67
asyik mengobrol dengan teman sebangku atau di sekitarnya. Selain itu juga tidak sedikit siswa-siswi yang kurang memperhatikan pelajaran, karena bagi mereka
Pendidikan Agama Katolik adalah pelajaran yang membosankan. Oleh karena itu guru PAK dituntut untuk lebih kreatif lagi dalam menyajikan materi, agar siswa-
siswi tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti pelajaran. Salah satu contohnya bisa dengan menggunakan media film, karena dengan menggunakan media film,
siswa-siswi lebih tertarik untuk mengikut pelajaran, dan dengan menggunakan media film siswa-siswa juga lebih mudah menangkap apa yang akan disampaikan
oleh film tersebut.
D. Refleksi Kateketis
Pendidikan Agama Katolik ataupun katekese di sekolah merupakan salah satu cara meningkatkan iman para siswa. Salah satu media yang dapat digunakan
dalam proses katekese di sekolah yaitu dengan menggunakan media film. Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan materi yang diberikan. Penulis melihat bahwa SD Santo Mikail Indramayu membutuhkan proses
pembelajaran dengan menggunakan media, khususnya Film Boneka Santo-Santa agar para siswa menjadi lebih paham dan mengerti tentang Santo-Santa. Bukan
hanya Film Boneka Santo-Santa saja tetapi media lainnya juga dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Melihat keadaan konkrit ketika berada di sekolah,
penulis juga mengharapkan keterampilan dari para guru khususnya guru Pendidikan Agama Katolik untuk lebih memahami media pembelajaran yang
68
sesuai dengan para siswa dan sesuai dengan isi materi dan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Pihak sekolah juga perlu mendukung hal-hal yang
menyangkut mengenai proses pembelajaran di sekolah agar para guru mampu menggunakan media dengan baik dan membuat proses pembelajaran semakin
lebih efektif dan menemukan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan kepada para siswa.
Sebagai calon guru ataupun calon katekis, penulis juga mengharapkan agar penulis mampu memanfaatkan dan menggunakan media film dalam proses
pelayanan di sekolah dan di paroki maupun di lingkungan. Dengan demikian penggunaan media film di sekolah maupun paroki tidak lagi asing bagi siswa-
siswi di sekolah maupun umat di paroki dan diharapkan membawa pengaruh positif untuk semua. Bacaan Markus 10:19-22 mengingatkan penulis untuk
menjadi sosok guru atau pun katekis yang selalu berbagi dan tanpa imbalan apa pun, sehingga buah dari segala hal kebaikan akan mendapatkan hasil yang baik
juga. 10:19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan
ibumu 10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: Guru, semuanya itu telah
kuturuti sejak masa mudaku. 10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: Hanya satu lagi
kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga,
kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku. 10:22 Mendengar perkataan
itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Seorang guru maupun katekis haruslah memiliki sikap yang selalu berbagi
terhadap sesama, apalagi seorang guru bisa dijadikan sebagai contoh untuk murid- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
muridnya di sekolah. Menjadi seorang guru dan katekis yang baik dan senantiasa berbagi pastilah banyak didambakan baik oleh para siswa-siswi maupun umat
sekitar. Oleh sebab itu penulis akan berusaha menjadi sosok guru dan katekis yang baik, terbuka, saling berbagi kebaikan, sehingga siswa-siswi dan umat merasa
bahwa mereka diperhatikan.
E. Pedoman Pembelajaran Menggunakan Film