, melainkan film yang menampilkan suatu
cerita dalam layar kaca dengan menggunakan sarana boneka. Dalam proses pembuatannya tidak ada trik-trik kamera melainkan trik yang dirancang khusus
lewat seperangkat program animasi komputer. Proses pembuatan film boneka sama persis dengan pagelaran wayang golek atau wayang kulit. Ketrampilan
tangan dan
setting background
menjadi hal yang paling penting diperhatikan. Melalui cerita penonton berhadapan dengan suatu realita hidup yang dialaminya
sendiri, sehingga mampu membawa penonton pada suatu kesadaran diri yang mendalam. Selain itu melalui media film, imajinasi anak-anak mampu menyusun
suatu hal seperti yang dikehendakinya. Dengan berbekal ingatan akan pengalaman anak-anak siap membangun imajinasi dalam otaknya sampai mereka memiliki
sesuatu pemahaman, prinsip, dan nilai hidup yang sifatnya personal. Cerita yang disampaikan melalui media audio visual jauh lebih menarik dan mendorong anak-
anak utuk memberikan perhatian yang lebih terhadap pristiwa, pesan dan nasihat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
B. Katekese Audio Visual 1. Pengertian Katekese Audio Visual