Model Pembelajaran ARCS Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat

dengan model pembelajaran ARCS yang merupakan akronim dari empat variabel tersebut Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction. Guna mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dapat diketahui dari seberapa jauh perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran; seberapa jauh siswa merasakan ada kaitan atau relevansi ini pembelajaran dengan kebutuhannya; seberapa jauh siswa merasa yakin terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran; serta seberapa jauh siswa merasa puas terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan. Keempat variabel tersebut merupakan kondisi-kondisi yang nampak dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran.

8. Model Pembelajaran ARCS

Menurut Made Wena 2009: 36, secara garis besar ada tiga jenis strategi untuk membangkitkan dan mempertahankan perhatian siswa dalam pembelajaran, yaitu: a. membangkitkan daya persepsi siswa, b. menumbuhkan hasrat ingin meneliti, dan c. menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi. Pada dasarnya ada tiga jenis strategi guna meningkatkan relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, yaitu: a. keakraban atau kebiasaan, b. berorientasi pada tujuan, dan c. motif yang sesuai Made Wena, 2009: 39. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Keller Kopp 1987 dalam Made Wena 2009: 41, pada dasarnya ada tiga jenis strategi untuk menumbuhkan keyakinan pada diri siswa, yaitu: a. prasyarat belajar, b. kesempatan sukses, dan c. kontrol pribadi. Menurut Keller Kopp 1987 dalam Made Wena 2009: 44, pada dasarnya ada tiga jenis strategi pengelolaan motivasional untuk membangkitkan kepuasan dalam pembelajaran, yaitu: a. konsekuensi alami, b. konsekuensi positif, dan c. kewajaran.

9. Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat

Bilangan bulat merupakan kumpulan bilangan negatif, nol, dan bilangan positif. Operasi hitung bilangan bulat meliputi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan akar kuadrat pada bilangan bulat Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006: 2. a. Penjumlahan Penjumlahan bilangan bulat dapat diselesaikan menggunakan garis bilangan Cholik Adinawan Sugijono, 2013. Aturan penjumlahan pada garis bilangan adalah sebagai berikut: 1 Tanda pada bilangan menyatakan arah, tanda positif berarti ke kanan dan tanda negatif berarti ke kiri. 2 Penjumlahan berarti melangkah maju. Contoh: Dengan menggunakan garis bilangan, hitunglah: a 5 + 3 b 5 + -3 c -5 + 3 d -5 + -3 Penyelesaian: a Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kanan sehingga diperoleh bilangan 5, kemudian maju 3 langkah ke kanan. Hasil penggabungan kedua langkah itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu 8. Jadi, 5 + 3 = 8 b Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kanan sehingga diperoleh bilangan 5, kemudian arahkan ke kiri lalu maju 3 langkah. Hasil penggabungan kedua langkah itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu 2. Gambar 2.1 Penyelesaian soal 5 + 3 menggunakan garis bilangan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 5 3 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jadi, 5 + -3 = 2 c Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kiri sehingga diperoleh bilangan -5, kemudian arahkan ke kanan lalu maju 3 langkah. Hasil penggabungan kedua langkah itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu -2. Jadi, -5 + 3 = -2 d Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kiri sehingga diperoleh bilangan -5, kemudian arahkan ke kanan lalu maju 3 langkah. Hasil penggabungan kedua langkah itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu -8. Gambar 2.2 Penyelesaian soal 5 + -3 menggunakan garis bilangan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 5 -3 2 Gambar 2. 3 Penyelesaian soal -5 + 3 menggunakan garis bilangan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 -5 3 -2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jadi, -5 + -3 = -8 b. Sifat Penjumlahan Cholik Adinawan Sugijono, 2013 1 Sifat Tertutup Hitunglah setiap penjumlahan berikut ini a. 5 + 12 b. -7 + 6 c. -15 + -18 Penyelesaian: a. 5 + 12 = 17 b. -7 + 6 = -{7 + -6} = -1 c. -15 + -18 = -15 + 8 = -23 Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan: Jika a dan b bilangan bulat sembarang, maka a + b juga bilangan bulat. Sifat ini dinamakan sifat tertutup penjumlahan. 2 Sifat Asosiatif Hitunglah penjumlahan {4 + -2} + 9 dan 4 + -2 + 9. Penyelesaian: {4 + -2} + 9 = 2 + 9 = 11 dan 4 + -2 + 9 = 4 + 7 = 11 Gambar 2.4 Penyelesaian soal -5 + -3 menggunakan garis bilangan 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -5 -8 -3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jadi, {4 + -2} + 9 = 4 + -2 + 9 = 11 Berdasarkan contoh di atas itu dapat dikemukakan bahwa: untuk a, b, dan c bilangan bulat sembarang, berlaku: a + b + c = a + b + c. Sifat ini dinamakan sifat asosiatif penjumlahan. 3 Unsur Identitas Jika a adalah bilangan bulat sebarang, maka berlaku: a + 0 = 0 + a = a Bilangan 0 dinamakan unsur identitas elemen netral Contoh: Hitunglah nilai dari 7 + 0 dan 0 + -11. Penyelesaian: 7 + 0 = 7 0 + -11 = -11 4 Invers Operasi Hitung Penjumlahan Invers dari suatu bilangan maksudnya lawan dari suatu bilangan. Suatu bilangan dikatakan memiliki invers jika hasil dari penjumlahan suatu bilangan dengan invers bilangan tersebut hasilnya merupakan unsur identitas 0 nol. Invers pada operasi hitung penjumlahan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: a + a = a + a = 0 Contoh: i. -4 lawan dari 4 atau lawan dari 4 adalah -4, sehingga -4 + 4 = 4 + -4 = 0 ii. -3 lawan dari 3 atau lawan dari 3 adalah -3, sehingga -3 + 3 = 3 + -3 = 0 iii. 2 lawan dari -2 atau lawan dari -2 adalah 2, sehingga 2 + -2 = -2 + 2 = 0 iv. 3 lawan dari -3 atau lawan dari -3 adalah 3, sehingga 3 + -3 = -3 + 3 = 0 5 Sifat Komutatif Jika a dan b masing-masing bilangan bulat sembarang, maka a + b = b + a. Sifat ini dinamakan sifat komutatif penjumlahan. Contoh: Hitunglah penjumlahan -5 + 20 dan 20 + -5. Penyelesaian: -5 + 20 = 15 dan 20 + -5 = 15 Jadi, -5 + 20 = 20 + -5 = 15 c. Pengurangan Pengurangan pada bilangan bulat juga dapat dilakukan dengan menggunakan garis bilangan Cholik Adinawan Sugijono, 2013. Aturan pengurangan pada garis bilangan adalah sebagai berikut: 1 Tanda pada bilangan menyatakan arah, tanda positif berarti ke kanan dan tanda negatif berarti ke kiri. 2 Pengurangan berarti melangkah mundur. Dengan menggunakan garis bilangan, hitunglah: a 5 – 3 b 5 – -3 c -5 – 3 d -5 – -3 Penyelesaian: i. Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kanan sehingga diperoleh bilangan 5, lalu mundur 3 langkah ke kiri. Selisih kedua bilangan itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu 2. Jadi, 5 – 3 = 2. ii. Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kanan sehingga diperoleh bilangan 5, kemudian arahkan ke kiri lalu mundur 3 langkah. Selisih kedua bilangan itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu 8. 5 Gambar 2.5 Penyelesaian soal 5 – 3 menggunakan garis bilangan 7 6 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 2 3 Jadi, 5 – -3 = 8. iii. Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kiri sehingga diperoleh bilangan -5, kemudian arahkan ke kanan lalu mundur 3 langkah. Selisih kedua bilangan itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu -8. Jadi, -5 – 3 = -8 . iv. Dari bilangan 0 arahkan 5 langkah ke kanan sehingga diperoleh bilangan 5, kemudian arahkan ke kiri lalu mundur 3 langkah. Selisih kedua bilangan itu ditunjukkan oleh angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu -2. . Gambar 2.6 Penyelesaian soal 5 – -3 menggunakan garis bilangan 8 7 6 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 -6 5 8 3 Gambar 2.7 Penyelesaian soal -5 – -3 menggunakan garis bilangan 6 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 5 3 -8 Gambar 2.8 Penyelesaian soal 5 – -3 menggunakan garis bilangan 8 7 6 5 4 3 2 1 -1 -2 -3 -4 -5 -6 3 5 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jadi, 5 – -3 = 8. d. Pengurangan sebagai Penjumlahan dengan Lawan Bilangan Pengurangnya Cholik Adinawan Sugijono, 2013 Contoh: i 5 – 2 dapat dituliskan kedalam bentuk penjumlahan yaitu 5 ditambah dengan lawan dari bilangan 2 yaitu -2. Sehingga 5 – 2 dapat dituliskan menjadi 5 + -2. ii -5 – 2 dapat dituliskan kedalam bentuk penjumlahan yaitu - 5 ditambah dengan lawan dari bilangan 2 yaitu -2. Sehingga -5 – 2 dapat dituliskan menjadi -5 + -2. iii 5 – -2 dapat dituliskan kedalam bentuk penjumlahan yaitu 5 ditambah dengan lawan dari bilangan -2 yaitu 2. Sehingga 5 – -2 dapat dituliskan menjadi 5 + 2. iv -5 – -2 dapat dituliskan kedalam bentuk penjumlahan yaitu -5 ditambah dengan lawan dari bilangan -2 yaitu 2. Sehingga -5 – -2 dapat dituliskan menjadi -5 + 2. Penyelesaian: i 5 – 2 = 3 dan 5 + -2 = 3 Jadi, 5 – 2 = 5 + -2 = 3 ii -5 – 2 = -7 dan -5 + -2 = -7 Jadi, -5 – 2 = -5 + -2 = -7 iii 5 – -2 = 7 dan 5 + 2 = 7 Jadi, 5 – -2 = 5 + 2 = 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv -5 – -2 = -3 dan -5 + 2 = -3 Jadi, -5 – -2 = -5 + 2 = -3 Dengan demikian, untuk setiap bilangan bulat a dan b selalu berlaku: a – b = a + -b Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa: Mengurangkan suatu bilangan bulat dengan bilangan bulat yang lain ekuivalen dengan menambah bilangan yang pertama dengan lawan atau invers jumlah dari bilangan kedua. e. Sifat Pengurangan Cholik Adinawan Sugijono, 2013 1 Sifat Tertutup Jika a dan b adalah bilangan bulat, maka hasil dari a – b selalu bilangan bulat. Contoh: Hitunglah bentuk 15 – 6 dan -4 – 7 Penyelesaian: 15 – 6 = 9 -4 – 7 = -4 + 7 = -11 Jadi, pengurangan antar bilangan bulat bersifat tertutup. 2 Sifat Asosiatif Jika a, b, dan c bilangan bulat, maka tidak berlaku a – b – c = a – b – c. Contoh: Hitunglah 6 – 4 – 3 dan 6 – 4 – 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penyelesaian: 6 – 4 – 3 = 2 – 3 = -1 dan 6 – 4 – 3 = 6 – 1 = 5 Jadi, 6 – 4 – 3 6 – 4 – 3 Jadi, sifat asosiatif tidak berlaku pada pengurangan bilangan bulat. 3 Sifat Komutatif Jika a dan b bilangan bulat sembarang, maka tidak berlaku hubungan a – b = b – a. Contoh: Hitunglah 5 – 2 dan 2 – 5. Penyelesaian: 5 – 2 = 3 dan 2 – 5 = -3 Jadi, 5 – 2 2 – 5 Jadi, pada pengurangan tidak berlaku sifat-sifat komutatif. f. Perkalian pada bilangan bulat Perkalian adalah operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang sama. Perhatikan contoh berikut Cholik Adinawan Sugijono, 2013 . 4 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20 5 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20 Meskipun hasilnya sama, perkalian 4 5 dan 5 4 berbeda makna. Secara umum, dapat dituliskan sebagai berikut. Jika n adalah sebarang bilangan bulat positif maka n a = a + a + a + ... + a sebanyak n suku g. Sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat Cholik Adinawan Sugijono, 2013 1 Sifat tertutup Jika a dan b adalah sembarang bilangan bulat maka a b juga bilangan bulat. Hal ini berarti perkalian antara bilangan bulat memenuhi sifat tertutup. Contoh: 3 8 = 24 3 –8 = -24 –3 8 = -24 –3 –8 = 24 2 Sifat asosiatif Jika a, b, dan c adalah sembarang bilangan bulat maka berlaku a b c = a b c. Sifat ini disebut sifat asosiatif pengelompokan perkalian. Contoh: a 3 –2 4 = –24 3 –2 4 = –24 b –2 6 4 = –48 –2 6 4 = –48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Memiliki elemen identitas Jika a adalah sembarang bilangan bulat maka berlaku a 1 = 1 a = a. Bilangan 1 satu disebut elemen identitas pada perkalian. Contoh: a 3 1 = 3 1 3 = 3 b –4 1 = –4 1 –4 = –4 4 Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku: a a b + c = a b + a c distributif kiri b a + b c = a c + b c distributif kanan Contoh: i 2 4 + –3 = 2 2 4 + 2 –3 = 2 ii –8 + 5 –3 = 9 –8 –3 + 5 –3 = 9 5 Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku: a a b c = a b a c distributif kiri b a b c = a c b c distributif kanan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Contoh: i. 5 8 – –3 = 55 5 8 – 5 –3 = 55 ii. –7 – 4 6 = –66 –7 6 – 4 6 = –66 6 Sifat komutatif Jika a dan b adalah sembarang bilangan bulat maka selalu berlaku a b = b a. Sifat ini disebut sifat komutatif pertukaran pada perkalian. Contoh: a 2 –5 = –10 –5 2 = –10 b –3 –4 = 12 –4 –3 = 12 h. Menghitung hasil perkalian bilangan bulat Bentuk umum dari perkalian bilangan bulat adalah sebagai berikut: Jika p dan q adalah bilangan bulat maka: a p q = pq; b p –q = –p q Akan dibuktikan p –q = –p q Bukti: p = 0 p q + = p 0 manipulasi aljabar dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI q + = 0 p q + p q = 0 distributif perkalian terhadap penjumlahan p q + p q = p q + p q manipulasi aljabar dengan p q + p q = 0 p q = p q kedua ruas dikurangi p q c –p q = –p q = –pq; Akan dibuktikan bahwa –p q = –p q Bukti: –p q = q –p sifat komutatif pada perkalian = –q p pembuktian b = –p q = –pq; sifat komutatif pada perkalian d –p –q = p q = pq. Akan dibuktikan –p –q = p q Bukti: –p –q = –p –q sifat asosiatif pada perkalian = ––p q pembuktian b = p q invers penjumlahan i. Pembagian Bilangan Bulat Pembagian merupakan operasi kebalikan invers dari perkalian. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut. Jika p, q, dan r bilangan bulat, dengan q faktor p, dan q 0 maka berlaku p : q = r jika dan hanya jika p = q r. Contoh: Perhatikan uraian berikut. a 3 4 = 4 + 4 + 4 = 12 Di lain pihak, 12 : 3 = 4 atau dapat ditulis 1 4 = 12 12 : 3 = 4. 4 3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12 Di lain pihak, 12 : 4 = 3, sehingga dapat ditulis 4 3 = 12 12 : 4 = 3 j. Menghitung hasil pembagian bilangan bulat Untuk setiap p, q, r bilangan bulat, q 0 dan memenuhi p : q = r berlaku 1 jika p, q bertanda sama, r adalah bilangan bulat positif; 2 jika p, q berlainan tanda, r adalah bilangan bulat negatif. k. Pembagian dengan bilangan nol Untuk setiap a bilangan bulat berlaku a 0 = 0 0 : a = 0 Jadi, dapat dituliskan sebagai berikut: Untuk setiap bilangan bulat a, berlaku 0 : a = 0; a 0. Hal ini tidak berlaku jika a = 0, karena 0 : 0 = tidak terdefinisi. l. Perpangkatan Bilangan Bulat Husein Tampomas, 2007 Perpangkatan suatu bilangan artinya perkalian berulang dengan bilangan yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Contoh: 2 1 = 2 2 2 = 2 2 2 2 dibaca 2 kuadrat atau 2 pangkat 2 = 4 2 3 = 2 2 2 2 3 dibaca 2 pangkat 3 = 8 2 n = 2 2 2 ... 2 2 n dibaca 2 pangkat n Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut: p n = p p p ... p p sebanyak n kali Dengan p disebut bilangan pokok dan n disebut pangkat eksponen. Untuk p 0 maka p = 1 dan p 1 = p. Pada perpangkatan bilangan bulat p n , perhatikan bilangan pokoknya. p n = p p p ... p p sebanyak n kali -p n = -p p p ... p p sebanyak n kali -p n = -p -p -p ... -p -p sebanyak n kali m. Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat Husein Tampomas, 2007 1 Sifat perkalian bilangan berpangkat Contoh: 3 2 3 3 = 3 3 3 3 3 = 3 3 3 3 3 = 3 5 2 faktor 3 faktor 2 + 3 faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jika m, n bilangan bulat positif dan p bilangan bulat maka p m p n = p p ... p p p ... p = p p ... p p p ... p = p m + n p m p n = p m + n 2 Sifat pembagian bilangan berpangkat Perhatikan pembagian bilangan bulat berpangkat berikut. 5 5 : 5 3 = 5 5 5 5 5 : 5 5 5 = 5 5 = 5 2 Jika m, n bilangan bulat positif dan p bilangan bulat maka p m : p n = p p ... p : p p ... p = p p ... p = p m - n p m : p n = p m – n 3 Sifat perpangkatan bilangan berpangkat Perhatikan perpangkatan bilangan bulat berpangkat berikut. n faktor m + n faktor m faktor 5 faktor 3 faktor 5 – 3 faktor m faktor n faktor m – n faktor = = 2 2 2 2 2 2 = 2 2 2 2 2 2 = 2 6 Jika m, n bilangan bulat positif dan p bilangan bulat positif maka = ... = p p ... p p p ... p p p ... p = p p ... p p p ... p p p ... p = = 4 Sifat perpangkatan suatu perkalian atau pembagian Perhatikan uraian berikut. 5 2 3 = 10 3 = 10 10 10 = 1.000 5 2 3 = 5 3 2 3 = 125 8 = 1.000 2 3 2 = 6 2 = 36 2 3 2 = 2 2 3 2 = 4 9 = 36 Berdasarkan uraian di atas, dapat dituliskan sebagai berikut. Jika m bilangan bulat positif dan p, q bilangan bulat maka p q m = p q p q ... p q = p p ... p p p ... p = p q m = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI n. Akar Kuadrat Utama Bilangan Bulat Akar kuadrat adalah kebalikan dari pangkat dua. Setiap bilangan posiif mempunyai dua akar kuadrat. Misalnya, dua akar kuadrat dari 9 adalah 3 dan 3, dua akar dari 100 adalah 10 dan 10. Untuk a 0, lambang , disebut akar kuadrat utama dari a, yang menunjukan akar kuadrat tak negatif dari a. Jadi = 3 dan = = 10. Sehingga secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika a 2 = b maka = Purcell, 1987: 21. Contoh: 1. , karena 4 2 = 4 4 = 16 2. , karena 13 2 = 13 13 = 169 3. Untuk mengetahui nilai , tentukan letak bilangan 1.225 terlebih dahulu. Bilangan 1.225 terletak di antara 30 2 = 900 dan 40 2 = 1.600. Jadi, terletak di antara nilai 30 dan 40. Bilangan bulat antara 30 dan 40 yang kuadratnya bersatuan 5 adalah 35. Jadi, = 35, karena 35 2 = 35 35 = 1.225 Husein Tampomas, 2007 .

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Penerapan model motivasi ARCS dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan disposisi matematik siswa

0 16 0

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29