62
3. Peristiwa G-30-SPKI 1965.
Langkah awal yang dilakukan PKI adalah ke desa-desa dan tanah untuk kaum petani yang berhasil dibujuknya dan dalam waktu singkat muncullah
organisasi-organisasi underbow PKI seperti Pemuda Rakyat ,Gerwani dan Lekra. Langkah kedua mendekati kaum buruh dan menguasai Organisasi
Barisan Tani Indonesia BTI yang ada di bawah naungan PNI serta adanya infiltrasi penyusupan ke beberapa partai politik dan organisasi guru PGRI
yang hasilnya pada pemilihan umum I tanggal29 September 1955 PKI masuk 4 besar bersama PNI,Masyumi,dan NU. Langkah ketiga mendekati Presiden
Soekarno dengan menampilkan diri sebagai partai yang Revolusioner. Langkah keempatmenyusup ke dalam tubuh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
ABRI Dengan cara :
- Mendekati dan membujuk anggota ABRI yang menunjukan simpati pada pemberontakan PKI Madiun, perwira-perwira yang sakit hati, dan anggota
muda ABRI yang masuk ABRI setelah tahun 1950. -Melalui Presiden Soekarno supaya membentuk angkatan V yang pada
intinya agar sukarelawan binaan PKI seperti buruh, Pemuda Rakyat, Gerwani dan petani bisa dipersenjatai.
Akhir Agustus 1965 pimpinan biro khusus PKI yakni Syam Kamaruzzaman, Supomo dan Waluyomengadakan pertemuan yang hasilnya
selalu dilaporkan kepada ketua CC.PKI, D.N. Aidit. Sehingga pada tanggal 6 September 1965 menjadi rapat rahasia yang kaitannya terhadap Syam
Kamaruzzaman melontarkan isu adanya Dewan Jenderal yang akan melakukan perebutan kekuasaan terhadap pemerintahan Soekarno.
Dalam rapat tanggal 22 September 1965 PKI membagi tiga pasukan yang harus melakukan tugas-tugas berbeda, yaitu:
1. PASOPATI untuk menculik dan membunuh Jenderal Angkatan Darat 2. BIMASAKTI untuk menguasai RRI dan Telekomunikasi
3. GATOTKACA untuk mengkoordinasikan kegiatan di Lubng Buaya
63
Secara fisik militer gerakan dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa, selaku pimpinan formal seluruh
gerakan.Pada 1 Oktober 1965 dimulai pada dini hari penculikan dan pembunuhan trhadap 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama
AD,semuanya dibawa ke desa Lubang Buaya di sebelah selatan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Jenazah para jendral dimasukan ke dalam sumur
tua lalu ditimbun dengan sampah dan tanah. Mereka juga menguasai dua buah sarana komunikasi yang vital yaitu Studio Radio Republik Indonesia Pusat di
JL. Medan Merdeka Barat dan gedung P.N. Telekomunikasi di JL. Medan Merdeka Selatan. Melalui RRI itu Untung menyiarkan pengumuman bahwa
Gerakan 30 September ditujukan kepada Jenderal-jenderal, Anggota Dewan Jenderal yang akan mengadakan kudeta yang dilancarkan oleh perwira-perwira
yang berfikir maju, pembentukan Dewan Revolusi serta pembubaran Kabinet Dwikora.
Hari itu juga Panglima Komando Strategi Angkatan Darat Pangkostrad Mayor Jenderal Soeharto segera bertindak sambil menunggu aturan lebih lanjut
dari presidenPanglima Tertinggi ABRI, Soekarno yang saat itu berada di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang dikuasai PKI, maka Soeharto
mengambil langkah-langkah mengadakan koordinasi di antara kesatuan- kesatuan ABRI, khususnya yang ada di Jakarta dengan menggunakan unsur-
unsur Kostrad yang ada di Jakarta dan RPKAD,maka gerakan penumpasan dimulai.
Hasil-hasilnya sebagai berikut: 2 Oktober Lapangan udara utama LANUMA Halim Perdanakusuma
dapat direbut kembali yang bertempat di Jakarta Timur 3 Oktober seluruh korban penculikan diketemukan yang bertempat di
Lubang Buaya 4 Oktober Pengangkatan jenazah-jenazah untuk dikirim ke rumah sakit
Gatot Subroto, Jakarta.