positif dan perpangkatan bilangan negatif. Siswa 29 S29 sudah dapat menentukan perpangkatan bilangan bulat.
Siswa 29 S29 mengalami kesulitan dalam menentukan hasil -3
4
, tetapi S29 dapat mengikuti penjelasan dengan baik.
f. Pemahaman konsep S29 mengenai konsep akar kuadrat
bilangan bulat. Siswa 29 S29 sudah dapat menentukan akar kuadrat bilangan bulat. Siswa 29 S29 dapat
menjelaskan kembali mengenai akar kuadrat bilangan bulat dengan benar.
D. Pembahasan
1 Pemahaman siswa
Untuk melihat perbandingan pemahaman siswa, dilakukan perhitungan statistik terhap perbandingan rata-rata nilai sebelum dan
sesudah dilakukan pembelajaran model ARCS. Berikut adalah data hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan
pembelajaran metode penugasan model ARCS:
Tabel 4. 55 Data tingkat nilai sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran model
ARCS
Siswa Nilai
sebelum Nilai
sesudah KKM
Kriteria Ketuntasan
Ya Tidak
S1 65
55 75
√ S2
55 75
75 √
S3 60
35 75
√ S4
35 50
75 √
S5 90
60 75
√
S6 75
75 75
√ S7
30 60
75 √
S8 30
25 75
√ S9
65 70
75 √
S10 75
70 75
√ S11
45 55
75 √
S12 35
60 75
√ S13
90 85
75 √
S14 65
70 75
√ S15
30 60
75 √
S16 95
80 75
√ S17
80 80
75 √
S18 55
70 75
√ S19
40 75
75 √
S20 90
85 75
√ S21
100 100
75 √
S22 65
75 75
√ S23
30 50
75 √
S24 70
80 75
√ S25
75 75
75 √
S26 70
65 75
√ S27
75 80
75 √
S28 60
90 75
√ S29
35 20
75 √
S30 75
80 75
√ S31
55 80
75 √
S32 40
65 75
√ S33
45 75
75 √
Jumlah
2000 2230
16 17
Nilai tertinggi 100
100
Nilai terendah
30 20
Rata-rata 60.60606
67.57576
Berdasarkan tabel di atas, dari 33 siswa kelas VII Erlangga SMP
Stella Duce 1 Yogyakarta, 16 siswa atau 48, 485 dapat mencapai kriteria ketuntasan yaitu 75 dan 17 siswa atau 51, 515 tidak tuntas.
Rata-rata peroleh nilai pre-test dan post-test mengalami peningkatan dari 60, 606 menjadi 67, 576.
Tabel 4. 56 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman siswa Pre-test
Pre-test
Interval Frekuensi
Presentase Kategori
81-100 5
15.152 Sangat tinggi
66-80 8
24.242 Tinggi
56-65 6
18.182 Sedang
46-55 3
9.091 Rendah
0-46 11
33.333 Sangat Rendah
33 100
Masidjo, 1991: 157 – 160
Berdasarkan tabel 4. 56 diperoleh perhitungan frekuensi dan presentase pemahaman siswa di kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1
Yogyakarta untuk hasil pre-test. Hasil pre-test siswa menunjukkan kategori sangat rendah yaitu dengan frekuensi 11 siswa, 5 siswa pada
kategori sangat tinggi, 8 siswa pada kategori tinggi, 6 siswa pada kategori sedang, dan 3 siswa pada kategori rendah.
Tabel 4. 57 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman siswa Post-test
Post-test
Interval Frekuensi
Presentase Kategori
81-100 4
12,121 Sangat tinggi
66-80 16
48,485 Tinggi
56-65 6
18,182 Sedang
46-55 4
12,121 Rendah
0-45 3
9,091 Sangat Rendah
33 100
Berdasarkan tabel 4. 57 diperoleh perhitungan frekuensi dan presentase pemahaman siswa di kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1
Yogyakarta untuk hasil post-test. Hasil post-test siswa menunjukkan kategori tinggi yaitu dengan frekuensi 16 siswa, 4 siswa pada kategori
sangat tinggi, 6 siswa pada kategori sedang, 4 siswa pada kategori rendah, dan 3 siswa pada kategori sangat rendah.
Karena terdapat perbedaan tingkat rata-rata nilai sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS, berikut
pembahasan perbedaan pemahaman untuk tiap-tiap item soal:
Tabel 4.58 Perbedaan pemahaman S5 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis
Siswa sudah mengerti mengenai pengurangan bilangan bulat
negatif dan bilangan bulat negatif, tetapi pada post-test
siswa mengalami kesalahan perhitungan.
Siswa belum paham mengenai pengurangan bilangan bulat
negatif dengan bilangan bulat negatif. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 18.
18.
“Yang ini diubah menjadi positif jadinya -31 + 4,
terus 31 – 4.”
Siswa belum paham dengan makna dari tanda positif dan
negatif pada bilangan bulat. Siswa belum memahami
pengurangan bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman yang baru dengan pemahaman
yang telah diketahui.
Pada pre-test siswa kesulitan mengalikan bilangan bulat
dengan nol, pada post-test siswa sudah mengerti.
Siswa sudah paham dengan perkalian bilangan nol dengan
bilangan bulat karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Pada pre-test siswa dapat menentukan hasil dari pembagian
bilangan bulat dengan nol, pada post-test siswa mengalami
kebingungan menentukan hasil dari pembagian bilangan bulat
dengan nol. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 20.
“Tak terdefinisi Bu, makanya tak strip kan nggak ada jawabannya,
hehe.” Siswa sudah paham dengan
pembagian bilangan bulat dengan bilangan nol karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada pre-test siswa sudah paham mengenai konsep
pengurangan bilangan bulat tetapi siswa mengalami
kesalahan perhitungan. Siswa sudah paham dengan
pengurangan bilangan bulat karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Siswa sudah paham mengenai konsep perpangkatan bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat
karena siswa dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Siswa sudah paham mengenai konsep perpangkatan bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa sudah paham mengenai konsep akar kuadrat bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip
wawancara nomor 22. 21.
P : “Kalau bagaimana cara kamu
mengerjakan?” 22.
S5 : “Pakai cara yang dititik dua angka paling
belakang Bu. kemudian siswa menunjukkan cara
kerjanya dengan coret- c
oretan dikertas.” Siswa sudah paham dengan akar
kuadrat bilangan bulat karena
siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan
siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak
dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Siswa sudah paham mengenai konsep akar kuadrat bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Pada post-test, siswa mengalami kesulitan menentukan nilai
variabel. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 26.
25.
P : “Kalau soal 6 + -p = 36?”
26. S5 : “Saya bingung sama
tanda negatifnya bu, nah 42 kan bisa to Bu? kemudian
siswa menghitung. Oh iya, salah bu hasilnya nggak 36
hehe. Nggak teliti berarti
hehe.” Siswa tidak paham karena siswa
tidak dapat menghubungkan pemahaman yang baru dengan
pemahaman yang telah diketahui. Pada pre-test siswa tidak
menjawab soal. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 16.
16.
S5 : “Mungkin ini salah hitung dan kurang teliti sama
kurang waktu.” Siswa sudah paham dengan
penjumlahan bilangan bulat karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Siswa 5: a.
Siswa paham dengan penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai
variabel dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan
logis. b.
Siswa tidak paham dengan pengurangan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
tidak dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu
bilangan bulat
positif dan
negatif, siswa
tidak dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan konsep
yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, dan siswa belum mampu menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Sebelum pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa
tidak paham dengan perhitungan perkalian bilangan bulat dengan nol karena siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak
dikenal yaitu perkalian dengan bilangan nol dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dan jawaban siswa tidak
logis. Setelah pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa paham dengan perkalian bilangan bulat dengan nol. Siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan nol dengan bilangan bulat negatif dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu perkalian bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian
dengan bilangan nol dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat positif dengan negatif, dan siswa dapat menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. d.
Siswa paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat dengan nol dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu
pembagian bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian
dengan nol dengan konsep yang dikenal yaitu pembagian bilangan bulat positif dengan negatif, dan siswa dapat menjelaskan kembali
pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Siswa paham dengan perpangkatan bilangan bulat sebelum dan
sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan
bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan
siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. f.
Siswa paham dengan akar kuadrat bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu
pembagian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep
yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
Tabel 4.59 Perbedaan pemahaman S9 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis Pada pre-test siswa tidak paham
mengenai konsep pengurangan bilangan negatif dan bilangan
negatif. Siswa sudah paham dengan
pengurangan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Pada post-test siswa kurang cermat dengan soal yang
diberikan. Siswa sudah paham dengan
pembagian bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis
Pada post-test siswa tidak paham dengan soal.
Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip
wawancara nomor 50 49.
P : “Nah sekarang kalau dan
bedanya apa? Kok pekerjaanmu
hasilnya sama?” 50.
S9 : “Oh hooh ya, bedanya itu harusnya yang
hasilnya nanti negatif hehe.” Siswa sudah paham dengan
perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan
siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak
dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada pre-test siswa tidak paham dengan makna kurung dalam
operasi perpangkatan, pada post- test siswa tidak paham dengan
soal yang diberikan. Siswa sudah paham dengan
perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan
siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak
dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada post-test siswa kesulitan menghitung perpangkatan
bilangan bulat dengan bilangan yang besar.
Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Pada pre-test siswa kesulitan menghitung akar kuadrat
bilangan bulat. Siswa sudah paham dengan akar
kuadrat bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada pre-test siswa kesulitan menghitung akar kuadrat
bilangan bulat. Siswa sudah paham dengan akar
kuadrat bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada pre-test dan akhir siswa kesulitan menghitung variabel
negatif –p.
Siswa sudah paham dengan penjumlahan bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis
Pada pre-test dan akhir siswa
kesulitan menghitung variabel negatif
–m. Siswa sudah paham dengan
perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Siswa 9: a.
Siswa paham dengan penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai
variabel dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan
logis. b.
Siswa paham dengan pengurangan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan bilangan bulat tiga bilangan dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu pengurangan bilangan bulat sederhana dua bilangan, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
yaitu pengurangan bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. c.
Siswa paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu penjumlahan
bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal
yaitu penjumlahan bilangan bulat. d.
Siswa paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat dengan tiga bilangan dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu sifat asosiatif pada operasi bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian
bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya
dengan logis. e.
Sebelum pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa belum paham dengan perpangkatan bilangan bulat. Siswa tidak
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan tanda negatif di luar tanda kurung dengan
pemahaman yang telah diketahui yaitu perpangkatan bilangan bulat, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif. Sesudah
pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa paham PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan perpangkatan bilangan bulat. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan
pemahaman yang telah diketahui yaitu perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu
perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat
menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. f.
Siswa paham dengan akar kuadrat bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu
pembagian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep
yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
Tabel 4.60 Perbedaan pemahaman S20 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis
Pada post-test siswa tidak paham mengenai konsep
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif. Siswa sudah paham dengan
penjumlahan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada post-test siswa tidak paham mengenai konsep
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif. Siswa sudah paham dengan
pengurangan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada pre-test siswa kesulitan
menghitung pembagian bilangan bulat dengan bilangan
nol. Siswa sudah paham dengan
pembagian bilangan bulat setelah dengan nol post-test
karena siswa dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis
Pada pre-test siswa kesulitan menghitung pembagian
bilangan nol dengan bilangan bulat.
Siswa sudah paham dengan pembagian bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah
diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada post-test siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa sudah paham dengan pengurangan bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah
diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Siswa 20: a.
Siswa paham dengan penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai
variabel dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan
logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Siswa paham dengan pengurangan bilangan bulat sebelum dan
sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan
bilangan bulat tiga bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pengurangan bilangan bulat sederhana dua
bilangan, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat dengan konsep yang dikenal
yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
c. Siswa paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah
pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan bulat
dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu penjumlahan bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak
dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. d.
Siswa paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat dengan tiga bilangan dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu sifat asosiatif pada operasi bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian
bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya
dengan logis. e.
Siswa paham dengan perpangkatan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu
perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan
konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
f. Siswa paham dengan akar kuadrat bilangan bulat sebelum dan
sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu akar kuadrat
bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pembagian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep
yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat, dan siswa dapat
menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.61 Perbedaan pemahaman S29 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis
Pada post-test siswa sudah paham mengenai konsep
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 133
133.Guru
: Kalo yang nomer satu 35 + -17 = ...
itu kamu mengerjakannya gimana?
134.S29 : Pakai coret-
coretan, jadinya 35 – 17.
Jadi hasilnya 18. Berdasarkan hasil wawancara
siswa sudah paham dengan penjumlahan bilangan bulat
karena siswa dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Siswa tidak paham dengan penjumlahan bilangan bulat
negatif dengan bilangan bulat negatif.
Siswa menyampaikan pendapatnya dalam transkrip
wawancara nomor 137: 137.
Guru : Jadi, apakah
kamu sudah paham dengan materi
penjumlahan bilangan bulat?
138. S1
: Sekarang udah.
139. Guru
: Kalo udah jelas, kenapa hasilnya
menurun? Apakah kamu nggak jelas ketika
dijelaskan?
140. S1
: Kurang jelas yang negatif aja
Berdasarkan hasil wawancara siswa tidak paham dengan
penjumlahan bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep
yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Pada pre-test dan pada tugas- tugas siswa dapat mengerjakan
soal serupa, namun pada post- test siswa tidak teliti dalam
perhitungan. Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam transkrip wawancara nomor 139:
139.
Guru : Kalo udah
jelas, kenapa hasilnya menurun? Apakah kamu
nggak jelas ketika dijelaskan?
140. S1
: Kurang jelas yang negatif aja
Berdasarkan hasil wawancara siswa mengalami kesulitan
mengoperasikan bilangan bulat negatif sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa tidak paham dengan pengurangan
bilangan bulat karena siswa tidak dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah
diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Berdasarkan transkrip
wawancara nomor 140 dapat disimpulkan bahwa siswa
kesulitan mengoperasikan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif.
Siswa tidak paham dengan perkalian bilangan bulat karena
siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pejumlahan bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pengurangan bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan
perkalian bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep
yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Siswa dapat menghitung hasilnya namun siswa bingung
menentukan tanda, siswa cenderung hanya menebak-
nebak.
Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Pada pre-test siswa dapat menjawab soal denga tepat,
namun pada post-test siswa tidak paham dengan soal yang
diberikan, siswa mengalikan bilangan pokok dengan pangkat.
Siswa menyampaikan pendapatnya dalam transkrip
wawancara nomor 151: 151.
Guru : Sekarang
kembali lagi ke soalnya, kalo perpangkatan kamu
mengerjakannya gimana? Contohnya
. 152.
S1 :
= -3 -3 -3 -3 = 27
+ 27 + 27 = 81 153.
Guru : Loh, kenapa
bisa 27+27+27? 154.
S1 : Kan 27 kali 3
buk. Siswa paham dengan
perpangkatan bilangan bulat karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada pre-test dan post-test siswa tidak paham dengan soal yang
diberikan. Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam transkrip wawancara nomor 155:
155.
Guru : Oke, sekarang
kalo bagaimana
mengerjakannya? 156.
S1 : Bingung bu
hehe. Siswa tidak paham dengan
pembagian bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep
yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa
dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam
satu pikiran yang logis.
Pada pre-test siswa dapat menjawab soal dengan tepat,
sedangkan pada post-test siswa tidak menjawab soal.
Pada pre-test siswa tidak menjawab soal, pada post-test
tidak teliti dalam mengitung. Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam transkrip wawancara nomor 160:
159.
Guru : Nah, sudah
jelas ya. Sekarang misalkan akar kuadrat,
misalkan akar 81. Berapa hasil dari
?
160. S1
: 9 bu. 161.
Guru : Nah, kalo
berapa? 162.
S1 : Pakai coba-
coba bu, jadi hasilnya 14. 163.
Guru : Sekarang
misalkan , berapa
hasilnya? 164.
S1 : Gimana ya
bu? Berdasarkan hasil wawancara
siswa sudah paham dengan akar kuadrat bilangan bulat. Siswa
paham dengan perpangkatan bilangan bulat karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis. Namun
siswa kesulitan menghitung operasi dengan bilangan besar.
Berdasarkan transkrip wawancara nomor 160 siswa
sudah paham dengan akar kuadrat bilangan bulat. Siswa
paham dengan perpangkatan bilangan bulat karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Namun siswa kesulitan menghitung operasi akar
kuadrat dengan bilangan yang besar.
Pada pre-test siswa tidak
menjawab soal yang diberikan,
sedangkan pada post-test siswa bingung menentukan nilai
variabel –p.
Siswa menyampaikan pendapatnya dalam transkrip
wawancara nomor 170: 170.
Guru: Kalau 6 + -p = 23, p = ..., bagaimana cara
kamu mengerjakan? 171.
S1: Pakai coba-coba bu, 6 ditambah berapa yang
hasilnya 23. Saya suka bingung kalo pake negatif
buk.
Siswa paham dengan soal yang diberikan namun siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal. Berdasarkan transkrip
wawancara nomor 171 dapat disimpulkan bahwa siswa
paham dengan maksud dari soal yang diberikan namun siswa
tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal.
Berdasarkan transkrip wawancara nomor 171 dapat
disimpulkan bahwa siswa paham dengan maksud dari soal
yang diberikan namun siswa tidak dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Siswa 29: a.
Sebelum pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa mengalami kesalahan namun sesudahnya siswa tahu cara
mengerjakan penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif namun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara keseluruhan siswa tidak paham paham dengan penjumlahan bilangan bulat. Siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu bilangan bulat positif dan
negatif, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu konsep penjumlahan bilangan bulat positif dan
negatif dengan konsep yang dikenal yaitu konsep bilangan bulat pada garis bilangan, dan siswa tidak dapat menjelaskan kembali
pekerjaannya dengan logis. b.
Siswa tidak paham dengan pengurangan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
tidak dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan bilangan bulat tiga bilangan dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu pengurangan bilangan bulat sederhana dua bilangan, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak
dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa tidak dapat
menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. c.
Siswa tidak paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
tidak dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu
penjumlahan bilangan bulat, siswa tidak dapat menghubungkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa
tidak dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. Siswa dapat menghitungnya namun siswa tidak paham terhadap tandanya.
d. Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan
sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian
bilangan bulat dengan tiga bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu sifat asosiatif pada operasi bilangan bulat, siswa
tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu
pengurangan bilangan bulat, dan siswa tidak dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
e. Siswa paham sesudah pembelajaran metode penugasan model
ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah
diketahui yaitu
perkalian bilangan
bulat, siswa
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perpangkatan
bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. f.
Siswa paham dengan akar kuadrat bilangan bulat sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pembagian
bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang
dikenal yaitu perkalian bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
Rangkuman perbandingan pemahaman siswa
a. Siswa 5, siswa 9, siswa 20, dan siswa 21 paham dengan
penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu bilangan
bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai variabel dengan konsep yang
dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
b. Siswa 9, siswa 20, dan siswa 21 paham dengan pengurangan
bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan
model ARCS.
Siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan bilangan bulat tiga bilangan
dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pengurangan bilangan
bulat sederhana
dua bilangan,
siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pengurangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya
dengan logis. c.
Siswa 9, siswa 20, dan siswa 21 paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model
ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui
yaitu penjumlahan bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan
konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. Siswa 5
paham dengan perkalian bilangan bulat sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS.
d. Siswa 5, siswa 9, siswa 20, dan siswa 21 paham dengan pembagian
bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan
model ARCS.
Siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat dengan tiga
bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu sifat asosiatif pada operasi bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat, dan siswa
dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Siswa 5, siswa 20, siswa 21, dan siswa 29 paham dengan
perpangkatan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu perkalian bilangan bulat,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal
yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. Siswa 9 paham
dengan perpangkatan bilangan bulat sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS.
f. Siswa 5, siswa 9, siswa 20, siswa 21, dan siswa 29 paham dengan
akar kuadrat bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pembagian bilangan bulat,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian
bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
2 Motivasi belajar siswa
Untuk melihat perbandingan tingkat motivasi belajar siswa, dilakukan perhitungan statistik terhap perbandingan data hasil angket
motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran metode penugasan model ARCS untuk tiap-tiap indikator.
Berikut adalah data tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran metode penugasan model ARCS:
Tabel 4. 62 Perbandingan tingkat motivasi belajar sebelum dan sesudah
dilakukan pembelajaran metode penugasan model ARCS
Indikator Sebelum
Sesudah Perhatian
572 602
Relevansi
466 488
Keyakinan
466 496
Kepuasan 399
420
Data tingkat motivasi belajar siswa disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Pada grafik di atas terlihat ada perbedaan terhadap tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
metode penugasan model ARCS. Tingkat motivasi belajar siswa
100 200
300 400
500 600
700
Perhatian Relevansi
Keyakinan Kepuasan
Sebelum Sesudah
cenderung meningkat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan siswa dalam transkrip wawancara nomor 32, 60, 82, 122, dan 174 siswa lebih
tertarik untuk mengerjakan tugas-tugas daripada pembelajaran dengan metode lain. Berikut adalah kutipan dari transkrip wawancara kepada
siswa:
Tabel 4. 63 Kutipan transkrip wawancara siswa
Siswa Kutipan wawancara dengan siswa
S5 31.
P : “Kalo pembelajaran di kelas, kamu lebih suka dengan metode ceramah kemudian mengerjakan tugas
atau pakai variasi lain misalnya pakai PPT, games, atau video?”
32. S5: “Kalo saya lebih gampang dijelasin, kasih contoh,
terus langsung kerja. Kalau pakai video biasanya saya malah bingung Bu hehe.”
S9 59.
P : “Kalau pembelajaran di kelas, kamu lebih suka dengan metode pembelajaran yang dijelaskan oleh
peneliti terus diberikan latihan soal atau dengan variasi?”
60. S9 : “Lebih suka dijelaskan terus soal-soal Bu
biasanya.” S20
81. P : “Kalau metode pembelajaran di kelas, kamu lebih
suka dengan metode pembelajaran yang dijelaskan oleh peneliti terus diberikan latihan soal atau dengan
variasi?” 82.
S20 : “Aku yaa suka dua-duanya, soalnya aku emang suka matematika.”
S21 121.
P : “Nah kalo untuk pembelajaran di kelas, kamu lebih suka dijelaskan langsung terus kemudian latihan soal
ato pakai media lain misalnya pakai video, games ?”
122. S21: “Dijelasin aja terus ngerjain.”
S29 173.
P : “Oke, gitu ya. Sepertinya kamu kurang berlatih, dibanyakin latihan soal. Kalo pembelajaran di kelas
kamu lebih seneng dijelaskan terus diberikan tugas ato pakai metode lain misalnya pakai video, games, atau
diskusi?” 174.
S29: “Diskusi.”
Rangkuman perbandingan motivasi belajar siswa
a. Perbandingan tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran metode penugasan model ARCS untuk indikator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perhatian adalah untuk kategori “siswa tertarik terhadap pembelajaran sehingga siswa mau memperhatikan” mengalami
peningkatan dari skor 87 menjadi 91. Untuk kategori “siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru” mengalami
peningkatan dari sko r 393 menjadi 412. Untuk kategori “siswa
mengajukan pertanyaan jika tidak mengerti” mengalami peningkatan dari skor 92 menjadi 99.
b. Motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS untuk indikator relevansi adalah untuk ka
tegori “siswa tahu tujuan pembelajaran” mengalami peningkatan dari skor 95 menjadi 101. Untuk kategori “siswa tahu manfaat dari
materi yang dipelajari” mengalami penurunan dari skor 103 menjadi 101. Untuk kategori “siswa dapat mengaitkan dengan
sesuatu yan g telah dipelajari sebelumnya” skor tetap yaitu 95.
Untuk kategori “siswa dapat mengaitkan isi dengan pembelajaran dengan apa yang dia temukan dalam kehidupan sehari-hari
” mengalami peningkatan dari skor 92 menjadi 104. Untuk kategori
“strategi guru mengajar sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa” mengalami peningkatan dari skor 81 menjadi 87.
c. Perbandingan tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran metode penugasan model ARCS untuk indikator keyakinan adalah untuk kategori “siswa yakin dengan kemampuan
yang dimiliki” mengalami peningkatan dari skor 285 menjadi 303. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk kategori “siswa yakin dengan apa yang dikerjakan” mengalami peningkatan dari skor 181 menjadi 193.
d. Perbandingan tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran metode penugasan model ARCS untuk indikator kepuasan adalah untuk kategori “siswa merasa puas karena mampu
menerapkan keterampilan baru yang telah dipelajari” mengalami peningkatan dari skor 109 menjadi 112. Untuk kategori “siswa
merasa puas jika siswa d apat menyelesaikan latihan soal”
mengalami peningkatan dari skor 193 menjadi 207. Untuk kategori “siswa merasa puas jika siswa dapat memahami pembelajaran”
mengalami peningkatan dengan skor sebelum 97 dan skor sesudah 101.
Berikut adalah kriteria motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran model ARCS:
Tabel 4.64 Kriteria motivasi belajar siswa
Skor Siswa Kategori Motivasi
67, 67 Sangat tinggi
67, 67 Tinggi
55, 11 X
Rendah X
55, 11 Sangat rendah
Berdasarkan tabel kriteria motivasi belajar siswa, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.65 Kriteria motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
model ARCS Kategori Motivasi
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
Sangat tinggi 4
6 12.12
18.18
Tinggi 8
15 24.24
45.45 Rendah
11 8
33.33 24.24
Sangat rendah 8
6 24.24
18.18
Berdasarkan tabel 4. 65 diperoleh perhitungan presentase motivasi belajar siswa di kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1
Yogyakarta secara keseluruhan mengalami peningkatan. Kuesioner motivasi belajar siswa awal menunjukkan kategori rendah yaitu
dengan frekuensi 11 siswa, 4 siswa pada kategori sangat tinggi, 8 siswa pada kategori tinggi, dan 8 siswa pada kategori sangat
rendah. Kuesioner motivasi belajar siswa akhir menunjukkan kategori tinggi yaitu dengan frekuensi 15 siswa, 6 siswa pada
kategori sangat tinggi, 8 siswa pada kategori rendah, dan 6 siswa pada kategori sangat rendah.
E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian