positif  dan  perpangkatan  bilangan  negatif.  Siswa  29  S29 sudah  dapat  menentukan  perpangkatan  bilangan  bulat.
Siswa  29  S29  mengalami  kesulitan  dalam  menentukan hasil  -3
4
,  tetapi  S29  dapat  mengikuti  penjelasan  dengan baik.
f. Pemahaman  konsep  S29  mengenai  konsep  akar  kuadrat
bilangan  bulat.  Siswa  29  S29  sudah  dapat  menentukan akar  kuadrat  bilangan  bulat.  Siswa  29  S29  dapat
menjelaskan kembali mengenai akar kuadrat bilangan bulat dengan benar.
D. Pembahasan
1 Pemahaman siswa
Untuk    melihat  perbandingan  pemahaman  siswa,  dilakukan perhitungan  statistik  terhap  perbandingan  rata-rata  nilai  sebelum  dan
sesudah dilakukan pembelajaran model ARCS. Berikut  adalah  data  hasil  belajar  sebelum  dan  sesudah  dilakukan
pembelajaran metode penugasan model ARCS:
Tabel 4. 55 Data tingkat nilai sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran model
ARCS
Siswa Nilai
sebelum Nilai
sesudah KKM
Kriteria Ketuntasan
Ya Tidak
S1 65
55 75
√ S2
55 75
75 √
S3 60
35 75
√ S4
35 50
75 √
S5 90
60 75
√
S6 75
75 75
√ S7
30 60
75 √
S8 30
25 75
√ S9
65 70
75 √
S10 75
70 75
√ S11
45 55
75 √
S12 35
60 75
√ S13
90 85
75 √
S14 65
70 75
√ S15
30 60
75 √
S16 95
80 75
√ S17
80 80
75 √
S18 55
70 75
√ S19
40 75
75 √
S20 90
85 75
√ S21
100 100
75 √
S22 65
75 75
√ S23
30 50
75 √
S24 70
80 75
√ S25
75 75
75 √
S26 70
65 75
√ S27
75 80
75 √
S28 60
90 75
√ S29
35 20
75 √
S30 75
80 75
√ S31
55 80
75 √
S32 40
65 75
√ S33
45 75
75 √
Jumlah
2000 2230
16 17
Nilai tertinggi 100
100
Nilai terendah
30 20
Rata-rata 60.60606
67.57576
Berdasarkan  tabel  di  atas,  dari  33  siswa  kelas  VII  Erlangga  SMP
Stella  Duce  1  Yogyakarta,  16  siswa  atau  48,  485    dapat  mencapai kriteria  ketuntasan  yaitu  75  dan  17  siswa  atau  51,  515    tidak  tuntas.
Rata-rata  peroleh  nilai  pre-test  dan  post-test  mengalami  peningkatan  dari 60, 606 menjadi 67, 576.
Tabel 4. 56 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman siswa Pre-test
Pre-test
Interval Frekuensi
Presentase Kategori
81-100 5
15.152 Sangat tinggi
66-80 8
24.242 Tinggi
56-65 6
18.182 Sedang
46-55 3
9.091 Rendah
0-46 11
33.333 Sangat Rendah
33 100
Masidjo, 1991: 157 – 160
Berdasarkan  tabel  4.  56  diperoleh  perhitungan  frekuensi  dan presentase  pemahaman  siswa  di  kelas  VII  Erlangga  SMP  Stella  Duce  1
Yogyakarta  untuk  hasil  pre-test.  Hasil  pre-test  siswa  menunjukkan kategori  sangat  rendah  yaitu  dengan  frekuensi  11  siswa,  5  siswa  pada
kategori sangat tinggi, 8 siswa pada kategori tinggi, 6 siswa pada kategori sedang, dan 3 siswa pada kategori rendah.
Tabel 4. 57 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman siswa Post-test
Post-test
Interval Frekuensi
Presentase Kategori
81-100 4
12,121 Sangat tinggi
66-80 16
48,485 Tinggi
56-65 6
18,182 Sedang
46-55 4
12,121 Rendah
0-45 3
9,091 Sangat Rendah
33 100
Berdasarkan tabel 4. 57 diperoleh perhitungan frekuensi dan presentase pemahaman siswa di kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1
Yogyakarta untuk hasil post-test. Hasil post-test siswa menunjukkan kategori tinggi yaitu dengan frekuensi 16 siswa, 4 siswa pada kategori
sangat tinggi, 6 siswa pada kategori sedang, 4 siswa pada kategori rendah, dan 3 siswa pada kategori sangat rendah.
Karena  terdapat  perbedaan  tingkat  rata-rata  nilai  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS,  berikut
pembahasan perbedaan pemahaman untuk tiap-tiap item soal:
Tabel 4.58 Perbedaan pemahaman S5 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis
Siswa sudah mengerti mengenai pengurangan bilangan bulat
negatif dan bilangan bulat negatif, tetapi pada post-test
siswa mengalami kesalahan perhitungan.
Siswa belum paham mengenai pengurangan bilangan bulat
negatif dengan bilangan bulat negatif. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 18.
18.
“Yang ini diubah menjadi positif jadinya -31 + 4,
terus 31 – 4.”
Siswa belum paham dengan makna dari tanda positif dan
negatif pada bilangan bulat. Siswa belum memahami
pengurangan bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman yang baru dengan pemahaman
yang telah diketahui.
Pada  pre-test siswa kesulitan mengalikan bilangan bulat
dengan nol, pada post-test siswa sudah mengerti.
Siswa sudah paham dengan perkalian bilangan nol dengan
bilangan bulat karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Pada  pre-test siswa dapat menentukan hasil dari pembagian
bilangan bulat dengan nol, pada post-test siswa mengalami
kebingungan menentukan hasil dari pembagian bilangan bulat
dengan nol. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 20.
“Tak terdefinisi Bu, makanya tak strip kan nggak ada jawabannya,
hehe.” Siswa sudah paham dengan
pembagian bilangan bulat dengan bilangan nol karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada  pre-test siswa sudah paham mengenai konsep
pengurangan bilangan bulat tetapi siswa mengalami
kesalahan perhitungan. Siswa sudah paham dengan
pengurangan bilangan bulat karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Siswa sudah paham mengenai konsep perpangkatan bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat
karena siswa dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Siswa sudah paham mengenai konsep perpangkatan bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa sudah paham mengenai konsep akar kuadrat bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip
wawancara nomor 22. 21.
P  : “Kalau bagaimana cara kamu
mengerjakan?” 22.
S5  : “Pakai cara yang dititik dua angka paling
belakang Bu. kemudian siswa menunjukkan cara
kerjanya dengan coret- c
oretan dikertas.” Siswa sudah paham dengan akar
kuadrat bilangan bulat karena
siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan
siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak
dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Siswa sudah paham mengenai konsep akar kuadrat bilangan
bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Pada post-test, siswa mengalami kesulitan menentukan nilai
variabel. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 26.
25.
P  : “Kalau soal 6 + -p = 36?”
26. S5  : “Saya bingung sama
tanda negatifnya bu, nah 42 kan bisa to Bu? kemudian
siswa menghitung. Oh  iya, salah bu hasilnya nggak 36
hehe. Nggak teliti berarti
hehe.” Siswa tidak paham karena siswa
tidak dapat menghubungkan pemahaman yang baru dengan
pemahaman yang telah diketahui. Pada  pre-test siswa tidak
menjawab soal. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 16.
16.
S5  : “Mungkin ini salah hitung dan kurang teliti sama
kurang waktu.” Siswa sudah paham dengan
penjumlahan bilangan bulat karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Siswa 5: a.
Siswa  paham  dengan  penjumlahan  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  penjumlahan bilangan  bulat  positif  dan  negatif  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  bilangan  bulat  positif  dan  negatif,  siswa  dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai
variabel  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan bulat,  dan  siswa  dapat  menjelaskan  kembali  pekerjaannya  dengan
logis. b.
Siswa  tidak  paham  dengan  pengurangan  bilangan  bulat  sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
tidak  dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  pengurangan bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu
bilangan bulat
positif dan
negatif, siswa
tidak dapat
menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu  pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan konsep
yang  dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat  negatif  dengan bilangan  bulat  positif,  dan  siswa  belum  mampu  menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Sebelum  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS  siswa
tidak  paham  dengan  perhitungan  perkalian  bilangan  bulat  dengan nol  karena  siswa  tidak  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak
dikenal  yaitu  perkalian  dengan  bilangan  nol  dengan  konsep  yang dikenal  yaitu  perkalian  bilangan  bulat  dan  jawaban  siswa  tidak
logis. Setelah pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa paham  dengan  perkalian  bilangan  bulat  dengan  nol.  Siswa  dapat
menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  perkalian  bilangan  nol dengan  bilangan  bulat  negatif  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  perkalian  bilangan  bulat  positif  dan  negatif,  siswa dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu  perkalian
dengan  bilangan  nol  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  perkalian bilangan bulat positif dengan negatif, dan siswa dapat menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. d.
Siswa  paham  dengan  pembagian  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat  dengan  nol  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu
pembagian  bilangan  bulat  positif  dan  negatif,  siswa  dapat menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu  pembagian
dengan nol dengan konsep yang dikenal yaitu pembagian bilangan bulat positif dengan negatif, dan siswa dapat menjelaskan kembali
pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Siswa  paham  dengan  perpangkatan  bilangan  bulat  sebelum  dan
sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  perpangkatan
bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak  dikenal  yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  negatif  dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan
siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. f.
Siswa  paham  dengan  akar  kuadrat  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  akar  kuadrat bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu
pembagian  bilangan  bulat,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep
yang  dikenal  yaitu  perkalian  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
Tabel 4.59 Perbedaan pemahaman S9 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis Pada  pre-test siswa tidak paham
mengenai konsep pengurangan bilangan negatif dan bilangan
negatif. Siswa sudah paham dengan
pengurangan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Pada post-test siswa kurang cermat dengan soal yang
diberikan. Siswa sudah paham dengan
pembagian bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis
Pada post-test siswa tidak paham dengan soal.
Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip
wawancara nomor 50 49.
P  : “Nah sekarang kalau dan
bedanya apa? Kok pekerjaanmu
hasilnya sama?” 50.
S9  : “Oh hooh ya, bedanya itu harusnya yang
hasilnya nanti negatif hehe.” Siswa sudah paham dengan
perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan
siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak
dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada  pre-test siswa tidak paham dengan makna kurung dalam
operasi perpangkatan, pada post- test siswa tidak paham dengan
soal yang diberikan. Siswa sudah paham dengan
perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan
siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak
dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada post-test siswa kesulitan menghitung perpangkatan
bilangan bulat dengan bilangan yang besar.
Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Pada  pre-test siswa kesulitan menghitung akar kuadrat
bilangan bulat. Siswa sudah paham dengan akar
kuadrat bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada  pre-test siswa kesulitan menghitung akar kuadrat
bilangan bulat. Siswa sudah paham dengan akar
kuadrat bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada  pre-test dan akhir siswa kesulitan menghitung variabel
negatif –p.
Siswa sudah paham dengan penjumlahan bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis
Pada  pre-test dan akhir siswa
kesulitan menghitung variabel negatif
–m. Siswa sudah paham dengan
perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan
pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang
logis.
Siswa 9: a.
Siswa  paham  dengan  penjumlahan  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  penjumlahan bilangan  bulat  positif  dan  negatif  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  bilangan  bulat  positif  dan  negatif,  siswa  dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai
variabel  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan bulat,  dan  siswa  dapat  menjelaskan  kembali  pekerjaannya  dengan
logis. b.
Siswa  paham  dengan  pengurangan  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  pengurangan bilangan  bulat  tiga  bilangan  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  pengurangan  bilangan  bulat  sederhana  dua bilangan,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal
yaitu  pengurangan  bilangan  bulat  dengan  konsep  yang  dikenal yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat  menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. c.
Siswa paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa  dapat
menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  perkalian  bilangan  bulat dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  penjumlahan
bilangan  bulat,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal
yaitu penjumlahan bilangan bulat. d.
Siswa  paham  dengan  pembagian  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat  dengan  tiga  bilangan  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  sifat  asosiatif  pada  operasi  bilangan  bulat,  siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian
bilangan  bulat  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  pengurangan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya
dengan logis. e.
Sebelum  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS  siswa belum  paham  dengan  perpangkatan  bilangan  bulat.  Siswa  tidak
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  perpangkatan bilangan  bulat  dengan  tanda  negatif  di  luar  tanda  kurung  dengan
pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  perpangkatan  bilangan bulat, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  negatif  dengan  konsep  yang dikenal  yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  positif.  Sesudah
pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS  siswa  paham PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan perpangkatan bilangan bulat. Siswa dapat menghubungkan pemahaman  baru  yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  dengan
pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  perkalian  bilangan  bulat, siswa  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu
perpangkatan  bilangan  bulat  negatif  dengan  konsep  yang  dikenal yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  positif,  dan  siswa  dapat
menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. f.
Siswa  paham  dengan  akar  kuadrat  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  akar  kuadrat bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu
pembagian  bilangan  bulat,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep
yang  dikenal  yaitu  perkalian  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
Tabel 4.60 Perbedaan pemahaman S20 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis
Pada post-test siswa tidak paham mengenai konsep
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif. Siswa sudah paham dengan
penjumlahan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada post-test siswa tidak paham mengenai konsep
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif. Siswa sudah paham dengan
pengurangan bilangan bulat setelah post-test karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada  pre-test siswa kesulitan
menghitung pembagian bilangan bulat dengan bilangan
nol. Siswa sudah paham dengan
pembagian bilangan bulat setelah dengan nol post-test
karena siswa dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis
Pada  pre-test siswa kesulitan menghitung pembagian
bilangan nol   dengan bilangan bulat.
Siswa sudah paham dengan pembagian bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah
diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Pada post-test siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan.
Siswa sudah paham dengan pengurangan bilangan bulat
setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah
diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat
menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu
pikiran yang logis.
Siswa 20: a.
Siswa  paham  dengan  penjumlahan  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  penjumlahan bilangan  bulat  positif  dan  negatif  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  bilangan  bulat  positif  dan  negatif,  siswa  dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai
variabel  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan bulat,  dan  siswa  dapat  menjelaskan  kembali  pekerjaannya  dengan
logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Siswa  paham  dengan  pengurangan  bilangan  bulat  sebelum  dan
sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  pengurangan
bilangan  bulat  tiga  bilangan  dengan  pemahaman  yang  telah diketahui  yaitu  pengurangan  bilangan  bulat  sederhana  dua
bilangan,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal yaitu  pengurangan  bilangan  bulat  dengan  konsep  yang  dikenal
yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat  menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
c. Siswa paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah
pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa  dapat menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  perkalian  bilangan  bulat
dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  penjumlahan bilangan  bulat,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak
dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat  menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. d.
Siswa  paham  dengan  pembagian  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat  dengan  tiga  bilangan  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  sifat  asosiatif  pada  operasi  bilangan  bulat,  siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian
bilangan  bulat  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  pengurangan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya
dengan logis. e.
Siswa  paham  dengan  perpangkatan  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  perpangkatan bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu
perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak  dikenal  yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  negatif  dengan
konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
f. Siswa  paham  dengan  akar  kuadrat  bilangan  bulat  sebelum  dan
sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  akar  kuadrat
bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu pembagian  bilangan  bulat,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep
yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang  dikenal  yaitu  perkalian  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat
menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.61 Perbedaan pemahaman S29 sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan model ARCS
Pre-test Post-test
Analisis
Pada post-test siswa sudah paham mengenai konsep
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif. Siswa menyampaikan
pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 133
133.Guru
: Kalo yang nomer satu 35 + -17 = ...
itu kamu mengerjakannya gimana?
134.S29 : Pakai coret-
coretan, jadinya 35 – 17.
Jadi hasilnya 18. Berdasarkan hasil wawancara
siswa sudah paham dengan penjumlahan bilangan bulat
karena siswa dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Siswa tidak paham dengan penjumlahan bilangan bulat
negatif dengan bilangan bulat negatif.
Siswa menyampaikan pendapatnya dalam transkrip
wawancara nomor 137: 137.
Guru : Jadi, apakah
kamu sudah paham dengan materi
penjumlahan bilangan bulat?
138. S1
: Sekarang udah.
139. Guru
: Kalo udah jelas, kenapa hasilnya
menurun? Apakah kamu nggak jelas ketika
dijelaskan?
140. S1
: Kurang jelas yang negatif aja
Berdasarkan hasil wawancara siswa tidak paham dengan
penjumlahan bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep
yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Pada pre-test dan pada tugas- tugas siswa dapat mengerjakan
soal serupa, namun pada post- test siswa tidak teliti dalam
perhitungan. Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam transkrip wawancara nomor 139:
139.
Guru : Kalo udah
jelas, kenapa hasilnya menurun? Apakah kamu
nggak jelas ketika dijelaskan?
140. S1
: Kurang jelas yang negatif aja
Berdasarkan hasil wawancara siswa mengalami kesulitan
mengoperasikan bilangan bulat negatif sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa tidak paham dengan pengurangan
bilangan bulat karena siswa tidak dapat menghubungkan
pemahaman baru dengan pemahaman yang telah
diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang
tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Berdasarkan transkrip
wawancara nomor 140 dapat disimpulkan bahwa siswa
kesulitan mengoperasikan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif.
Siswa tidak paham dengan perkalian bilangan bulat karena
siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pejumlahan bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan pengurangan bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Siswa tidak paham dengan
perkalian bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep
yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Siswa dapat menghitung hasilnya namun siswa bingung
menentukan tanda, siswa cenderung hanya menebak-
nebak.
Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat
karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal.
Pada pre-test siswa dapat menjawab soal denga tepat,
namun pada post-test siswa tidak paham dengan soal yang
diberikan, siswa mengalikan bilangan pokok dengan pangkat.
Siswa menyampaikan pendapatnya dalam transkrip
wawancara nomor 151: 151.
Guru : Sekarang
kembali lagi ke soalnya, kalo perpangkatan kamu
mengerjakannya gimana? Contohnya
. 152.
S1 :
= -3 -3   -3   -3 = 27
+ 27 + 27 = 81 153.
Guru : Loh, kenapa
bisa 27+27+27? 154.
S1 : Kan 27 kali 3
buk. Siswa paham dengan
perpangkatan bilangan bulat karena siswa dapat
menghubungkan pemahaman
baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Pada pre-test dan post-test siswa tidak paham dengan soal yang
diberikan. Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam transkrip wawancara nomor 155:
155.
Guru : Oke, sekarang
kalo bagaimana
mengerjakannya? 156.
S1 : Bingung bu
hehe. Siswa tidak paham dengan
pembagian bilangan bulat karena siswa tidak dapat
menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang
telah diketahui, siswa tidak dapat menghubungkan konsep
yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa
dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam
satu pikiran yang logis.
Pada pre-test siswa dapat menjawab soal dengan tepat,
sedangkan pada post-test siswa tidak menjawab soal.
Pada pre-test siswa tidak menjawab soal, pada post-test
tidak teliti dalam mengitung. Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam transkrip wawancara nomor 160:
159.
Guru : Nah, sudah
jelas ya. Sekarang misalkan akar kuadrat,
misalkan akar 81. Berapa hasil dari
?
160. S1
: 9 bu. 161.
Guru : Nah, kalo
berapa? 162.
S1 : Pakai coba-
coba bu, jadi hasilnya 14. 163.
Guru : Sekarang
misalkan , berapa
hasilnya? 164.
S1 : Gimana ya
bu? Berdasarkan hasil wawancara
siswa sudah paham dengan akar kuadrat bilangan bulat. Siswa
paham dengan perpangkatan bilangan bulat karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis. Namun
siswa kesulitan menghitung operasi dengan bilangan besar.
Berdasarkan transkrip wawancara nomor 160 siswa
sudah paham dengan akar kuadrat bilangan bulat. Siswa
paham dengan perpangkatan bilangan bulat karena siswa
dapat menghubungkan pemahaman baru dengan
pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat
menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep
yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru
yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.
Namun siswa kesulitan menghitung operasi akar
kuadrat dengan bilangan yang besar.
Pada pre-test siswa tidak
menjawab soal yang diberikan,
sedangkan pada post-test siswa bingung menentukan nilai
variabel –p.
Siswa menyampaikan pendapatnya dalam transkrip
wawancara nomor 170: 170.
Guru: Kalau 6 + -p = 23, p = ..., bagaimana cara
kamu mengerjakan? 171.
S1: Pakai coba-coba bu, 6 ditambah berapa yang
hasilnya 23. Saya suka bingung kalo pake negatif
buk.
Siswa paham dengan soal yang diberikan namun siswa tidak
dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan
konsep yang dikenal. Berdasarkan transkrip
wawancara nomor 171 dapat disimpulkan bahwa siswa
paham dengan maksud dari soal yang diberikan namun siswa
tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal
dengan konsep yang dikenal.
Berdasarkan transkrip wawancara nomor 171 dapat
disimpulkan bahwa siswa paham dengan maksud dari soal
yang diberikan namun siswa tidak dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal.
Siswa 29: a.
Sebelum  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS  siswa mengalami  kesalahan  namun  sesudahnya  siswa  tahu  cara
mengerjakan penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif namun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara keseluruhan siswa tidak paham paham dengan penjumlahan bilangan  bulat.  Siswa  tidak  dapat  menghubungkan  pemahaman
baru  yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat  positif  dan  negatif  dengan pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  bilangan  bulat  positif  dan
negatif,  siswa  tidak  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak dikenal  yaitu  konsep  penjumlahan  bilangan  bulat  positif  dan
negatif  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  konsep  bilangan  bulat pada  garis  bilangan,  dan  siswa  tidak  dapat  menjelaskan  kembali
pekerjaannya dengan logis. b.
Siswa  tidak  paham  dengan  pengurangan  bilangan  bulat  sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa
tidak  dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  pengurangan bilangan  bulat  tiga  bilangan  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui  yaitu  pengurangan  bilangan  bulat  sederhana  dua bilangan,  siswa  tidak  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak
dikenal  yaitu  pengurangan  bilangan  bulat  dengan  konsep  yang dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  dan  siswa  tidak  dapat
menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. c.
Siswa  tidak  paham  dengan  perkalian  bilangan  bulat  sebelum  dan sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa
tidak  dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  perkalian bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu
penjumlahan  bilangan  bulat,  siswa  tidak  dapat  menghubungkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu  perkalian  bilangan  bulat  dengan konsep  yang  dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  dan  siswa
tidak dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. Siswa dapat menghitungnya namun siswa tidak paham terhadap tandanya.
d. Siswa tidak paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan
sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa tidak  dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  pembagian
bilangan bulat dengan tiga bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui  yaitu  sifat  asosiatif  pada  operasi  bilangan  bulat,  siswa
tidak  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu pembagian  bilangan  bulat  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu
pengurangan  bilangan  bulat,  dan  siswa  tidak  dapat  menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
e. Siswa  paham  sesudah  pembelajaran  metode  penugasan  model
ARCS.  Siswa  dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu perpangkatan  bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah
diketahui yaitu
perkalian bilangan
bulat, siswa
dapat menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu  perpangkatan
bilangan  bulat  negatif  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu perpangkatan  bilangan  bulat  positif,  dan  siswa  dapat  menjelaskan
kembali pekerjaannya dengan logis. f.
Siswa  paham  dengan  akar  kuadrat  bilangan  bulat  sesudah pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa  dapat
menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu  akar  kuadrat  bilangan bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  pembagian
bilangan  bulat,  siswa  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak dikenal  yaitu  akar  kuadrat  bilangan  bulat  dengan  konsep  yang
dikenal  yaitu  perkalian  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
Rangkuman perbandingan pemahaman siswa
a. Siswa  5,  siswa  9,  siswa  20,  dan  siswa  21  paham  dengan
penjumlahan  bilangan  bulat  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa  dapat  menghubungkan
pemahaman  baru  yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat  positif  dan negatif  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  bilangan
bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal  yaitu menentukan nilai variabel dengan konsep yang
dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  dan  siswa  dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
b. Siswa  9,  siswa  20,  dan  siswa  21  paham  dengan  pengurangan
bilangan  bulat  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran  metode penugasan
model ARCS.
Siswa dapat
menghubungkan pemahaman  baru  yaitu  pengurangan  bilangan  bulat  tiga  bilangan
dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  pengurangan bilangan
bulat sederhana
dua bilangan,
siswa dapat
menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu  pengurangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bilangan  bulat  dengan  konsep  yang  dikenal  yaitu  penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya
dengan logis. c.
Siswa 9, siswa 20, dan siswa 21 paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model
ARCS.  Siswa  dapat  menghubungkan  pemahaman  baru  yaitu perkalian  bilangan  bulat  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui
yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  siswa  dapat  menghubungkan konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu  perkalian  bilangan  bulat  dengan
konsep  yang  dikenal  yaitu  penjumlahan  bilangan  bulat,  dan  siswa dapat  menjelaskan  kembali  pekerjaannya  dengan  logis.  Siswa  5
paham  dengan  perkalian  bilangan  bulat  sesudah  pembelajaran metode penugasan model ARCS.
d. Siswa 5, siswa 9, siswa 20, dan siswa 21 paham dengan pembagian
bilangan  bulat  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran  metode penugasan
model ARCS.
Siswa dapat
menghubungkan pemahaman  baru  yaitu  pembagian  bilangan  bulat  dengan  tiga
bilangan  dengan  pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  sifat asosiatif pada operasi bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan
konsep yang tidak dikenal  yaitu pembagian bilangan bulat dengan konsep  yang  dikenal  yaitu  pengurangan  bilangan  bulat,  dan  siswa
dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Siswa  5,  siswa  20,  siswa  21,  dan  siswa  29  paham  dengan
perpangkatan  bilangan  bulat  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa  dapat  menghubungkan
pemahaman  baru  yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  dengan pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  perkalian  bilangan  bulat,
siswa  dapat  menghubungkan  konsep  yang  tidak  dikenal  yaitu perpangkatan  bilangan  bulat  negatif  dengan  konsep  yang  dikenal
yaitu  perpangkatan  bilangan  bulat  positif,  dan  siswa  dapat menjelaskan  kembali  pekerjaannya  dengan  logis.  Siswa  9  paham
dengan perpangkatan bilangan bulat sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS.
f. Siswa 5, siswa 9, siswa 20, siswa 21, dan siswa 29 paham dengan
akar  kuadrat  bilangan  bulat  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran metode  penugasan  model  ARCS.  Siswa  dapat  menghubungkan
pemahaman  baru  yaitu  akar  kuadrat  bilangan  bulat  dengan pemahaman  yang  telah  diketahui  yaitu  pembagian  bilangan  bulat,
siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian
bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.
2 Motivasi belajar siswa
Untuk    melihat  perbandingan  tingkat  motivasi  belajar  siswa, dilakukan perhitungan statistik terhap perbandingan  data hasil angket
motivasi  belajar  siswa  sebelum  dan  sesudah  dilakukan  pembelajaran metode penugasan model ARCS untuk tiap-tiap indikator.
Berikut  adalah  data  tingkat  motivasi  belajar  siswa  sebelum  dan sesudah dilakukan pembelajaran metode penugasan model ARCS:
Tabel 4. 62 Perbandingan tingkat motivasi belajar sebelum dan sesudah
dilakukan pembelajaran metode penugasan model ARCS
Indikator Sebelum
Sesudah Perhatian
572 602
Relevansi
466 488
Keyakinan
466 496
Kepuasan 399
420
Data  tingkat  motivasi  belajar  siswa  disajikan  dalam  bentuk  grafik  di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Pada  grafik  di  atas  terlihat  ada  perbedaan  terhadap  tingkat motivasi  belajar  siswa  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran  dengan
metode  penugasan  model  ARCS.  Tingkat  motivasi  belajar  siswa
100 200
300 400
500 600
700
Perhatian Relevansi
Keyakinan Kepuasan
Sebelum Sesudah
cenderung  meningkat.  Hal  ini  diperkuat  dengan  pernyataan  siswa dalam transkrip wawancara nomor 32, 60, 82, 122, dan 174 siswa lebih
tertarik untuk mengerjakan tugas-tugas daripada pembelajaran dengan metode  lain.  Berikut  adalah  kutipan  dari  transkrip  wawancara  kepada
siswa:
Tabel 4. 63 Kutipan transkrip wawancara siswa
Siswa Kutipan wawancara dengan siswa
S5 31.
P : “Kalo pembelajaran di kelas, kamu lebih suka dengan metode ceramah kemudian mengerjakan tugas
atau pakai variasi lain misalnya pakai PPT, games, atau video?”
32. S5: “Kalo saya lebih gampang dijelasin, kasih contoh,
terus langsung kerja. Kalau pakai video biasanya saya malah bingung Bu hehe.”
S9 59.
P : “Kalau pembelajaran di kelas, kamu lebih suka dengan metode pembelajaran yang dijelaskan oleh
peneliti terus diberikan latihan soal atau dengan variasi?”
60. S9 : “Lebih suka dijelaskan terus soal-soal Bu
biasanya.” S20
81. P : “Kalau metode pembelajaran di kelas, kamu lebih
suka dengan metode pembelajaran yang dijelaskan oleh peneliti terus diberikan latihan soal atau dengan
variasi?” 82.
S20 : “Aku yaa suka dua-duanya, soalnya aku emang suka matematika.”
S21 121.
P : “Nah kalo untuk pembelajaran di kelas, kamu lebih suka dijelaskan langsung terus kemudian latihan soal
ato pakai media lain misalnya pakai video, games ?”
122. S21: “Dijelasin aja terus ngerjain.”
S29 173.
P : “Oke, gitu ya. Sepertinya kamu kurang berlatih, dibanyakin latihan soal. Kalo pembelajaran di kelas
kamu lebih seneng dijelaskan terus diberikan tugas ato pakai metode lain misalnya pakai video, games, atau
diskusi?” 174.
S29: “Diskusi.”
Rangkuman perbandingan motivasi belajar siswa
a. Perbandingan tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS  untuk  indikator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perhatian  adalah  untuk  kategori  “siswa  tertarik  terhadap pembelajaran  sehingga  siswa  mau  memperhatikan”  mengalami
peningkatan  dari  skor  87  menjadi  91.  Untuk  kategori  “siswa memperhatikan  penjelasan  yang  diberikan  oleh  guru”  mengalami
peningkatan  dari  sko r  393  menjadi  412.  Untuk  kategori  “siswa
mengajukan  pertanyaan  jika  tidak  mengerti”  mengalami peningkatan dari skor 92 menjadi 99.
b. Motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran metode
penugasan  model  ARCS  untuk  indikator  relevansi  adalah  untuk ka
tegori “siswa tahu tujuan pembelajaran” mengalami peningkatan dari skor 95 menjadi 101. Untuk kategori “siswa tahu manfaat dari
materi  yang  dipelajari”  mengalami  penurunan  dari  skor  103 menjadi  101.  Untuk  kategori  “siswa  dapat  mengaitkan  dengan
sesuatu  yan g  telah  dipelajari  sebelumnya”  skor  tetap  yaitu  95.
Untuk kategori “siswa dapat mengaitkan isi dengan pembelajaran dengan  apa  yang  dia  temukan  dalam  kehidupan  sehari-hari
” mengalami peningkatan dari  skor 92 menjadi 104. Untuk kategori
“strategi guru mengajar sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa” mengalami peningkatan dari skor 81 menjadi 87.
c. Perbandingan tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS  untuk  indikator keyakinan adalah untuk kategori “siswa yakin dengan kemampuan
yang dimiliki” mengalami peningkatan dari skor 285 menjadi 303. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk  kategori  “siswa  yakin  dengan  apa  yang  dikerjakan” mengalami peningkatan dari skor 181 menjadi 193.
d. Perbandingan tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran  metode  penugasan  model  ARCS  untuk  indikator kepuasan adalah untuk kategori “siswa merasa puas karena mampu
menerapkan  keterampilan  baru  yang  telah  dipelajari”  mengalami peningkatan  dari  skor  109  menjadi  112.  Untuk  kategori  “siswa
merasa  puas  jika  siswa  d apat  menyelesaikan  latihan  soal”
mengalami peningkatan dari skor 193 menjadi 207. Untuk kategori “siswa  merasa  puas  jika  siswa  dapat  memahami  pembelajaran”
mengalami peningkatan dengan skor sebelum 97 dan skor sesudah 101.
Berikut adalah kriteria  motivasi  belajar siswa  sebelum dan sesudah pembelajaran model ARCS:
Tabel 4.64 Kriteria motivasi belajar siswa
Skor Siswa Kategori Motivasi
67, 67 Sangat tinggi
67, 67 Tinggi
55, 11 X
Rendah X
55, 11 Sangat rendah
Berdasarkan tabel kriteria motivasi belajar siswa, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.65 Kriteria motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
model ARCS Kategori Motivasi
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
Sangat tinggi 4
6 12.12
18.18
Tinggi 8
15 24.24
45.45 Rendah
11 8
33.33 24.24
Sangat rendah 8
6 24.24
18.18
Berdasarkan  tabel  4.  65  diperoleh  perhitungan  presentase motivasi  belajar  siswa  di  kelas  VII  Erlangga  SMP  Stella  Duce  1
Yogyakarta secara keseluruhan mengalami peningkatan. Kuesioner motivasi  belajar  siswa  awal  menunjukkan  kategori  rendah  yaitu
dengan  frekuensi 11  siswa, 4 siswa pada kategori sangat tinggi,  8 siswa  pada  kategori  tinggi,  dan  8  siswa  pada  kategori  sangat
rendah.  Kuesioner  motivasi  belajar  siswa  akhir  menunjukkan kategori  tinggi  yaitu  dengan  frekuensi  15  siswa,  6  siswa  pada
kategori  sangat  tinggi,  8  siswa  pada  kategori  rendah,  dan  6  siswa pada kategori sangat rendah.
E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian