31 pembelajaran, maka perbaikan kurikulum dan peningkatan kompetensi atau
kemampuan guru menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Dengan demikian dapat diperoleh pengertian bahwa yang menjadi sasaran
dalam kegiatan supervisi adalah perbaikan situasi belajar mengajar, pengembangan, dan pemeliharaan semangat kerja guru dan staf. Hal ini
dikarenakan guru merupakan faktor utama dalam proses pembelajaran dan gurulah yang mempunyai kewenangan untuk merancang bagaimana proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sehingga dalam rangka perbaikan pembelajaran maka harus dilakukan melalui pembinaan kompetensi profesional
guru.
D. Pelaku Supervisi Pendidikan
Ngalim Purwanto 2005: 76 mengemukakan bahwa supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Dengan melihat pendapat tersebut, guru dan pegawai sekolah juga termasuk pelaku
supervisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa para pelaku dalam supervisi pendidikan meliputi orang yang mensupervisi atau
“supervisor” dan orang yang disupervisi atau yang lazim disebut
“supervisee”.
1. Supervisor
a. Pengertian Supervisor
Dalam Kamus Inggris-Indonesia John M. Echols dan Hassan Shadily, 2000: 569, dituliskan
“supervisor” adalah pengawas atau orang yang mengawasi. Pada pembahasan yang lain, Suharsimi Arikunto 2004: 73
32 memberikan definisi mengenai supervisor yaitu penanggung jawab utama atas
terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikannya.
Dalam buku Instructional Supervision, Sally J. Zepeda 2007: 1 mengungkapkan
“supervisor are teachers of teachers –adult professionals with learning needs as varied as those of the students in their classrooms”. Kurang
lebih dapat diartikan bahwa supervisor adalah guru dari para guru atau orang dewasa profesional, dengan kebutuhan belajar yang sama bervariasinya dengan
siswa-siswanya di kelas-kelas mereka. Dari berbagai batasan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
supervisor pendidikan adalah pejabat atau pejabat terdepan yang diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk melaksanakan pembinaan sekolah baik dari
segi teknis edukatif maupun administratif pada setiap jenis dan jenjang pendidikannya.
b. Kompetensi Supervisor
Kompetensi berarti kewenangan untuk menentukan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 584. Sedangkan Abdul Majid 2006: 5 menerangkan bahwa
kompetensi adalah seperangkat inteligen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-
tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Dalam buku Kurikulum Berbasis Kompetensi Pusat Kurikulum Balitbang, 2002: 1 diungkapkan bahwa
kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
33 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
adalah suatu kewenangan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dalam bidang tertentu sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
dimiliki secara konsisten dan penuh tanggungjawab. Adapun yang dimaksud dengan kompetensi dalam penelitian ini adalah kewenangan kepala sekolah
sebagai supervisor dalam pelaksanaan supervisi sesuai dengan kemampuan dasarnya yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
c. Tugas-tugas Supervisor