16
alih komando Angkatan Darat dan mulai memimpin operasi penumpasan terhadap gerakan 30 September.
C. Narasi Melalui Film
Film adalah sebuah media audio visual yang dapat menampilkan dengan jelas suatu peristiwa atau kejadian, mungkin karena hal tersebut maka pemerintah
Orde Baru memilih media ini untuk menyampaikan narasi tentang tragedi 1965. Film tentang tragedi 1965 yang sangat dikenal di masyarakat adalah film
“Pengkhianatan G30SPKI”. Film yang dibuat pada tahun 1984 ini, menggambarkan secara gamblang adegan penyiksaan yang dilakukan Gerwani
dan Pemuda Rakyat terhadap para jendral di Lubang Buaya. Dalam film ini digambarkan Gerwani dan Pemuda Rakyat menyilet, menyundut, dan mencungkil
mata para jendral.
16
Film Pengkhianatan G30SPKI yang berdurasi sekitar 220 menit ini diperoduksi pada 1984 dan almarhum Arifin C. Noer didapuk menjadi sutradara
film itu. Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto memerintahkan TVRI untuk menayangkan film itu setiap tanggal 30 September. Murid-murid sekolah
juga diwajibkan menonton film tersebut.
17
Film Pengkhianatan G30SPKI mulai ditayangkan pada 1984 hingga 1997 di TVRI.
18
Selama 13 tahun ditayangkan di televisi nasional dan ditonton oleh hampir seluruh rakyat Indonesia bahkan
16
Luhulima, James , hal. 12
17
http:www.tempo.coreadnews20120929078432667Film-Pengkhianatan-G30SPKI- Propaganda-Berhasilkah. Diakses tanggal 31 Mei 2013
18
http:www.tempo.coreadnews20120929078432682Film-Pengkhianatan-G-30-SPKI-di- Mata-Para-Pemeran
. Diakses tanggal 30 Mei 2013
17
sampai ke pedalaman-pedalaman. Dengan demikian maka timbullah kebencian masyarakat terhadap PKI, lewat film tersebut.
Pada 2000, Tempo mengadakan survei lagi terhadap lebih dari 1.000 responden dari tiga kota terbesar di Indonesia. Ditanya dari mana mereka belajar
tentang sejarah 1965. Hasilnya, 90 persen responden menjawab dari film. Ketika ditanya berapa kali mereka menonton Pengkhianatan G30SPKI, sebagian besar
menonton dengan jumlah paling sering. Hanya 13 persen yang menonton sekali; 29 persen dua kali; 20 persen tiga kali, dan persentase terbesar 38 persen sudah
menonton film itu lebih dari tiga kali. Kerangka berpikir Pengkhianatan G30SPKI masuk ke sumsum tulang sebagian besar masyarakat. Orang swasta
yang tertular kemudian ikut menebar kuman bertutur seperti film propaganda itu.
19
D. Indokrinasi Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila P4
Pada tanggal 12 April 1976 Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal
dengan nama Ekaprasatya Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan
Pancasila P4.
Untuk mendukung
pelaksanaan Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945 secara murni
dan konsekuen, maka sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggarakan penataran P4
secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat. Penataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila, sehingga
19
Baca Majalah Tempo Edisi 1-7 Oktober 2012, hal. 120
18
dengan adanya pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan
terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan mengarah pada dukungan
yang kuat
terhadap pemerintah
Orde Baru.
Sejak tahun 1985 pemerintah menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal dan kehidupan
berorganisasi. Semua bentuk organisasi tidak boleh menggunakan asasnya selain Pancasila. Menolak Pancasila sebagai sebagai asas tunggal merupakan
pengkhianatan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi, dan Pancasila
menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan prestasi tertinggi Orde Baru, dan oleh
karenanya maka semua prestasi lainnya dikaitkan dengan nama Pancasila. Mulai dari sistem ekonomi Pancasila, pers Pancasila, hubungan industri Pancasila,
demokrasi Pancasila, dan sebagainya. Dan Pancasila dianggap memiliki kesakralan kesaktian yang tidak boleh diperdebatkan.
20
Kelahiran dan tumbuh kembang P4 didorong oleh situasi kehidupan negara yang terjadi pada pertengahan tahun 1965. Orde Baru menilai bahwa
terjadinya tragedi nasional, G-30-SPKI pada tahun 1965, adalah karena bangsa Indonesia tidak melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen. Setelah bangsa Indonesia mampu mengatasi akibat dari gejolak yang ditimbulkan oleh gerakan G-30-SPKI, serta telah mampu untuk
menetapkan program pembangunnya, dirasa perlu untuk membenahi karakter
20
http:id.wikipedia.orgwikiSejarah_Indonesia_1966-1998 . Diakses tanggal 1 Juni 2013