Definisi Peptic Ulcer Disease

durasi obat yang terlalu lama, interaksi obat, dan pemberian dosis obat terlalu cepat.

7. Ketidaktaatan pasien

Non compliance atau ketidaktaatan pasien adalah salah satu poin Drug Related Problems disebabkan oleh ketidakmampuan pasien mengikuti dan mentaati instruksi terapi obat. Beberapa hal yang menyebabkan ketidaktaatan pasien antara lain: pasien tidak memahami instruksi, pasien tidak minum obat, pasien memilih tidak mengambil pengobatan, dan obat terlalu mahal. Cipolle, Strand dan Morley, 2004.

B. Peptic Ulcer Disease

1. Definisi

Peptic Ulcer Disease PUD adalah luka yang terdapat pada lapisan lambung atau duodenum. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus kecil. Apabila peptic ulcer ditemukan di lambung maka disebut gastric ulcer dan apabila dijumpai pada duodenum disebut duodenal ulcer NIDDK, 2004. Peptic ulcer merupakan luka yang sifatnya kronik, biasanya merupakan luka tunggal yang dapat muncul pada di seluruh bagian gastrointestinal yang terpejan efek getah asam atau pepsin. Peptic ulcer biasa dijumpai di tempat- tempat berikut: Pangkal duodenum, lambung, biasanya pada bagian antrum, taut gastroesofagus, refluks gastroesofagus atau pada esofagus Barrett, pada bagian tepi gastro jejunostomi, duodenum, lambung, danatau jejunum pada pasien dengan sindrom Zollinger-Ellison Robbins and Cotran, 2005. a. Duodenal ulcer Hipersekresi asam lambung merupakan salah satu faktor penyebab duodenal ulcer , selain itu ulcer dapat terbentuk karena adanya respon abnormal terhadap rangsangan submaksimal dari sel-sel sekretori dengan jumlah normal atau respon dari sel-sel parietal dengan jumlah lebih besar dari normal. Pasien dengan duodenal ulcer memiliki jumlah sel-sel sekretori yang lebih besar dari orang normal. Pada duodenal ulcer rasa nyeri muncul 2 jam setelah makan, dan semakin parah dengan adanya makanan asam, alkohol, dan kopi, oleh karena itu penderita duodenal ulcer dapat terbangun pada pukul 1-2 pagi. Mulanya terjadi kerusakan mukosa berkaitan dengan reaksi peradangan. Banyak terjadi pada usia muda terutama pada pria. b. Gastric ulcer Pada gastric ulcer rasa nyeri muncul 30 menit sampai 1 jam setelah makan, rasa nyeri dapat diredakan dengan pemberian antasida atau dengan memuntahkan makanan. Sama halnya dengan duodenal ulcer, gastric ulcer terjadi karena reaksi peradangan. Gejala yang timbul sulit dibedakan dengan duodenal ulcer dan perlu dilakukan endoskopi untuk memastikannya. Banyak terjadi pada usia pertengahan atau lebih tua, terutama pada masyarakat tingkat ekonomi rendah dan perokok. Perubahan ketahanan mukosa dan terjadinya refluks empedu dapat mempengaruhi terjadinya gastric ulcer. c. Stress ulcer Terjadinya tekanan pada lambung dan atau erosi pada lambung karena luka bakar hebat, sepsis, cedera kepala, atau trauma. Pada Stress ulcer melibatkan perdarahan saluran cerna yang fatal. Perdarahan harus diatasi dengan pemberian antasida atau obat antipeptik yang lain, apabila perdarahan tetap terjadi dengan pemberian profilaksis maka vagotomi dan gastrektomi perlu dilakukan. d. Gastritis erosif Gastritis erosif sering kali terjadi karena pemberian obat-obat seperti NSAID, aspirin, kortikosteroid dapat menimbulkan erosi pada mukosa lambung. Alkohol juga berperan dalam semakin buruknya kondisi penyakit. Pemberian obat-obat tersebut juga dapat memperparah prognosis duodenal ulcer. e. Refluks esofagitis Adalah terjadinya refluks isi lambung ke dalam esophagus, dapat terjadi pada berbagai jenis usia dan jenis kelamin. Gejala yang timbul seperti nyeri epigastrik, heartburn, dan regurgitasi. Faktor-faktor yang dapat menurunkan tonus sfingter esophagus seperti makanan, coklat, alkohol, dan rokok dapat memperberat gejala yang dialami. Ilse Truter, 2009

2. Epidemiologi

Dokumen yang terkait

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015

8 22 167

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015.

0 2 167

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

1 17 174

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI – JUNI 20

0 1 16

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien dewasa dengan diagnosis Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2009-2014.

3 18 145

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien lansia dengan diagnosis Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) di instalasi rawat inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2009-2014.

1 17 110

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada kasus terapi diabetes melitus tipe 2 rawat inap : studi kasus di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta periode Maret-Desember 2013 - USD Repository

0 1 157

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien asma pediatri rawat inap : studi kasus di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2013 - USD Repository

0 0 141