57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari adanya keterlibatan siswa selama
proses pembelajaran serta bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dapat
diukur dari hasil
post-test
di setiap akhir siklus.
A. Deskripsi dan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu terdiri dari 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari
2 kali pertemuan. Berikut ini akan diuraikan mengenai proses pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian.
1. Siklus I
a Perencanaan Pada tahab perencanaan, peneliti berdiskusi bersama guru mata
pelajaran Biologi untuk mempersiapkan penelitian. Selanjutnya, peneliti menentukan indikator keberhasilan yang didasarkan pada observasi awal.
Kemudian, peneliti menyusun instrumen pembelajaran, yaitu silabus Lampiran 1, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Lampiran 2 dan
Lembar Kerja Siswa LKS Lampiran 3. Menyusun skenario pembelajaran dengan model pembelajaran tipe
picture and picture
. Membuat gambar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture
. Menyusun pedoman penilaian tes, lembar observasi Lampiran 12, soal
pre-test
lampiran 7,
post-test
Lampiran 9 dan kuisioner Lampiran 5. b Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu, pada tanggal 5 September 2016 dan 19 September 2016. Di kelas
penelitian, yaitu kelas X PMIIA 2 pembelajaran biologi dilaksanakan 3 x 45 menit dalam satu minggu yang dilaksanakan setiap hari senin pukul 08.00-
10.30 WIB. Pembelajaran biologi dilaksanakan pada jam pelajaran ke dua sampai ke empat. Akan tetapi, jam pelajaran dipotong istirahat setelah jam
ke tiga berlangsung dan jam ke empat pelajaran biologi dilaksanakan setelah istirahat. Jam pertama digunakan untuk pelaksanaan upacara bendera.
Pertemuan pembelajaran pertama yang dimulai pada tanggal 5 September 2016 jam ke dua dilaksanakan setelah upacara bendera sampai
jam ke empat yaitu pukul 08.00-10.30 WIB, dengan 37 siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan, pertemuan ke dua dilaksanakan
tanggal 19 September 2016, satu jam pertama pelajaran biologi yaitu pukul 08.00-08.45 dikhususkan untuk pelaksanaan
post-test I
dan jam ke tiga sampai jam ke empat dilanjutkan untuk pembelajaran silkus II.
Pada awal pembelajaran, peneliti membagikan kuisioner awal dan soal
pre-test
kepada siswa-siswi kelas X PMIIA 2. Setelah siswa-siswi selesai mengerjakan kuisioner awal dan soal
pre-test,
peneliti memberikan motivasi kepada siswa dengan menampilkan gambar melalui
power point
dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempersilahkan siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang gambar yang ditampilkan.
Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa mampu menjelaskan konsep keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan
ekosistem, menyebutkan contoh-contoh keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem serta menentukan faktor penyebab timbulnya
keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan kelompok.
Pada saat peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran tiba-tiba terjadi mati listrik, sehingga tujuan pembelajaran dan
power point
tidak dapat ditampilkan pada layar proyektor dan akhirnya tujuan pembelajaran serta
klarifikasi disampaikan secara lisan oleh peneliti. Selanjutnya, peneliti mulai mengorganisasikan siswa dalam kelompok
belajar dan membagi kelas menjadi 6 kelompok kecil yang terdiri dari 6 sampai 7 orang. Pembagian kelompok yang terdiri dari 6 sampai 7 orang
dikarenakan melihat kondisi dan keadaan kelas di tempat penelitian dan menyesuaikan jumlah LKS serta gambar-gambar yang dibagikan kepada
siswa. Apabila pembagian kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa maka gambar yang dibutuhkan juga semakin banyak dan tidak mencukupi papan
tulis. Peneliti menjelaskan model pembelajaran
picture and picture
, kemudian membagikan amplop yang berisi LKS dan gambar-gambar
kepada kelompok diskusi. Pada saat siswa-siswi berdiskusi dan menjawab soal pada LKS, peneliti membuat tabel di papan tulis. Tabel tersebut adalah
tabel pengelompokan berbagai mahkluk hidup sesuai dengan tingkat keanekaragaman hayati. Setelah selesai menjawab soal pada LKS,
kemudian siswa maju ke depan dan menempelkan gambar-gambar pada tabel di papan tulis sesuai dengan petunjuk pada LKS dan dilanjutkan
dengan presentasi. Pada kegiatan ini, pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa
LKS yang berisi soal untuk dijawab oleh siswa dan petunjuk penempelan gambar di papan tulis. Petunjuk penempelan gambar di papan tulis
disertakan pada LKS dengan tujuan agar siswa-siswi tidak kebingungan saat menempelkan gambar-gambar di papan tulis, sehingga gambar yang
ditempelkan sesuai dengan tabel yang telah dibuat oleh peneliti. Pada pembelajaran ini jumlah LKS yang dibagikan adalah 3 LKS untuk setiap
kelompok, yaitu LKS keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan tipe-tipe ekosistem. Masing-masing kelompok mengerjakan dan
menjawab soal dengan berbagai cara, yaitu ada yang mencari informasi di buku paket dan internet seperti yang terlihat pada gambar 4.1. di bawah ini.
Gambar 4.1. Para siswa sedang mencari sumber informasi dan referensi
Setelah berdiskusi dan menjawab soal pada LKS, siswa melanjutkan dengan menempelkan gambar pada papan tulis dan presentasi. Setiap kelompok memiliki
4 sampai 5 gambar untuk ditempel, sehingga siswa dapat bergantian untuk menempelkan gambar pada papan tulis. Siswa-siswi yang sedang menempelkan
gambar dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Siswa-siswi sedang menempelkan gambar secara bergantian di papan tulis
Sebelum presentasi di mulai, peneliti menanyakan terlebih dahulu alasan siswa menempelkan gambar pada tabel di papan tulis seperti yang terlihat pada
gambar 4.3. Selanjutnya, peneliti menunjuk 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lainnya menanggapi presentasi yang
dilakukan teman-temannya. Presentasi siswa dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.3. Siswa-siswi maju ke depan dan menjelaskan alasan menempelkan gambar pada tabel di papan tulis.
Gambar 4.4. Siswa-siswi sedang melaksanakan presentasi
Pada kegiatan presentasi ini, peneliti mengklarifikasi jawaban yang kurang tepat dam membahas materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kemudian,
peneliti memberikan beberapa pertanyaan lisan bagi para siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari dan memberikan penghargaan bagi siswa yang terlibat
dalam pembelajaran dengan
applause
atau tepuk tangan. Pada akhir kegiatan pembelajaran peneliti memberikan tugas mengumpulkan data berbagai jenis
mahluk hidup pada tingkat gen, jenis dan ekosistem dalam bentuk kliping. Tugas tersebut dikumpulkan pada pertemuan berikutnya sebelum
post-test I
dimulai. Peneliti juga menginformasikan bahwa minggu depan sebelum memulai pelajaran
akan diadakan
post-test I. Post-test
ini bertujuan untuk melihat perkembangan hasil belajar yang diperoleh setelah perlakuan dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe
picture and picture
pada siklus I.
Post-test I
dilaksanakan pada tanggal 19 September 2016 pukul 08.00-08.45 WIB setelah upacara bendera. Sedangkan, untuk jam pelajaran biologi ke tiga dan
ke empat dilanjutkan untuk proses pembelajaran pertemuan pertama siklus II pada pukul 08.45-10.30 WIB.
Post-test I
seharusnya dilaksanakan pada tanggal 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
September 2016, akan tetapi pada tanggal tersebut bertepatan dengan perayaan Idul Adha sehingga sekolah libur.
Pertemuan pembelajaran siklus I dirasakan belum kondusif. Beberapa kendala dialami oleh peneliti diantaranya, siswa masih kelihatan ribut saat
pembagian kelompok. Hal ini dikarenakan siswa ingin memilih sendiri anggota kelompokknya. Siswa-siswi belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
hanya beberapa siswa yang bersedia untuk bertanya kepada peneliti atau teman saat prentasi. Selain itu, hanya dua kelompok saja yang dapat melaksanakan
presentasi. Hal ini dikarenakan jam pembelajaran biologi terpotong oleh jam istirahat, beberapa siswa terlambat masuk pada saat pembelajaran berlangsung.
Kondisi tersebut menghambat dalam proses pembelajaran. Suasana pembelajaran dapat dilihat dalam gambar 4.5.
Gambar 4.5. Suasana pembelajaran biologi siklus I, siswa- siswi sedang berdiskusi dan menjawab soal pada LKS
Kendala lain pada pembelajaran siklus I adalah terjadi mati listrik saat proses pembelajaran berlangsung. Materi dan beberapa pertanyaan evaluasi yang
akan ditujukan untuk siswa tidak dapat ditampilkan di layar proyektor dan akhirnya disampaikan secara lisan. Selain itu, pada saat penempelan gambar di
papan tulis masih terlihat acak-acakan atau gambar tersusun tidak rapih. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikarenakan gambar yang ditempelkan pada papan tulis berukuran sedikit lebih besar dari tabel yang sudah dibuat.
a. Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif Pada awal kegiatan pembelajaran, peneliti membagikan soal
pre-test
kepada 37 siswa kelas X MIPA 2. Pelaksanaaan
pre-test
bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada materi Keanekaragaman Hayati.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil
pre-test
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Hasil Analisis Nilai
Pre Test
Siswa Kelas X PMIIA 2
No. Keterangan
Ketercapaian 1. Rata-rata kelas
29,40 2. Nilai tertinggi
79 3. Nilai terendah
13 4. Jumlah siswa yang tuntas belajar
2 5. Jumlah siswa yang tidak tuntas
belajar 35
6. Ketuntasan klasikal 5,40
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan awal para siswa secara klasikal adalah 29,32. Hasil tersebut berada jauh di bawah
kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil
pre tes
, diperoleh nilai tertinggi adalah 79 dan nilai terendah adalah 13. Dari data
yang diperoleh 94,59 siswa belum mencapai ketuntasan. Nilai
pre-test
siswa kelas X PMIIA 2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengukuran keberhasilan belajar aspek kognitif siswa pada materi Keanekaragaman Hayati diukur dengan pelaksanaan
Post-test I. Post-test I
dilaksanakan pada tanggal 19 September 2016 yang diikuti oleh 37 siswa dengan materi yang telah dipelajari pada siklus I dan sesudah dilakukan
tindakan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, berikut ini adalah hasil yang diperoleh :
Tabel 4.2. Hasil Analisis Nilai
Post-test
Siklus I Kelas X PMIIA 2
No. Keterangan
Ketercapaian 1. Rata-rata kelas
62,21 2. Nilai tertinggi
96 3. Nilai terendah
11 4. Jumlah siswa yang tuntas belajar
12 5. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
25 6. Ketuntasan klasikal
32,43
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata secara klasikal adalah 62,21 dengan nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah adalah 11.
Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan adalah 12 siswa atau secara klasikal menunjukkan ketuntasan sebesar 32,43. Dengan demikian, hasil
belajar siswa pada siklus I masih dibawah KKM yang telah ditentukan. Nilai hasil
Post-test
siklus I siswa kelas X PMIIA 2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20
b. Analisis Hasil Belajar Aspek Afektif Perolehan data mengenai kondisi belajar aspek afektif siswa
didapatkan melalui hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan teman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sejawat peneliti. Berikut ini adalah hasil observasi aspek afektif siswa pada siklus I :
Tabel 4.3. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I Kelas X PMIIA 2
No. Kategori
Interval Skor Jumlah
Siswa Presentase
1. Tinggi 66,68 ≤ q ≤ 100 28
75,67 2. Sedang
33,34 ≤ q ≤ 66,67
9 24,32
3. Rendah 0 ≤ q ≤ 33,33
Jumlah siswa yang tergolong dalam kategori hasil belajar aspek afektif rendah adalah nihil. Hal ini berarti tidak ada siswa yang mempunyai
hasil belajar aspek afektif rendah. Sebanyak 28 siswa tergolong dalam kategori tinggi atau sebesar 75,67. Sedangkan, 9 siswa lainnya tergolong
dalam kategori sedang atau sebesar 24,32. Hasil belajar aspek afektif siklus I dapat dilihat pada Lampiran 22.
c. Motivasi Belajar Awal Motivasi belajar awal adalah motivasi yang dimiliki siswa sebelum
pelaksanaan tindakan yang diperoleh dari hasil kuisioner. Sebelum pembelajran dimulai. Peneliti membagikan kuisioner kepada 37 siswa kelas
X PMIIA 2pada tanggal 5 september 2016. Berdasarkan hasil analisis tentang hasil motivasi awal siswa terdapat pada tabel 4.4, selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 17. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4. Hasil Analisis Motivasi Belajar Awal Siswa Kelas X PMIIA 2
Interval Kategori
Jumlah Siswa
Skor Motivasi
81-100 Sangat Tinggi
11 29,72
66-80 Tinggi
21 56,75
56-65 Cukup
5 13,51
45-55 Rendah
0-45 Sangat Rendah
Berdasarkan kuisioner yang telah diisi oleh 37 siswa kelas X PMIIA 2 diketahui bahwa siswa yang tergolong dalam kategori rendah dan sangat
rendah adalah 0. Jumlah siswa yang tergolong dalam kategori cukup adalah 5 siswa atau sebesar 13,51. Jumlah siswa dalam kategori tinggi
adalah 21 siswa atau sebesar 56,75. Sedangkan, jumlah siswa dalam kategori sangat tinggi adalah 11 siswa atau sebesar 29,72. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas X PMIIA 2 memiliki motivasi belajar awal tinggi. Dengan presentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas X PMIIA 2 tinggi. c Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh data hasil belajar aspek kognitif dan aspek afektif siswa kelas X MIPA 2. Dari
hasil belajar aspek kognitif didapatkan 32,43 siswa kelas X PMIIA 2 telah mencapai KKM dengan nilai ≥ 70. Sedangkan hasil belajar aspek afektif
menunjukkan sebesar 75,67 siswa kelas X PMIIA 2 tergolong dalam kategori tinggi. Artinya, 75,67 dari 37 siswa memiliki hasil belajar afektif
tinggi. Pada motivasi awal belajar siswa kelas X PMIIA 2 memiliki motivasi belajar tinggi atau sebesar 86,47. Ketercapaian hasil belajar pada
siklus I untuk hasil belajar kognitif belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. Sedangkan, pada hasil belajar aspek afektif dan motivasi awal
siswa sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture
pada siklus I telah berjalan sesuai dengan prosedur yang direncanakan. Sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh peneliti, mencatat hal-hal penting dalam proses pembelajaran, melaksanakan perintah yang diberikan oleh peneliti, berusaha
menjawab pertanyaan yang diajukan, memberi tanggapan saat presentasi, mengerjakan LKS dengan cermat dan tertib, bertanya terhadap hal yang
belum diketahui dan siswa terlihat bersemangat ketika mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture.
Ada beberapa hal yang dianggap sebagai kendala dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Hal-hal tersebut
diantaranya, waktu yang telah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP tidak sesuai dengan proses pembelajaran karena saat
proses pembelajaran siswa-siswi tidak bisa dipaksakan untuk segera menyelesaikan LKS dan menempelkan gambar dengan tepat waktu,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dari waktu yang telah ditentukan. Selain itu, kendala yang lainnya adalah saat proses pembelajaran
berlangsung tiba-tiba terjadi mati listrik dan proses pembelajaran tidak bisa menggunakan proyektor. Namun, peneliti sudah mempersiapkan apabila
terjadi mati listrik yaitu, dengan mencetak atau membuat
print out
tentang materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran tetap bisa dilanjutkan
kembali walaupun penjelasan dan beberapa pertanyaan evaluasi dilakukan secara lisan.
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I, peneliti bersama-sama dengan guru pembimbing skripsi melakukan evaluasi di sekolah. Guru
pembimbing skripsi menyampaikan beberapa kekurangan dan kelebihan cara mengajar peneliti saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture.
Hal tersebut sangat bermanfaat bagi peneliti agar saat proses pembelajaran siklus II yang akan berlangsung dapat berjalan dengan
lebih baik lagi. 2. Siklus II
a Perencanaan Pada tahab perencanaan siklus II ini peneliti melakukan perbaikan dari
masalah yang terdapat pada siklus I. Hal pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah membentuk kelompok baru untuk pengerjaan LKS dan
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture
ke dua. Jumlah anggota kelompok baru pada siklus II masih sama dengan jumlah
anggota kelompok pada siklus I yaitu, 6 sampai 7 orang dalam setiap kelompok. Pembentukan kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan
aspek kognitif hasil belajar siswa pada silkus I. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan dari pembentukan kelompok baru adalah untuk mengantisipasi kebosanan yang dapat dirasakan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran,
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan teman yang lainnya. Selanjutnya, untuk proses pembelajaran, peneliti
menyiapkan beberapa instrumen dan media pembelajaran seperti LKS, gambar-gambar, soal
post-tets II
, lembar observasi dan kuisioner. b Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yakni pada tanggal 19 September 2016 dan 26 September 2016. Kegiatan pembelajaran pertama
dilaksanakan tanggal 19 September 2016, pada pukul 08.45-10.30 WIB setelah pelaksanaan
post-test I
. Pelaksanaan siklus II diikuti oleh 37 siswa. Pada pertemuan ini tidak diberikan
pre-test
seperti siklus I. Kegiatan pembelajaran diawali dengan sapaat peneliti, pemutaran vidio tentang
Keanekaragaman Hayati Indonesia dan pertanyaan-pertanyaan di awal pembelajaran.
Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada siklus II yaitu, menjelaskan penyebaran keanekaragaman
hayati di Indonesia, menjelaskan hubungan garis Wallace dan garis Weber dengan
keanekaragaman hatai
Indonesia, menyebutkan
manfaat keanekaragaman
hayati Indonesia,
mengidentifikasi penyebab
menghilangnya keanekaragaman hayati dan menjelaskan usaha pelestarian keanekaragaman hayati.
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar selanjutnya
adalah pembentukan
kelompok. Peneliti
mulai mengorganisasikan atau mengintruksi siswa dalam kelompok diskusi yang
terdiri dari 6 sampi 7 siswa dalam satu kelompok. Pemilihan anggota kelompok sesuai dengan intruksi dari peneliti dan para siswa berkumpul
dalam kelompoknya masing-masing. Peneliti menjelaskan kembali tentang model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture
kepada para siswa. Peneliti membagikan amplop yang berisi LKS dan gambar-gambar kepada
siswa. Pada kegiatan ini, pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa
yang berisi tentang Keanekaragaman Hayati Indonesia dan pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia. Pada saat siswa-siswi berdiskusi dan
menjawab soal pada LKS, peneliti membuat tabel di papan tulis. Tabel tersebut adalah tabel Keanekaragaman Hayati Indonesia dan pelestarian
Keanekaragaman Hayati Indonesia. Para siswa mengerjakan LKS dalam kelompok dengan cara mereka sendiri yaitu, dengan membaca buku paket,
internet dan ada juga yang bertanya kepada peneliti. Para siswa yang sedang mencari informasi dan referensi dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Para Siswa sedang Mencari Sumber Informasi dan Referensi
Setelah selesai diskusi dan menuliskan jawaban pada LKS, siswa-siswi maju ke depan untuk menempelkan gambar pada tabel di papan tulis sesuai
dengan petunjuk yang ada di LKS dan dilanjutkan dengan presentasi. Gambar- gambar yang ditempelkan pada kegiatan pembelajaran siklus II adalah gambar
tentang keanekaragaman hayati Indonesia dan gambar pelestarian alam
in-situ
dan
ex-situ
. Siswa-siswi yang sedang menempelkan gambar pada papan tulis dapat dilihat pada gambar 4.7. Peneliti juga tidak lupa untuk menanyakan alasan siswa
menempelkan gambar pada papan tulis seperti yang terlihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.7. Siswa-Siswi sedang Menempelkan Gambar secara Bergantian di Papan Tulis
Gambar 4.8. Siswa- Siswi Maju ke Depan dan Menjelaskan Alasan Menempelkan Gambar pada Tabel di Papan Tulis
Pada pertemuan siklus II ini, semua anggota kelompok melakukan kegiatan presentasi. Presentasi berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa secara aktif
memberikan tanggapan dan pertanyaan pada saat presentasi. Siswa-siswi yang sedang melaksanakan presentasi dapat dilihat pada gambar 4.9. Pada kegiatan
presentasi, beberasa siswa memberikan tanggapan seperti pada gambar 4.10.
Gambar 4.9. Siswa-Siswi sedang Melaksanakan Presentasi
Gambar 4.10 Siswa-siswi sedang memberikan tanggapan saat Presentasi
Setelah pelaksanaan presentasi dan tanggapan para siswa selesai, peneliti menjelaskan materi untuk mengklarifikasikan hal-hal yang dirasa belum
dijelaskan saat berdiskusi dan para siswa terlihat antusias untuk memperhatikan penjelasan dari peneliti bahkan banyak siswa yang berani bertanya tanpa malu-
malu dan peneliti menjelaskannya dengan perlahan. Pada kegiatan ini, pembelajaran hanya dilaksanakan selama dua jam pelajaran dikarenakan satu jam
pertama sudah digunakan untuk
post-test
I, sehingga pembelajaran selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 26 september 2016 pada jam pertama pukul 08.00-
08.45 WIB. Sedangkan, untuk jam ke dua digunakan untuk pelaksanaan
post-test II
yaitu pukul 08.45-09.30 WIB. Untuk menutup pembelajaran pada hari ini, peneliti mengumumkan kepada para siswa agar belajar untuk persiapan
post-test
siklus II. Suasana belajar mengajar pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.11. Suasana belajar mengajar pada siklus II
Pertemuan ke dua pada siklus II dilaksanakan pada hari senin 26 september 2016 pukul 08.00-09.30 WIB. Jam pertama dimanfaatkan oleh peneliti dan para
siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari pada tanggal 19 September 2016. Hal ini dilakukan agar para siswa lebih siap dalam
melaksanakan
post-test II.
Pukul 09.45 WIB
post-test
II dilaksanakan. Peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membagikan soal
post-test II
dan kuisioner akhir. Sedangkan, siswa mengerjakan
post-test II
dan mengisi kuisioner dengan tenang dan tertib. Di akhir pembelajaran, peneliti memberikan tugas yaitu, menyajikan data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia dalam bentuk laporan. Laporan tersebut dikumpulkan pada hari senin
tanggal 3 Oktober 2016 pada saat pembelajaran biologi. Laporan tersebut dikumpulkan kepada guru pamong karena peneliti sudah tidak mengajar lagi,
namum peneliti tetap memberikan nilai terhadap laporan siswa-siswi. a. Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut ini adalah hasil yang diperoleh :
Tabel 4.5. Hasil Analisis Nilai
Post-test
Siklus II Kelas X PMIIA 2
No. Ketrangan
Ketercapaian 1. Rata-rata kelas
85,83 2. Nilai tertinggi
97 3. Nilai terendah
24 4. Jumlah siswa yang tuntas belajar
32 5. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 5
6. Ketuntasan klasikal 86,48
Presentase ketuntasan klasikal dari kelas X PMIIA 2sebesar 86,48 . Diketahui sebanyak 5 siswa belum mencapai KKM. Dari
post-test
II diperoleh nilai tertinggi adalah 97 dan nilai terendah adalah 25. Sedangkan, rata-rata kelas
yang diperoleh dari uji tindakan II ini adalah 85,83. Hasil analisis
post-test
siklus II kelas X PMIIA 2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.
b. Analisis Hasil Belajar Aspek Afektif Perolehan hasil belajar aspek afektif siswa didapatkan dari hasil
observasi. Hasil observasi aspek afektif siswa kelas X MIPA dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II Kelas X PMIIA 2
No. Kategori
Interval Skor Jumlah
Siswa Presentase
1. Tinggi 66,68 ≤ q ≤ 100
37 100
2. Sedang 33,34 ≤ q ≤ 66,67
3. Rendah 0 ≤ q ≤ 33,33
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tidak ada siswa yang tergolong dalam kategori rendah maupun sedang. Hal ini menunjukkan
siswa yang memiliki kemampian afektif rendah dan sedang di kelas X PMIIA 2tidak ada. Sedangkan, siswa yang memiliki kategori tinggi
sebanyak 37 siswa atau sebesar 100. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverirus pringsewu memiliki hasil belajar
aspek afektif tinggi. Beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar aspek afektif tinggi adalah siswa mulai menyukai dan tertarik mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe
picture and picture.
Ketertarikan siswa ditandai dengan sikap siswa yang antusias dalam kegiatan menempelkan gambar, mengerjakan LKS, tidak malu-malu
saat mengajukan pertanyaan kepada peneliti dan berani mengungkapkan pendapat saat presentasi. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
c. Motivasi Belajar Akhir Motivasi belajar akhir adalah motivasi belajar siswa setelah
pelaksanaan tindakan yang didapatkan dari hasil kuisioner. Pembelajaran terakhir dilaksanakan pada tanggal 26 September 2016 dan diisi oleh 37
siswa kelas X PMIIA 2. Berdasarkan kuisioner yang telah diisi oleh siswa kelas X PMIIA 2
diketahui bahwa siswa yang tergolong dalam kategori sangat rendah adalah 0. Jumlah siswa yang tergolong dalam kategori rendah adalah 0. Jumlah
siswa yang tergolong dalam kategori cukup adalah 0. Jumlah siswa yang tergolong dalam kategori tinggi adalah 22 siswa atau 59,45. Sedangkan
jumlah siswa yang tergolong dalam kategori sangat tinggi adalah 15 siswa atau 40,54. Berdasarkan hasil analisis motivasi belajar akhir kelas X
MIPA 2, dapat dikatakan bahwa setelah pelaksanaan pembelajaran siswa kelas X PMIIA 2 memiliki motivasi belajar yang baik. Hal tersebut karena
sebagian besar siswa tergolong dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Hasil motivasi belajar akhir siswa kelas X PMIIA 2 terdapat pada tabel 4.7.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas X MIPA 2
Interval Kategori
Jumlah Siswa Skor Motivasi
81-100 Sangat Tinggi
22 59,45
66-80 Tinggi
15 40,54
56-65 Cukup
45-55 Rendah
0-45 Sangat Rendah
c Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II, diperoleh data hasil belajar
aspek kognitif dan afektif siswa kelas X PMIIA 2. Dari hasil belajar aspek kognitif didapatkan sebesar 86,48 dari 37 siswa kelas X PMIIA 2 telah
mencapai KKM dengan nilai ≥ 70. Hasil tersebut telah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar aspek kognitif pada siklus II yang telah ditetapkan
yaitu, 70 siswa mencapai KKM. Sedangkan, dari hasil belajar aspek afektif menunjukkan sebesar 100 siswa kelas X PMIIA 2 tergolong dalam
kategori tinggi. Artinya, 37 siswa memiliki hasil belajar aspek afektif tinggi. Pada motivasi akhir belajar siswa kelas X PMIIA 2 memiliki motivasi
belajar tinggi atau sebesar 100. Hasil tersebut menunjukkan seluruh aspek dalam pembelajaran telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil tersebut didukung dengan kondisi pembelajaran yang lebih baik dari pembelajaran
siklus I. Proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe
Picture and picture
pada siklus II telah berjalan sesuai dengan anggota kelompok dalam mengerjakan LKS maupun dalam pelaksanaan model kooperatif tipe
picture and picture.
Pada kegiatan pembelajaran siklus II ini tidak terjadi mati listrik sehingga peneliti dapat menggunakan media pembelajaran dengan lebih
maksimal dan proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Pada kegiatan ini juga, gambar yang ditempel pada papan tulis oleh siswa terlihat lebih
rapih. Penempelan gambar yang rapih dikarenakan siswa sudah mulai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami urutan yang benar saat menempelkan gambar sesuai dengan petunjuk penempelan gambar pada LKS. Sebagian besar siswa aktif dalam
proses pembelajaran dengan selalu mengajukan pertanyaan kepada peneliti apabila ada materi yang belum dimengerti, berusaha menjawab pertanyaan
dari peneliti, memperhatikan penjelasan peneliti, terlihat bersemangat ketika menempelkan gambar dan presentasi serta tertib dan tenang saat berdiskusi.
B. Pembahasan