Darul IslamTentara Islam Indonesia DITII
                                                                                63
Secara  fisik  militer  gerakan  dipimpin  oleh  Letnan  Kolonel  Untung, Komandan  Batalion  I  Resimen  Cakrabirawa, selaku  pimpinan  formal  seluruh
gerakan.Pada  1  Oktober  1965  dimulai  pada  dini  hari  penculikan  dan pembunuhan  trhadap  6  perwira  tinggi  dan  seorang  perwira  pertama
AD,semuanya  dibawa  ke  desa  Lubang  Buaya  di  sebelah  selatan  Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Jenazah para jendral dimasukan ke dalam sumur
tua lalu ditimbun dengan sampah dan tanah. Mereka juga menguasai dua buah sarana  komunikasi  yang vital yaitu Studio  Radio  Republik  Indonesia  Pusat di
JL.  Medan  Merdeka  Barat  dan  gedung  P.N. Telekomunikasi  di  JL. Medan Merdeka  Selatan. Melalui  RRI  itu  Untung  menyiarkan  pengumuman  bahwa
Gerakan  30  September  ditujukan  kepada  Jenderal-jenderal, Anggota  Dewan Jenderal yang akan mengadakan kudeta yang dilancarkan oleh perwira-perwira
yang  berfikir  maju, pembentukan  Dewan  Revolusi  serta  pembubaran  Kabinet Dwikora.
Hari itu juga Panglima Komando Strategi Angkatan Darat Pangkostrad Mayor Jenderal Soeharto segera bertindak sambil menunggu aturan lebih lanjut
dari  presidenPanglima  Tertinggi  ABRI, Soekarno  yang  saat  itu  berada  di Pangkalan  Udara  Halim  Perdanakusuma  yang  dikuasai  PKI, maka  Soeharto
mengambil  langkah-langkah  mengadakan  koordinasi  di  antara  kesatuan- kesatuan  ABRI, khususnya  yang  ada  di  Jakarta  dengan  menggunakan  unsur-
unsur  Kostrad  yang  ada  di  Jakarta  dan  RPKAD,maka  gerakan  penumpasan dimulai.
Hasil-hasilnya sebagai berikut:  2 Oktober  Lapangan udara  utama  LANUMA  Halim  Perdanakusuma
dapat direbut kembali yang bertempat di Jakarta Timur  3  Oktober  seluruh  korban  penculikan  diketemukan  yang  bertempat  di
Lubang Buaya  4 Oktober Pengangkatan jenazah-jenazah untuk dikirim ke rumah sakit
Gatot Subroto, Jakarta.
64
 5  Oktober  Pemakaman  para  korban  G-30-SPKI  DI  Taman  Makam Pahlawan  Kalibata,
menaikkan  pangkat  secara  anumerta  dan menetapkkannya sebagai pahlawan revolusi yang bertempat di Jakarta.
 5 Oktober Penumpasan G-30-SPKI dan pemulihan keamanan di Jawa Tengah  meliputi  :  Semarang,  Solo,  dan  Yogyakarta  yang  bertempat  di
Jateng DIY.  22 November Ketua C.C. PKI D.N. Aidit ditangkap yang bertempat di
Jakarta .  1 Desember Membentuk Komando Operasi Merapi yang dipimpin oleh
Komandan  RPKAD  Kolonel  Sarwo  Edhie  Wibowo  dan  berhasil menembak  mati  gembong-gembong  PKI  di  Jawa  Tengah  dan  Jawa
Timur yang bertempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur .  30  Desember  Menumpas  pemberontakan  di  Surakarta,  Klaten,  dan
Boyolali yang bertempat di Surakarta.
                