11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Efektivitas
1. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Menurut Hani Handoko 2003: 7 efektivitas merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keefektifan bisa diartikan tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Menurut mahmudi 2007: 84, Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yng sesungguhnya dicapai. Semakin besar
konstribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif suatu kegitan, program dan atau organisasi. Maka suatu organisasi, program, atau
kegiatan dikatakan efektif jika output yang dihasulkan bisa memenuhi tujuan sebagaimana yang dikehendaki. Untuk mengukur efektivitas kesuksesan suatu
organisasi, program, atau aktivitas dalam mencapai suatu tujuan selalu dikaitkan dengan output-nya dan tidak mungkin bisa tampa memperhatikan outcome.
Dimana yang dimaksud dengan output adalah hasil langsung dari suatu proses, contoh dari output adalah jumlah lulusan, jumlah kasus dan lain sebagainya.
Sedangkan yang dimaksut dengan outcome adalah hasil yang dicapai dari suatu
12 program atau aktivitas dibandingkan dengan hasil yang diharapkan. Pengukuran
output merupakan pengukuran kuluaran langsung suatu proses yang menunjukan hasil implementasi program atau aktivitas. Dan pengukuran outcome merupakan
pengukuran dampak social suatu aktivitas dengan mengukur nilai kualitas dari output.
2. Kriteria Keefektifan
Keefektifan suatu organisasi dapat dikaji dari berbagai sudut pandang tergantung pada kebutuhan yang dikehendaki. Husaini Usman 2008: 220,
menyebutkan bahwa indikator-indikator keefektifan organisasi meliputi: 1 berfokus pada pelanggan; 2 berfokus pada upaya pencegahan masalah; 3
investasi pada manusia dan menganggap bahwa manusia sebagai asset organisasi yang tak ternilai; 4 memiliki strategi untuk mencapai mutu; 5 memperlakukan
keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri; 6 memiliki kebijakan dalam perencanaan mutu; 7 mengupayakan proses perbaikan terus menerus
dengan melibatkan semua pihak terkait; 8 membentuk fasilitator yang bermutu; 9 mendorong orang untuk berinovasi dan berkreasi; 10 memperjelas peranan
dan tanggungjawab setiap orang; 11 memiliki strategi evaluasi yang objektif dan jelas; 12 memiliki rencana jangka panjang; 13 memiliki visi dan misi; 14
memandang mutu sebagai bagian dari kebudayaan; 15 meningkatkan mutu sebagai kewajiban; 16 terbuka dan tanggung jawab.
3. Keefektifan Kepala Sekolah