Peristiwa G-30-SPKI 1965. Penilaian
66
Aksi KAMI ini membuat presiden Soekarno semakin kehilangan arah kebijakan kepemimpinannya. Kemudian diambilnya langkah kebijakan untuk
membuat perbaikan yakni : 1. Membentuk panitia Ad.Hoc. dan Fact Finding Comission Coti
2. Melakukan reshuffle Kabinet Dwikora menjadi kabinet Dwikora yang disempurnakan
3. Menyeru rakyat untuk mewaspadai neokolonialisme Pada tanggal 24 Februari 1966 adalah hari pelantikan kabinet hasil reshuffle
yang justru memperbesar kekecewaan terhadap presiden Soekarno karena 1. Jenderal A.H. Nasution yang anti komunis ,dihormati di kalangan militer
dan ta kehilangan anaknya akkibat G-30-SPKI,diberhentikan dari kabinet Dwikora
2. Masuknya beberapa menteri yang terindikasi terlibat G-30-SPKI justru diangkat sebagai menteri yakni Sumarjo sebagai menteri pendidikan dan
kebudayaan serta Letnan Kolonel Syafei sebagai menteri Negara. Saat pelantikan menteri hasil reshuffle seluruh pemuda,mahasiswa dan pelajar
melukan demonstrasi besar-besaran
dengan mengempeskan ban
mobil,memblokir jalan dan diangkutnya sejumlah menteri dengan helikopter.Arif Rahman Hakim mahasiswa Universitas Indonesia gugur
tertembak Resimen Cakrabirawa. Tindakan KAMI membuat marah besar Presiden Soekarno hingga 2 hari
kemudian Soekarno bukan membubarkan PKI melainkan membubarkan KAMi,bubarnya KAMI digantikan dengan munculnya KAPPI Kesatuan Aksi
Pemuda Pelajar Indonesia yang mendapat dukungan dari Pangdam Jaya Brigjen Amir Mahmud. Mahasiswa-mahasiswa membentuk laskar Arif
Rahman Hakim dengan 7 batalyon yang diberi nama Irma Suryani Nasution yang kemudian dikenal dengan Angkatan 66.