Peningkatan Motivasi Belajar Pembahasan

memahami urutan yang benar saat menempelkan gambar sesuai dengan petunjuk penempelan gambar pada LKS. Sebagian besar siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan selalu mengajukan pertanyaan kepada peneliti apabila ada materi yang belum dimengerti, berusaha menjawab pertanyaan dari peneliti, memperhatikan penjelasan peneliti, terlihat bersemangat ketika menempelkan gambar dan presentasi serta tertib dan tenang saat berdiskusi.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran Biologi pada materi Keanekaragaman Hayati dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, hasil belajar terbukti lebih baik dibandingkan dengan sebelum diberikan model pembelajaran ini dan siswa memiliki motivasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya.

1. Peningkatan Motivasi Belajar

Peningkatan motivasi belajar siswa pada penelitian ini didapat dari hasil lembar kuisioner. Lembar kuisioner diisi oleh siswa kelas X PMIIA 2 yang peneliti berikan pada awal dan akhir penelitian. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan penelitian. Berdasarkan hasil analisis pencapaian motivasi belajar awal siswa kelas X PMIIA 2 menunjukkan bahwa sebanyak 86,47 siswa kelas X PMIIA 2 tergolong dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan, 13,51 siswa tergolong dalam kategori cukup. Setelah siswa mendapat pengalan belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, motivasi belajar siswa di kelas X PMIIA 2 meningkat menjadi 100 siswa tergolong dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Dengan ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa, tingkat motivasi siswa yang tinggi dipengaruhi oleh model pembelajaran yang menarik dan proses pembelajaran yang menyenangkan. Dengan demikian siswa memiliki keterlibatan yang nyata dalam aktifitas belajar. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mencari penyelesaian masalah atau menjawab soal dengan berbagai cara, mencari referensi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk memahami materi tersebut dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Antusiasme tersebut menunjukkan bahwa siswa tampak termotivasi untuk dapat belajar dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamalik 2007. Peningkatan hasil motivasi belajar ini dilihat dari lembar kuisioner yang sudah diisi oleh siswa yang di dalamnya terkandung beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu : Attention perhatian tentang perhatian dan ketertarikan siswa saat mengikuti proses pembelajaran materi Keanekaragaman Hayati, Relevance relevansi tentang kesadaran siswa terhadap manfaat mempelajari materi Keanekaragaman Hayati dan menghubungkan dengan keadaan nyata, Confidence kepercayaan diri tentang kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan tidak mencontek saat mengerjakan pre-test dan post-test dan Satisfaction kepuasan tentang kepuasan peserta didik dalam memecahkan masalah dan keberhasilan menemukan solusi. Peningkatan yang terjadi pada penelitian ini sudah sesuai dengan indikator yang diinginkan oleh peneliti. Sehingga dalam pembelajaran materi Keanekaragaman Hayati dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture , siswa lebih termotivasi untuk belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan suatu cara yang dapat menarik perhatian siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Biologi. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture adalah model pembelajaran yang menyenangkan. Dalam penerapannya metode ini mampu membuat semua siswa menjadi aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Seluruh siswa dapat ikut serta berperan dalam menempelkan gambar sesuai dengan urutan atau golongannya. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Trianto 2009, yang mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dengan mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Selain menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, peneliti juga memberikan bentuk motivasi intrinsik dan ekstrinsik kepada siswa. Motivasi intrinsik yang diberikan berupa pujian yang diberikan kepada siswa. Pujian tersebut diberikan ketika siswa atau kelompok diskusi yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, mampu mengerjakan LKS tepat waktu dan mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan baik. Pujian yang diberikan berupa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penyampaian verbal seperti ungkapan “iya benar, tepuk tangan untuk nama siswa” dan non verbal seperti acungan ibu jari sebagai ungkapan hebat. Sedangkan untuk motivasi eksternal yang diberikan peneliti kepada siswa berupa pemberian hadiah kepada siswa yang memiliki nilai post-test tertinggi dan kepada kelompok terbaik berdasarkan hasil observasi ketika pembelajaran berlangsung. Motivasi-motivasi tersebut diberikan kepada siswa dengan tujuan agar siswa menjadi lebih giat belajar dan merasa senang dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Hal di atas sejalan dengan pendapat Sadirman 2000 yang berpendapat bahwa pemberian pujian dan hadiah kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik merupakan bentuk penguatan yang positif dan akan menjadikan para siswa giat belajar. 2. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar diambil dari hasil post-test siklus I dan siklus II yang dikerjakan oleh siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dari data awal yang diperoleh oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan pemahaman siswa terhadap materi Keanekaragaman Hayati dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Dampak yang ditimbulkan dari model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture terhadap pencapaian hasil belajar kognitif ditunjukkan pada diagram batang seperti pada gambar 4.12 yang menggambarkan terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I dan II. Hasil belajar siklus I PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menunjukkan 32,43 siswa telah mencapai KKM. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai KKM pada hasil belajar siklus II adalah 86,48 . Gambar 4.12. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan Siklus II Diagram batang pada gambar 4.12 menunjukkan bahwa presentasi jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus II lebih tinggi dibandingkan pada siklus I. Hasil ini menunjukkan terjadinya peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu sebesar 54,05. Pada siklus II 86,48 siswa tuntas KKM, sedangkan 32,43 siswa mencapai KKM pada siklus I. Hasil dari siklus I belum mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 70. Selain peningkatan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM, nilai rata-rata kelas X PMIIA 2 juga mengalami peningkatan pada siklus I ke 32,43 86,48 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus I Siklus II J um la h sis w a y a ng m enca pa i K K M da la m Siklus II Siklus I siklus II yang disajikan pada diagram batang gambar 4.13. Berdasarkan hal tersebut, nilai rata-rata kelas X PIMIIA 2 meningkat dari 62,21 di siklus I dan 85,83 di siklus II. Gambar 4.13. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas X PMIIA 2 Peningkatan hasil belajar aspek kognitif menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture telah membantu siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu dalam memahami materi tentang Keanekaragaman Hayati yang dipelajari. Terjadinya peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa sesuai dengan pengertian dan tujuan pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Sugiyono 2010 yaitu, pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil 62,21 85,83 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus I Siklus II Nilai r at a -r at a belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial. Tipe picture and picture yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe picture and picture mengelompokkan gambar. Pengelompokkan gambar berdasarkan pada klasifikasi dan ciri-ciri gambar. Penerapan picture and picture tipe mengelompokkan gambar telah berhasil meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena pada tipe mengelompokkan gambar menuntut siswa untuk berfikir logis bersama kelompok diskusi. Siswa bersama kelompoknya harus bisa menentukan nama ilmiah dari setiap gambar yang dibagikan, menentukan ciri-ciri gambar dan klasifikasi pada setiap gambar. Sehingga dari tahapan tersebut siswa mampu mengelompokkan gambar dengan benar. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan juga oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah situasi pembelajaran. Situasi pembelajaran ini berkaitan dengan penerapan model kooperatif tipe picture and picture . Pada penerapannya, metode picture and picture ini membuat kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan melibatkan seluruh siswa dalam pelaksanaannya. Hal ini ditunjukkan oleh respon siswa yang terlihat gembira dan bersemangat selama mengikuti pembelajaran. Siswa merasa mendapatkan situasi pembelajaran baru melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang sebelumnya belum pernah didapatkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini membuat siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memudahkan siswa memahami materi sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar aspek kognitif. Faktor ke dua adalah kerja sama dalam kelompok. Hal ini terlihat pada hubungan dan kerjasama para siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat melakukan kegiatan diskusi, komunikasi antar siswa terjalin dengan baik. Kekompakan dalam kelompok membantu siswa dalam memahami materi dengan menjawab soal-soal yang ada pada Lembar Kerja Siswa. Faktor ke tiga yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada aspek kognitif terus meningkat adalah pemberian penghargaan berupa pujian dan hadiah. Pemberian pujian dan hadiah kepada siswa dilaksanaan ketika siswa atau kelompok diskusi mendapatkan nilai terbaik saat pelaksanaan post-test dan saat pelaksanaan diskusi kelompok terbaik. Hal ini menyebabkan siswa berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai terbaik dengan meningkatkan kemampuan belajar siswa seperti bertanya kepada peneliti, membaca buku referensi, mencari informasi di internet dan berdiskusi dengan teman agar memahami materi ajar. Menurut Saiful 2006, faktor lain dalam hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah kemampuan pemahaman siswa sendiri seperti ketelitian, dan kecermatan dalam mengerjakan latihan, tugas, ulangan harian dan ulangan semester. Proses belajar mengajar melibatkan interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Adanya interaksi ini menghasilkan hubungan baik serta kedekatan guru dengan siswa sehingga dapat menciptakan suasana santai dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa yang bingung dan tidak mengerti akan materi yang sedang dipelajari dapat langsung bertanya kepada peneliti tanpa ada rasa canggung atau takut. Interaksi yang dibangun oleh peneliti kepada siswa ini bertujuan agar siswa berhasil dalam belajar atau mencegah terjadinya kegagalan belajar siswa. Sehingga, siswa mampu mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Situmorang 2011, yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor yang berasal dari guru mata pelajaran yang ditempuh. Keterampilan, kemampuan dan kemauan anak dalam belajar tidak terlepas dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing siswa dalam belajar agar tidak terjadi kegagalan siswa dalam belajar. Secara garis besar penelitian ini dapat dikatakan sudah berhasil meningkatkan nilai kognitif siswa. Hal ini terbukti dari hasil post-test siswa yang telah meningkat pada siklus II, dapat dilihat dari rata-rata kelas dan dari presentase siswa yang mencapai KKM. Hal tersebut sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh peneliti. 3. Hasil Belajar Aspek Afektif Hasil belajar aspek afektif siswa kelas X PMIIA 2 pada penelitian ini dilihat dari lembar observasi yang dilakukan oleh observer. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa baik selama proses penjelasan dari peneliti, diskusi dalam kelompok maupun saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada tabel 4.3 dan 4.6 dapat dilihat pada gambar 4.14. Gambar 4.14. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II kelas X PMIIA 2 Dari gambar di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar aspek afektif siswa. Kategori tinggi lebih menonjol dibandingkan dengan kategori sedang. Pada siklus I memiliki kategori tinggi 75,67 dan mengalami kenaikan pada siklus II menjadi 100. Berbeda dengan kategori sedang yang mengalami penurunan dari 24,32 pada siklus I menjadi 0 pada siklus II. Pada siklus II hasil belajar aspek afektif siswa kelas X PMIIA 2 mengalami peningkatan artinya lebih baik dibandingkan siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran ini menunjukkan bahwa siswa telah memiliki beberapa tingkatan kategori hasil belajar aspek 75,67 100 24,32 20 40 60 80 100 120 siklus I siklus II Ju m lah sis w a yan g m en cap ai k at egor i tingg i tinggi sedang afektif seperti Receifing penerimaan, Responding jawaban, Valuing penilaian, Organization pengorganisasian dan Karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Kategori Receifing penerimaan ditunjukkan dengan adanya perhatian siswa dalam pembelajaran seperti memperhatikan penjelasan guru saat mengajar, memperhatikan penjelasan teman saat presentasi, mencatatat hal- hal penting dari penjelasan yang diberikan oleh guru dan membaca buku paket yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Responding jawaban ditunjukkan dengan keberanian siswa saat kegiatan belajar mengajar seperti berani mengungkapkan pendapat dalam kelompok, berani menanggapi jawaban teman saat presentasi, berani menjawab pertanyaan dari guru atau teman dan berani maju ke depan saat mendapat perintah dari guru. Valuing penilaian ditunjukkan dengan menghargai atau menghormati orang lain seperti tidak berkata kotor dan kasar kepada guru dan teman saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak menyela pembicaraan, mengucapkan terimakasih saat menerima bantuan dan berbicara sopan kepada guru. Organization pengorganisasian ditunjukkan dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran seperti mengerjakan tugas yang diberikan, tertib mengikuti kegiatan pembelajaran, mengumpulkan tugas tepat waktu dan bekerjasama dalam kelompok. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai ditunjukkan dengan tidak mencontek saat ulangantes, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membawa peralatan tulis sendiri, membawa buku paket dan mengerjakan tugas individu secara mandiri. Peningkatan hasil belajar aspek afektif dari siklus I ke siklus II dikarenakan siswa telah mampu beradaptasi dengan anggota kelompok dan sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture . Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture ini membantu siswa untuk bekerjasama dalam kelompok, sehingga membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture juga menuntut siswa bergerak aktif menempelkan ganbar di papan tulis, melaksanakan presentasi dan menjelaskan alasan penempelan gambar di papan tulis sehingga siswa tidak bosan hanya duduk dan mendengarkan penjelasan peneliti, melainkan dapat bergerak aktif secara bergantian untuk menempelkan gambar pada papan tulis. Pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, siswa terlihat cukup antusias menikuti proses pembelajaran. Banyak siswa bertanya tentang gambar yang diberikan dan mencari suber atau referensi untuk mengelompokkan gambar dan mencari klasifikasinya. Peningkatan motivasi dan hasil belajar yang dicapai siswa dari siklus I ke siklus II telah menunjukkan pencapaian target yang telah ditentukan. Hal tersebut menandakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture mampu memotivasi siswa untuk belajar yang berakibat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada meningkatnya hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture memberikan efek pada materi Keanekaragaman Hayati. Hal ini tampak siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture telah membantu siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu dalam memahami konsep tentang materi Keanekaragaman Hayati. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa sesuai dengan tujuan pokok pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang dikemukakan oleh Suprjiono 2009 yaitu, dengan adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berpikir logis dan sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan dan menjelaskan gambar. Sehingga siswa dapat menemukan konsep materi sendiri dengan membaca gambar. Adanya gambar-gambar yang berkaitan dengan materi belajar siswa lebih aktif dan dapat tercapai tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu hasil belajar akan meningkat. Keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini didukung oleh fektor- fektor penunjang pembelajaran yang berasal dari peneliti, siswa dan media pembelajaran yang digunakan selama penelitian. Faktor-faktor keberhasilan pembelajaran tersebut meliputi kemampuan mengajar dan semangat peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam melaksanakan dan mendampingi selama proses pembelajaran, media pembelajaran yang peneliti gunakan selama proses pembelajaran seperti gambar-gambar yang menarik dan berukuran besar untuk ditempelkan pada papan tulis saat menerapkan metode picture and picture dan vidio pembelajaran tentang Keanekaragaman Hayati Indonesia. Faktor lain yang berasal dari siswa adalah kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan peneliti maupun dengan sesama siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Dari keseluruhan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu pada materi Keanekaragaman Hayati, model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture membantu dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang diterapkan telam membetikan pengaruh positif terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture memiliki keunggulan-keunggulan dalam proses pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Istarani 2011, mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Picture and picture yang memiliki keunggulan di dalam proses pembelajarannya. Keunggulan tersebut adalah : 1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan

Dokumen yang terkait

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

PENERAPAN MODEL TIPE PICTURE TO PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 26

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu pada materi keanekaragaman hayati.

3 26 266

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMS Negeri 10 Yogyakarta pada materi animalia.

0 2 188

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan metode picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi biologi vertebrata kelas X SMA GAMA Yogyakarta.

0 0 208

Niken Larasati S841102010

0 0 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA Aden Arif Gaffar

0 1 12