Arsip Nasional Republik Indonesia 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah
1. Banda Aceh - Nanggroe Aceh Darussalam NAD
Nanggroe Aceh Darussalam NAD, terletak paling barat di Indonesia. Berdiri pada tanggal 7 Desember 1959, ditetapkan dengan Undang-Undang No 24 tahun 1959
Tentang Daerah Istemewa Aceh. Pada tahun 2001, dengan otonomi khusus, namanya berubah menjadi Naggroe Aceh Darussalam yang beribukota di Banda Aceh.
Provinsi NAD terdiri dari berbagai suku bangsa yaitu suku: Gayo, Alas, Aceh,
Tamiang, Simeullue, Kluet, Aneuk, dan suku-suku lainnya yang berasal dari berbagai daerah. Mayoritas penduduk beragama islam, sehingga di Provinsi Aceh diterapkan
hukum menurut agama islam. Bagi penganut agama lain hukum tersebut tidak berlaku, yang berlaku adalah hukum negara Indonesia.
Tabel 1. Luas Wilayah Berdasarkan Kabupaten di NAD
NO Nama KabupatenKota
Ibukota Luas
km²
1 Kabupaten Aceh Barat Meulaboh
2.928 2 Kabupaten Aceh Barat Daya Blangpidie
2.334 3 Kabupaten Aceh Besar
Kota Jantho 2.969
4 Kabupaten Aceh Jaya Calang
3.817 5 Kabupaten Aceh Selatan
Tapaktuan 3.852
6 Kabupaten Aceh Singkil Singkil
2.289 7 Kabupaten Aceh Tamiang
Kuala Simpang 1.940
8 Kabupaten Aceh Tengah Takengon
4.315 9 Kabupaten Aceh Tenggara
Kutacane 4.189
10 Kabupaten Aceh Timur Langsa
6.041
Arsip Nasional Republik Indonesia 17
NO Nama KabupatenKota
Ibukota Luas
km²
11 Kabupaten Aceh Utara Lhokseumawe
3.237 12 Kota Banda Aceh
- 142
13 Kabupaten Bener Meriah Simpang Tiga Redelong 1.457
14 Kabupaten Bireuen Bireuen
1.901.120 15 Kabupaten Gayolues
Blangkejeren -
16 Kota Langsa Langsa
153 17 Kota Lhokseumawe
Lhokseumawe 262
18 Kabupaten Naganraya Sukamakmue
- 19 Kabupaten Pidie
Sigli 2.885
20 Kabupaten Pidie Jaya Meureudu
- 21 Kota Sabang
Sabang 61
22 Kabupaten Simeulue Sinabang
- 23 Kota Subulussalam
142 -
13 Kabupaten Bener Meriah Simpang Tiga Redelong 1.457
Sumber Data: BPS Provinsi Aceh, Aceh Dalam Angka 2010 01-7-2007
Keberadaan wilayah geografis Kota Banda Aceh terletak antara: 05º 16 15- 05º 36 16 Lintang Utara dan 95º 16 15-95º 22 35 Bujur Timur dengan tinggi rata-
rata 0,80 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah administratif Kota Banda Aceh sebesar 61.359 Ha atau kisaran 61, 36 Km2 dengan batas-batas:
1 Arah Timur
: Selat Malaka 2
Arah Barat : Samudera Indonesia
3 Arah Utara
: Selar Malaka 4
Arah Selatan : Provinsi Sumatera Utara
Banda Aceh terdiri dari 9 Kecamatan, 17 Mukim, 70 Desa dan 20 Kelurahan. Berikut tabel luas wilayah dalam hitungan Km2 dan nilai persentasinya dari masing-
masing Kecamatan :
Arsip Nasional Republik Indonesia 18
Tabel 2. Luas Wialayah Berdasarkan Kecamatan di NAD
Sumber Data: BPS Provinsi Aceh, Aceh Dalam Angka 2010 01-7-2007
Kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh setelah musibah gempa dan tsunami menjadi berkurang bila dibandingkan kondisi kepadatan penduduk sebelum peristiwa
tersebut. Bencana tsunami merenggut korban jiwa sekitar 50 ribu jiwa, banyak menelan korban jiwa terutama di daerah-daerah yang terkena dampak langsung
tsunami. Tahun 2007 jumlah penduduk Kota Banda Aceh sebesar 219.659 jiwa berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik.
Tabel Jumlah Penduduk, Rata-Rata Kepadatan Penduduk Per Desa dan Rata-Rata Kepadatan Penduduk Per Km2 Kota Banda Aceh Tahun 2007
Diurutkan berdasarkan jumlah penduduk per kecamatan
No. Kecamatan Luas Wilayah Km
2
Persentase
1. Meuraxa 7.258
11,85 2. Jaya Baru
3.780 6,16
3. Banda Raya 4.789
7,80 4. Baiturrahman
4.539 7,40
5. Lueng Bata 5.341
8,70 6. Kuta Alam
10.047 16,37
7. Kuta Raja 5.211
8,49 8. Syiah Kuala
14.244 23.21
9. Ulee Kareng 6.150
10,02
Jumlah 61.359
100,00
Arsip Nasional Republik Indonesia 19
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di NAD
No. Kecamatan Jumlah Penduduk
Rata-Rata Kepadatan Penduduk Per
Desa Per Km
2
1. Meuraxa 3.719
232 0,51
2. Jaya Baru 15.317
1.701 4,05
3. Banda Raya 29.363
2.936 6,13
4. Baiturrahman 4.989
1.098 9,03
5. Lueng Bata 23.083
2.564 4,32
6. Kuta Alam 43.746
3.976 4,35
7. Kuta Raja 4.639
773 0,89
8. Syiah Kuala 30.867
3.086 2,17
9. Ulee Kareng 27.936
3.104 4,54
Jumlah 219.659
2.440 3,58
Pada tahun 2006 dan 2007 rasio jenis kelamin penduduk Kota Banda Aceh sudah diatas 100, hal ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari
pada jumlah penduduk perempuan. Tabel Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio pada Tahun 2007Diurutkan berdasarkan rasio sex jumlah penduduk
per kecamatan.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Kecamatan
Jenis Kelamin Sex Rasio
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Meuraxa 1.966
1.753 3.719
112,2 2. Jaya Baru
8.097 7.220
15.317 112,1
3. Banda Raya 15.522
13.841 29.363
119,1 4. Baiturrahman
21.668 19.321
40.989 112,1
5. Lueng Bata 12.202
10.881 23.083
112,0 6. Kuta Alam
23.088 20.621
43.746 111,9
Arsip Nasional Republik Indonesia 20
No. Kecamatan
Jenis Kelamin
Sex Rasio No.
Kecamatan
7. Kuta Raja 3.013
2.187 4.639
137,8 8. Syiah Kuala
15.473 14.550
30.867 175,1
9. Ulee Kareng 14.767
13.169 27.936
112,1
Jumlah 116.116
103.543 219.659
112,4
Sumber : Banda Aceh Dalam Angka Tahun 2008 BPS Kota Banda Aceh
a Klimatologi
Klimatologi Kota Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,5º C sampai 27,5º C dengan tekanan 1008
– 1012 milibar. Sedangkan untuk suhu terendah dan tertinggi bervariasi antara 18º C hingga 20º C
dan 33º C hingga 37º C. Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada
keadaan iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data tahun 1998 berkisar antara 75 - 87. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember dan
terendah pada bulan Juni. Kecepatan angin bertiup antara 2 – 28 knots. Sebagai
gambaran dapat diamati grafik perkembangan kondisi klimatologis Kota Banda Aceh selama setahun yang meliputi curah hujan rata-rata bulanan; suhu udara
rata-rata; maksimum dan minimum; tingkat kelembaban relatif rata-rata; maksimum dan minimum; serta kecepatan angin rata-rata; maksimum dan
minimum. Kota Banda Aceh dibelah oleh Krueng Aceh yang merupakan sungai
terpanjang di kawasan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Terdapat tujuh sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai daerah
tangkapan air
Catchment Area
, sumber air baku, kegiatan perikanan, dan sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin,
payau dan tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota
membujur dari timur ke barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai
kecamatan Meuraxa. Klimatologi Kota Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata
Arsip Nasional Republik Indonesia 21
bulanan berkisar antara 25,5º C sampai 27,5º C dengan tekanan 1008 - 1012 milibar.
b Litologi
Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum dan khususnya di daerah pesisir ini didominasi oleh jenis tanah Podzolik Merah
Kuning PMK dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai kasar. Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air
sungai atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi endapan di tempat-tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai
lainnya, seperti pada belokan sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh aliran permukaan setempat dijumpai sebagai longgakan tanah pada bagian tertentu.
c Geomorfologi
Daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi : a
Dataran terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga sebagian Kecamatan Kuta Raja
b Pesisir pantai wilayah barat di sebagian Kecamatan Meuraxa
Sedangkan daerah yang termasuk pedataran sampai dengan elevasi ketinggian 0 hingga lebih dari 10 m, kemiringan lereng 0 - 2 terletak antara
muara-muara sungai dan perbukitan. Dari kondisi geologi Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang memanjang dari Banda Aceh hingga
Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11 cmtahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor.
Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah dan Darussalam, sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan
hasil ambalasan sejak Pilosen membentuk suatu Graben. Ini menunjukkan ruas- ruas patahan Semangko di Pulau Sumatera dan kedudukannya terhadap Kota
Banda Aceh, dan kedua patahan yang merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu pada pegunungan di sebelah Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh
merupakan batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa di
Arsip Nasional Republik Indonesia 22
sekitarnya. Gambar berikut menjelaskan struktur patahan semangko yang
melintasi wilayah Kota Banda Aceh
d Topografi
Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir dari luapan Sungai Krueng Aceh dan 70 wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter
dari permukaan laut. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50 m di atas permukaan laut. Dataran ini diapit oleh
perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut.
2. Padang - Sumatera Barat