Narasi Melalui Film NARASI TRAGEDI 1965 PADA MASA ORDE BARU

20 di Indonesia. Narasi mengenai Tragedi 1965, secara massal dinarasikan lewat Indoktrinasi P4 dan dilakukan terhadap seluruh lapisan masyarakat. Lewat program P4 tersebut, masyarakat hanya diberi satu tafsir tunggal terhadap pancasila, tafsir lain harus disensor dan dijauhkan ada dalam benak setiap manusia indonesia. 22 Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila P4, dilengkapi dengan propaganda tentang musuh utama ideologi Pancasila, yang diperkuat dengan pemutaran film Pengkhianatan G30SPKI, sehingga ancaman paling nyata terhadap ideologi Pancasila adalah seperti yang tervisualisaikan lewat film tersebut. 22 Pidato Fadjroel Rachman di Mahkamah Konstitusi: Membela Kebebasan dan Demokrasi Melawan Sensor dan Indoktrinasi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008 21

BAB III NARASI TRAGEDI 1965 PASCA ORDE BARU

Perubahan cara pandang tentang Tragedi kemanusiaan 1965 terjadi setelah munculnya tulisan-tulisan mengenai peristiwa tersebut terutama pasca runtuhnya pemerintahan Orde Baru di tahun 1998. Buku-buku yang bersifat kritis akademis banyak diterbitkan, forum-forum publik tentang Tragedi 1965 pun banyak diselenggarakan. Angin reformasi juga membuat para survivor bisa memberikan narasi Tragedi 1965 menurut versinya, apa yang mereka lihat dan apa yang mereka ketahui tentang Tragedi tersebut, yang kebanyakan berbeda dengan narasi yang disampaikan pemerintah Orde Baru. Pasca Orde Baru runtuh, penarasian Tragedi 1965 ataupun penggalan- penggalan peristiwa seputar Tragedi 1965 banyak divisualisasikan pula lewat film. Beberapa film yang cukup dikenal antara lain: film Shadow Play, film 40 Years of Silence dan film The Act of Killing Jagal. Meski bangsa Indonesia masih terpecah dalam dua pendapat antara percaya atau tidak kepada anggapan bahwa PKI lah yang paling bertanggung jawab atas Tragedi kemanusiaan tersebut namun munculnya film-film diatas dan beberapa film lain berjasa memberikan narasi-narasi lain dengan sudut pandang lain mengenai tragedi kemanusiaan yang selama masa Orde Baru ditabukan oleh negara. Meskipun pasca runtuhnya Orde Baru, masyarakat Indonesia relatif lebih terbuka terhadap narasi lain mengenai Tragedi 1965, namun penolakan terhadap narasi-narasi baru mengenai tragedi tersebut banyak mengalami kendala dan tantangan, semangat Orde Baru yang semula mulai ditinggalkan pasca runtuh